Anda di halaman 1dari 4

Prosiding Simposium Nasional Inovasi Pembelajaran dan Sains 2011 (SNIPS 2011)

22-23 Juni 2011, Bandung, Indonesia

Sel Galvani Menggunakan Floral Foam


Siti Roehanatun Zahro* dan Bunbun Bundjali
Diterima 3 Juni 2011, direvisi 4 Juli 2011, diterbitkan 2 Agustus 2011
Abstrak
Elektrokimia merupakan materi pelajaran kimia yang sulit dipahami dan dianggap rumit oleh sebagian besar
siswa. Pada konsep elektrokimia sering ditemukan miskonsepsi terutama pada aliran arus listrik, sel Galvani
dan fungsi jembatan garam. Dalam aplikasinya sel Galvani digunakan sebagai penghasil energi listrik dari
reaksi redoks seperti baterai, sel kering dan kinerja aki. Beberapa sel penghasil energi listrik tersebut tidak
menggunakan dua larutan elektrolit yang dihubungkan oleh jembatan garam. Hal ini menyebabkan siswa
kurang bisa menghubungkan konsep dan aplikasi konsep tersebut. Oleh karena itu, perlu dikembangkan sel
Galvani yang dapat memperjelas konsep elektrokimia pada sel Galvani dan dapat menghubungkan konsep
dengan aplikasinya. Pada penelitian ini, sel Galvani disusun dengan menggunakan larutan CuSO4 dan
Na2SO4 yang dimasukkan dalam floral foam sebagai pengganti jembatan garam. Elektroda yang digunakan
adalah grafit, Mg, Fe dan Zn. Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensial sel terbesar diperoleh dengan
menggunakan pasangan elektroda Mg-grafit yaitu 1,864 V, kemudian pasangan elektroda Zn-grafit sebesar
1,117 V dan pasangan elektroda Fe-grafit sebesar 0,776 V. Dengan menggunakan pasangan-pasangan
elektroda tersebut, potensial sel Galvani dengan menggunakan floral foam hampir sama dengan potensial
sel Galvani dengan menggunakan jembatan garam. Potensial elektroda standar grafit adalah 0,34 V.
Kata kunci : sel Galvani, korosi, floral foam.
yang sudah biasa digunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Kenyataan ini dapat menurunkan
minat siswa dalam mempelajari konsep
elektrokimia. Padahal elektrokimia merupakan
materi kimia yang penting dan berhubungan
dengan banyak disiplin ilmu lain seperti
metalurgi, teknik, biologi dan geologi [7]. Oleh
karena itu, perlu dikembangkan sel Galvani yang
lebih praktis dan mampu menjelaskan konsep
sel Galvani dan aplikasinya.

Pendahuluan
Beberapa penelitian menyatakan bahwa
konsep elektrokimia adalah salah satu konsep
yang sulit dipahami dan dianggap rumit oleh
sebagian besar siswa sehingga menimbulkan
miskonsepsi [1] dan [2]. Pada konsep ini banyak
ditemukan miskonsepsi terutama pada aliran
arus pada larutan elektrolit dan jembatan garam
[2]. Salah satu contoh sel Galvani adalah sel
Daniell [3]. Sel Daniell menggunakan dua
elektroda yaitu Zn dan Cu yang masing-masing
dicelupkan dalam larutan sulfatnya. Kedua
larutan dihubungkan dengan jembatan garam [4].
Sel ini melibatkan banyak zat yaitu logam Zn,
logam Cu, larutan Zn, larutan Cu dan garam
pada
agar-agar
sehingga
seringkali
membingungkan siswa [5]. Konsep jembatan
garam seringkali mengacaukan pemahaman
siswa tentang aliran arus listrik pada sel Galvani
[6]. Sebagian siswa berpikir bahwa arus listrik
mengalir melalui jembatan garam. Dalam
praktiknya
pembuatan
jembatan
garam
membutuhkan waktu dan biaya. Penggunaan
jembatan garam pada pembuatan sel Galvani
kurang praktis dan efisien.

Teori
Alat untuk mendapat arus listrik dengan
bantuan reaksi kimia disebut dengan sel Galvani
atau sel Volta [3]. Reaksi kimia yang
dimanfaatkan untuk menghasilkan arus listrik
adalah reaksi redoks spontan [8] dan [9]. Sel
Galvani terdiri atas dua elektroda dan elektrolit.
Elektroda dihubungkan oleh penghantar luar
yang mengangkut elektron ke dalam sel atau ke
luar sel. Elektron akan bermigrasi dari satu
elektroda ke elektroda lainnya [4]. Contoh sel
Galvani adalah sel Daniell yang dibuat oleh John
Daniell pada tahun 1833. Elektroda tempat
terjadinya oksidasi adalah batang seng yang
dicelupkan dalam larutan seng sulfat. Elektroda
tempat terjadinya reduksi adalah batang
tembaga yang dicelupkan dalam larutan
tembaga sulfat. Kedua elektroda ini biasanya
ditandai sebagai Zn/ZnSO4 dan Cu/CuSO4. Pelat
berpori atau material yang mirip digunakan untuk
memisahkan kedua larutan dan pada saat yang
sama memungkinkan kation bermigrasi dari
elektroda negatif ke elektroda positif. Liberko,

Pengaplikasian
konsep
sel
Galvani
diantaranya dalam kinerja aki, baterai, dan sel
kering. Beberapa sel penghasil energi tersebut
tidak menggunakan dua larutan elektrolit yang
dihubungkan oleh jembatan garam. Hal ini
menyebabkan
siswa
kurang
bisa
menghubungkan konsep elektrokimia yang
berlangsung pada berbagai bentuk sel Galvani

ISBN xxx-x-xxxx-xxxx-x

http://portal.fi.itb.ac.id/cps/

Prosiding Simposium Nasional Inovasi Pembelajaran dan Sains 2011 (SNIPS 2011)
22-23 Juni 2011, Bandung, Indonesia

mengusulkan penggunaan spon (busa) sebagai


jembatan garam pada demonstrasi sel Galvani.
Busa dipotong seperti huruf U dan digunakan
seperti pipa U pada sel Galvani biasa, masingmasing kaki busa dimasukkan dalam larutan
elektrolit [10]. Sel Galvani dengan biaya murah
dalam skala kecil telah dibuat oleh Eggen
dengan menggunakan floral foam (busa bunga).
Elektroda yang digunakan yaitu Mg dan batang
grafit. Arus listrik yang dihasilkan digunakan
untuk menghidupkan lampu dioda [5].

Endapan
Cu

Potensial sel yang dihasilkan oleh suatu


elektroda dengan elektroda hidrogen disebut
dengan potensial elektroda. Elektroda yang lebih
mudah
mengalami
reduksi
dibandingkan
terhadap
elektroda
hidrogen
mempunyai
potensial elektroda bertanda positif, sedangkan
elektroda yang lebih sukar mengalami reduksi
diberi tanda negatif. Menurut kesepakatan
(konvensi), potensial elektroda dikaitkan dengan
reaksi reduksi. Jadi, potensial elektroda sama
dengan potensial reduksi. Adapun potensial
oksidasi sama nilainya dengan Potensial sel
adalah selisih potensial antara katoda dan anoda,
diberi lambang Esel. Potensial sel juga disebut
gaya gerak listrik (ggl = emf atau electromotive
force) [11]. Potensial sel merupakan ukuran
daya dorong elektron dalam suatu sel dengan
satuan volt. Potensial sel merupakan jumlah
potensial dari setengah reaksi reduksi dan
setengah reaksi oksidasi. Baterai adalah alat
yang dapat mengubah energi kimia menjadi
energi listrik. Energi listrik yang dihasilkan oleh
sebuah baterai muncul akibat adanya perbedaan
potensial listrik kedua elektroda. Cara kerja
baterai pada dasarnya sama dengan sel Galvani,
tetapi baterai memiliki kelebihan karena sifatnya
yang berdiri
sendiri,
tidak
memerlukan
komponen tambahan seperti jembatan garam [8].

Gambar 1. Elekroda yang telah digunakan.


Penentuan elektroda standar grafit
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan
dengan menggunakan elektroda kelomel dalam
KCl jenuh diperoleh data pengaruh penggunaan
elektroda terhadap potensial pada suhu ruang
o
(25 C) seperti pada Tabel 1.
Tabel 1. Potensial sel dengan menggunakan
elektroda kalomel.
Potensial sel
terukur

(V)

E
anoda
(V)

1,769
1,022

-1,525
-0,778

0,683

-0,439

Anoda

Katoda

Mg
Zn

Kalomel
Kalomel

0,244
0,244

Fe

Kalomel

0,244

Potensial elektroda standar dari kalomel jenuh


telah diketahui yaitu sebesar 0,244 V [8]. Kedua
elektroda dihubungkan dengan multimeter dan
diperoleh nilai potensial selnya. Kalomel
bertindak sebagai katoda dan logam bertindak
sebagai anoda.
Selanjutnya nilai potensial anoda yang
digunakan dapat diperoleh melalui perhitungan
Esel = Ekatoda Eanoda. Potensial anoda tersebut
digunakan untuk menentukan potensial standar
dari grafit dengan mengukur potensial sel
menggunakan logam tersebut sebagai anoda
dan grafit sebagai katoda. Potensial sel dengan
menggunakan elektroda grafit ditunjukkan pada
Tabel 2.

Hasil dan diskusi


Atom logam (Mg, Zn dan Fe) mempunyai
kemampuan memberi elektron lebih besar
daripada atom karbon. Jika kedua elektroda
dihubungkan, atom logam akan memberikan
elektron kepada karbon sehingga dihasilkan
listrik. Pada sel Galvani ini logam pada anoda
mengalami reaksi oksidasi dan zat yang
2+
yang
mengalami reaksi reduksi adalah Cu
mengendap menjadi Cu. Elektron mengalir
melalui kawat penghantar. Elektron ini
2+
mereduksi Cu pada larutan CuSO4 sehingga
terbentuk endapan pada permukaan karbon. Hal
ini dapat terlihat pada permukaan elektroda yang
telah digunakan dalam sel, elektroda logam
terkorosi dan terdapat endapan Cu pada grafit
yang dapat dilihat pada Gambar 1.

ISBN xxx-x-xxxx-xxxx-x

E
katoda
(V)

Tabel 2. Potensial sel dengan menggunakan


elektroda grafit.

Potensial sel
terukur
(V)

Eo
anoda
(V)

Katoda

Anoda

Eo
anoda
(V)

Grafit

Mg

-1,525

1,864

0,339

Grafit
Grafit

Zn
Fe

-0,778
-0,439

1,117
0,776

0,339
0,337

http://portal.fi.itb.ac.id/cps/

Prosiding Simposium Nasional Inovasi Pembelajaran dan Sains 2011 (SNIPS 2011)
22-23 Juni 2011, Bandung, Indonesia

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, terlihat


bahwa arus listrik yang dihasilkan pada sel
Galvani yang menggunakan Na2SO4 lebih besar
dan stabil daripada sel Galvani dengan
menggunakan ZnSO4. Dengan demikian, dilihat
dari nilai potensial sel dan arus sel, sel Galvani
dengan menggunkan Na2SO4 lebih praktis dan
efisien.

Berdasarkan data penelitian ini, dapat


ditentukan potensial elektroda standar dari grafit
dengan menggunakan floral foam. Data
potensial elektroda standar grafit ini dapat
digunakan
sebagai
potensial
elektroda
pembanding. Elektroda pembanding yang biasa
digunakan adalah elektroda hidrogen dan
elektroda kalomel, tetapi tidak setiap sekolah
memiliki kedua elektroda ini. Grafit mudah
diperoleh dan dapat digantikan dengan karbon
isi pensil. Dengan menggunakan sel Galvani
floral foam potensial elektroda standar dari grafit
dapat digunakan sebagai elektroda pembanding.
Pengaruh Jenis Larutan Terhadap Potensial dan
Arus
Pengamatan
ini
dilakukan
dengan
membandingkan potensial sel Galvani yang
menggunakan Na2SO4 dengan sel Galvani yang
dibuat dari larutan ionnya. Larutan yang
digunakan adalah ZnSO4 untuk elektroda Zn,
larutan MgSO4 untuk elektroda Mg dan larutan
FeSO4 untuk elektroda Fe. Pengukuran
potensial dengan menggunakan larutan ionnya
cenderung tetap, dan stabil dalam waktu yang
lebih singkat daripada sel Galvani menggunakan
Na2SO4. Nilai potensial sel Galvani yang
menggunakan larutan ionnya sesuai dengan
perhitungan karena dalam keadaan standar.
Data pengamatan potensial sel dengan
menggunakan larutan Na2SO4 1 M dan larutan
2+
2+
ion senama dengan elektroda (larutan Fe , Mg
2+
dan Zn ) dengan konsentrasi 1 M terlihat pada
Tabel 4.

Gambar 2. Arus yang dihasilkan pada sel


Galvani dengan menggunakan Na2SO4 dan
.
ZnSO2
Pengaruh Penggunaan Floral foam dalam Sel
Galvani
Sel Galvani menggunakan floral foam
menggunakan satu larutan elektrolit tanpa
jembatan garam. Untuk mengetahui pengaruh
penggunaan floral foam, dilakukan pengukuran
potensial sel dengan menggunakan larutan ion
senama dengan elektroda yang digunakan.
Dalam pengamatan ini, larutan yang dimasukkan
dalam floral foam adalah larutan ion senama
dengan elektroda yang digunakan. Untuk
elektroda Zn digunakan larutan ZnSO4, elektroda
Fe digunakan larutan FeSO4 dan untuk elektroda
Mg digunakan larutan MgSO4. Hasil pengukuran
dibandingkan dengan pengukuran potensial
menggunakan jembatan garam (sel Daniell).
Setelah dilakukan pengamatan diperoleh data
seperti dalam Tabel 5.

Tabel 4. Pengaruh Jenis Larutan Terhadap


Potensial.

Anoda

Larutan
Na2SO4

Larutan
2+
2+
2+
(Zn , Mg dan Fe )
sesuai dengan
elektrodanya

Mg
Zn

1,864 V
1,117 V

2,050 V
1,099 V

Fe

0,776 V

0,744 V

Tabel 5. Pengaruh Penggunaan Floral foam


terhadap Potensial.

Satu sel Galvani dengan menggunakan


larutan ionnya hanya dapat digunakan untuk
satu elektroda. Larutan ZnSO4 hanya bisa
digunakan dengan elektroda Zn, MgSO4 dengan
elektroda Mg dan FeSO4 dengan elektroda Fe.
Akan tetapi, sel Galvani dengan menggunakan
larutan Na2SO4 dapat digunakan untuk
pengukuran potensial semua elektroda dengan
potensial yang tidak jauh berbeda. Arus yang
dihasilkan
pada
sel
Galvani
dengan
menggunakan Na2SO4 dan ZnSO4 dapat dilihat
pada Gambar 2.

ISBN xxx-x-xxxx-xxxx-x

Elektroda

Floral foam

Jembatan
Garam

Mg

2,050 V

2,064 V

Zn
Fe

1,099 V
0,744 V

1,1 V
0,708 V

Berdasarkan tabel pengamatan tersebut,


terlihat bahwa hasil pengukuran sel yang
menggunakan floral foam tidak jauh berbeda
dengan
hasil
pengukuran
sel
yang
menggunakan jembatan garam seperti pada sel
Daniell. Jembatan garam berfungsi untuk
mencegah penumpukan muatan positif pada
anoda dan muatan negatif pada katoda sehingga

http://portal.fi.itb.ac.id/cps/

Prosiding Simposium Nasional Inovasi Pembelajaran dan Sains 2011 (SNIPS 2011)
22-23 Juni 2011, Bandung, Indonesia

merupakan penjumlahan dari jumlah sel yang


dirangkai.

kerja sel tidak cepat berakhir. Floral foam


merupakan
bahan
berpori
sehingga
memungkinkan terjadinya pertukaran ion antara
larutan dalam gelas dan larutan dalam floral
foam. Hal ini terbukti dari kerja sel yang tidak
cepat berakhir.

Ucapan terima kasih


Penulis mengucapkan terima kasih Direktorat
Pendidikan Islam Kementrian Agama Republik
Indonesia atas dukungan finansialnya pada
penelitian ini.

Pengaruh Rangkaian Sel


Pada penelitian ini dibuat sel Galvani dengan
berbagai variasi rangkaian. Larutan CuSO4
dimasukkan dalam floral foam yang dicelupkan
dalam gelas berisi larutan Na2SO4. Selain itu
juga dibuat rangkaian sel Galvani tanpa
menggunakan gelas kimia. Kedua larutan
dimasukkan dalam floral foam. Kedua floral foam
yang berisi larutan garam Na2SO4 dan CuSO4
didekatkan dan dihubungkan dengan elektroda
kemudian dilakukan pengukuran potensial sel.
Potensial kedua variasi rangkaian sel ini juga
tidak berbeda jauh dengan rangkaian sel Galvani
dengan menggunakan gelas kimia. Pada
rangkain sel ini, memungkinkan terjadinya
distribusi ion antara kedua larutan dalam floral
foam yang dihimpitkan sehingga masih mengalir
arus dan potensial sel dapat terukur.

Referensi
[1] Ozkaya, A. R, Conseptual Difficulties
Experienced by Prospective Teachers in
Electrochemistry : Half Cell Potential, Cell
Potential, Chemical and Electrochemical
equilibrium in Galvanic Cell, J. Chem.
Educ, 79, 735-738 (2002)
[2] Sanger,M. J., Greenbowe, T. J, Students
Misconception in Electrochemistry: Current
Flow in ElectrolyteSolution and Salt Bridge,
J. Chem.Educ, 74, 819-823 (1997)
[3] Levine, I. N, "Physical Chemistry Fourth
Edition. New York, McGraw-Hill, Inc, 1995
[4] Atkins, P. W, Physical Chemistry 6th Educ,
NewYork, W. H Freeman and Co, 1998
[5] Eggen, P. O., Gronneberg, T., Kvittingen, L,
Small Scale and Low-Cost Galvanic Cells,
J. Chem. Educ, 83, 1201-1203 (2006)
[6] Boulabiar, A., Baouraoui, K., Chastrette, M.,
Abderraba, M, A Historical Analysis of The
Daniell Cell and Electrochemistry Teaching
in French and Tunisian Textbooks, J.Chem.
Educ, 81, 754-757 (2004)
[7] Bockris, J. O. M., Reddy, A. K. N, Modern
Electrochemistry I Ionic, Second Edition,
NewYork, Kluwer Academic Publisher,
2002
[8] Chang, R, Chemistry, Sixth Edition, New
York, McGraw-Hill, 1998
[9] White, D.P, Electrochemistry. Wilmington,
University of Caroline, 1999
[10] Liberko, C.A, A Simple and Inexpensive
Salt Bridge for Demonstrations Involving a
Galvanic Cell, J. Chem. Educ, 84, 597
(2007)
[11] Ahmad, H, Elektrokimia dan Kinetika
Kimia Bandung, P.T. Citra Aditya Bakti,
1992

Selain itu, juga dilakukan pengukuran


potensial terhadap beberapa sel Galvani yang
dirangkai seri. Potensial sel rangkaian seri
terlihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Potensial rangkaian seri Sel Galvani.
Banyak
sel
1

Mg

Zn

Fe

1,864 V

1,117 V

0,776 V

3,412 V

2,248 V

1,730 V

5,11 V

3,250 V

2,434 V

6,73 V

4,29 V

3,205 V

8,46 V

5,38 V

3,83 V

9,94 V

6,39 V

4,48 V

11,58 V

8,19 V

5,04 V

Potensial rangkaian seri sel Galvani


merupakan penjumlahan tiap rangkaian sel. Hal
ini sesuai dengan prinsip rangkaian seri yaitu
bahwa tegangan pada hambatan pengganti seri
sama dengan jumlah tegangan pada tiap-tiap
komponennya.

Siti Roehanatun Zahro*


MA Wahid Hasyim, Jl. Wahid Hasyim, Depok, Sleman,
DIY
aku_zahro@yahoo.com

Kesimpulan
Potensial elektroda standar grafit adalah 0,34
V. Penggunaan larutan Na2SO4 lebih praktis dan
efisien daripada penggunaan larutan ion senama
dengan elektrodanya dalam pembuatan sel
Galvani. Floral foam dapat digunakan sebagai
pengganti jembatan garam pada sel Galvani.
Potensial sel Galvani yang dirangkai seri

ISBN xxx-x-xxxx-xxxx-x

Bunbun Bundjali
KK Kimia Fisik dan Anorganik, ITB, Jl. Ganesha 10,
Bandung 40135
bunbun@chem.itb.ac.id

*Corresponding author

http://portal.fi.itb.ac.id/cps/

Anda mungkin juga menyukai