0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
33 tayangan2 halaman
Puisi pertama menggambarkan perasaan rindu anak terhadap ayahnya ketika melihat mata ayah yang menunjukkan kelelahan dan penderitaan hidup. Puisi kedua menyampaikan ucapan terima kasih anak kepada ayah atas segala pengorbanan dan bimbingannya. Puisi ketiga mengungkapkan kerinduan mendalam anak terhadap sosok ayah yang telah lama tiada.
Puisi pertama menggambarkan perasaan rindu anak terhadap ayahnya ketika melihat mata ayah yang menunjukkan kelelahan dan penderitaan hidup. Puisi kedua menyampaikan ucapan terima kasih anak kepada ayah atas segala pengorbanan dan bimbingannya. Puisi ketiga mengungkapkan kerinduan mendalam anak terhadap sosok ayah yang telah lama tiada.
Puisi pertama menggambarkan perasaan rindu anak terhadap ayahnya ketika melihat mata ayah yang menunjukkan kelelahan dan penderitaan hidup. Puisi kedua menyampaikan ucapan terima kasih anak kepada ayah atas segala pengorbanan dan bimbingannya. Puisi ketiga mengungkapkan kerinduan mendalam anak terhadap sosok ayah yang telah lama tiada.
Urat-urat daging-daging tua keras terasa Mataku tersenyum, matanya menyapa Anak yang pulang disambut mesra. Tapi matanya, mata yang menatapku Kolam-kolam derita dan pudar bulan pagi Garis-garis putih lesu melingkungi hitam-suram Suatu kelesauan yang tak pernah dipancarkan dulu. Kelibat senyum matanya masih jua ramah Akan menutup padaku kelesuan hidup sendiri Bagai dalam suratnya dengan kata-kata siang Memintaku pulang menikmati beras baru. Anak yang pulang di sisi ayahnya maka akulah merasakan kepedihan yang tercermin di mata
TERIMA KASIH BUAT AYAH
~ AHSAN Terima kasih duhai ayah Lahirku kedunia ku disambut penuh syukur Bisikan adzan ke telinga Iqomah kalimat nan luhur Lahirku ke dunia ku diasuh mengenal Allah Ku diajar sebut namaNya Juga Nabi Rasul mulia Salam sayang ayah Mendidiku tak pernah jemu Halalkanlah makan minumku Maafkanlah salah silafku Tanpa maaf dan juga restu Hidupku jadi tak menentu Tiada yang lebih bernilai Dari pengorbanan yang suci itu Tak berdaya aku membalasnya Moga aku jadi anak yang bertaqwa Jasamu oh ayah Akan ku kenang selamanya Hidup saling berkasih sayang Membina keluarga bahagia Padamu Allah aku berdoa Padamu juga aku meminta Rahmati ibu, ayah tercinta
Meski kain pelekatnya bersih dalam
kesegaran wuduk Dan ia tidak pernah merasa, sebab derita itu adalah dia.
Ampunilah dosa-dosa mereka
Panjang umur murahkan rezeki Sejahtera dalam ketaatan moga berbahagia di dunia, di akjherat mendapat syurga Daku mengharap ridhomu ayah Hanya itu yang aku pinta Agar hidup lebih bermakna
Ayah,anakmu rindu
Ayah, anakmu rindu.
Ada sisi yang muncul di saat malam. Tersembunyi jauh direlung jiwa dalam. Tentang rindu dendam yang terpendam. Tngin bersama di dunia seperti masa silam. Rindukan sosok tegar dan sangat bersahaja. Seorang guru yang mendidik hati dan kepala. Tersenyum hadapi rasa sakit di dalam dada. Tampai maut datang pisahkan jasad dan jiwa. Tatkala kerinduan begitu kuat menggelegak. Kepala tak mampu berdiri tegar dan tegak. Dada seakan ingin menjerit, meledak. Semua itu rahasia Pemilik Kehendak.
Andaikan waktu bisa bergulung dialam materi.
Tentu takkan ada airmata rindu saat dinihari. Tapi, semua itu kehendak Sang Maha Pemberi. Walau menangis di dalam dadapun manusiawi. Duapuluh dua tahun telah berlalu,Ayah, anakmu rindu. Al Faqir