Chapter II PDF
Chapter II PDF
TINJAUAN PUSTAKA
dilakukan. Untuk mencapai fungsi yang optimal dan hasil yang estetis, petunjuk
persiapan berikut harus dipertimbangkan :
-
Semua sudut dan tepi bagian dalam harus dibuat membulat untuk
menghindari tekanan.4,5,6,8
Semua dinding proksimal harus flare atau miring 5-15 derjat (tanpa
undercut).4-6,8,19
2. Pencetakan
Bahan cetak dapat dipilih, bisa bahan cetak polyvinylsiloxane,5,8 irreversible
hidrokoloid,4 elastomer,4 atau silikon tambahan.6 Yang penting perhatikan bahwa
bahan cetak bisa menjangkau tempat yang terdalam.4
Gambar 2. Pencetakan24
komplit, periksa integritas marginal, kontak proksimal, dan warna.4-6 Oklusi diperiksa
setelah dilakukan sementasi.4,6
Gambar 4. Pengetsaan24
2.3 Silanisasi
Proses silanisasi merupakan pengaplikasian bahan silane coupling agent pada
permukaan internal restorasi resin komposit. Tujuan utama pengikatan partikel filler
ke matriks resin organik melalui silane coupling agent adalah untuk memperbaiki
sifat fisik resin komposit. Silane coupling agent bekerja dengan cara mencegah
gangguan hidrolisis diantara permukan filler dan matriks yang dapat menimbulkan
keretakan resin.1 Silane coupling agent adalah molekul bifunctional, yang terdiri dari
grup silane dan grup metachrylate, dimana satu gugus akhir pada grup silane
berikatan dengan grup hidroksil pada partikel filler melalui reaksi kondensasi yang
menghasilkan ikatan siloxane, sedangkan grup metachrylate pada sisi lain mengalami
polimerisasi tambahan dengan resin komposit selama proses pengaktifan.1,9,20
Ketika digunakan sebagai coupling agent, silane yang mengikat polimer
organik pada mineral atau filler siliceous, menghasilkan :21
-
Peningkatan pencampuran
Memperkecil pemakaian.
Silane coupling agent yang paling umum digunakan adalah organosilanes,
yang dapat
(UPS),10
3-mercaptopropyltrimethoxysilane
(MER),11
3-acryloyloxypropyl-
HF etsa asam. Permukaan yang telah disilanisasi tampak tidak stabil pada kondisi
lembab dan ikatan silane memburuk dibawah tekanan udara. Kontribusi utama pada
peningkatan bond strength tidaklah semata-mata karena adanya interlocking mekanis
resin komposit, tapi juga oleh pembentukan ikatan kovalen siloxane melalui
penerapan silane.21
Parameter utama untuk menentukan ketahanan restorasi komposit direk
adalah : kekuatan bahan atau ketahanan terhadap fraktur, fatique resistance atau
resisten terhadap degradasi, dan wear resistance. Salah satu faktor yang menyokong
sifat psiko-mekanis ini adalah silane coupling agent pada permukaan filler-matriks
(Soderholm and Shang (1993) cit Yoshida (2002)). Penggabungan yang efektif antara
matriks resin dan filler kaca dilaporkan menurunkan proses degradasi (Broutman and
Sahu (1971); Brown (1980) cit Yoshida (2002)), untuk melindungi permukaan filler
terhadap fraktur (Mohsen and Craig (1995) cit Yoshida (2002)) dan juga untuk
meningkatkan distribusi dan transmisi tekanan dari resin matriks yang fleksibel
terhadap inorganik partikel filler yang kaku dan kuat (Calais and Soderholm cit
Yoshida (2002)).22
Hal penting yang dibicarakaan dengan ditemukannya silane coupling agent
yang menawarkan ikatan, tidak hanya terjadi antara mineral filler dan matriks organik
pada resin komposit, tapi juga permukaan keramik untuk perlekatan yang lebih baik
terhadap berbagai bonding agent. (Schrader and Block (1971); Soderholm (1981) cit
Nihei (2002)) Sifat mekanis dari suatu restorasi resin komposit dalam jangka panjang
berubah, berhubungan dengan hidrolisis dari coupling layer pada permukaan antara
matriks resin dan inorganik filler partikel. (Soderholm (1984) cit Nihei (2002))
Soderholm dan teman-teman menemukan bahwa bila filler partikel diberi hidrofobik
silane, hasilnya komposit akan lebih tahan lama, karena lapisan ini lebih tahan
terhadap serangan hidrolitik dari molekul air yang diabsorbsi. (Kurata and Yamazaki
(1993); Yamanaka et al (1996); Nihei et al (2000) cit Nihei (2002)) pada penelitian
bahan-bahan komposit pada permukaan kaca, menunjukkan bahwa struktur siloxane
yang dimodifikasi dengan salah satu dari polyfluoroalkyltrimethoxysilanes hidrofobik
lebih tahan terhadap hidrolisis daripada siloxane yang tidak dimodifikasi.23
Yoshida (2002) dalam penelitiannya untuk meningkatkan ikatan filler-matrix
pada resin komposit menemukan bahwa dekontaminasi kimia pada filler dapat
meningkatkan ikatan filler-matrix dan sifat psiko-mekanis dari komposit. X-ray
photoelectron spectroscopy menggambarkan ikatan filler-matrix tergantung pada
ikatan siloxane (Si-O-Si) antara permukaan silica dan molekul silane.22 Nihei (2002)
dalam penelitiannya tentang menambah stabilitas hidrolitik komposit dengan
menggunakan fluoroalkyltrimethoxysilanes mendapatkan hasil bahwa tidak ada
perbedaan yang berarti antara kekuatan tarik sampel baru dan sampel yang telah
direndam selama 1800 hari.23
Stokes (1993) merekomendasikan microetching menggunakan hydrofluoric
acid atau silanisasi pada permukaan komposit untuk meningkatkan bond strength.12
Yoshida (2001) dalam penelitiannya menemukan bahwa permukaan CAD/CAM
komposit yang diberi silane coupling agent meningkatkan bond strength bila
dibandingkan dengan permukaan yang tidak diberi silane coupling agent.14
Sisthaningsih (2002) dalam penelitiannya tentang peran silane terhadap
kekuatan ikat antara komposit resin mikrohibrid dan nanofill mendapatkan hasil
bahwa silane dapat meningkatkan shear bond strength antara ikatan resin komposit
tersebut, dengan perlakuan permukaan berupa pengasahan, pengetsaan dan
permberian bonding. Kelompok dengan bahan resin komposit microhybrid dan resin
komposit nanofill yang menggunakan silane mempunyai nilai kekuatan geser yang
paling besar, yaitu 9,9368 0,87401 MPa sedangkan kelompok tanpa perlakuan
silane mempunyai nilai kekuatan geser sebesar 5,1760 0,49802 MPa. 15