Tingkat Kerataan PDF
Tingkat Kerataan PDF
Sugiharto, A.Md.
Alumni Program Diploma Teknik Sipil
FT-UGM
Jl. Yacaranda, Sekip, Yogyakarta 55281
Telp.: 0274-522126, Faks: 0274-522126
ABSTRAK
Tingkat kerataan jalan (International Roughness Index, IRI) merupakan salah satu faktor/fungsi
pelayanan (functional performance) dari suatu perkerasan jalan yang sangat berpengaruh pada kenyamanan
pengemudi (riding quality). Kualitas jalan yang ada maupun yang akan dibangun harus sesuai dengan standar
dan ketentuan yang berlaku. Syarat utama jalan yang baik adalah kuat, rata, kedap air, tahan lama dan ekonomis
sepanjang umur yang direncanakan. Untuk memenuhi syarat-syarat tersebut perlu dilakukan monitoring dan
evaluation secara periodik atau berkala sehingga dapat ditentukan metode perbaikan konstruksi yang tepat.
Pengukuran tingkat kerataan permukaan jalan belum banyak dilakukan di Indonesia mengingat kendala
terbatasnya peralatan sehingga persyaratan kerataan dalam monitoring dan evaluation terhadap konstruksi jalan
yang ada tidak dapat dilakukan secara baik menurut standar nasional bidang jalan. Untuk mengetahui tingkat
kerataan permukaan jalan dapat dilakukan pengukuran dengan menggunakan berbagai cara/metode yang telah
direkomendasikan oleh Bina Marga maupun AASHTO. Metode pengukuran kerataan permukaan jalan yang
dikenal pada umumnya antara lain metode NAASRA (SNI 03-3426-1994), Rolling Straight Edge, Slope
Profilometer (AASHO Road Test), CHLOE Profilometer, dan Roughometer.
Tujuan pengukuran dan analisis kerataan jalan menggunakan Rolling Straight Edge adalah : (1) untuk
menganalisis tingkat kerataan permukaan (profil memanjang) jalan dari hasil pengukuran dengan alat Rolling
Straight Edge, (2) menganalisis dan mengevaluasi kondisi fungsi pelayanan jalan yang ada. Pengukuran
dilakukan di tiga lokasi ruas jalan dengan jenis perkerasan yang berbeda yaitu Jalan Kaliurang (beton aspal),
Jalan Teknika Jalan Kesehatan (paving block), dan Jalan Yacaranda (HRS) yang mana umur konstruksi (masa
perbaikan terakhir tidak diketahui pasti). Dari data pengukuran yang ada kemudian dilakukan perhitungan dan
analisis, sehingga diperoleh nilai kondisi pelayanan jalan berdasarkan tingkat kerataan jalannya (IRI, dalam
m/km). Dua parameter kinerja/kondisi pelayanan yang dianalisis adalah Indeks Permukaan (Present
Serviceability Index, PSI, skala 0-5) dan Indeks Kondisi Jalan (Road Condition Index, RCI, skala 2,3-7,6).
Parameter PSI dan RCI dihitung dari hubungan IRI dan PSI (AASHO Road Test, 1999) serta formula korelasi
antara IRI dan RCI untuk Indonesia.
Hasil analisis yang diperoleh adalah sebagai berikut, di Jalan Kaliurang IRI = 0,764 m/km, PSI = 4,28
dan RCI = 9,65; di Jalan Yacaranda IRI = 4,604 m/km, PSI = 1,60 dan RCI = 7,24 dan di Jalan Teknika-Jalan
Kesehatan IRI = 2,956 m/km, PSI = 2,47 dan RCI = 8,28. Kesimpulan diperoleh bahwa kondisi fungsi pelayaan
jalan yang ada berturut-turut dari yang baik sekali, cukup dan kurang masing-masing adalah Jalan Kaliurang,
Jalan Kesehatan dan Jalan Yacaranda. Jalan Yacaranda dengan perkerasan HRS kondisinya paling rendah karena
pada saat pengukuran dilakukan banyak dijumpai aspal tambalan, serta retak-retak dan berlubang.
Kata kunci : Tingkat Kerataan Permukaan, Rolling Straight Edge International Roughness Index (IRI), Present
Serviceability Index (SI), Road Condition Index (RCI).
1. PENDAHULUAN
Kerusakan jalan disebabkan antara lain karena beban lalulintas berulang yang
berlebihan (overloaded), panas/suhu udara, air dan hujan, serta mutu awal produk jalan yang
jelek. Oleh sebab itu disamping direncanakan secara tepat jalan harus dipelihara dengan baik
agar dapat melayani pertumbuhan lalulintas selama umur rencana. Pemeliharaan jalan rutin
1
maupun berkala perlu dilakukan untuk mempertahankan keamanan dan kenyamanan jalan
bagi pengguna dan menjaga daya tahan/keawetan sampai umur rencana.
Survei kondisi perkerasan perlu dilakukan secara periodik baik struktural maupun
non-struktural untuk mengetahui tingkat pelayanan jalan yang ada. Pemeriksaan nonstruktural (fungsional) antara lain bertujuan untuk memeriksa kerataan (roughness), kekasaran
(texture), dan kekesatan (skid resistance). Pengukuran sifat kerataan lapis permukaan jalan
akan bermanfaat di dalam usaha menentukan program rehabilitasi dan pemeliharaan jalan. Di
Indonesia pengukuran dan evaluasi tingkat kerataan jalan belum banyak dilakukan salah
satunya dikarenakan keterbatasan peralatan. Karena kerataan jalan berpengaruh pada
keamanan dan kenyamanan pengguna jalan maka perlu dilakukan pemeriksaan kerataan
secara rutin sehingga dapat diketahui kerusakan yang harus diperbaiki.
Tujuan pengukuran dan analisis kerataan jalan menggunakan Rolling Straight Edge
adalah : (1) untuk menganalisis tingkat kerataan permukaan (profil memanjang) jalan dari
hasil pengukuran dengan alat Rolling Straight Edge, (2) menganalisis dan mengevaluasi
kondisi fungsi pelayanan jalan yang ada. Pengukuran dilakukan di tiga lokasi ruas jalan
dengan jenis perkerasan yang berbeda yaitu Jalan Kaliurang (beton aspal), Jalan Teknika
Jalan Kesehatan (paving block), dan Jalan Yacaranda (HRS) yang mana umur konstruksi
(masa perbaikan terakhir tidak diketahui pasti). Dari data pengukuran yang ada kemudian
dilakukan perhitungan dan analisis, sehingga diperoleh nilai kondisi pelayanan jalan
berdasarkan tingkat kerataan jalannya (IRI, dalam m/km). Dua parameter kinerja/kondisi
pelayanan yang dianalisis adalah Indeks Permukaan (Present Serviceability Index, PSI, skala
0-5) dan Indeks Kondisi Jalan (Road Condition Index, RCI, skala 2,3-7,6). Parameter PSI dan
RCI dihitung dari hubungan IRI dan PSI (AASHO Road Test, 1999) serta formula korelasi
antara IRI dan RCI untuk Indonesia.
2. KERATAAN PERMUKAAN PERKERASAN
2.1 Kerataan Permukaan
Tingkat kerataan jalan (International Roughness Index, IRI) merupakan salah satu
faktor/fungsi pelayanan (functional performance) dari suatu perkerasan jalan yang sangat
berpengaruh pada kenyamanan pengemudi (riding quality). Kualitas jalan yang ada maupun
yang akan dibangun harus sesuai dengan standar dan ketentuan yang berlaku. Syarat utama
jalan yang baik adalah kuat, rata, kedap air, tahan lama dan ekonomis sepanjang umur yang
direncanakan. Untuk memenuhi syarat-syarat tersebut perlu dilakukan monitoring dan
evaluation secara periodik atau berkala sehingga dapat ditentukan metode perbaikan
konstruksi yang tepat.
Pengukuran tingkat kerataan permukaan jalan belum banyak dilakukan di Indonesia
mengingat kendala terbatasnya peralatan sehingga persyaratan kerataan dalam monitoring dan
evaluation terhadap konstruksi jalan yang ada tidak dapat dilakukan secara baik menurut
standar nasional bidang jalan. Untuk mengetahui tingkat kerataan permukaan jalan dapat
dilakukan pengukuran dengan menggunakan berbagai cara/metode yang telah
direkomendasikan oleh Bina Marga maupun AASHTO. Metode pengukuran kerataan
permukaan jalan yang dikenal pada umumnya antara lain metode NAASRA (SNI 03-34261994). Metode lain yang dapat digunakan untuk pengukuran dan analisis kerataan perkerasan
adalah Rolling Straight Edge, Slope Profilometer (AASHO Road Test), CHLOE Profilometer,
dan Roughometer (Yoder and Witczak, 1975).
Fungsi pelayanan
1
2
3
4
5
45
34
23
12
01
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat kurang
pers. (3)
Tabel 2 menyajikan Nilai RCI bervariasi dari 2-10 sesuai kondisi permukaan secara visual.
8 10
78
67
56
45
34
23
[2
25
20
15
10
5
0
-5
-10
-15
-20
-25
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
500
25
20
15
10
5
0
-5
-10
-15
-20
-25
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
500
25
20
15
10
5
0
-5
-10
-15
-20
-25
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
500
Jenis
Perkerasan
Nama Jalan
Jarak
Pengukuran
(m)
Range
Data
(mm/m)
Jl. Kaliurang
AC
500
-2 - 2
Jl. Teknika
Selatan - Jl.
Kesehatan
Jl. Yacaranda
Concrete
Block (Paving
Block)
HRS
500
-14 - 10
500
-15 - 15
Identifikasi Landai
(%)
IRI (m/km)
0,764
4,604
2,956
Lokasi / Jalan
1.
2.
3.
Jl. Kaliurang
Jl. Teknika Jl. Kesehatan
Jl. Yacaranda
Jenis
Perkerasan
AC
Concrete block
HRS
IRI
(m/km)
0,764
2,956
4,604
PSI (=IP)
RCI
4,28
2,47
1,60
9,65
8,28
7,24
Lokasi / Jalan
1.
2.
3.
Jl. Kaliurang
Jl. Teknika Jl. Kesehatan
Jl. Yacaranda
Jenis
Perkerasan
AC
Concrete block
HRS
IRI (m/km)
PSI (=IP)
0,764
2,956
4,604
4,28
2,47
1,60
Fungsi
Pelayanan
Sangat baik (4-5)
Cukup (2-3)
Kurang (1-2)
Jenis
Perkerasan
IRI
(m/km)
RCI
AC
0,764
9,65
Concrete block
2,956
8,28
HRS
4,604
7,24
Lokasi / Jalan
1.
Jl. Kaliurang
2.
3.
Jl. Yacaranda
Kondisi Permukaan
Sangat rata dan teratur
(8 - 10)
Sangat rata dan teratur
(8 - 10)
Sangat baik dan
umumnya rata (7 - 8)
0
AC
Concrete
HRS
block
Jl. Kaliurang
3
2
1
0
AC
Concrete
1,60
0,764
P SI (=IP )
2,47
4,28
IRI (m/km)
4,604
2,956
HRS
block
Jl. Kaliurang Jl. T eknika Jl. Yacaranda
Jl. Kesehatan
10
8,28
4
2
7,24
RCI
8
9,65
0
AC
Concrete
HRS
block
Jl. Kaliurang Jl. T eknika
Jl.
Jl.
Yacaranda
8. DAFTAR PUSTAKA
NCHRP, 2001, Rehabilitation
Washington.
Strategies
for
Highway
Pavements,
TRB-NRC,
Sukirman, S., 1995, Perkerasan Lentur Jalan Raya, Badan Penerbit Nova, Bandung.
Willey, C.C., 1935, Principles of Highway Engineering, 2nd Ed., McGraw-Hill, New York.
Yoder, 1975, Principles of Pavement Design, John Wiley and Sons Inc., New York.
9. LAMPIRAN
**
LEGENDA :
3
2
*
4
**
**
C
5
Jl. Yacaranda
VII
6
7
II
IV
*
A
Jl. Bhinneka
VIII
*
IX
C
Jl. Kaliurang
**
II
III
**
III
A
Jl. Kaliurang
VI
Jl. Kesehatan
IV
VI
**
IX
XI
Mirota Kampus
Lapis Perkerasan AC
12.300
Potongan A-A
11.900
Potongan B-B
8.500
Potongan C-C