BAB 1 GETARAN
Getaran adalah gerak bolak-balik
secara periodik melalui titik
keseimbangan.
Catatan :
Pada ayunan bandul, periode juga
dipengaruhi
oleh
panjang
tali,
sedangkan pada pegas dipengaruhi
oleh massa benda.
Contoh soal 2:
Jika suatu sumber getar memiliki
periode
0, 05 sekon, berapakah
frekuensinya ?
f
1
1
20 Hz
0,05
s
T
1. FREKUENSI
Frekuensi adalah Banyaknya getaran
tiap detik.
n
=
Banyaknya
getaran
t = Waktu (sekon)
f = Frekuensi (Hz)
T = 2
Contoh soal 1:
Sebuah bandul bergetar 100 kali dalam
waktu 2 detik. Berapa frekuensinya ?
f =
x
100
=
= 50 Hz
t
2s
m
k
2. PERIODE
Periode adalah
Waktu
yang
diperlukan untuk melakukan 1 getaran
penuh
T=
T=
t=
n=
periode (s)
waktu (s)
banyaknya
getaran
Hubungan
Periode
Frekuensi (f)
f=
atau
f=
(T)
dan
1
1
Belajar
memang tidak
mudah. Tapi hidup tanpa memiliki ilmu
T
f berat dan menyengsarakan.
jauh lebih
Soal latihan!
1. Sebuah bandul sederhana yang
panjang talinya 2,5 m. Diayunkan
pada
daerah
yang
percepatan
gravitasinya 10m/s2. Besar frekuensi
bandul tersebut ...
2. Sebuah benda 1 kg digantungkan
pada
pegas
yang
mempunyai
tetapan
0,5
N/m,
kemudian
digetarkan. Tentukan periode getaran
benda!
3. Suatu beban dengan massa 300 g
digantung
pada
sebuah
pegas
dengan konstanta 30 N/m. Dari
keadaan setimbangnya pegas ditarik
dengan gaya 0,9 N sehingga
Pembagian gelombang
Berdasarkan medium
1. Gelombang mekanik
Gelombang
yang
memelukan medium dalam
perambatannya.
Contoh :
Gelombang tali
- Gelombang air
- Gelombang gempa
- Gelombang bunyi
- Dsb
2. Gelombang
elektromagnetik
Gelombang yang tidak mutlak
memerlukan medium dalam
perambatnya.
Contoh :
Gelombang TV
- Gelombang radio
- Dsb
b.
gelombang
Untuk memperjelas pengertian,
perhatian
keterangan
dan
gambar di bawah ini :
pertama
kedua
Persamaan gelombang
Belajar memang tidak mudah. Tapi hidup tanpa memiliki ilmu
jauh lebih berat dan menyengsarakan.
B.
v=
k
= 2f atau =
k=
2
dan
x
dua titik pada waktu
t
satu titik pada waktu
T
berbeda
Sudut fase = fase x 2
C.
1. Pemantulan
(refleksi)
Gelombang
Pemantulan (refleksi) adalah peristiwa
pengembalian seluruh atau sebagian
dari suatu berkas
partikel atau
gelombang
bila
berkas
tersebut
bertemu dengan bidang batas antara
dua medium.
Dari
gambar
persamaan:
tersebut
diperoleh
Difraksi
merupakan
peristiwa
penyebaran
atau
pembelokan
gelombang pada saat gelombang
tersebut melintas melalui bukaan atau
mengelilingi
ujung
penghalang.
Besarnya difraksi bergantung pada
ukuran
penghalang
dan
panjang
gelombang, seperti pada Gambar.
GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK
A.
Gelombang elektromagnetik
Gelombang yang tidak mutlak
memerlukan
medium
dalam
perambatnya.
Gelombang
ini
memiliki dua komponen getaran
yang seling tegak lurus.
G2
T1
Celah 2
dan seterusnya
G1
Terang Pusat
G1
Celah 1
T1
G2
T2
dan seterusnya
Ket :
MN = Monokromatik (satu warna
cahaya)
Misalanya : biru atau merah
T = Terang, G = Gelap
Rumus :
terang
d sin =
dy
= m
L
t1 = 2yg1
t2 = yg2 - yg1
t3 = yg3 - yg2
t4 = yg4 - yg3 , dst
d sin = (2m 1)
2
dy
1
= (2m 1)
L
2
d sin = 2m 1)
y
y
Cahaya
MN
1
Kisi
Rumus :
Terang
pusat
Terang
2
= m terang ( m =
G1
Rumus :
d sin m
1, 2, 3, )
G2
d sin m
= (2m-1)
Terang Pusat
dan seterusnya
gelap
(m = 1, 2, 3, 4, )
Dimana :
terang
d sin = (2m 1)
d=
Note :
Setiap cahaya yang disinari pada
celah akan menghasilkan terang
pusat, Jika celah disinari dengan
cahaya putih, maka terang pusat
pada layar akan berwarna putih
pula.
1
N = Jumlah garis/ satuan
N
panjang kisi
dy
1
= (2m 1)
L
2
gelap
d sin =
Terang
3
Terang
1
Dan seterusnya
G1
T2
dan seterusnya
T1
Terang
2
2
T1
dy
= m
L
C.
Resonansi pertama
E.
1
4
L1
= L1
Sumber bunyi
1.
Dawai
Nada dasar
Simpul
2 simpul, 1 perut,
berlaku : 12 = L
Resonansi pertama
Nada atas pertama
3 simpul, 2 peruk,
berlaku
=
L
L , dst.
3
4
= L2
L2
Simpul
Rumus :
v =f
Ln = (2n + 1)
3, 4, . . .
Rumus :
v = f
1
4
, n = 0, 1, 2,
Catatan :
Garpu tala :
- L berubah
D.
tetap
Kecepatan bunyi
v kecepatan :
v=f
v=
zat padat
v=
v=
R T
Mr
zat cair
m
L
Simpul
= n + 2, n = 0, 1,
2, 3, 4, 5
Perut = n + 1 , n = 0, 1, 2, 3,
4, 5
f 0 : f1 : f2 : f3 . . . . . = 1 : 2 : 3 :
4 . . . dan
n 1
2L
2L
n
n 1
fn =
2.
gas
Ket :
E = Modulus Young / modulus
elastisitas
B = Modulus Bulk
= Massa jenis
R = Tetapan gas ideal (8,314
J/mk)
Mr
= Massa molekul Relatif
= Konstanta Laplace
v = Kecepatan bunyi
atau v
, n = 0, 1, 2, 3, 4,
3 perut, 2
simpul,
berlaku =
L
Rumus :
v=f
n 1
F.
Efek Dopler
Perubahan frekuensi bunyi yang
diterima pendengar akibat gerak
pendengar
ataupun
gerak
sumber.
2L
Rumus :
v v
fS
v vS
L
S
menjauhi P
2n
1 v
4L
n
,
2n 1
4L
f 0 = f1 : f2 : f3 . . . . . = 1 : 3 : 5 :
7...
Note :
Untuk pipa organa
kecepatan yang digunakan
adalah kecepatan bunyi
diuadara,
jika
tidak
diberikan diambil v = 340
m/s.
Catatan :
Dawai
Panjang
gelombang
berubah
Pipa organa
L tetap
menjauhi S
vP
vs
vP
Ket :
P = pendengar
S = sumber bunyi
v = kecepatan bunyi ( v = 340
m/s jika tidak diketahui)
V = f
fn =
menuju S
menuju P
vs
Rumus :
Simpul = n + 1,
n = 0, 1,
2, 3,. . .
Perut = n + 1, n = 0, 1, 2, 3,. .
.
G.
Intensitas Bunyi
I=
P
daya
rumus dasar
A
luas
I = 4 r 2 r = jarak titik
sumber bunyi
ke
r1
S
r2
I2
Sumber bunyi
2
I1
r
22
I2
r1
Tarap intensitas
Belajar memang tidak mudah. Tapi hidup tanpa memiliki ilmu
jauh lebih berat dan menyengsarakan.
TI
= 10 log I rumus
0
dasar
TI
= 10 log n + T1 (1)
untuk n buah
sumber
r2
r1
T1 (r1)
r1
Sumber bunyi
H.
10
r2
T1 (r2)
Pelayangan
fp = ftinggi frendah
F(gaya)
E
LISTRIK STATIS
1. Hukum Coulomb
Bunyi Hukum Coloumb
Gaya tarik menarik ataupun tolak
menolak
antar
dua
muatan
berbanding lurus dengan besar
muatan-muatan
tersebut
dan
berbanding terbalik dengan kuadrat
jarak antar muatan.
Muatan sejenis tolak menolak
dan
berlawanan
jenis
tarik
menarik.
Muatan listrik ada 2 macam yaitu
muatan negatif dan muatan positif.
Gaya coloumb hanya akan timbul
apabila :
+
F21
+
a. Ada 2 muatan
F12
q1
F12
tolak menolak
q2
-
Medan listrik
E
F(gaya)
E
q1
F21 = F12 =
q2
1
4 0
Ruang1non hampa
F12 +
+
4 0
=k=
q1
F21
q1q2
r
F21
9 x 109
q2
q1
F12
q2
tarik menarik
F21
= k
r2
N m2
C2
C2
2
0 = 8,85 x 10-12 Nm
Belajar memang
tidakq mudah. Tapi hidup tanpa memiliki ilmu
q1
tolak menolak
2
jauh
lebih
berat dan menyengsarakan.
F
21
q1q2
q1q2
r
=k
11
E = 2 , =
A
0
Note :
Rumus untuk gaya tarik dan gaya
tolak sama
Gaya merupakan besaran vektor
sehingga aturan vektor berlaku
padanya dan dan tidak
dibubuhi dalam rumus serta tanda
ini hanya mempengaruhi arah gaya.
2. Medan Listrik
Medan listrik oleh muatan titik
Setiap
muatan
akan
menghasilkan
medan
listrik
disekelilingnya, arahnya menjaui
muatan bila muatan positif dan
menuju muatan jika negatif
E = 2
0
Dua keping
+
+
+
+
+
+
q
A
E=
1
4 0
r2
+
+
+
+
+
keping
12
E=
(permukaan
bola)
E=
V = V1 + V2 + V3
V =
1
4 0
(pada jarak r
q1
1
4 0 r1
q2
1
4 0 r2
q3
1
4 0 r3
Note :
Rumus medan listrik untuk muatan
positif dan negatif sama.
Medan listrik merupakan besaran
vector, sehingga aturan vector
berlaku padanya dan dan tidak
dibubuhi dalam rumus serta kedua
jenis tanda ini hanya mempengaruhi
arah medan.
Hukum
kekekalan
energi
mekanik dalam medan listrik
3. Potensial Listrik
Potensial listrik akan dihasilkan oleh
setiap muatan baik muatan positif
maupun negatif. Potensial bukan
vektor, sehingga dan dibubuhi
dalam rumus
V = 4 r
0
1
(q)
4 0 r
r1
Em awal
= Em akhir
Ep1 + Ek1 = Ep2 + Ek2
qV1 + mv12 = qV2 + mv22
q (V1 V2) = mv22 mv12
q V
= m(v22 v12)
kasus umum
r2
r3
Belajar memang
tidak mudah. Tapi hidup tanpa memiliki ilmu
q
jauh lebih berat dan menyengsarakan.
3
hubungan : E =
V
r
13
q2
V =
1
4 0
q
(pada semua titik
R
Ep1 (energi
pertama)
Ep2 (energi
kedua)
potensial
muatan
potensial
muatan
didalam
bola
dan
pada permukaan bola)
1
V=
4 0
1
4 0
q1 q2
muatan
nilai
hubungan : E = q
E
Ep1 = Ep2 =
KAPASITOR
Rumus dasar :
C
q
V
14
q2 V 2
q3 V 3
C2
C3
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
1
1
1
1
(dst)
C t C1 C 2 C 3
Paralel
A
C= 0
d
C=
ok A
d
(jika
antar
plat/keping
hampa )
(jika
antar
plat tidak
merupakan rangkaian
pembagi
muatan
(sebanding dengan nilai C)
C3
V3, q3
C2
V2, q2
C3
V1, q1
hampa,
tapi
disisipkan
q , V = sumber tegangan
suatu
bahan
dengan
konstanta dielektrik k)
Note : Kudara = 1
Nilai kapasitor keping sejajar tergantung
Ketentuan rangkaian paralel
pada :
- Konstanta dielektrik atau bahan antar
qt = q1 + q2 + q3 (dst)
keping (sebanding)
Belajar memang tidak mudah. Tapi hidup tanpa memiliki ilmu
jauh lebih berat dan menyengsarakan.
t
15
Vt = V1 = V2 = V3 (dst)
Ct = C1 + C2 + C3 (dst)
Note :
Semua rangkaian kapasitor,
baik bola, keping sejajar dan bahkan
dalam rangkaian berlaku rumus
dasar.
Misalnya :
C=
qt
q1
q
, maka Ct =
, C1 =
, C2
Vt
V1
V
q2
=
, dst
V2
1
2
CV2 atau E =
atau
A
q
= 0
(jika diperlukan)
V
d
q
= 40R (jika diperlukan)
V
E=
1 q2
2 C
Kapasitor gabungan
C1 V 1 q1
C2 V 2 q2
q1 q2
C1 C2
- +
q2 q1
C C2
+ -
Belajar -memang
tidak
+ - mudah. Tapi hidup tanpa memiliki ilmu
+
jauh lebih berat dan menyengsarakan.
1
2
qV
16
2. Hukum Ohm
Bunyi Hukum Ohm :
"Tegangan pada komponen
listrik sebanding dengan kuat
arus listrik yang mengalir pada
suatu komponen tersebut
asalkan suhunya dijaga tetap"
Rumus :
V=I.R
Keterangan :
V : Tegangan listrik (volt)
I : Kuat arus listrik (Ampere)
R : Hambatan ( = Ohm)
Contoh soal 1:
Alat pemanas listrik memakai 5 A. Jika
dihubungkan dengan sumber 110 V,
hambatannya adalah , . .
3. Hambatan sebatang kawat
Hambatan sebatang kawat
tergantung pada panjang, luas
penampang, dan jenis kawat.
Rumus :
l
R = .
A
Belajar memang tidak mudah. Tapi hidup tanpa memiliki ilmu
jauh lebih berat dan menyengsarakan.
17
Keterangan :
R : Hambatan ( = Ohm)
l : panjang kawat (m)
: Massa jenis kawat (Kg/m3)
A : Luas penampang kawat (m2)
4. Resistor dan nilai resistor
Resistor
adalah
komponen
elektronika dua terminal yang
menghasilkan
beda
potensial
sebanding dengan besar arus
listrik yang melewatinya.
Nilai resistansinya dapat dihitung
berdasarkan warna cincin pada
kulit resistornya.
18
5. Hukum I Kirchof
Bunyi Hukum I Kirchoff :
Jumlah arus yang masuk ke suatu
titik cabang sama dengan jumlah
arus yang meninggalkan titik itu.
.I MASUK .I KELUAR
Contoh soal :
1. Perhatikan gambar dibwah in,
Besar hambatan pengganti antara
A dan B, Jika R1 = 5 R2 = 4 ,
dan R3 = 6 adalah . . .
b. Paralel
3A
8A
A=?
Keterangan :
RT : besar hambatan total (ohm)
VT : besar tegangan total (volt)
IT : besar arus total (Ampere)
R1 : besar hambatan pada R1
I1 :
I2 :
I3 :
V1
(volt)
V2 : besar tegangan pada R2
(volt)
Belajar memang tidak mudah. Tapi hidup tanpa memiliki ilmu
jauh lebih berat dan menyengsarakan.
19
Keterangan :
E : jumlah ggl dalam rangkaian
Cara menentukan besarnya arus listrik
yang mengalir pada rangkaian di atas
adalah
sebagai berikut:
Rumus :
P=
W
t
P=
I 2 .R
20
Keterangan :
P: daya listrik (Watt)
W : Energi Listrik (Joule)
V: tegangan listrik (Volt)
I: arus listrik (amper)
R: hambatan listrik (Ohm)
t : waktu (sekon)
Contoh soal :
1. Pada sebuah lampu pijar tertulis
data 10 watt dan 220 volt.
Berapakag hambatan lampu
tersebut ?
2. Sebuah lampu pijar 100 watt dan
120 volt dinyalakan selama 24
Jam. Maka lampu tersebut
menggunakan energi listrik
sebesar . .
9. Energi Listrik
Adalah besarnya daya listrik yang
dimanfaatkan dalam waktu tertentu.
W = V .I .t
W=
V2
t
R
W = I 2 .R.t
W = P.t
W = P.t
Keterangan :
P: daya listrik (Watt)
W : Energi Listrik (Joule)
V: tegangan listrik (Volt)
I: arus listrik (amper)
R: hambatan listrik (Ohm)
t : waktu (sekon)