Anda di halaman 1dari 3

Hidup yang Berhikmat Menurut Iman Kristen

Christian Jeremia,1506729941

Dalam menjalani kehidupan, maka manusia tentu memerlukan adanya ilmu


pengetahuan dan hikmat. Namun, dari keduanya, hikmat mengatur kehidupan
manusia lebih dalam untuk dapat menentukan sikap dalam kehidupannya. Dalam
kehidupan seorang Kristen dimana ia memiliki tugas dan panggilan di tengah-tengah
dunia untuk memancarkan cahaya Kristus maka diperlukannya hikmat dan pengertian
dari Allah supaya orang percaya dapat berfungsi dengan baik dalam bagian mereka
masing-masing. Dalam Alkitab hikmat diartikan sebagai: pengertian, pengetahuan
dan kebijaksanaan. Orang berhikmat memahami segala perkara dengan baik (Ams
8:12 dan Pkh 8:1). Hikmat akan membuat manusia memiliki cara pandang yang
berbeda terhadap seluruh masalah. Masalah yang dihadapkan menjadi sebuah
kesempatan yang dapat menentukan kesuksesan atau kegagalan dalam hidupnya,
sehingga ia akan lebih bijaksana untuk mempergunakan setiap waktu yang ada.
Sumber hikmat dapat berasal dari Allah, manusia lain, atau dari alam. Hikmat
yang yang berasal dari manusia atau alam ini bukan merupakan hikmat yang sejati
(Yak 3:14-16), dimana terkadang hikmat tersebut berasal dari hawa nafsu manusia
dan iblis (iri hati, egoisme, kesombongan, serta dusta).Namun sumber hikmat yang
paling besar, benar dan sejati adalah dari Allah. Semua hikmat sebenarnya berasal
dari Allah. Allah menciptakan segala sesuatu menurut hikmat-Nya (Yak 1:5; Rom
11:33-36; Ams 3:19). Hikmat yang berasal dari Allah itu murni, pendamai, peramah,
penurut, penuh belas kasih dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak
munafik (Yak 3:17). Karena itu takut akan Allah, menyembah kepada Dia dan
bersandar kepada Dia merupakan jalan satu-satunya memiliki hikmat yang benar
(Ams 1:7; Pkh 2:26). Hikmat jauh lebih besar dari kekayaan dan kehormatan. Hikmat
juga memberikan umur panjang, menjauhkan manusia dari malapetaka, dan
memberikan rasa aman. Orang berhikmat tidak akan mudah jatuh dalam jebakan.

Orang berhikmat akan menarik orang datang kepadanya untuk meminta nasihat atau
petunjuk. (Ams 3:13-18; 4:6; 8:11-21,35; Pkh 7:11,12,19; dll).
Memiliki hikmat dan kebijaksanaan juga menjadikan sebuah kesadaran baru
tentang persekutuan dengan Allah (Ayub 28:20-28). Persekutuan dengan Allah yang
bukan tradisi agama seperti yang dipertahankan oleh sahabat-sahabat Ayub,
melainkan persekutuan yang hidup, dengan Allah yang hidup. Allah yang menyatakan
dirinya lewat setiap masalah yang membuat Ayub lebih mengenal dan menikmati
persekutuannya dengan Allah yang memberi makna dalam hidup ini. Orang
berhikmat adalah orang yang memiliki pengetahuan yang memungkinkan orang itu
mengenal Yang Mahakudus (Ams 30:3). Sehingga, orang yang berhikmat akan
mampu melihat perbuatan-perbuatan Tuhan yang besar dalam setiap perjalanan hidup
ditengah-tengah permasalahan yang ia alami di dunia ini. Orang yang bijak selalu
memberikan pengaruh yang positif. Oleh karena itu, seseorang yang berhikmat
berjerih payah untuk melakukan kebenaran, yang berkenan bagi Tuhan, serta
menghindari jalan yang menyesesatkan.
Lalu, apakah yang dibutuh oleh seorang Kristen untuk ia dapat memperoleh
hikmat dari Allah yang benar? Pertama, meminta hikmat dari Tuhan sendiri. Ia hanya
bisa mendapat hikmat dari Tuhan apabila ia terus bersandar kepada Tuhan, dan hidup
tulus dihadapan Tuhan (Yak 1:5-8). Kedua, menjaga hikmat tersebut. Apabila hikmat
itu tidak dijaga maka ia akan hilang. Hikmat adalah bagian dari cara hidup orangorang percaya. Ketika cara hidup yang dimiliki tidak berkenan bagi Allah, maka
pudarlah hikmat yang ada padanya (Ams 3:21; 4:8; Pkh 9:18; 10:1).
DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.todaymanna.com/renungan/hidup-yang-berhikmat/ diakses pada
tanggal 17 Mei 2016 jam 17.44
2. http://www.kalamhidup.com/jadilah-orang-yang-berhikmat/
tanggal 18 Mei 2016 jam 20.08

diakses

pada

Anda mungkin juga menyukai