SYARAT Dan ATURAN FOTO TULANG
SYARAT Dan ATURAN FOTO TULANG
A. Greenstick fracture
B. Torus fracture
C. Stress fracture
D. Compression fracture
2. Complete
A.
B.
C.
D.
E.
F.
Transverse fracture
Oblique fracture
Spiral fracture
Impacted fracture
Comminuted fracture
Segemental fracture
2. Displacement
A. Anterior
B. Posterior
C.
D.
4. Angulasi,
dibentu oleh
Medial
lateral
3. Rotasi
Perputaran
salah
satu
segmen
tulang , ke
medial/lateral
sudut
yang
fracture
4. lateral angulasion(valrus)
5. Terhadap masing masing segmen
A. Cum contractionum, membentuk struktur ekstremitas menjadi lebih pendek
dari ekstremitas yang normal
B. Distraction, terdapat jarak antara kedua corpus yang fraktur sehingga
membuat ekstremitas yang fraktur lebih panjang dari yang tidak sakit
A. Fatique
akititas
yang
berlebihan
beban
berlebihan
ankle fracture
scaphoid fracture
fracture of femur
pemeriksaan yang hati hati dari pemeriksaan foto polos tidak banyak memberikan informasi,
CT daoat memberikan keuntungan lebih detail yang komplit dari segmen fraktur, dan
dislokasi juga hubungan satu dan yang lainnya.
Fat pad sign and joint effusion
Normalnya terjadi pada bagian lateral dari siku saat fleksi 90 ? a fat pad terliat pada
anterior dari sendi. Normal terjadi pada capsula sendi. Pada sisi posterior tidak ada lapisan
lemak yang terlihat karena lemak posterior berlokasi didalam fossa intercondylar
Bila terdapat tanda lapisan lemak yang tidak terjadi pada anak kecil, dan signifikan terdapat
pada intrarticular injury. Bila terlihat lapisan lemak namun tanpa adanya pendahuluan fraktur
harus dicurigai adanya fracture yang samar.
Xray tidak terlihat fraktur
terlihatnya positif lapisan lemak
fraktur samar saat
anak : fraktur supercondylar
dewasa : fraktur kepala radius.
Ganas
Batas tak tegas
Destruksi
Rx periosteal(+)
2. Reaksi periosteal
Benign (none)
Benign (solid)
3. Matrix tumor
4. Soft tisuue
Bila lesi lebih dominan pada jaringan lunak dibanding pada tulang, maaa lebih
cenderung pada tumor jaringan lunak. Demikian juga sebaliknya.
Osteo sarcoma
Paling banyak di distal emur, proximal humerus, dan proximal humerus.
Foto polos
Destruksi medullary dan cortical
Reaksi periosteal agresif(sunburst/triangle coedman, lamelated)
Osteochondroma
findings
Infeksi Tulang
Osteomielitis
Manifestasi klinik
Gejala gejala umum pada osteomyelitis hematogen akut timbul akibat bakterimia dan
septicemia berupa demam tinggi, malaise serta nafsu makan yang berkurang
Pemeriksaan fisik
nyeri tekan
gangguan pergerakan sendi (pembengkakan sendi dan bertambah berat bila terjadi
spasme local) dapat disebabkan oleh efusi sendi atau infeksi sendi(arthritis sendi)
setelah beberapa hari, infeksi yang keluar dari tulang dan mencapai subkutan akan
menimbulkan selulitis sehingga kulit akan kemerahan.
Diagnosis
diagnosis dini dari osteomyelitis akut sangat diperlukan karena dengan tatalaksana
lebih awal dengan pemberian antibiotic dapat mencegah nekrosis tulang
penegakkan diagnosis osteomyelitis adalah berdasarkan dari anamnesis, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan penunjang
open biopsy pada tulang dengan pemeriksaan histopatologis dan kultur merupakan
kriteria standart untuk diagnosis mikrobiologi osteomyelitis
prosedur ini mungkin tidak dibutuhkan jika hasil kultur darah positif dengan temuan
radiologi sesuai.
Dalam 3 hari setelah gejala muncul, gambaran foto polos yang dapat ditemukan
hanyalah gambaran jaringan lunak disekitar metafisis yang dikenai berupa
pembengkakak jaringan lunak setempat yang kecil dan dalam sedangkan struktur
tulang dan jaringan lunak lainnya masih tampak normal pada foto polos.
Abses radiolusen tunggal atau multiple bisa ditemukan pada stadium sub akut atau
kronik osteomyelitis
Abses brodie ditemukan pada anak anak biasanya muncul di metafisis. Ciri khas pada
osteomyelitis kronik adalah nekrosis tulang yang terbentuk rata rata dalam 10 hari.
Sellatursika dengan bentuk, ukuran normal, dasar dan dinding posterior tak tampak
kelainan
KESAN: Foto kranial AP dan laatera tak tampak kelainan
d. Pelvis
Bentuk, ukuran dan struktur pelvis normal. Tampak diskontuinitas shenton line kanan
dengn garis fraktur akut femur disetai gambar sela sendi kokse kanan yang menyempit dan
sklerotik.
Tak tampak lesi litik erosi tulang. Tak tampak urolitiasis opak
KESAN: Fraktur kaput femoris dextra (fraktur lama) dengan osteoartritis
e. TMJ
Saat tutup muut kedua kaput maandibula berada dalam mangkuk sendi deengan
permukaan sendi daan sela sendi normal, tak tampak tanda fraktur. Tak tampak lesi ltik,
skleroik dan erosi tulang.
Sat buka mulut kedua kaput masih dalm mangkuk sendi hanya bergerak minimal ke arah
eminentia artikular terutamaa kanan.
KESAN: Gangguan pergerakaan TMJ bilateral ec?
f. Genu dextra sinistra dan lateral
Reaksi ringan seperti rasa mual dapat diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk
tarik nafas dalam lalu keluarkan melalui mulut.
2. Reaksi berat diperlukan pengobatan atau pertolongan lainnya atau bila perlu
menghentikan pemeriksaan (sesuai arahan radiolog).
TEKNIK PEMERIKSAAN
Metode pemasukan media kontras
a. Metode kontras tunggal
- Pasien ditempatkan di atas meja pemeriksaan.
- Siapkan bahan kontras, Barium Sulfat (BaSO4) dicampur dengan air dengan
perbandingan 1 : 8 di dalam wadah kemudian di aduk
- Sebelum bahan kontras dimasukkan terlebih dahulu pasien diinjeksi dengan obat
anti peristaltik (ex : buskopan)
- Untuk memasukkan bahan kontras pasien diinstruksikan untuk berbaring miring
ke kiri.
- Selang irrigator (kateter) diklem, kemudian campuran Barium Sulfat dan air
dimasukkan ke dalam irrigator.
- Ujung kateter diolesi dengan jelly kemudian dimasukkan ke dalam rectum kirakira 5 cm, kemudian di kunci.
- Irrigator dipasang pada stand infus dengan ketinggian kira-kira 1 meter dari
permukaan meja pemeriksaan kemudian Barium Sulfat dimasukkan dengan
membuka klem.
Setelah kontras Barium Sulfat masuk ke dalam colon kemudian pasien disuruh
miring kiri-kanan agar kontras merata ke seluruh colon.
- Pasien di ubah posisinya menjadi terlentang dan kateter dikuatkan letaknya.
- Selanjutnya dilakukan pemotretan.
b. Metode kontras ganda
- Metode kontras ganda mutlak memerlukan fluroskopi, sebab untuk mengetahui
jumlah udara yang masuk tidak memungkinkan diukur dengan alat, oleh karena
itu untuk menilai udara yang masuk cukup atau kurang dinilai dengan fluroskopi
dengan melihat dilatasi dari colonnya bila udara yang masuk tidak dinilai, maka
kemungkinan udara yang masuk terlalu banyak sehingga menyebabkan tekanan
dalam colon juga sangat tinggi akibatnya terjadi perforasi dari colon tersebut.
- Pemasukan media kontras dengan metode satu tingkat
Merupakan pemeriksaan Colon in Loop dengan menggunakan media kontras
berupa campuran antara BaSO4 dan udara. Barium dimasukkan kira-kira
mencapai fleksura lienalis kemudian kanula diganti dengan pompa. Udara
dipompakan dan posisi pasien diubah dari posisi miring ke kiri menjadi miring
ke kanan setelah udara sampai ke fleksura lienalis. Tujuannya agar media kontras
merata di dalam usus. Setelah itu pasien diposisikan supine dan dibuat radiograf.
- Pemasukan media kontras dengan metode dua tingkat.
(1).
Tahap pengisian
Pada tahap ini dilakukan pengisian larutan BaSO4 ke dalam lumen colon,
sampai mencapai pertengahan kolon transversum. Bagian yang belum terisi
dapat diisi dengan mengubah posisi penderita.
(2).
Tahap pelapisan
Dengan menunggu kurang lebih 1-2 menit agar larutan BaSo 4 mengisi
mukosa colon.
(3).
Tahap pengosongan
Setelah diyakini mukosa terlapisi maka larutan perlu dibuang sebanyak yang
dapat dikeluarkan kembali.
(4).
Tahap pengembangan
Pada tahap ini dilakukan pemompaan udara ke lumen kolon. Pemompaan
udara tidak boleh berlebihan (1800- 2000 ml) karena dapat menimbulkan
kompikasi lain, misalnya refleks vagal yang ditandai dengan wajah pucat,
pandangan gelap, bradikardi, keringat dingin dan pusing.
(5).
Tahap pemotretan
Pemotretan dilakukan bila seluruh colon telah mengembang sempurna.
2.
CEDERA KEPALA
CT Kepala Normal
Subdural Hematom
Foto Lateral
Perdarahan Subarachnoid
Muntah
Umur > 60 th
Amnesia retrograde
Kejang
Umur >65 th
Hangman fracture