Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELLITUS

A. DEFINISI
Penyakit dimana penderitanya memiliki kadar gula darah yang
tinggi

yang

disebabkan

oleh

ketidakmampuan

tubuhnya

untuk

menghasilkan cukup insulin maupun karena sel-sel tubuhnya tidak respon


terhadap insulin yang dihasilkan (Resistensi Insulin)
Diabetes berasal dari bahasa yunani yang berarti mengalirkan atau
mengalihakan. Mellitus berasal dari bahasa latin yang bermakna manis
atau madu. Penyakit diabetes mellitus dapat diartikan individu yang
mengalirkan volume urin yang banyak dengan kadar glukosa tinggi.
Diabetes mellitus adalah penyakit hyperglikemia yang ditandai dengan
ketiadaan absolute insulin atau penurunan relative insesitivitas sel terhadap
insulin (Elizabeth J. Corwin, 2007)
Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada
seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula
(glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif
(Arjatmo, 2002).
Penyakit ini merupakan penyakit menahun yang timbul pada
seseorang disebabkan karena adanya peningkatan kadar gula atau glukosa
darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Suyono,
2002).
Dari beberapa definisi diatas penulis menyimpulkan bahwa
diabetes melitus adalah suatu penyakit atau sindroma yang ditandai dengan
kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia, yang disebabkan
oleh ketidakseimbangan antara suplai insulin dengan kebutuhan tubuh.
Menurut Smeltzer (2001) klasifikasi utama diabetes melitus adalah :

Laporan Pendahuluan Diabetes Melitus - 1

1. Tipe I : Diabetes Melitus tergantung insulin ( insulin dependent


diabetes mellitus/IDDM).
2. Tipe II : DM tidak tergantung insulin ( non-insulin dependent DM /
NIDDM).
3. DM yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnya.
4. Gestasional ( gestation diabetes mellitus / GDM )
B. MANIFESTASI KLINIK
1. Poliuria
Kekurangan insulin untuk mengangkut glukosa melalui membrane
dalam sel menyebabkan hiperglikemia sehingga serum plasma meningkat
atau hiperosmolariti menyebabkan cairan intrasel berdifusi kedalam
sirkulasi atau cairan intravaskuler, aliran darah ke ginjal meningkat
sebagai akibat dari hiperosmolariti dan akibatnya akan terjadi diuresis
osmotic (poliuria).
2. Polidipsia
Akibat meningkatnya difusi cairan dari intrasel kedalam vaskuler
menyebabkan penurunan volume intrasel sehingga efeknya adalah
dehidrasi sel. Akibat dari dehidrasi sel mulut menjadi kering dan sensor
haus teraktivasi menyebabkan seseorang haus terus dan ingin selalu
minum (polidipsia).
3. Poliphagia
Karena glukosa tidak dapat masuk ke sel akibat dari menurunnya
kadar insulin maka produksi energi menurun, penurunan energi akan
menstimulasi rasa lapar. Maka reaksi yang terjadi adalah seseorang akan
lebih banyak makan (poliphagia).
4. Penurunan berat badan
Karena glukosa tidak dapat di transport kedalam sel maka sel
kekurangan cairan dan tidak mampu mengadakan metabolisme, akibat dari

Laporan Pendahuluan Diabetes Melitus - 2

itu maka sel akan menciut, sehingga seluruh jaringan terutama otot
mengalami atrofidan penurunan secara otomatis.
5. Malaise atau kelemahan (Brunner & Suddart, 2002)
C. ETIOLOGI
Dalam kemajuan kemajuan yang telah dicapai di bidang patologi,
biokimia dan imunologi, kini diketahui bahwa diabetes melitus adalah suatu
penyakit yang mempunyai etiologi lebih dari satu (etiologi yang berbedabeda) , dimana faktor genetik dan faktor lingkungan memegang peranan besar.
Etiologi diabetes melitus dapat dibagi dalam dua golongan besar, yaitu :
1. Faktor genetik
Bahwa faktor keturunan pada diabetes melitus ada, sudah lama
diketahui tetapi bagaimana terjadi transmisi-transmisi dari seseorang
penderita ke anggota keluarga lain belum diketahui secara pasti.
2. Faktor non genetik
Faktor non genetic yang menyebabkan diabetes melitus antara lain
infeksi,

nutrisi,

stress,

obat-obatan

penyakit-penyakit

endokrin

( hormonal ) dan penyakit-penyakit pankreas.


Sedangkan menurut American Diabetes Association (1997) sesuai
anjuran Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) klasifikasi
DM berdasarkan etiologi adalah :
a. DM tipe I ( EDDM/DMTI) disebabkan destruksi sel B pulau
Langerjans akibat proses autoimun/idiopatik yang menjurus ke
defisiensi insulin absolute.
b. DM tipe II (NIDDM/DMTTI) disebabkan oleh kegagalan relative sel
B dan resistensi insulin dan terjadi defisiensi relative insulin.
c. DM gestasional terjadi pada kehamilan
d. DM tipe lain :
1) Endokkrinopati, akromegali, sindrom ehusing, hipertiroldisme

Laporan Pendahuluan Diabetes Melitus - 3

2) Penyakit eksokrin pankreas : pancreatitis, tumor / pancreatomi,


pancreatopati fibrokalkulus
3) Karena obat / zat kimia : tiazid, dilatin, pentamidin, asam nikotinat
4) Infeksi : rubella congenital, sitomegalovirus
5) Penyebab imunologi : antibody anti insulin.
C. PATOFISIOLOGI
Pankreas,yang disebut kelenjar ludah perut,adalah kelenjar penghasil
insulin yang terletak di belakang lambung. Didalamnya terdapat kumpulan sel
yang terbentuk seperti pulau pada peta,karena itu disebut pulau-pulau
langerhans yang berisi sel beta yang mengeluarkan hormone insulin yang
sangat berperan dalam mengatur kadar glokusa darah.
Insulin yang dikeluarkan oleh sel beta tadi dapat diibaratkan sebagai
anak kunci yang dapat membuka pintu masuknya glokusa kedalam sel,Untuk
kemudian didalam sel glokusa tersebut dimetabolisasikan menjadi tenaga. Bila
insulin tidak ada,maka glokusa dalam darah tidak dapat masuk kedalam sel
dengan akibat kadar glokusa dalam darah meningkat.Keadaan inilah yang
terjadi pada diabetes Tipe I.
Pada

keadaan

diabetes

melitus

Tipe

II,jumlah

insulin

bias

normal,bahkan lebih banyak,tetapi jumlah reseptor (penangkap) insulin di


permukaan sel kurang.Reseptor insulin ini dapat diibaratkan sebagai lubang
kunci pintu masuk ke dalam sel.Pada keadaan DM Tipe II,Jumlah lubang
kuncinya kurang,sehingga meskipun anak kuncinya(insulin)banyak,tetapi
karena lubang kuncinya(Reseptor)kurang,maka glokusa yang masuk kedalam
sel sedikit,sehingga sel kekurangan bahan bakar/glokusa dan kadar glokusa
dalam darah meningkat.
Dengan demikian keadaan ini sama dengan DM Tipe I, Bedanya
adalah pada DM Tipe II disamping kadar Glokusa tinggi,kadar insulin juga

Laporan Pendahuluan Diabetes Melitus - 4

tinggi atau normal. Pada DM Tipe II juga bias ditemukan jumlah insulin
cukup atau lebih tetapi kualitasnya kurang baik sehingga gagal membawa
glokusa masuk kedalam sel.Disamping penyebab diatas,DM juga biasa terjadi
akibat gangguan transport glokusa di dalam sel sehingga gagal digunakan
sebagai bahan bakar untuk metabolisme energi.

D. PATHWAY

Laporan Pendahuluan Diabetes Melitus - 5

Adanya penyakit diabetes ini pada awalnya seringkali tidak dirasakan dan
tidak disadari oleh penderita. Beberapa keluhan dan gejala yang perlu
mendapat perhatian ialah :
1. Keluhan klasik
a.

Penurunan berat badan (BB) dan rasa lemah


Penurunan BB yang berlangsung dalam waktu relative singkat harus
menimbulkan kecurigaan. Rasa lemah hebat yang menyebabkan
penurunan prestasi di sekolah dan lapangan olah raga juga mencolok.
Hal ini disebabkan glukosa dalam darah tidak dapat masuk ke dalam
sel, sehingga sel kekurangan bahan bakar untuk menghasilkan tenaga.
Untuk kelangsungan hidup, sumber tenaga terpaksa diambil dari
cadangan lain yaitu sel lemak dan otot. Akibatnya penderita kehilangan

jaringan lemak dan otot sehingga menjadi kurus.


b. Banyak kencing
Karena sifatnya, kadar glukosa darah yang tinggi akan menyebabkan
banyak kencing. Kencing yang sering dan dalam jumlah banyak akan
sangat mengganggu penderita, terutama pada waktu malam hari.
c. Banyak minum
Rasa haus amat sering dialami oleh penderita karena banyaknya cairan
yang

keluar

melalui

kencing.

Keadaan

ini

justru

sering

disalahtafsirkan. Dikiranya sebab rasa haus ialah udara yang panas


atau beban kerja yang berat. Untuk menghilangkan rasa haus itu
penderita minum banyak.
d. Banyak makan

Laporan Pendahuluan Diabetes Melitus - 6

Kalori dari makanan yang dimakan, setelah dimetabolisasikan menjadi


glukosa dalam darah tidak seluruhnya dapat dimanfaatkan, penderita
selalu merasa lapar.
2. Keluhan lain
a. Gangguan saraf tepi/ kesemutan
Penderita mengeluh rasa sakit atau kesemutan terutama pada kaki di
waktu malam, sehingga mengganggu tidur.
b. Gangguan penglihatan
Pada fase awal penyakit diabetes sering dijumpai gangguan
penglihatan yang mendorong penderita untuk mengganti kacamatanya
c.

berulang kali agar ia tetap dapat melihat dengan baik.


Gatal/bisul
Kelainan kulit berupa gatal, biasanya terjadi di daerah kemaluan atau
daerah lipatan kulit seperti ketiak dan di bawah payudara. Seringpula
dikeluhkan timbulnya bisul dan luka yang lama sembuhya. Luka ini
dapat timbul akibat hal yang sepele seperti luka lecet karena sepatu

d.

atau tertusuk peniti.


Gangguan ereksi
Gangguan ereksi ini menjadi masalah tersembunyi karena sering tidak
secara terus terang dikemukakan penderitanya. Hal ini terkait dengan
budaya masyarakat yang masih merasa tabu membicarakan masalah

e.

seks, apalagi menyangkut kemampuan atau kejantanan seseorang.


Keputihan
Pada wanita, keputihan dan gatal merupakan keluhan yang sering
ditemukan dan kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala yang
dirasakan.

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Glukosa darah sewaktu
2. Kadar glukosa darah puasa

Laporan Pendahuluan Diabetes Melitus - 7

3. Tes toleransi glukosa


Kadar darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring diagnosis DM (mg/dl)

Kadar Glukosa darah sesaat


Plasma vena
Darah kapiler
Kadar glukosa darah puasa

Bukan DM
<>
< 80
< 110
< 90

Belum pasti DM
100-200
80 200
110 120
90 100

DM
> 200
> 200
> 126
> 110

F. PENATALAKSANAAN DAN PENGOBATAN


Penatalaksanaan medis pada pasien diabetes mellitus mempunyai
tujuan utama pengobatan yaitu:
1. Mengembalikan konsentrasi glukosa darah menjadi senormal mungkin
agar penyandang DM merasa nyaman dan sehat.
2. Mencegah atau memperlambat timbulnya komplikasi.
3. Mendidik penderita dalam pengetahuan dan motivasi agar dapat merawat
sendiri penyakitnya sehingga mampu mandiri.
Penderita sebaiknya mengonsumsi makanan dengan karbohidrat
rendah dan lambat menjadi gula. Perbanyak mengonsumsi buah dan sayuran
terutama kubis, kacang panjang, dan paprika untuk memperbaiki fungsi
pankreas. Pengaturan pola makan membutuhkan kedisiplinan. Sebaiknya
konsultasikan dengan ahli gizi mengenai pola makan yang tepat. Ada lima
komponen penting dalam tahap pengobatan diabetes mellitus yaitu:

1. Pengaturan makanan
Makan dianjurkan seimbang dengan komposisi energi dari karbohidrat 6070%, protein 10-15%, lemak 20-25%. Prinsip perencanaan makanan:
a. Tidak ada makanan yang dilarang, hanya dibatasi sesuai kebutuhan
(tidak berlebih).
b. Teratur dalam jadwal, jumlah dan jenis makanan, Disesuaikan dengan
kebiasaan makan dan diusahakan porsi tersebar sepanjang hari.

Laporan Pendahuluan Diabetes Melitus - 8

c. Makan malam-makan selingan malam (hal ini untuk mencegah


terjadinya hipoglikemia terutama bagi yang menggunakan insulin kerja
panjang)
2. Exercise atau latihan
Latihan jasmani dianjurkan secara teratur yaitu 3-4 kali dalam
seminggu selama kurang lebih 30 menit. Menurut Haznam (1991)
olahraga dianjurkan karena bertambahnya kegiatan fisik menambah
reseptor insulin dalam sel target. Dengan demikian insulin dalam tubuh
bekerja lebih efektif, sehingga lebih sedikit obat anti diabetik (OAD)
diperlukan, baik yang berupa insulin maupun OHO (Obat Hipoglikemik
Oral). Prinsip utama latihan pada DM adalah CRIPE (Continuous,
Rhytmical, Interval, Progressive dan Endurance).
3. Pemantauan kadar glukosa dalam darah
4. Pengobatan
Pada prinsipnya, pengendalian diabetes melitus melalui obat ada 2
yaitu obat anti Diabetes atau Obat Hipoglikemik Oral yang berfungsi
untuk merangsang kerja pankreas untuk mensekresikan insulin dan
suntikan insulin.
a. Obat Anti Diabetes atau Obat Hipoglikemik Oral yang berfungsi untuk
merangsang kerja pankreas untuk mensekresikan insulin.
1) Sulfonyluria
Sulfonylurea menstimulasi sel-sel beta dalam pankreas untuk
memproduksi lebih banyak insulin. Obat ini juga membantu sel-sel
dalam tubuh menjadi lebih baik dalam mengelola insulin. Beberapa
jenis

obat

yang

chlorpropamide

mengandung
(Diabinese),

sulfonylurea
tolazamide

antara

lain

(Tolinase),

acetohexamide, glipizide (Glucotrol), tolbutamide (Orinase),


glimepiride

(Amaryl),

glyburide

(DiaBeta,

Micronase),

glibenclamide, dan gliclazide.


2) Meglitinida
Meglitinida juga termasuk jenis obat diebetes yang bekerja dengan
menstimulasi sel-sel beta di pankreas untuk memproduksi insulin.

Laporan Pendahuluan Diabetes Melitus - 9

Yang

termasuk

golongan

Meglitinides

adalah

(Prandin), nateglinida (Starlix), dan mitiglinida.


3) Metformin ( Biguanida )
Metformin merupakan obat yang cara kerjanya

repaglinida

terutama

menurunkan glukosa darah dengan menekan produksi glukosa


yang diproduksi hati dan mengurangi resistensi insulin. Metformin
bisa digunakan sebagai monoterapi atau dikombinsikan dengan
sulfonylurea
4) Thiazolidinedione
Thiazolidinedione (sering juga disebut TZDs atau glitazone)
berfungsi memperbaiki sensitivitas insulin dengan mengaktifkan
gen-gen tertentu

yang

terlibat

dalam sintesa lemak

dan

metabolisme karbohidrat. Thiazolidinedione tidak menyebabkan


hipoglikemia jika digunakan sebagai terapi tunggal, meskipun
mereka seringkali diberikan secara kombinasi dengan sulfonylurea,
insulin, atau metformin.
5) Alpha-glucosidase inhibitor
Alpha-glucosidase inhibitor termsuk di dalamnya acarbose
(Precose, Glucobay) dan miglitol (Glyset) memilki cara kerja
mengurangi kadar glukosa dengan menginterfensi penyerapan sari
pati dalam usus. Acarbose cenderung menurunkan kadar insulin
setelah makan, yang merupakan keuntungan khusus obat ini,
karena kadar insulin yang tinggi setelah makan berkaitan dengan
pengingkatan risiko penyakit jantung.
b. Suntikan insulin. Pasien yang mendapat pengobatan insulin waktu
makanannya harus teratur dan disesuaikan dengan waktu pemberian
insulinnya. Makanan selingan diberikan untuk mencegah hipoglikemia
( Perkeni, 2001 ). Untuk pasien yang tidak bisa mengontrol diabetes
dengan diet atau pengobatan oral, kombinasi insulin dan obat-obatan
lain bisa sangat efektif. Insulin kadangkala dijadikan pilihan
sementara, misalnya :
1) NPH yang merupakan insulin standar.

Laporan Pendahuluan Diabetes Melitus - 10

2) Long-acting insulin (insulin glargine, ultralente insulin) yang


menstimulasi sekresi insulin alami. Para ahli banyak menganjurkan
insulin jenis ini.
3) Insulin lispro dan insulin aspart yang merupakan fast-acting
insulins.

Diberikan

sebelum

makan,

dan

aksi

pendeknya

mengurangi risiko hipoglikemia sesudahnya. Stud pada pasien


diabetes melitus tipe 2, insulin lispro bisa memperbaiki kualitas
hidup dan risiko hipoglikemia dibandingkan insulin reguler, meski
dalam hal kontrol gula darah tidak ada perbedaan.
4) Investigative oral insulin kini tengah mendapat perhatian sebagai
pengganti insulin. Beberapa diberikan secara inhaler atau oral
spray yang diserap di cheek lining (Oralin). Pemberian secara oral
kemungkinan bisa mengurangi komplikasi jantung dibandingkan
insulin injeksi. Namun studi pada tikus melaporkan adanya
masalah pada hati dan meningkatnya kadar trigliserida.
5. Pendidikan kesehatan
Informasi yang harus disampaikan yaitu meliputi pengertian DM,
penyebab, tanda dan gejala, akibat lanjut, pengobatan serta perawatan.

G. DIAGNOSA KEPERAWATAN, TUJUAN DAN INTERVENSI


No
1

Diagnosa
Keperawatan
Defisit Volume
Cairan

Tujuan Dan
Kriteria Hasil
NOC:

NIC :

Definisi
:
Penurunan
cairan
intravaskuler,
interstisial,
dan/atau
intrasellular. Ini
mengarah
ke

luid balance

Intervensi

F Fluid management
H

Pertahankan catatan
intake dan output yang

N
akurat
utritional Status :

Monitor
status
Food and Fluid
hidrasi ( kelembaban
Intake
membran mukosa, nadi
adekuat, tekanan darah
ydration

Laporan Pendahuluan Diabetes Melitus - 11

dehidrasi,
Kriteria Hasil :
kehilangan
Me
cairan
dengan
mpertahankan
pengeluaran
urine output sesuai
sodium
dengan usia dan
BB,
BJ
urine
normal, HT normal
Faktor-faktor

Teka
yang
nan darah, nadi,
berhubungan :
suhu tubuh dalam
batas normal
Kehilangan

Tida
volume
k ada tanda tanda
cairan secara
dehidrasi,
aktif
Elastisitas turgor
Kegagalan
kulit
baik,
mekanisme
membran mukosa
pengaturan
lembab, tidak ada
rasa haus yang
berlebihan
2

Resiko Infeksi

NOC :

ortostatik
),
jika
diperlukan
Monitor vital sign
Monitor
masukan
makanan / cairan dan
hitung intake kalori harian
Kolaborasikan
pemberian cairan IV
Monitor status nutrisi
Dorong
masukan
oral
Berikan penggantian
nesogatrik sesuai output
Tawarkan snack ( jus
buah, buah segar )
Kolaborasi
dokter
jika tanda cairan berlebih
muncul meburuk

NIC :

Infection Control (Kontrol


Definisi
:
Immune Status
infeksi)
Peningkatan

resiko masuknya Knowledge


:
Bersihkan
organisme
Infection control
lingkungan setelah dipakai
patogen

pasien lain
Risk control

Pertahankan teknik
isolasi

Batasi pengunjung
Kriteria Hasil :
bila perlu

Instruksikan pada
Faktor-faktor

Klien
pengunjung untuk
resiko :
bebas dari tanda
mencuci tangan saat
dan gejala infeksi
berkunjung dan setelah
Ketidakcukupa

Menu
berkunjung meninggalkan
n pengetahuan
njukkan
pasien
untuk
kemampuan untuk
menghindari

Gunakan sabun
mencegah
paparan
antimikrobia untuk cuci
timbulnya infeksi
patogen
tangan

Jumla
Kerusakan
h leukosit dalam
Cuci tangan setiap
jaringan dan
batas normal
sebelum dan sesudah

Laporan Pendahuluan Diabetes Melitus - 12

peningkatan
paparan
lingkungan
Agen farmasi
(imunosupresa
n)
Malnutrisi
Peningkatan
paparan
lingkungan
patogen
Ketidakadekua
tan
imun
buatan

Menu
njukkan perilaku
hidup sehat

tindakan kperawtan

Gunakan
baju,
sarung tangan sebagai alat
pelindung

Pertahankan
lingkungan aseptik selama
pemasangan alat

Tingktkan
intake
nutrisi

Berikan
terapi
antibiotik bila perlu
Infection Protection
(proteksi terhadap infeksi)
Monitor tanda dan gejala
infeksi sistemik dan lokal
Monitor
hitung
granulosit, WBC
Monitor
kerentanan
terhadap infeksi
Saring
pengunjung
terhadap penyakit menular
Pertahankan
teknik
isolasi k/p
Ispeksi kondisi luka /
insisi bedah
Dorong
masukkan
nutrisi yang cukup
Dorong masukan cairan
Dorong istirahat
Instruksikan
pasien
untuk minum antibiotik
sesuai resep
Ajarkan pasien dan
keluarga tanda dan gejala
infeksi
Ajarkan
cara
menghindari infeksi

Ketidakseimba
ngan nutrisi
kurang dari

NOC :

NIC :
Nutr

Laporan Pendahuluan Diabetes Melitus - 13

kebutuhan
tubuh

Definisi :
Intake nutrisi
tidak cukup
untuk keperluan
metabolisme
tubuh.

Faktor-faktor
yang
berhubungan :
Ketidak
mampuan
pemasukan atau
mencerna
makanan
atau
mengabsorpsi
zat-zat gizi
berhubun
gan
dengan
faktor biologis,
psikologis atau
ekonomi.

Cemas

itional Status : food Nutrition Management


and Fluid Intake
adanya
alergi

Nutr Kaji
itional Status :
makanan
nutrient Intake
Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan nutrisi
Kriteria Hasil :
yang dibutuhkan pasien.
Yakinkan diet yang

Ada
dimakan
mengandung
nya
peningkatan
tinggi
serat
untuk
berat badan sesuai
mencegah konstipasi
dengan tujuan

Berikan makanan yang

Bera
terpilih
(
sudah
tbadan ideal sesuai
dikonsultasikan
dengan
dengan
tinggi
ahli
gizi)
badan
Berikan
informasi

Ma
tentang
kebutuhan
nutrisi
mpumengidentifika
si kebutuhan nutrisi Kaji kemampuan pasien
untuk mendapatkan nutrisi

Tidk
yang dibutuhkan
ada tanda tanda
malnutrisi

Men Nutrition Monitoring


unjukkan
BB pasien dalam
peningkatan fungsi
batas
normal
pengecapan
dari
menelan

Monitor mual dan

Tida
muntah
k terjadi penurunan
Monitor
kadar
berat badan yang
albumin, total protein, Hb,
berarti
dan kadar Ht

Monitor
makanan
kesukaan

Monitor
pertumbuhan
dan
perkembangan

Monitor
pucat,
kemerahan,
dan
kekeringan
jaringan
konjungtiva

NOC :

NIC :

Laporan Pendahuluan Diabetes Melitus - 14

Definisi :
Perasaan gelisah
yang tak jelas
dari
ketidaknyamana
n atau ketakutan
yang
disertai
respon autonom
(sumner tidak
spesifik
atau
tidak diketahui
oleh individu);
perasaan
keprihatinan
disebabkan dari
antisipasi
terhadap
bahaya.
Ditandai
dengan :

Gelisah
Insomnia
Resah
Ketakutan
Sedih
Fokus pada
diri
Kekhawatira
n
Cemas

Kurang
pengetahuan

Anxi Anxiety Reduction


(penurunan kecemasan)

Copi
ng

Gunakan pendekatan

Imp
yang menenangkan
ulse control

Nyatakan
dengan
jelas harapan terhadap
Kriteria Hasil :
pelaku pasien

Pahami
prespektif

Klie
pasien terhdap situasi stres
n
mampu

Temani pasien untuk


mengidentifikasi
memberikan
keamanan
dan
dan
mengurangi
takut
mengungkapkan

Berikan
informasi
gejala cemas
faktual
mengenai

Men
diagnosis,
tindakan
gidentifikasi,
prognosis
mengungkapkan
Dengarkan dengan
dan menunjukkan
penuh perhatian
tehnik
untuk
mengontol cemas

Identifikasi tingkat

Vital
kecemasan
sign dalam batas
Bantu
pasien
normal
mengenal situasi yang

Post
menimbulkan kecemasan
ur tubuh, ekspresi
Dorong pasien untuk
wajah,
bahasa
mengungkapkan perasaan,
tubuh dan tingkat
ketakutan, persepsi
aktivitas

Instruksikan pasien
menunjukkan
menggunakan
teknik
berkurangnya
relaksasi
kecemasan

Barikan obat untuk


mengurangi kecemasan

ety control

NOC :

NIC :
Kow Teaching : disease Process
disease

lwdge :
process
Definisi :

ledge

Kow Jelaskan patofisiologi


health
dari
penyakit
dan

Laporan Pendahuluan Diabetes Melitus - 15

Tidak
adanya
Behavior

atau kurangnya
Kriteria Hasil :
informasi
kognitif
Pasien
dan
sehubungan
keluarga
dengan
topic
menyatakan
spesifik.
pemahaman
tentang penyakit,
kondisi, prognosis
dan
program
pengobatan
Pasien
dan
Faktor
yang
keluarga mampu
berhubungan :
melaksanakan
prosedur
yang
Keterbatasan
dijelaskan secara
kognitif,
benar
interpretasi
Pasien
dan
keluarga mampu
terhadap
menjelaskan
informasi yang
kembali apa yang
salah,
dijelaskan
Kurangnya
perawat/tim
keinginan
kesehatan lainnya.
untuk mencari
informasi,
tidak
mengetahui
sumbersumber
informasi.

bagaimana
hal
ini
berhubungan
dengan
anatomi dan fisiologi,
dengan cara yang tepat.
Gambarkan tanda dan
gejala yang biasa muncul
pada penyakit, dengan cara
yang tepat
Gambarkan
proses
penyakit, dengan cara
yang tepat
Identifikasi
kemungkinan penyebab,
dengna cara yang tepat
Diskusikan perubahan
gaya hidup yang mungkin
diperlukan
untuk
mencegah komplikasi di
masa yang akan datang
dan
atau
proses
pengontrolan penyakit
Dukung pasien untuk
mengeksplorasi
atau
mendapatkan
second
opinion dengan cara yang
tepat atau diindikasikan
Instruksikan
pasien
mengenai tanda dan gejala
untuk melaporkan pada
pemberi
perawatan
kesehatan, dengan cara
yang tepat

DAFTAR PUSTAKA
Bare & Suzanne, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume 2, (Edisi
8), EGC, Jakarta

Laporan Pendahuluan Diabetes Melitus - 16

Corwin,. J. Elizabeth, 2001, Patofisiologi, EGC, Jakarta


Doenges, E. Marilynn dan MF. Moorhouse, 2001, Rencana Asuhan Keperawatan,
(Edisi III), EGC, Jakarta.
Gibson, John, 2003, Anatomi dan Fisiologi Modern untuk Perawat, EGC, Jakarta
Sherwood, 2001, Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem, (edisi 21), EGC, Jakarta
Sobotta, 2003, Atlas Anatomi, (Edisi 21), EGC, Jakarta

Laporan Pendahuluan Diabetes Melitus - 17

Anda mungkin juga menyukai