Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM 4

PENGELOLAAN SAMPAH DOMESTIK DI KOTA PALANGKARAYA

Widya Krestina, M.Si


Pengajar Pengetahuan Lingkungan - UNPAR

Oleh :

Jovin
Muhamad Faisal
Riky Subarja
Khusnul Khatimah
Chetty Agnina

ACD 115 046


ACD 115 072
ACD 115 044
ACD 115 025
ACD 115 012

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2016

1. Pendahuluan
Istilah sampah pasti sudah tidak asing lagi ditelinga. Jika mendengar istilah sampah,
pasti yang terlintas dalam benak kita adalah setumpuk limbah yang menimbulkan aroma bau
busuk yang sangat menyengat. Sampah diartikan sebagai material sisa yang tidak diinginkan
setelah berakhirnya suatu proses. Sampah adalah zat kimia, energi atau makhluk hidup yang
tidak mempunyai nilai guna dan cenderung merusak. Sampah merupakan konsep buatan
manusia, dalam proses-proses alam tidak ada sampah, yang ada hanya produk-produk yang
tak bergerak. Sampah merupakan permasalahan yang terjadi hampir diseluruh daerah di
wilayah indonesia. Sebagian besar orang beranggapan bahwa sampah merupakan benda sisa
atau yang sudah rusak atau yang dianggap sudah tidak terpakai. Karena itu, sampah perlu
dibuang ke suatu tempat karena bisa mengganggu, apakah karena baunya, atau bisa menjadi
sarang penyakit, atau mengganggu estetika permukiman. Selama ini sebagian besar pasar
tradisional dalam mengelola sampah masih bertumpu pada pendekatan akhir (end of pipe),
yaitu sampah dikumpulkan, diangkut, dan dibuang ke tempat pemrosesan akhir sampah
(TPA). Hal ini berpotensi besar melepas gas metan ( CH4 ) yang dapat meningkatkan emisi
gas rumah kaca dan memberikan kontribusi terhadap pemanasan global. Selain itu juga
diperlukan biaya yang tidak sedikit untuk mengangkut sampah tersebut ke TPA. Supaya
persoalan yang sama tidak terulang lagi, yang krusial adalah mengubah manajemen
persampahan. Budaya pengurusan sampah mesti diubah, bukan dibuang tetapi dikelola.
Pertumbuhan penduduk dan arus urbanisasi penduduk Indonesia sangatlah pesat.
Pertumbuhan penduduk tersebut akan selalu berhubungan dengan perubahan jumlah sampah.
Sampah tersebut bila tidak ditangani secara tepat akan menimbulkan permasalahan yang
cukup serius pada lingkungan. Salah satu faktor yang menyebabkan rusaknya lingkungan
hidup yang sampai saat ini masih tetap menjadi PR besar bagi bangsa Indonesia adalah
faktor pembuangan limbah sampah plastik. Kantong plastik telah menjadi sampah yang
berbahaya dan sulit dikelola.
Manusia memang dianugerahi Panca Indera yang membantunya mendeteksi berbagai
hal yang mengancam hidupnya. Namun di dalam dunia modern ini muncul berbagai bentuk
ancaman yang tidak terdeteksi oleh panca indera kita, yaitu berbagai jenis racun yang dibuat
oleh manusia sendiri. Lebih dari 75.000 bahan kimia sintetis telah dihasilkan manusia dalam
beberapa puluh tahun terakhir. Banyak darinya yang tidak berwarna, berasa dan berbau,
namun potensial menimbulkan bahaya kesehatan.

Sebagian besar dampak yang diakibatkannya memang berdampak jangka panjang,


seperti kanker, kerusakan saraf, gangguan reproduksi dan lain-lain. Sifat racun sintetis yang
tidak berbau dan berwarna, dan dampak kesehatannya yang berjangka panjang, membuatnya
lepas dari perhatian kita. Kita lebih risau dengan gangguan yang langsung bisa dirasakan oleh
panca indera kita. Hal ini terlebih dalam kasus sampah, di mana gangguan bau yang menusuk
dan pemandangan (keindahan/kebersihan) sangat menarik perhatian panca indera kita.
Begitu dominannya gangguan bau dan pemandangan dari sampah inilah yang telah
mengalihkan kita dari bahaya racun dari sampah, yang lebih mengancam kelangsungan hidup
kita dan anak cucu kita.
2. Tujuan
1. Untuk mengetahui mengetahui upaya pengelolaan sampah domestik di kota
palangkaraya.
2. Untuk mengetahui partisipasi dan kesadaran anggota.
3. Masyarakat dalam pengelolaan sampah tersebut.

3. Waktu dan Tempat


Pelaksanaan praktek mengenai Pengelolaan sampah domestik di kota palangkaraya
dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 19 Maret 2016, pukul 13.30 15.00 Wib. Bertempat Di
jalan Yos Sudarso 10 dan jalan G.Obos 12 Kota Palangka Raya.
4. Bahan dan Alat
Adapun bahan dan alat yang dilakukan dalam praktikum ini adalah Kamera, dan Alat
tulis menulis.
5. Prosedur Kerja
1. Melakukan survei ke beberapa tempat penampungan sampah (TPS) di wilayah kota
palangkaraya.
2. Menentukan 2 TPS yang menjadi target observasi untuk setiap kelompok.
3. Melakukan pengamatan terhadap sampah domestik dan pengelolaannya yang di sertai
wawancara terbatas pada beberapa warga setempat.

6. Hasil Pengamatan
Lokasi pengamatan: Jalan Yos Sudarso Induk kota palangka raya
1. Tempat penampungan sampah (TPS)
- Alamat TPS yamg diobservasi : -TPS 1 di Yos Sudarso Induk
- Jarak TPS dengn jalan umum : - TPS 1 Meter
- Jarak TPS dengan rumah wargayang terdekat :-TPS 1 50 Meter
- Daya tampung sampah pada TPS :-TPS 1 6-7 meter
- Satu TPS mampu menampung sampah domestik dari :- TPS 1 40-50 Rumah
- Kondisi fisik TPS : - TPS 1 Baik
- Kondisi sampah pada TPS : -Sampah Berserakan di sekitar TPS
- sampah pada TPS dan dari rumah yang berjarak lebih lebih dari 300 m : <300m
2. partisipasi warga dalam pengelola sampah
- apakah semua warga sekitar TPS yang membuang sampah di TPS : Sebagian
besar
- alasan jika ada warga yang tidak membuang sampah di TPS :Sampah dibakar
- sampah yang dibuang ke TPS umumnya : Dibungkus dengan kantung plastik
- warga paling sernig membuang sampahdi TPS pada waktu : Malam
- Adakah pungutan/iuran yang dibayar oleh warga sekitar : Tidak ada
- TPS untuk kebersihan dan pengangkutan sampah : Ada
- Apakah ada warga setempat yang menjaga kebersihandan pengaturan sampah di
TPS : Tidak ada
3. Materi sampah domestic
- Bahan sampah terdiri dari : Sisa makanan
- Bahan sampah yang paling dominan : Sisa makanan
- Kondisi air sampah pada umunya : Kering dan Basah
- Kondisi bahan-bahan organic pada umumya : Sebagian Busuk
- Apakah ada pemulung untuksebagian materi sampah di TPS : Selalau ada
- Pemulung (jika ada) memanfaatkan sebagian sampah untuk keperluan : Dijual
- Apakah ada hewan yang mencari makanan di TPS : Ada
- Hewan yang sering mencari makan di TPS : Anjing
- Kondisi sampah di TPS akibat adanya pemulung : Sebagian Tercecer Keluar
4. Pengelola sampah oleh petugas pemerintah daerah
- Apakah ada petugas mengangkut sampah : Ada
- Petugas pengangkut sampah datang setiap : 5-7 Hari
- Waktu pengangkutan sampah oleh petugas pada pukul : 20.00 wib
- Apakah sampah yang diangkut petugas : Semua sampah hingga habis
- Jika ada sebagian sampah yang tidak diangut petugas, alasanya bahan sampah
sulit diangkut / daya tampung truk sampah sudah penuh : Daya tampung truk
sampah sudah penuh.
- Kondisi TPS setelah sampah di angkut petugas :Di bersihkan tapi masih ada yang
tercecer.
- Pernahkah sampah tidak diagkut petugas : Tidak pernah
- Sampah yang diangkut petugas selanjutnya ditampung di : Diluar kota
- Sampah yang diangkut digunakan untuk : Di tampung di tempat khus
- Apakah petugas pengangkut sampah mengguakan alat : Sepatu boot
5. Kesan masyarakat terhadap sampah di TPS

Apakah ada warga di sekitar TPS merasa khawatir resiko akibat sampah di TPS :
Semua warga
Alasan bagi warga yang tidak merasa khawatir dengan sampah di TPS :Sebagian
sampah dapat di manfaatkan .
Resiko (jika ada) yang dikhawatirkan akibat sampah di TPS adalah :Bau amis dan
bau busuk

Lokasi pengamatan: Di Jalan G.Obos 12 Kota Palangka Raya


1. Tempat penampungan sampah (TPS)
- Alamat TPS yamg diobservasi :- TPS G.OBOS 12
- Jarak TPS dengn jalan umum :- TPS 2 1 Meter
- Jarak TPS dengan rumah wargayang terdekat :- TPS 2 1 Meter
- Daya tampung sampah pada TPS :- TPS 2 4m3
- Satu TPS mampu menampung sampah domestik dari :- TPS 2 30-50 Meter
- Kondisi fisik TPS :- TPS 2 Baik
- Kondisi sampah pada TPS :- Sampah berserakan di sekitar TPS.
- sampah pada TPS dan dari rumahyang berjarak lebih lebih dari 300 m :- 300 meter
2. partisipasi warga dalam pengelola sampah
- apakah semua warga sekitar TPS yang membuang sampah di TPS : Sebagian besar
warga
- alasan jika ada warga yang tidak membuang sampah di TPS : Sampah dibakar
- sampah yang dibuang ke TPS umumnya : Di bungkus dengan plastik
- warga paling sering membuang sampahdi TPS pada waktu : Malam
- adakah pungutan/iuran yang dibayar oleh warga sekitar : Tidak ada
- TPS untuk kebersihan dan pengangkutan sampah : Tidak ada
- Apakah ada warga setempat yang menjaga kebersihandan pengaturan sampah di TPS
: Tidak ada
3. Materi sampah domestik
- Bahan sampah terdiri dari : Sisa makanan
- Bahan sampah yang paling dominan : Sisa makanan
- Kondisi air sampah pada umunya : Kering dan Basah
- Kondisi bahan-bahan organic pada umumya : Sebagian Busuk
- Apakah ada pemulung untuk sebagian materi sampah di TPS : Selalu ada
- Pemulung (jika ada) memanfaatkan sebagian sampah untuk keperluan : Dijual
- Apakah ada hewan yang mencari makanan di TPS : Ada
- Hewan yang sering mencari makan di TPS : Anjing
- Kondisi sampah di TPS akibat adanya pemulung : Tidak ada
4. Pengelola sampah oleh petugas pemerintah daerah
- Apakah ada petugas mengangkut sampah : Ada
- Petugas pengangkut sampah datang setiap: 5-7 hari
- Waktu pengangkutan sampah oleh petugas pada pukul: 20.00 Wib
- Apakah sampah yang diangkut petugas: Semua sampah sampah hingga habis
- Jika ada sebagian sampah yang tidak diangut petugas, alasanya bahan sampah sulit
diangkut / daya tampung truk sampah sudah penuh: Daya tampung truk sampah
sudah penuh
- Kondisi TPS setelah sampah di angkut petugas: Dibersihkan tapi masih ada yang
tercecer
- Pernahkah sampah tidak diagkut petugas: Tidak pernah

Sampah yang diangkut petugas selanjutnya ditampung di: Di tampung ditempat


khusus
- Sampah yang diangkut digunakan untuk: Diluar kota
- Apakah petugas pengangkut sampah mengguakan alat: Sepatu boot.
5. Kesan masyarakat terhadap sampah di TPS
- Apakah ada warga di sekitar TPS merasa khawatir resiko akibat sampah di TPS:
Sebagian besar warga.
- Alasan bagi warga yang tidak merasa khawatir dengan sampah di TPS: Sampah
selalu diangkut tepat waktu kondisi TPS selalu bersih setelah sampah di angkut.
- Resiko (jika ada) yang dikhawatirkan akibat sampah di TPS adalah: Bau amis dan
bau busuk.

7. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan diatas, yang berada dilokasi jalan Yos Sudarso dan
G.Obos XII, menunjukkan bahwa setiap TPS mampu menampung sampah rumah tangga
sekitar 40-50 rumah, dimana pada masing-masing TPS mampu menampung beberapa jenis
sampah domestik seperti limbah plastik dan sisa makanan. Pada TPS dijalan yos sudarso,
memiliki kondisi fisik TPS yang sangat layak pakai, adapun yang menjadi kendala didaerah
TPS tersebut yaitu keadaan sampahnya sangat berserakan karena daya tampung tps tersebut
melebihi dari yang dianjurkan yaitu 1 TPS 6-7 meter. Berdasarkan wawancara kami

terhadap partisipasi masyarakat dalam mengelola sampah, salah satunya membuang sampah
disekitar TPS, serta sampah yang umumnya dibuang di tps dengan menggunakan kantong
plastik, masyarakat juga membuang sampahnya pada malam hari. Adapun materi sampah
domestik, berupa sampah sisa makanan, serta kondisi sampah yang dibuang masih dalam
keadaan kering dan basah. Bahan-bahan organik sampah yang dibuang pada umumnya sudah
berbau busuk. Sebagian pemulung mengambil sampah dimanfaatkan sampah untuk dijual
serta sampah organik sisa makanan dimanfaatkan untuk makanan ternak. Adapun yang
menjadi permasalahan setelah pemulung mengambil sampah bersebaran disekitar TPS hal ini
lah yang menyebabkan disekitar TPS menjadi tercecer kemana-kemana. Pengelolaan sampah
dikota palangkaraya ini merupakan tanggung jawab pemerintah daerah, setiap sampah di TPS
diangkut oleh petugas 5-7 hari sekali dan diangkut pada pukul : 20.00 WIB. Semua sampah
yang diangkut tidak sampai habis hal ini karena bahan sampah sulit diangkut/ daya tampung
truk sampah sudah penuh serta kondisi tps setelah sampah dibersihkan tapi masih ada yang
tercecer. Sampah yang ada tps selalu diangkut setiap minggunya. Sampah yang diangkut oleh
petugas selanjutnya dilanjutnya ditampung diluar kota. Setiap petugas pengangkut sampah
menggunakan sepatu boot. Kebanyakan masyarakat khawatir rseiko akibat sampah yang ada
disekitar TPS tersebut. Sebagian masyarakat tidak khawatir akan adanya sampah disekitar
TPS karena sampah tersebut dapat dimanfaatkan kembali, misalnya sampah organik dapat
dimanfaatkan untuk makanan ternak berupa sisa potongan sayur dan lain sebagainya serta
diolah menjadi kompos. Serta sampah anorganik, yang dapat diolah menjadi berbagai jenis
kerajinan tangan. Adapun resiko yang dikhawatirkan akibat sampah di TPS yaitu bau amis
dan busuk.

Pada Pengamatan

Kedua, kami mengamati TPS disekitar, Jalan G.Obos xii

menunjukkan bahwa setiap TPS mampu menampung sanpah rumah tangga sekitar 30-50
rumah, dimana pada masing-masing TPS mampu menampung beberapa jenis sampah
domestik seperti limbahs plastik, sisa makanan. Pada TPS dijalan yos sudarso, memiliki
kondisi fisik TPS yang sangat layak pakai, adapun yang menjadi kendala didaerah tps
tersebut yaitu keadaan sampahnya sangat berserakan karena daya tampung tps tersenut
melebihi dari yang dianjurkan yaitu 1 TPS 30-50 meter. Berdasarkan wawancara kami,
terhadapa partisipasi masyarakat dalam mengelola sampah, salah satunya membuang sampah
disekitar TPS, serta sampah yang umumnya dibuang di tps dengan menggunakan kantong
plastik, masyarakat juga membuang sampahnya pada malam hari. Adapun materi sampah

domestik, berupa sampah sisa makanan, serta kondisi sampah yang dibuang masih dalam
keadaan kering dan basah. Bahan-bahan organik sampah yang dibuang pada umumnya sudah
berbau busuk. Sebagian pemulung mengambil sampah dimanfaatkan sampah untuk dijual
serta sampah organik sisa makanan dimanfaatkan untuk makanan ternak. Adapun yang
menjadi permasalahan setelah pemulung mengambil sampah bersebaran disekitar TPS hal ini
lah yang menyebabkan disekitar TPS menjadi tercecer kemana-kemana. Pengelolaan sampah
dikota palangkaraya ini merupakan tanggung jawab pemerintah daerah, setiap sampah di TPS
diangkut oleh petugas 5-7 hari sekali dan diangkut pada pukul : 20.00 WIB. Semua sampah
yang diangkut tidak sampai habis hal ini karena bahan sampah sulit diangkut/ daya tampung
truk sampah sudah penuh serta kondisi tps setelah sampah dibersihkan tapi masih ada yang
tercecer. Sampah yang ada tps selalu diangkut setiap minggunya. Sampah yang diangkut oleh
petugas selanjutnya dilanjutnya ditampung diluar kota. Setiap petugas pengangkut sampah
menggunakan sepatu boot. Kebanyakan masyarakat khawatir rseiko akibat sampah yang ada
disekitar TPS tersebut. Sebagian masyarakat tidak khawatir akan adanya sampah disekitar
TPS karena sampah tersebut dapat dimanfaatkan kembali, misalnya sampah organik dapat
dimanfaatkan untuk makanan ternak berupa sisa potongan sayur dan lain sebagainya serta
diolah menjadi kompos. Serta sampah anorganik, yang dapat diolah menjadi berbagai jenis
kerajinan tangan. Adapun resiko yang dikhawatirkan akibat sampah di TPS yaitu bau amis
dan busuk.

Diskusi
1. Bagaimana pengelolaan sampah domestik di kota Palangkaraya?
2. Bagaimana partisipasi dan kesadaran anggota masyarakat dalam pengelolaan sampah
domestik di lingkungan?
3. Berapa rasio yang sesuai antara TPS dengan kepadatan penduduk agar sanistasi
lingkungan tetap terjaga?
4. Adakah dampak negatif ataupun manfaat dari sampah di TPS bagi warga di
sekitarnya?
5. Sebutkan dan jelaskan beberapa gangguan kesehatan (sakit) yang bersumber dari
sampah domestik?

6. Apakah lokasi TPS yang diobservasi disertai perumahan warga dan jalan-jalan yang
melintasnya, lengkapi dengan nama komplek / kampung / nama jalan.
Jawaban :
1. Pengelolaan sampah domestik di kota Palangkaraya masih kurang terkelola dengan
baik, karena warga masyarakat hanya menitikberatkan pada pemerintah daerah dalam
pengelolaan sampah.
2. Partisipasi dan kesadaran anggota masyarakat dalam pengelolaan sampah domestik di
kota Palangkaraya masih sangat kurang. Warga masyarakat tidak mau turun tangan
dalam mengelola sampah. Contohnya pemerintah memberi jadwal pembuangan
sampah pada TPS pada sore hari dari pukul 17.00 sampai subuh hari sebelum petugas
pembersih mengambil dan membersihkan sampah, tetapi masyarakat seenaknya
membuang sampah pada siang bahkan pagi hari setelah TPS dibersihkan.
3. Dalam rentang 2009-2012 terjadi kecenderungan penurunan TPS terhadap jumlah
penduduk kota cantk ini. Data terakhir ada 30 TPS yang dibongkar wali kota
Palangkaraya Riban Satia pada (25/02) menyebutkan ternate kota cantik ini hanya
mampu mengangkut sampah dari TPS sebanyak 60% dari seluruh produksi sampah
tiap hari.
4. Dampak negatifnya apabila TPS tersebut tidak dikelola dengan baik oleh masyarakat
sekitar maka akan menyebabkan pencemaran udara dan juga bisa menjadi sumber
bibit penyakit dari binatang seperti kecoa, tikus, kucing maupun anjing. Salah satu
manfaatnya yaitu tidak terlalu jauh untuk membuang sampah.
5. Gangguan kesehatan (sakit) yang bersumber dari sampah domestik yaitu :
Penyakit diare, koler, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari

sampah dengan pengelolaan tidak dapat bercampur air minum.


Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).
Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya
adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia). Cacing ini
sebelumnya masuk ke dalam peternakan binatang ternak melalui makanannya yang

berupa sisa makanan/sampah.


6. Iya, disertai perumahan warga dan jalan-jalan yang melintasnya. Di jalan Yoss
Sudarso Induk dan G.Obos XII

8. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang kami lakukan dapat ditarik kesimpulan, sebagai berikut :
1. Upaya pengelolaan sampah domestik di TPS yang ada di kota Palangka Raya cukup Baik
dengan adanya renopasi dan perbaikan sarana dan prasana di TPS, dan adanya
pengangkutan sampah tiap pagi dan malam oleh petugas kebersihan.
2. Kesadaran masyarakat akan pengelolaan sampah di TPS kurang partisipasinya, hal itu di
tunjukan dengan banyak nya masyarakat yang masih membuang sampah melempar
sampah di sekitaran TPS bukan di dalamnya.
3. Upaya masyarakat setempat mengolah sampah dengan cara membuat pupuk kompos dan
sebagian ada juga yang untuk di jual.

9. Daftar Pustaka
Djuwendah, E., A. Anwar, J. Winoto, K. Mudikdjo. 1998. Analisis Keragaan Ekonomi
dan Kelembagaan Penanganan Sampah Perkotaan, Kasus di Kotamadya DT
II Bandung Provinsi Jawa Barat. Tesis Program Pascasarjana IPB.
Hadiwijoto, S. 1983. Laporan Penanganan dan Pemanfaatan Sampah. Penerbit Yayasan
Idayu. Jakarta Biro Bina Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta.
Stefanus.2012. Neraca Kualitas Lingkungan Hidup Daerah Provinsi DKI Jakarta. Biro
Bina Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai