Anda di halaman 1dari 2

(Lanjutan Implementasi

Indonesia:Sebuah Telaah Kritis)

Teknik Akuntansi

Keuangan

Sector Public

Di

Teknik Akuntansi Yang Digunakan Dalamdalam System Akuntansi Keuangan


Pemerintahan Di Indonesia
Penerapan akuntansi kas dan akuntansi akrual dilakukan untuk tujuan pelaporan yang
berbeda. PP Nomor 24 Tahun 2005, sistem akuntansi pemerintahan di Indonesia menggunakan
basis akuntansi kas menuju akrual atau kombinasi antara akuntansi akrual dengan akuntansi kas.
Akuntansi akrual berlaku pada akun asset, kewajiban, dan ekuitas (akun neraca) sedangkan
akuntansi kas berlaku pada akun pendapatan, belanja dan pembiayaan (akun laporan realisasi
anggaran). Jadi entitas akuntansi dapat melaksanakan akuntansi akrual pada akun laporan
realisasi anggaran, namun tetap membuat dan melampirkan laporan realisasi anggaran dengan
basis akuntansi kas.
Laporan keuangan pokok pemerintah menurut PP Nomor 71 tahun 2012 dibagi menjadi
dua pelaporan dan catatan atas laporan keuangan. Dua pelaporan pokok tersebut menggunakan
basis akuntansi yang berbeda, yaitu pelaporan pelaksanaan anggaran berbasis kas terdiri atas
laporan realisasi anggaran dan laporan perubahan saldo anggaran lebih, dan pelaporan financial
berbasis akrual terdiri atas neraca, laporan operasional, laporan arus kas, dan laporan perubahan
ekuitas. Penggunaan dua basis akuntansi tersebut mengarah pada penggunaan basis akuntansi
modifikasian, bukan basis akrual (penuh).
Yang menjadi kontroversial dalam penerapan basis kas menuju akrual adalah penerapan
jurnal korolari yang dianggap tidak dikenal dalam teori akuntasi. Jurnal korolari dikatakan
sebagai irresponsibility authority. Karena yang pertama, akuntansi anggaran tidak sama dengan
dan bukan akuntansi keuangan. Akuntansi anggaran cenderung pada perencanaan, sedangkan
akuntansi keuangan atau akuntansi pemerintah lebih memfokuskan pada pelaporan. Kedua,
akuntansi anggaran berbeda dengan akuntansi keuangan karena tidak memiliki konsep akuntansi
sebagai pelaporan. Akuntansi anggaran merupakan bagian dari disiplin administrasi publik dan
bukan termasuk keluarga besar ilmu akuntansi.
Sistem pencatatan akuntansi pemerintahan di Indonesia
Menurut Halim (2008: 43) ada beberapa macam sistem pencatatan akuntansi yang dapat
digunakan, yaitu single entry, double entry dan triple entry. Penggunaan pencatatan single entry
tidak dapat memberikan informasi yang komprehensif dan mencerminkan kinerja yang
sesungguhnya serta tidak relevan.
Sistem pencatatan double entry mengarah pada diberlakukannya system tata buku
berpasangan dengan melibatkan sisi debit sebelah kiri dan sisi kredit sebelah kanan yang biasa
disebut dengan menjurnal. Persamaan dasar untuk SAP berbasis kas menuju akrual adalah : Aset
+ Belanja = Kewajiban + Ekuitas Dana + Pendapatan

Setelah diterapkannya PP no 71 tahun 2010 persamaan dasar akuntansi pemerintah


sebagai berikut : Aset + Beban = Kewajiban + Ekuitas + Pendapatan - LO
Sistem pencatatan triple entry merupakan pencatatan dengan menggunakan system
pencatatan double entry, ditambah dengan pencatatan pada buku anggaran. Di Indonesia
pencatatannya menggunakan double entry, karena pencatatan pada buku anggaran tidak
dilakukan oleh fungsi akuntansi di unit kerja, tetapi dilakukan oleh bendahara umum daerah di
SKPKD (untuk kasus akuntansi keuangan daerah) dan bendahara penerimaan atau pengeluaran
di unit kerja.
Dasar Akuntansi yang Digunakan
Dasar atau basis akuntansi berkaitan dengan masalah pengakuan. Pengakuan adalah
penentuan kapan suatu transaksi dicatat. Penerapan SAP berbasis akrual modifikasian di
Indonesia dapat diterapkan pada tahun anggaran 2010. Namun bagi entitas yang belum siap
masih diperkenankan menerapkan SAP berbasis kas menuju akrual selama 4 tahun terhitung
sejak 2010. Penerapan SAP berbasis akrual dilakukan secara bertahap mulai dari SAP berbasis
kas menuju Akrual ke SAP berbasis akrual (modifikasian) sampai menerapkan SAP berbasis
akrual dengan penuh.

Anda mungkin juga menyukai