Anda di halaman 1dari 2

Nama : Adriana Nur Ivana

NIM : 021184624

Soal :
Tugas 2
Berikan salah satu contoh kejadian atau peristiwa konflik antar etnis, boleh
yang sedang aktual di masyarakat atau pengalaman pribadi. Kemudian
analisalah kejadian tersebut dengan teori-teori komunikasi antarbudaya.
Jawaban :
Konflik Agama di Ambon Konflik
berbau agama paling tragis meletup pada tahun 1999 silam. Konflik dan
pertikaian yang melanda masyarakat Ambon-Lease sejak Januari 1999, telah
berkembang menjadi aksi kekerasan brutal yang merenggut ribuan jiwa dan
menghancurkan semua tatanan kehidupan bermasyarakat. Konflik tersebut
kemudian meluas dan menjadi kerusuhan hebat antara umat Islam dan
Kristen yang berujung pada banyaknya orang meregang nyawa. Kedua kubu
berbeda agama ini saling serang dan bakar membakar bangunan serta
sarana ibadah. Saat itu, ABRI dianggap gagal menangani konflik dan
merebak isu bahwa situasi itu sengaja dibiarkan berlanjut untuk mengalihkan
isu-isu besar lainnya. Kerusuhan yang merusak tatanan kerukunan antar
umat beragama di Ambon itu berlangsung cukup lama sehingga menjadi isu
sensitif hingga saat ini.
Tragedi Sampit, Suku Dayak vs Madura
Tragedi Sampit adalah konflik berdarah antar suku yang paling membekas
dan bikin geger bangsa Indonesia pada tahun 2001 silam. Konflik yang
melibatkan suku Dayak dengan orang Madura ini dipicu banyak faktor, di
antaranya kasus orang Dayak yang didiuga tewas dibunuh warga Madura
hingga kasus pemerkosaan gadis Dayak. Warga Madura sebagai pendatang
di sana dianggap gagal beradaptasi dengan orang Dayak selaku tuan rumah.
Akibat bentrok dua suku ini ratusan orang dikabarkan meninggal dunia.
Bahkan banyak di antaranya mengalami pemenggalan kepala oleh suku
Dayak yang kalap dengan ulah warga Madura saat itu. Pemenggalan kepala
itu terpaksa dilakukan oleh suku Dayak demi memertahankan wilayah
mereka yang waktu itu mulai dikuasai warga Madura.

Penjelasan :
Dalam proses komunikasi antarbudaya, lambing-lambang selain bahasa,
mendapat perhatian untuk diketahui. Penekanan pesan nonverbal pada
pesan verbal dapat melengkapi dan mewarnai pesan-pesan sehingga mudah
diinterprestasikan oleh pembawa pesan kepada penerima pesan melalui
pesan yang dilambangkan, seperti bahasa, gambar, warna, gerak tubuh, dan
artifak. Kesalahpahaman dalam mengintreprestasikan pesan sering
diakibatkan karena pembawa pesan (komunikan) tidak memahami latar
belakang budaya penerima pesan (komunikan) atau salah dalam memakai
saluran/tempat berlakunya pesan.

Anda mungkin juga menyukai