Fraud Phar Mor Inc
Fraud Phar Mor Inc
Disusun oleh :
Ida Nur Aeni
11412141037
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Permasalahan ekonomi dimulai dari pemenuhan kebutuhan untuk
menciptakan nilai kepuasan. Menurut teori Smith, para pelaku bisnis atau pemilik
modal yang mencoba mengejar kepentingan pibadinya akan mencari keuntungan
sebesar-besarnya, pegawai berusaha mencari gaji setinggi-tingginya, sementara
konsumen berusaha membeli barang semurah-murahnya. Demi kepentingan
perusahaan dalam melakukan investasi dan menciptakan pertumbuhan maka
perusahaan perlu memastikan bahwa manajemen bertindak yang terbaik untuk
kepentingan perusahaan. Kepastian seperti itu diberikan oleh sistem tata kelola
perusahaan (corporate governance) untuk mencapai tujuan perusahaan yang
going concern, suatu keadaan dimana perusahaan dapat tetap beroperasi dalam
jangka waktu ke depan. Kegagalan mempertahankan going concern dapat
mengancam setiap perusahaan.
Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang berisi kinerja
perusahaan. Apabila suatu perusahaan memiliki kinerja yang baik akan
menghasilkan suatu keuntungan. Namun sebaliknya jika perusahaan mengalami
kerugian hal ini membuat ketidakpercayaan investor pada perusahaan dan
manajemen pengelola. Hal ini tentu akan berdampak pada going concern
perusahaan. Maka top manajer perlu melakukan pengambilan keputusan antara
melaporkan hal yang sebenarnya atau melakukan suatu modifikasi agar tetap
mendapatkan kepercayaan investor maupun masyarakat umum.
Dampak dari penipuan tersebut mulai terlihat pada tahun 1989, 1990, dan 1991
dimana
laporan
keuangan
menunjukkan
keuntungan
sedangkan
pada
C. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada paper kasus Phar Mor, Inc ini adalah
sebagai berikut:
1. Apa latar belakang terjadi fraud pada Phar Mor, Inc yang dilakukan oleh top
manajemen bersama auditor?
2. Apa saja pelanggaran yang dilakukan oleh top manajemen serta auditor yang
dikaitkan degan berbagai teori yang ada?
3. Bagaimana solusi yang dapat diberikan atas terjadi fraud ipada Phar Mor,
Inc.?
BAB II
PEMBAHASAN
Kepentingan Publik
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka
profesional.
Integritas
merupakan
kualitas
yang
mendasari
publik,
setiap
anggota
harus
memenuhi
tanggung
jawab
Objektivitas
Objektivitas adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang
Kerahasiaan
Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh
selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan
informasi tersebut tanpa persetujuan. Anggota mempunyai kewajiban untuk
memastikan bahwa staff di bawah pengawasannya dan orang- orang yang diminta
nasihat dan bantuannya menghormati prinsip kerahasiaan.
7.
Perilaku Profesional
Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku yang dapat mendiskreditkan
Standar Teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan
standar teknis dan standar professional yang relevan. Standar teknis dan standar
professional yang harus ditaati anggota adalah standar yang dikeluarkan oleh IAI,
dalam
pemenuhan
kewajban
profesionalnya.
Tetapi
dalam
kenyataannya Cooper & Lybrand ikut dipermainkan oleh top manajemen demi
kepentingan pribadi yaitu imbalan jabatan. Hal ini yang menurunkan integritas
dari Cooper & Lybrand.
Dalam Kasus Phar Mor yang telah diuraikan sebelumnya, Pihak Top
Management dan Auditor telah melakukan fraud demi kepentingan pribadi
mereka. Phar Mor terbukti telah melakukan fraud dengan memberikan insentif
berupa imbalan kepada auditor (insentif). Auditor dari suatu organisasi berfungsi
sesuai dengan kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh manajemen senior dan
atau dewan. Tujuan, kewenangan, dan tanggung jawab bagian audit harus
dinyatakan dalam dokumen tertulis yang formal, misalnya dalam anggaran dasar
organisasi. Anggaran dasar harus menjelaskan tentang tujuan bagian audit
internal, menegaskan lingkup pekerjaan yang tidak dibatasi, dan menyatakan
bahwa bagian audit internal tidak memiliki kewenangan atau tanggung jawab
dalam kegiatan yang mereka periksa. Pemeriksaan internal harus dilaksanakan
secara ahli dan dengan ketelitian professional, maka auditor sebaiknya seseorang
yang kompeten. Karena kompetennya sering sekali kelebihan auditor ini
disalahgunakan. Para pemeriksa internal harus mematuhi standar profesional
dalam melakukan pemeriksaan, semua itu terdapat dalam kode etik auditor
internal. Kode etik menghendaki standar yang tinggi bagi kejujuran, sikap
objektif, ketekunan, dan loyalitas, yang harus dipenuhi oleh pemeriksa internal.
Hal-hal inilah yang sering dikesampingkan oleh manajemen dan auditor itu
sendiri demi kepentingan mereka masing-masing. Solusinya tidak lain tidak bukan
adalah Katakan Tidak Pada Fraud!. Dalam hal ini auditorlah kuncinya, jika saja
auditor menolak ajakan manajemen membuat laporan keuangan ganda, maka
fraud tak akan terjadi. Pihak manajemen sebaiknya tidak menjatuhkan
perusahaannya sendiri dengan cara melakukan fraud.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Fraud yang dilakukan oleh top manajemen Phar Mor dilakukan dengan
membuat 2 laporan ganda, yaitu laporan inventory dan laporan keuangan bulanan
yang masing-masing telah dilakukan adjustment. Dalam kasus ini, internal audit
tidak bisa berfungsi karena adanya control environment yang tidak dilakukan
dengan baik oleh manajemen. Manajemen Phar Mor setidaknya telah
membuktikan satu dari tiga unsur The fraud Triangle, yaitu: insentive berupa
imbalan jabatan kepada auditor internal. Oleh karena itu, auditor internal harus
benar-benar memegang teguh kode etik profesi dalam menjalankan tugasnya,
salah satunya dalam hal ini adalah kemandirian atau independensi. Fungsi
pemeriksaan internal haruslah terpisah dari kegiatan-kegiatan yang diperiksanya.
Suatu kemandirian akan memungkinkan pelaksanaan pekerjaan para auditor
internal secara bebas dan objektif. Tanpa kemandirian, hasil pemeriksaan internal
yang diharapkan tidak akan dapat diwujudkan secara optimal.
B. Saran
1. Meningkatkan internal control Phar Mor, Inc.
Dalam meningkatkan internal control perusahaan dapat dilakukan diawal
dengan cara selektif dalam memilih orang-orang yang ada di manajemen
perusahaan dan membentuk komite audit sebagai pengawas perusahaan. Hal
ini penting dilakukan karena sebagai atasan (manajemen perusahaan) perlu
memberikan sikap (attitude) yang baik bagi lingkungan perusahaan sehingga
dapat memberikan contoh bagi para bawahannya. Jika lingkungan perusahaan
kondusif dan memegang teguh prinsip-prinsip etika maka tidak akan ada
fraud di perusahaan tersebut apalagi dilakukan oleh top manajemen. Selain
itu perlu didukung adanya komite audit sebagai pihak yang mengawasi
perusahaan. Komite audot disini dipilih sebagai orang independen yang ada
pada perusahaan. Dalam hal ini komite audit memberikan pengawasan
terhadap jalannya perusahaan serta orang-orang yang terlibat dalam
perusahaan. Dengan demikian akan ada check and balancing dari elemen
perusahaan.
2. Melakukan audit investigatif.
Audit investigatif dapat dilakukan untuk mendeteksi adanya fraud di
lingkungan perusahaan. Jika terdapat gejala atau tanda-tanda adanya
kejanggalan pada perusahaan maka dapat dilakukan audit investigatif yang
fungsinya untuk mendeteksi fraud sehingga segera dapat diatasi dan tidak
akan terjadi fraud yang akan membahayakan perusahaan kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Arens, Alvin A. 14th ed. Auditing and Assurance Services. Library of Congress
Cataloging. ISBN-13: 978-0-13-257595-9
Hendri Miftahul. 2011. Makalah Kasus Phar Mor, Inc. Sistem Komputer FMIPA,
Andalas. Padang
Muhammad Miqdad. Mengungkap Praktek Kecurangan (Fraud) pada Korporasi
dan Organisai Publik Melalui Audit Forensik. Jurnal Ilmu Ekonomi
(Journal Of Economics) Fakultas Ekonomi Universtas Jember ISSN: 16932420