Metode Kultivasi
Kultivasi Ulva lactutua dapat dilakukan di air laut
aerasi dan diperkaya NO dengan DPM (digasted pig
manure) atau kotoran dari pencernaan babi yang
diencerkan sebagai sumber nutrisi utama. Ulva lactuca
tumbuh baik pada pH 7,5-9 dan pada kandungan garam
29-31,5%. Suhu terbaik hidupnya spesies ini adalah pada
kisaran 18oC-28 oC. pada gambar disamping tampak bahwa
pertumbuhan paling optimum terjadi pada suhu sekitar
20C.
Upaya-Upaya Pemuliaan
Untuk mendapatkan hasil Ulva lactuca yang lebih
baik, dapat dilakukan teknik kultur jaringan. Beberapa
penelitian sudah menerapkannya pada berbagai spesies
rumput laut, namun sulit ditemukan penelitian spesifik
pada Ulva lactuca. Karena rumput laut memiliki kemiripan
kondisi lingkungan yang diperlukan, mungkin metode kultur jaringan pada Gracilaria verrucosa ini dapat
diterapkan. Pertama-tama rumput laut dibersihkan dari kotoran yang mungkin menempel dan kemudian
dipotong-potong 1 cm. Potongan ini kemudian disterilkan dengan betadine 1% dan campuran antibiotik 0,1%.
Medium kultur yang digunakan adalah air laut steril dengan salinitas 25 ppt yang diperkaya PES (Provasoli
Enriched Seawater). Media dan potongan rumput laut kemudian dimasukkan ke dalam wadah berupa botol.
Botol beserta isinya kemudian diinkubasi di atas shaker dengan kecepatan sekitar 55 rpm. Eksplan kemudian
dipelihara selama 8 minggu dalam temperatur 20C, intensitas cahaya 1500 lux dan fotoperiode L:D = 12:12 h.
Pergantian medium dilakukan setiap minggunya.
Nilai Industrial
Pada dasarnya, tanpa diproses sekalipun Ulva lactuca dapat dikonsumsi sebagai bahan pangan (rumput
laut). Namun, jika diproses, nilai ekonomi serta kebermanfaatan spesies ini semakin tinggi. Ulva lactuca sebagai
bahan pangan dapat dikonsumsi sebagai sayuran maupun dibuat keripik.
Selain itu, Ulva lactuca mengandung hormon melatonin yang memiliki fungsi sebagai antioksidan kuat.
Antioksidan sendiri merupakan suatu sifat yang secara signifikan dapat mencegah atau menghambat oksidasi
substrat tersebut sehingga kerusakan yang diakibatkan oleh radikal bebas terhadap sel, jaringan atau organ dapat
dicegah. Selain itu, melatonin sendiri merupakan senyawa alkaloid dan bersifat menghambat pembentukan sel
kanker. Jadi, sampai disini saja dapat disimpulkan bahwa Ulva lactuca memiliki begitu banyak manfaat.
Sedangkan untuk efektivitas pemanfaatan senyawa melatonin yang dikandung Ulva lactuca ini perlu dilakukan
ekstraksi etanol. Dari hasil penilitan, terbukti bahwa ekstrak etanol dari Ulva lactuca memiliki kemampuan
antioksidan secara in vitro selain itu juga memiliki kemampuan antioksidan untuk mencegah infark miokard
akut (kematian selsel otot jantung akibat kekurangan atau bahkan terhentinya suplai oksigen berkepanjangan)
dengan menurunkan kadar peroksida lipid secara in vivo. Pada dosis yang ideal, ekstrak etanol ini untuk
menurunkan kadar peroksida lipid adalah pada dosis 200 mg/kgBB.
Daftar Pustaka
Dawes, Clinton J.. 1998. Marine Botany: Second Edition. New York: John Wiley & Sons.
Fadilah, Siti, Rosmiati, Emma Suryati, 2010, Perbanyakan Rumput Laut (Gracilaria verrucosa) dengan Kultur
Jaringan Menggunakan Wadah yang Berbeda. Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2010,
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau, 12 April 2016.
Junidi, Akh. Wahid. 2004. Rumput Laut, Jenis, dan Morfologinya. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional,
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.
Largo, Danilo B., Jose Sembrano, dkk, 2004, Taxonomic and Ecological Profile of Green Tide Species of Ulva
(Ulvales, Chlorophyta) in Central Philippines. Hydrobiologia Vol 512 halaman 247-253, Kluwer
Academic Publisher, 12 April 2016
Pertiwi, Puteriragil Atma, Wahyu Widyaningsih, Januari 2015, Efek Ekstrak Etanol Ganggang Hijau (Ulva
lactuca) terhadap Aktivitas SGOT-SGPT pada Tikus. Traditional Medicine Journal Vol 20 halaman 16,
jurnal.ugm.ac.id/fts/article/download/7916/6138, 12 April 2016.