Anda di halaman 1dari 13

Kondisi sanitasi lingkungan eksisting yang terdiri dari

kondisi penyediaan air bersih, pengelolaan limbah cair dan


limbah padat (sampah) pada bangunan rumah sakit.

Abstrak

Sanitasi,

menurut

kamus

bahasa

Indonesia

diartikan

sebagai

'pemelihara kesehatan'. Menurut WHO, sanitasi lingkungan (environmental


sanitation) adalah upaya pengendalian semua faktor lingkungan fisik
manusia yang mungkin menimbulkan atau dapat menimbulkan hal-hal yang
merugikan bagi perkem- bangan fisik, kesehatan dan daya tahan hidup
manusia.

Dalam

lingkup

Rumah

Sakit

(RS),

sanitasi

berarti

upaya

pengawasan berbagai faktor lingkungan fisik, kimiawi dan biologik di RS


yang menimbulkan atau mungkin dapat mengakibatkan pengaruh buruk
terhadap

kesehatan

petugas,

penderita,

pengunjung

maupun

bagi

masyarakat di sekitar RS.


Dari pengertian di atas maka sanitasi RS merupakan upaya dan bagian
yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan di RS dalam
memberikan layanan dan asuhan pasien yang sebaik-baiknya, )(arena tujuan
dari sanitasi RS tersebut adalah menciptakan kondisi lingkungan RS agar
tetap bersih, nyaman, dan dapat mencegah terjadinya infeksi silang serta
tidak mencemari lingkungan. Dalam pelaksanaannya sanitasi RS seringkali
ditafsirkan

secara

sempit,

yakni

hanya

aspek

kerumahtanggaan

(housekeeping) seperti kebersihan gedung, kamar mandi dan WC, pelayanan makanan minuman.

Kata Kunci : Sanitasi,Pemeliharaan Kesehatan, Masyarakat

I.PENDAHULUAN

itu didalam pengelolaan kebersihan

1.1 Latar Belakang

dan

Undang-Undang No.28 Tahun 2002

bangunan

tentang Bangunan Gedung Pasal 3

terdapat unsur penunjang umum

menyatakan

yaitu

bahwa

mewujudkan

untuk

bangunan

gedung

lingkungan

gedung,

rumah

bagian

berupaya

pada

sakit

harus

sanitasi

menciptakan

yang
suasana

yang fungsional dan sesuai dengan

clean and green dan melakukan

tata bangunan gedung yang serasi

kontrol terhadap system sanitasi

dan selaras dengan lingkungannya,

serta pengolahan air limbah.

harus

menjamin

bangunan

gedung

keselamatan,
kenyamanan,
Bangunan
sebagai

dari

segi

kesehatan,
dan

gedung
sarana

kesehatan

keandalan

umum,

kemudahan.
rumah

sakit

pelayanan
merupakan

Melihat kondisi yang ada saat


ini,

masih

yang

ditemui

mengalami

rumah

sakit

penurunan

kualitas lingkungan. Oleh karena


itu diperlukan
Melihat kondisi yang ada saat ini,
masih

tempat berkumpulnya orang sakit

ditemui

dan

sehingga

mengalami

memungkinkan terjadi pencemaran

lingkungan.

lingkungan

diperlukan adanya studi terhadap

sehat,
yang

berasal

dari

aktivitas rutin rumah sakit, seperti

bangunan

kegiatan sanitasi umum, operasi,

diketahui

dapur,

kebijakan

laundry,

utilitas

yang

menghasilkan limbah padat, cair


dan gas, dan lain-lain. Oleh karena
2

rumah

sakit

penurunan
Oleh
rumah

yang
kualitas

karena

itu

sakit

agar

sampai

sejauh

mana

rumah

sakit

dalam

mengelola kondisi lingkungannya

1.2 Rumusan Masalah

menimbulkan atau mungkin dapat

Pada bangunan rumah sakit,


evaluasi

penurunan

laik

pengaruh

buruk

terhadap

kesehatan

petugas,

perlu diperketat mengingat fungsi

penderita,

pengunjung

maupun

bangunan yang menyangkut hajat

bagi masyarakat di sekitar RS. Dari

hidup orang banyak. Permasalahan

pengertian di atas maka sanitasi

lainnya adalah masih terbatasnya

RS merupakan upaya dan bagian

kapasitas

Pemerintah

yang tidak terpisahkan dari sistem

dalam

pelayanan kesehatan di RS dalam

memberikan arahan terwujudnya

memberikan layanan dan asuhan

bangunan gedung yang fungsional,

pasien

yang

sebaik-baiknya,

berjati

(arena

tujuan

dari

Kabupaten/Kota

diri,

produktif,

menjamin

fungsi

mengakibatkan

dapat

keselamatan

tersebut

sanitasi

adalah

)
RS

menciptakan

masyarakat, keandalan bangunan

kondisi lingkungan RS agar tetap

dan kelestarian lingkungan.

bersih,

1.3 Tujuan Makalah

mencegah terjadinya infeksi silang

Tujuan utama adalah untuk


mengetahui

kondisi

sanitasi

nyaman,

dan

dapat

serta tidak mencemari lingkungan.


Dalam pelaksanaannya sanitasi RS

lingkungan eksisting yang terdiri

seringkali

ditafsirkan

dari kondisi penyediaan air bersih,

sempit,

pengelolaan limbah cair dan limbah

kerumahtanggaan

padat (sampah) pada bangunan

seperti kebersihan gedung, kamar

rumah sakit.

mandi

yakni

dan

makanan

secara

hanya

aspek

(housekeeping)

WC,

pe-

minuman.

layanan

Ada

juga

II. PEMBAHASAN

kalangan yang menganggap bahwa

2.1 Pengertian Sanita Rumah

sanitasi RS hanyalah merupakan

Sakit

upaya

pemborosan

dan

tidak

Dalam lingkup Rumah Sakit (RS),

berkaitan

langsung

sanitasi berarti upaya pengawasan

pelayanan

kesehatan

berbagai faktor lingkungan fisik,

Sehingga seringkali dengan dalih

kimiawi dan biologik di RS yang

kurangnya dana pembangunan dan

dengan
di

RS.

pemeliharaan, ada RS yang tidak


memiliki
sanitasi,

sarana
bahkan

mengabaikan
Mereka

pemeliharaan
cenderung

masalah

lebih

sanitasi.

Dari

berbagai

penelitian

diketahui bahwa kejadian infeksi di


RS

ada

kondisi

hubungannya
RS

yang

dengan

tidak

saniter.

mengutamakan

Untuk itu apabila RS akan menjadi

kelengkapan alat-alat kedokteran

lembaga swadana, aspek sanitasi

dan ketenagaan yang spesialistik.

perlu

Di lain pihak dengan masuknya

samping

modal asing dan swasta dalam

terjadinya

bidang perumahsakitan kini banyak

terhadap lingkungan, juga secara

RS

untuk

ekonomis dapat menguntungkan.

melalui

Sungguh ironis bila RS sebagai

berlomba-lomba

menapipilkan

citranya

kementerengan

gedung,

diperhatikan.

Karena

dapat

tempat

di

mencegah

pengaruh

buruk

penyembuhan,

kecanggihan peralatan kedokteran

menjadi

serta tenaga dokter spesialis yang

penyakit dan pencemar lingkungan

qualified,

tetapi

memperhatikan

kurang

aspek

sanitasi.

sumber

justru

penularan

Sarana dan bangunan umum


merupakan

salah

satu

tempat

Sebagai contoh, banyak RS besar

maupun alat yang dipergunakan

yang

oleh masyarakat untuk melakukan

tidak

memiliki

fasilitas

pengolahan air limbah dan sarana

kegiatannya,

pembakar

dikelola

sampah

(incinerator)

untuk

demi

itu

perlu

kelangsungan

serta fasilitas cuci tangannya tidak

kehidupan

memadai atau sistim pembuangan

keadaan

sampahnya tidak saniter. Apabila

memungkinkan

hal ini dibiarkan berlarut-larut akan

hidup dan bekerja dengan produktif

dapat membahayakan masyarakat,

secara sosial ekonomis. Untuk itu

baik

sarana

berupa

terjadinya

infeksi

dan

tersebut

buruk

persyaratan

masyarakat luas.

lingkungan

dan

mencapai

sejahtera

silang di RS maupun pengaruh


terhadap

untuk

sehingga

penggunanya

bangunan
harus

umum

memenuhi

kesehatan

seperti

yangdiamanatkan dalam UU No 23
Tahun 1992 tentang Kesehatan.

Sarana dan bangunan umum


dinyatakan

memenuhi

kesehatan

lingkungan

memenuhi
psikologis

kebutuhan
dan

penularan
pengguna,

kegiatan

apabila

ternyata

mencegah

penyakit

dan

syarat
fisiologis,

dapat

pasien

antar

penghuni

pengunjung)

pelayanan

dan

kesehatan,

di

samping

dapat

menghasilkan

dampak

positif

berupa

produk

kesehatan

yang

pelayanan
baik

terhadap

dan

pasien, juga dapat menimbulkan

masyarakat sekitarnya, selain itu

dampak negatif berupa pengaruh

harus

memenuhi

buruk

dalam

pencegahan

persyaratan
terjadinya

kecelakaan.
Dalam

kepada

pencemaran

manusia

seperti

lingkungan,

sumber

penularan

rangka

memelihara

dan

penyakit

dan

melindungi,

menghambat proses penyembuhan

mewujudkan

dan pemulihan penderita. Untuk itu

lingkungan yang sehat pada sarana

sanitasi

dan

mengawasi faktor-faktor tersebut

bangunan

dilakukan

berbagai

pengendalian
penyebab
sebagai

umum
faktor

timbulnya
bagian

dari

perlu
upaya
risiko

agar

RS

diarahkan

tidak

untuk

membahayakan.

Dengan demikian, sesuai dengan

penyakit

pengertian

kegiatan

sanitasi RS menjadi luas mencakup

surveilans epidemiologi.

sanitasi,

upaya-upaya

Terdapat tiga parameter yang

seperti

yang

lingkup

bersifat

pembangunan

fisik

sarana

biasanya menjadi referensi untuk

pengolahan air limbah, penyediaan

menentukan

air bersih, fasilitas cuci tangan,

tingkat

keandalan

sanitasi lingkungan, yaitu sarana

masker,

penyediaan air bersih .

sampah,

2.2 KONSEP SANITASI RUMAH

seperti pemeriksaan, pengawasan,

SAKIT

penyuluhan, dan pelatihan. Ben

Rumah Sakit sebagai institusi


pelayanan

kesehatan

dalamnya

terdapat

peralatan,
5

manusia

yang

di

bangunan,
(petugas,

Freedman

fasilitas
serta

pembuangan

upaya

non

menyebutkan

fisik

lingkup

garapan sanitasi RS meliputi :


a) AspekKerumahtanggaan(Housek
eeping) seperti :

Kebersihan gedung secara


keseluruhan.

2.3

Sistim isolasi sempurna


Sarana

Pembuangan

Air

Limbah

Kebersihan dinding dan

Air limbah atau air buangan

lantai.

Pemeriksaan karpet lantai.

adalah sisa air yang dibuang yang

Kebersihan kamar mandi dan

berasal
umum

Penghawaan dan

Pelayanan

makanan

dan

minuman
b) Aspek khusus Sanitasi.

Dalam

sebagai material bahan konstruksi


[Hardjasaputra et al, 2008].
Pada umumnya air limbah

Penanganan sampah kering

mengandung bahan-bahan atau zat

mudah terbakar.

zat yang dapat membahayakan

Pembuangan sampah basah.

Pembuangan sampah kering


tidak mudah terbakar.

Tipe incinerator Rumah Sakit.

Kesehatan kerja dan prosesproses operasional.

lainnya.

limbah bahkan dapat dimanfaatkan

Gudang dan ruangan.

tangga,

perkembangannya dewasa ini, air

pembersihan udara.

rumah

industri, maupun tempat tempat

fasilitas toilet.

dari

Pencahayaan dan instalasi

kesehatan

manusia

mengganggu

lingkungan

Meskipun

merupakan

serta
hidup.

sisa

air,

namun volumenya besar, karena


lebih kurang 80 % dari air yang
digunakan kegiatan manusia sehari
hari dibuang dalam bentuk yang
sudah

kotor

(tercemar).

Untuk

listrik.

kemudian air limbah ini akan

Radiasi.

mengalir

Sanitasi linen, sarung dan

dimana air ini

prosedur pencucian.

digunakan manusia kembali. Oleh

Teknik-teknik aseptik.

sebab itu air buangan ini harus

dikelola dan atau diolah secara

Tempat cuci tangan.

Pakaian operasi.
6

ke

sungai

dan

baik.

Buruknya

kualitas

juga

tercermin

dari

laut

sanitasi

rendahnya

persentase

penduduk

yang

2.4 Sarana air bersih

terkoneksi dengan system .


Sistem

pengolahan

Air yang diperuntukkan bagi

air

limbah

dapat

konsumsi manusia harus berasal


dari sumber yang bersih dan aman,

dilakukan

melalui

pengolahan

secara

proses
Pengolahan

karena pencemaran air minum/air


bersih

dapat

individual, yaitu pengolahan yang

sumber

dilakukan

pengolahan

sendiri-sendiri

masing-masing

rumah

oleh

terjadi

air,

mulai

selama

dari

proses

maupun

selama

terhadap

pengaliran di dalam pipa distribusi.

limbah domestik yang dihasilkan.

Beberapa sarana air bersih yang

Selain skema tersebut, juga telah

umum digunakan untuk. keperluan

dikembangkan system saluran air

domestik ataupun non domestic

limbah

diantaranya:

yang

diusulkan

oleh

sumur

dangkal

Wirahadikusumah & Novera (2005)

(sumur gali, sumur pompa tangan

Sistem pengolahan lainnya adalah

dangkal),

Pengolahan

Individu

pada

artesis), terminal air, PDAM.

Lingkungan

Terbatas,

yang

sumur

dalam

(sumur

Demikian pula dalam suatu

dilakukan secara terpadu dalam

bangunan,

wilayah yang kecil, seperti hotel,

sumber air bersihnya pun dapat

rumah sakit, bandara dan fasilitas

terjadi,

umum

sumber/sarana air bersih dalam

Pengolahan Komunal adalah

pencemaran
oleh

suatu

karena

bangunan

dalam
itu,
perlu

system pengolahan lainnya, yang

direncanakan.

dilakukan

menggunakan

sarana

pemukiman, industri, perdagangan,

dari

maka

yang

konstruksi bangunan sumur harus

pada

pada

suatu

kawasan

umumnya

dibuang

sumur,

melalui jaringan riool kota untuk

aman

kemudian

disebabkan

dialirkan

ke

suatu

Misalnya

terhadap

air

jika
bersih

persyaratan
polusi

pengaruh

yang
luar,

Instalasi Pengolahan Air Limbah

sehingga harus dilengkapi dengan

(IPAL). Diagram penanganan air

pagar keliling, selain itu bangunan

limbah secara komunal.

pengambilan

harus

dapat

dikonstruksikan secara mudah dan

oleh

ekonomis

Kesehatan RI.

serta

dimensi

sumur

WHO

harus memperhatikan kebutuhan

2.5

maksimum harian.

Sampah

Air

bersih

merupakan

atau

Departemen

Sarana

Pembuangan

Sampah

merupakan

sisa

manusia,

yang

masalah yang selalu dijumpai di

hasil

kota-kota besar (Suzantri et al,

keberadaannya

2006). Air bersih adalah air yang

menimbulkan

digunakan untuk keperluan sehari-

tidak dikelola dengan baik. Apabila

hari baik domestic (rumah tangga)

dibuang

maupun non domestik

saja maka akan menimbulkan bau

(perkantoran,
komersial

dan

lainnya)

industri,

fasilitas

yang

umum

kualitasnya

dan

kegiatan

banyak
masalah

dengan

gas

yang

kesehatan
dibakar

cara

manusia.
akan
udara.

dapat

membuang

sampah

telah

dimasak. Air minum adalah air

dapat

yang kualitasnya memenuhi syarat

pendangkalan

kesehatan

menimbulkan

dan

dapat

langsung

diminum.
aman

antara

kontaminasi
penyakit,
kimia

lain

bebas

yang

sampah

atau

bibit

badan air dan udara.

substansi
dan

pencemar

berbau,

pengurangan

mencukupi

kebutuhan

untuk

domestik

yang

tidak

pada

tanah,

dimulai
penerapan

digunakan

Dengan

Selain itu juga sudah harus

beracun, tidak berasa dan tidak


dapat

sungai

dikelola dengan baik dapat menjadi


sumber

berbahaya

di

banjir.

dari

dari

Kebiasaan

sehingga

bebas

kuman

Apabila

mengakibatkan

demikian

Batasan air yang bersih dan

bagi

menimbulkan

pengotoran

apabila

ditumpuk

berbahaya

memenuhi syarat kesehatan dan


diminum

apabila

prinsip-prinsip
volume

sampah

dengan menerapkan prinsip 3 R

dan rumah tangga dan memenuhi

yaitu

(Reduce

Mengurangi,

standar minimal yang ditentukan

Reuse / Menggunakan kembali dan


Recycle / Mendaur ulang).

Secara

umum

sistem

melekat pada fragmen daun kering,

pengelolaan sampah ditinjau dari

jerami, atau partikel debu yang

aspek

tertiup angin. Mikroorganisme yang

teknis

ditunjukkan.

operasional

Berdasarkan

dapat

ditemukan

di

udara

di

atas

diambil kesimpulan bahwa sistem

pemukiman penduduk di bawah

pengelolaan

ketinggian 500 kaki yaitu spora

sampah

dapat

dilakukan dengan berbagai jalur,

Bacillus

misalnya timbunan sampah masuk

fragmen dari miselium, spora fungi,

ke pewadahan kemudian dibawa

serbuk

oleh

lingkungan

kendaraan

langsung

pengumpul

dibuang

ke

tempat

dan

Clostridium,

sari,

kista.

yeast,

Faktor-faktor

dapat

mempengaruhi

juga

mikroorganisme

pembuangan akhir atau jalur lain,

udara diantaranya suhu, atmosfer,

misalnya setelah melalui bagian

kelembaban, angin, ketinggian, dan

pengumpulan kemudian dibawa ke

lain-lain.

bagian pemilahan dan pengolahan,

adalah dua faktor penting yang

setelah

menentukan

itu

dibuang

ke

tempat

pembuangan akhir.
Sampah
terbuka

dalam

yang

dibiarkan

bukan

hanya

Suhu

dan

kelembaban

mikroorganisme

kelangsungan

hidup

di

udara terkait erat dengan suhu.


Peningkatan

suhu

menyebabkan

menyebabkan pencemaran udara

penurunan waktu bertahan (Dinas

akibat bau tetapi dapat juga terjadi

Kebersihan kota Medan, 2012)

pencemaran

udara

mengandung

mikroorganisme.

dipengaruhi oleh gaya dan tekanan

Sampah yang menggunung akan

yang ada ketika partikel-partikel

mempengaruhi

kwalitas

udara

tersebut dihasilkan. Ukuran akhir

yang

disekirar

TPAS.

aerosol

berada

yang

Aerosol

tergantung

pada

sifat

Mikroorganisme yang ada di udara

cairan

berasal dari tumpukan sampah.

mikroorganisme, gaya dan tekanan

Pada

emisi, ukuran awal aerosol, lama

ketinggian

300-1000

kaki

yang

pernafasan

atau lebih dari permukaan bumi

terbawa

mikroorganisme

mikroorganisme di dalam droplet.

tanah

yang

udara,

mengandung

dan

ukuran

Jarak dan lamanya partikel tetap

III. PENUTUP

melayang di udara ditentukan jenis

3.1 Kesimpulan

mikroorganisme,

ukuran

kecepatan

pengendapan,

kelembaban
Partikel

partikel,

dan

besar

aliran

udara.

biasanya

tetap

melayang di udara selama jangka


waktu

yang

terbatas

dan

mengendap pada jarak 1 meter (3


kaki) dari sumbernya. Partikel kecil
menguap dengan cepat, dan residu
yang dihasilkan mengendap dari
udara secara perlahan-lahan dan
bisa melayang di udara selama
jangka

waktu

Ukuran

yang

partikulat

debu

membahayakan
umumnya

bervariasi.
yang

kesehatan

berkisar

antara

0,1

mikron sampai dengan 10 mikron


Pada umumnya ukuran partikulat
debu sekitar 5 mikron merupakan
partikulat

udara

langsung

ke

yang
paru-paru

dapat
dan

mengendap di alveoli. Keadaan ini


bukan

berarti

bahwa

ukuran

partikulat yang lebih besar dari 5


mikron tidak berbahaya, karena
partikulat yang lebih besar dapat
mengganggu
atas

dan

saluran

menyebabkan

(Ching, et. al, 2007).


10

pernafasan
iritasi

Dalam lingkup Rumah Sakit


(RS),

sanitasi

pengawasan
lingkungan

berarti

upaya

berbagai

faktor

fisik,

kimiawi

dan

biologik di RS yang menimbulkan


atau

mungkin

mengakibatkan

dapat

pengaruh

buruk

terhadap

kesehatan

petugas,

penderita,

pengunjung

maupun

bagi masyarakat di sekitar RS. Dari


pengertian di atas maka sanitasi
RS merupakan upaya dan bagian
yang tidak terpisahkan dari sistem
pelayanan kesehatan di RS dalam
memberikan layanan dan asuhan
pasien

yang

sebaik-baiknya,

(arena

tujuan

dari

tersebut

adalah

sanitasi

)
RS

menciptakan

kondisi lingkungan RS agar tetap


bersih,

nyaman,

dan

dapat

mencegah terjadinya infeksi silang


serta tidak mencemari lingkungan.
Dalam pelaksanaannya sanitasi RS
seringkali
sempit,

ditafsirkan
yakni

hanya

secara
aspek

kerumah tanggaan (housekeeping)


seperti kebersihan gedung, kamar
mandi

dan

WC,

pe-

layanan

makanan

minuman.

Ada

juga

sampahnya tidak saniter. Apabila

kalangan yang menganggap bahwa

hal ini dibiarkan berlarut-larut akan

sanitasi RS hanyalah merupakan

dapat membahayakan

upaya

3.2 Saran

pemborosan

dan

berkaitan

langsung

pelayanan

kesehatan

tidak
dengan

di

RS.

Agar sanitasi RS diarahkan


untuk

mengawasi

faktor-faktor

Sehingga seringkali dengan dalih

tersebut

kurangnya dana pembangunan dan

membahayakan. Dengan demikian,

pemeliharaan, ada RS yang tidak

sesuai dengan pengertian sanitasi,

memiliki

lingkup sanitasi RS menjadi luas

sanitasi,

sarana
bahkan

mengabaikan
Mereka

pemeliharaan

lebih

cenderung

masalah

sanitasi.

mengutamakan

agar

mencakup

tidak

upaya-upaya

yang

bersifat fisik seperti pembangunan


sarana

pengolahan

air

limbah,

kelengkapan alat-alat kedokteran

penyediaan air bersih, fasilitas cuci

dan ketenagaan yang spesialistik.

tangan,

Di lain pihak dengan masuknya

pembuangan sampah, serta upaya

modal asing dan swasta dalam

non

bidang perumahsakitan kini banyak

pengawasan,

RS

pelatihan.

berlomba-lomba

menapipilkan

citranya

kementerengan

untuk
melalui

masker,

fisik

seperti

fasilitas
pemeriksaan,

penyuluhan,

dan

DAFTAR PUSTAKA

gedung,

kecanggihan peralatan kedokteran

Dwipayanti, U. 2008. Ketersediaan dan

serta tenaga dokter spesialis yang

Pengelolaan

qualified,

Wisata Pulau Bali. Universitas

tetapi

memperhatikan

kurang

aspek

yang

tidak

memiliki

fasilitas

pengolahan air limbah dan sarana


pembakar

sampah

(incinerator)

serta fasilitas cuci tangannya tidak


memadai atau sistim pembuangan
11

di

tempat

Udayana. Denpasar

sanitasi.

Sebagai contoh, banyak RS besar

Toilet

Ditjen

Cipta

Karya

(2006);

Peraturan

Menteri

Pekerjaan

Umum

No.29/PRT/M/2006 tentang

Pedoman

Persyaratan

Teknis Bangunan Gedung.


Departemen Kesehatan (2002);

tahun 2004 tentang Baku


Mutu Limbah Cair.
Sitorus, G.; Hardjasaputra, H. Dan

Peraturan Menteri Kesehatan

Simanjuntak, M.R.A. (2008);

RepublikIndonesiaNo.907/Men

Analisis Kelayakan Finansial

kes/SK/VII/2002

tentang

Investigasi Proyek Konstruksi

dan

Pengolahan Sampah dengan

Air

Teknologi EATAD; Jurnal T.

Minum.Departemen Pekerjaan

Sipil Univ. Pelita Harapan,

Umum

ISSN.1693- 6833, V.5, No.2,

Syarat-Syarat
Pengawasan

Kualitas

(1994)

Spesifikasi

Timbulan Sampah untuk Kota

pp.86-92.

Kecil dan Sedang di Indonesia.

Shohet,

SNI 19-3964-1994 SK SNI M-

Evaluation

36-1991-03.

(2003);

Building

Methodology

for

(2003);

Maintenance

priorities

Keputusan

Menteri

Hospital

Kesehatan

Republik

Departemen

Kesehatan

Setting
in

Buildings;

Construction

Management

IndonesiaNomor288/Menkes/

and

SK/III/2003

2003) 21, ISSN 0144-6193,

Tentang

Pedoman
Sarana

Penyehatan
Dan

Bangunan

Umum.
Kepmenkes

Economics

RI

No.

tentang

Persyaratan

Kesehatan

Lingkungan

Rumah Sakit.
Pemerintah Daerah Propinsi

Jawa

Tengah (2004); Perda No. 10

(October

pp 681-692.
Suzantri, M.; Legono, Djoko dan
Nurrochmad,

1204/Menkes/SK/X/2004

12

I.M.,

Analisis

F.

(2006);

Pengembangan

Pengelolaan Air Bersih di


Kota Dumai; Forum T. Sipil
UGM,

V.XVI/2;

Akreditasi

Dikti No:23a/Dikti/Kep/2004;
pp.352-364.
Wirahadikusumah,
Novera,

R.D.

dan

H.

(2005);

Pengembangan

Sistem

Inspeksi

dan

Penilaian

Kondisi Saluran Air Limbah


di Kota Bandung; Jurnal T.
Sipil Univ.

13

Tarumanegara, ISSN.08535272, V.XI, No.1,

Anda mungkin juga menyukai