BLUEPRINT
PENGELOLAAN ENERGI NASIONAL
2005 - 2025
JAKARTA, 2005
1
POLA PIKIR
PENGELOLAAN ENERGI NASIONAL
Secara Terpadu untuk Mendukung Pembangunan Berkelanjutan
PARADIGMA NASIONAL
UUD 1945 Pasal 33
KONDISI
SAAT INI
KEBIJAKAN
DAN
STRATEGI
UPAYA
PELUANG
PROGRAM
KENDALA
LINGKUNGAN
STRATEGIS
2
KONDISI
YANG
DIHARAPKAN
Struktur APBN masih tergantung penerimaan migas dan subsidi BBM (Lamp F, hlm 32)
Industri energi belum optimal
Infrastruktur Energi Terbatas (Lamp G1 s/d G4, hal 33-36)
Harga energi (BBM, Gas untuk pabrik pupuk dan energi baru terbarukan) belum
mencapai keekonomian (Lamp H, hlm 40)
Pemanfaatan Energi Belum Efisien (Lamp I, hlm 41)
SASARAN
1. Diterbitkannya Undang Undang Energi
2. Terwujudnya konsumsi energi per kapita minimal sebesar 10 SBM (RIKEN) dan rasio elektrifikasi
95% (RUKN) pada tahun 2025
3. Terwujudnya keamanan pasokan energi dalam negeri, melalui :
Tercapainya elastisitas energi lebih kecil dari 1 pada tahun 2025 (Lamp I- J, hlm 41-42)
Terwujudnya energi (primer) mix yang optimal (Lamp N1-N2, hlm 47-48) :
Peranan minyak bumi menurun menjadi 26.2% pada 2025
Peranan gas bumi meningkat menjadi 30.6% pada tahun 2025
Peranan batubara meningkat menjadi 32.7% pada tahun 2025
9Pemanfaatan brown coal
9Coal Liquefaction (Lamp O, hlm 49)
9Briket Batubara
Peranan panas bumi meningkat menjadi 3.8% pada tahun 2025
Peranan energi baru dan terbarukan lainnya meningkat menjadi 4.4% pada tahun 2025
Terpenuhinya pasokan energi fosil dalam negeri dengan mengurangi ekspor secara bertahap
(perlu disusun Rencana Induk Pemanfaatan Energi untuk Industri, Transportasi, Listrik, Rumah
Tangga dan Bangunan Komersial)
6
SASARAN
3.
4.
5.
Batubara : sarana dan prasarana transportasi dari mulut tambang ke pelabuhan; pelabuhan di
titik suplai dan di lokasi konsumen; sarana dan prasarana distribusi (Lamp G6, hlm 38)
PELUANG
Keanekaragaman sumber daya energi: migas, batubara, panas bumi dan energi
baru serta terbarukan lainnya
KENDALA
Perbedaan harga energi fosil di pasar internasional dengan di dalam negeri yang disebabkan
kemampuan / daya beli masyarakat yang masih rendah
Industri energi khususnya minyak dan gas bumi serta ketenagalistrikan pada umumnya belum
kompetitif
KEBIJAKAN
1.
2.
Menyediakan energi yang terjangkau untuk kaum dhuafa dan untuk daerah
yang belum berkembang
KEBIJAKAN (lanjutan)
3.
4.
Kebijakan utama
Sisi Penyediaan :
Meningkatkan kemampuan pasokan energi
Mengoptimalkan produksi energi
Konservasi sumber daya energi
Sisi Pemanfaatan :
Efisiensi pemanfaatan energi
Diversifikasi penggunaan sumber energi
Mendorong harga energi ke arah harga keekonomian untuk pengembangan energi dengan tetap
memberikan subsidi bagi masyarakat dhuafa (tidak mampu)
Pelestarian lingkungan:
Tingkat makro : pembangunan berkelanjutan
Tingkat mikro : internalisasi eksternalitas
Kebijakan pendukung :
Pengembangan infrastruktur energi untuk meningkatkan akses konsumen terhadap energi.
Perlindungan masyarakat tidak mampu.
Pelestarian lingkungan.
Kemitraan pemerintah dan dunia usaha
Pemberdayaan masyarakat
Pengembangan litbang dan diklat
Pemberdayaan fungsi koordinasi
11
STRATEGI
1.
2.
Meningkatkan
keamanan
pasokan
memperhatikan aspek lingkungan
3.
4.
5.
12
energi
dengan
UPAYA
Strategi 1 : Mengembangkan Mekanisme Harga Keekonomian Energi, dengan upaya :
Rasionalisasi harga energi (Program Utama 1, 2, 3, 4 dan 14)
Penerapan mekanisme insentif ekonomi dan pajak energi (Program Utama 3, 4)
Strategi 2 : Meningkatkan Keamanan Pasokan Energi dengan memperhatikan aspek lingkungan,
dengan upaya :
Peningkatan efisiensi energi, khususnya BBM (Program Utama 5, 6 dan 14)
Peningkatan status cadangan terbukti energi dan cadangan energi strategis (SPR Strategic
Petroleum Reserves) (Program Utama 7, 9)
Penggunaan cadangan gas bumi baik cadangan besar ataupun kecil untuk kebutuhan domestik
dan cadangan gas mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun ekspor (dalam
UU Migas ada konsep mengenai DMO gas yang mencakup juga insentif) (Program Utama 10)
Penerapan DMO terhadap batubara, dengan memberikan insentif ekonomi untuk mendorong
pasokan dan penggunaan dalam negeri termasuk coal liquefaction, upgrading brown coal (UBC)
dan gasifikasi batubara serta teknologi batubara bersih lainnya (Program Utama 3, 4, 9 dan 11,
Program Pendukung 2)
Pengembangan advanced energy technologies berdasarkan Landmark Teknologi Energi (Lamp
P1 s/d P6, hlm 50 s/d 61)
(Program Utama 11 dan 14, Program Pendukung 2)
Pengembangan potensi panas bumi untuk penggunaan langsung maupun tidak langsung
(Program Utama 7 dan 14, Program Pendukung 2)
13
UPAYA (lanjutan)
Strategi 2 : Meningkatkan Keamanan Pasokan Energi, dengan upaya : (lanjutan)
Mengembangkan energi alternatif BBM non fosil lainnya (Program Utama 8, 11, 14, dan 16,
Program Pendukung 2)
Pengembangan pemanfaatan kendaraan berbahan bakar energi alternatif (Program Utama 3, 4,
10, 11, 13, 14, 15, dan 16, Program Pendukung 1)
Penerapan depletion premium untuk menjaga keberlanjutan pasokan (Program Utama 12)
Peningkatan pemanfaatan energi yang ramah lingkungan (Program Utama 4, 5, 10, 11 dan 16)
Strategi 3 : Menerapkan Prinsip-Prinsip Good Governance dan Transparansi, dengan upaya :
Penerapan mekanisme open access pada infrastruktur energi (Program Utama 12)
Deregulasi di tingkat makro dan mikro (corporate) - (Program Utama 12)
Harmonisasi pengaturan panas bumi dengan ketenagalistrikan (Program Utama 12)
Harmonisasi pengaturan pemanfaatan kawasan hutan untuk pertambangan dan energi
(Program Utama 12)
Penetapan kelembagaan yang bertanggungjawab dalam pengaturan standarisasi dan
spesifikasi produk-produk EBT dan pelaksana program kegiatan nuklir (Program Pendukung 2)
14
UPAYA (lanjutan)
Strategi 4 : Mendorong Investasi Swasta bagi Pengembangan Energi, dengan upaya :
Penerapan insentif ekonomi, baik dalam bentuk fiskal maupun non fiskal, khususnya untuk
pasokan energi bagi kebutuhan domestik, pengembangan energi baru terbarukan dan
peningkatan efisiensi energi (Program Utama 1, 2, 3, 4)
Pemberian insentif ekonomi bagi investasi baru untuk pengembangan infrastruktur energi
(Program Utama 1, 3 dan 13)
Pengembangan infrastruktur energi (Program Utama 13)
Pengembangan pasar domestik untuk energi alternatif, khususnya bio fuel (Program Utama 1, 3,
11, 13, 15 dan 16, Program Pendukung 1)
Strategi 5 : Meningkatkan Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengelolaan Pembangunan Energi
yang Berkelanjutan, dengan upaya :
Peningkatan kemampuan Nasional dalam pengembangan energi (Program Utama 15, Program
Pendukung 1 dan 3)
Penyelenggaraan sosialisasi energi alternatif secara kontinyu (Program Utama 14)
Peningkatan peluang bisnis dan industri pabrikasi dengan fokus sumber energi baru terbarukan
(Program Utama 11 dan 15)
Peningkatan kesadaran masyarakat dalam efisiensi energi (Program Utama 14, Program
Pendukung 3)
15
PROGRAM UTAMA
A.
Mekanisme penyesuaian harga pasar sepenuhnya secara otomatis untuk seluruh jenis
BBM
Mekanisme penyesuaian harga secara otomatis pada tingkat yang disubsidi untuk
seluruh jenis BBM
Mekanisme penyesuaian harga secara otomatis, khusus untuk jenis BBM tertentu
(minyak tanah rumah tangga dan minyak solar transportasi) secara fixed price
Mekanisme penyesuaian harga secara fixed price untuk seluruh jenis BBM
2.
Penyediaan Subsidi Konsumen Energi Dhuafa
3.
Pemberian Insentif Penyediaan Energi Alternatif, termasuk skema percepatan depresiasi
4.
Penerapan Sistem Insentif untuk Mendorong Peningkatan Efisiensi Energi
B.
PROGRAM UTAMA 2 : PENYEDIAAN ENERGI ALTERNATIF PENGGANTI MINYAK TANAH
UNTUK RUMAH TANGGA
1.
Meningkatkan Pemanfaatan LPG di Rumah Tangga
2.
Meningkatkan Pemanfaatan Briket Batubara
3.
Meningkatkan Rasio Elektrifikasi
C.
PROGRAM UTAMA 3 : PENERAPAN TAX ALLOWANCE
1.
Peningkatan pasokan energi bagi kebutuhan domestik
2.
Pengembangan energi alternatif
16
PROGRAM UTAMA
D. PROGRAM UTAMA 4 : PENERAPAN CARBON TAX SECARA BERTAHAP UNTUK
PENGEMBANGAN ENERGI BERSIH
E. PROGRAM UTAMA 5 : PENERAPAN DEMAND SIDE MANAGEMENT
1. Industri, baik primer maupun sekunder: penerapan teknologi hemat energi dan manajemen
energi
2. Rumah Tangga dan Komersial: penerapan peralatan hemat energi
3. Transportasi: penerapan standar efisiensi bahan bakar
4. Pembangkit Listrik: penerapan teknologi hemat energi dan manajemen energi
F. PROGRAM UTAMA 6 : PEMANFAATAN GAS SUAR BAKAR (FLARE GAS)
G. PROGRAM UTAMA 7 : PENINGKATAN KEGIATAN EKSPLORASI
1. Pemberian insentif ekonomi untuk meningkatkan investasi bagi kegiatan eksplorasi
2. Migas: eksplorasi wilayah baru termasuk frontier areas dan laut dalam
3. Batubara: eksplorasi wilayah baru dan eksplorasi lanjutan untuk meningkatkan status
cadangan
4. Panas bumi: eksplorasi pencarian potensi-potensi baru
H. PROGRAM UTAMA 8 : INTENSIFIKASI PENCARIAN SUMBER-SUMBER ENERGI BARU
TERBARUKAN
1. Survei potensi energi baru terbarukan
2. Pengembangan database potensi energi baru terbarukan
I. PROGRAM UTAMA 9 : PENGEMBANGAN CADANGAN ENERGI STRATEGIS UNTUK
KEAMANAN PASOKAN DALAM NEGERI
1. Peningkatan stok minyak dan batubara dalam negeri
2. Perbaikan dan pengembangan infrastruktur pasokan minyak bumi
17
PROGRAM UTAMA
K. PROGRAM UTAMA 10 : PENINGKATAN PEMANFAATAN GAS DI DALAM NEGERI
1. Perbaikan dan pengembangan infrastruktur pasokan gas
2. Pengembangan pemanfaatan CNG, GTL, DME, LPG dan gas kota
L. PROGRAM UTAMA 11 : PENGEMBANGAN DAN KOMERSIALISASI IPTEK ENERGI
1. Pengembangan IPTEK energi
Aplikasi teknologi energi berbahan bakar ganda, antara lain batubara dengan energi lainnya,
khususnya biomassa
Teknologi batubara kalori rendah (Upgraded Brown Coal UBC)
Batubara cair (Coal Liquefaction)
Teknologi energi ramah lingkungan
Integrated coal gasification
Pengembangan kendaraan berbahan bakar energi alternatif
CNG untuk pembangkit tenaga listrik
Mini LNG
Pemanfaatan LNG untuk transportasi
Ocean technology
Dimethyl ether (DME)
Coal bed methane
Hidrat gas bumi
2. Pengembangan mekanisme pendanaan Pemerintah/Pemerintah Daerah bagi penelitian dan pengembangan
IPTEK energi
3. Komersialisasi IPTEK energi
Pengembangan model skema bisnis
Penerapan sistem insentif finansial
Pengembangan energi baru terbarukan dan eknologi energi efisien dalam kegiatan pengadaan yang
menggunakan dana Pemerintah
4. Peningkatan kemitraan antar stakeholders energi baik di dalam maupun di luar negeri
18
PROGRAM UTAMA
M. PROGRAM UTAMA 12 : RESTRUKTURISASI INDUSTRI ENERGI (Lamp R1 s/d R7, hlm 65-71)
1. Penetapan aturan mengenai depletion premium
2. Penetapan aturan mekanisme open access infrastruktur energi
N. PROGRAM UTAMA 13 : PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR ENERGI
1. Infrastruktur gas
2. Infrastruktur batubara
3. Infrastruktur listrik
4. Infrastruktur BBM
5. Infrasturktur energi alternatif BBM lainnya, termasuk BBG untuk sektor transportasi
O. PROGRAM UTAMA 14 : SOSIALISASI
1. Pengembangan forum dialog
2. Pengembangan community development pada lingkup nasional
3. Pemanfaatan media massa (cetak dan elektronik)
4. Penggunaan BBG dan BXX pada kendaraan operasional di lingkungan DESDM
5. Penyediaan fasilitas bimbingan teknis bagi masyarakat, pengusaha dan industri dalam hal
pemanfaatan energi baru terbarukan dan teknologi energi yang efisien
P. PROGRAM UTAMA 15 : PENGEMBANGAN INDUSTRI DAN JASA ENERGI DALAM NEGERI
1. Pabrikasi teknologi energi dalam negeri
2. Jasa rekayasa energi dalam negeri
19
PROGRAM UTAMA
Q. PROGRAM UTAMA 16 : PENGEMBANGAN ENERGI ALTERNATIF
Bidang Pembangkitan
Tenaga Listrik
Jenis
Energi
Bidang Transportasi
Bidang Industri
Batubara
Gas
Gas
Listrik
Gas
Listrik
Batubara
LPG
Panas Bumi
Bio Fuel
Briket
Tenaga Air
Bahan Bakar
Batubara Cair (Coal
Liquefaction)
Biomassa
Gas Kota
Mikro Hidro
Biogas
Bahan Bakar
Hidrogen, Fuel Cell
Energi Surya
Energi Surya
Fuel Cell
Tenaga Angin
Energi In Situ
Nuklir
Biodiesel
20
PROGRAM PENDUKUNG
A.
B.
C.
1.
2.
3.
Regulator energi
4.
5.
2.
Sertifikasi personil
3.
Standar kompetensi
4.
Terima Kasih
Situs DESDM
www.esdm.go.id
www.mesdm.net
22
LAMPIRAN
23
LAMPIRAN A1
Dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden No 46/1980 sebagaimana telah tiga kali diubah, terakhir dengan Keputusan Presiden No
23/2000
Tugas pokok:
Merumuskan kebijakan Pemerintah dibidang pengembangan dan pemanfaatan energi secara terpadu
Merumuskan program pengembangan dan pemanfaatan energi secara nasional
Mengkoordinasikan pelaksanaan program dan kebijaksanaan dibidang energi oleh instansi yang bersangkutan
Kewenangan dan tanggung jawab:
Menyusun dan mempersiapkan rancangan prioritas pengembangan dan penggunaan sumber daya energi nasional sesuai
dengan kemampuan penyediaan permodalan, tenaga kerja, keahlian, dan faktor-faktor lainnya
Menyiapkan penyusunan peraturan perundang-undangan bidang energi
Mempersiapkan pedoman pengawasan dan pembinaan atas pelaksanaan program pengembangan dan penggunaan sumber
energi
Mengadakan pengkajian tentang penelitian dan pengembangan sumber-sumber energi
Mengkoordinasikan penyelenggaraan kerjasama antara lembaga-lembaga penelitian dan pengembangan energi di dalam dan
luar negeri
Keanggotaan:
Ketua merangkap anggota : Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
Anggota:
Menteri Perindustrian
Menteri Perhubungan
Menteri Keuangan
Menteri Negara Lingkungan Hidup
Menteri Negara Riset dan Teknologi
Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional
Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional
Sekretaris merangkap anggota :
Sekretaris I : Direktur Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi
Sekretaris II : Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi
24
LAMPIRAN A2
PERKEMBANGAN KEBIJAKAN ENERGI
1981
1987
1991
1998
2003
Kebijakan Umum
Bidang Energi
Kebijakan Umum
Bidang Energi
Kebijakan Umum
Bidang Energi
Kebijakan Umum
Bidang Energi
Kebijakan Energi
Nasional
Kebijakan Utama
Kebijakan Utama
Kebijakan
1. Intensifikasi
2. Diversifikasi
3. Konservasi
1. Intensifikasi
2. Diversifikasi
3. Konservasi
1. Intensifikasi
2. Diversifikasi
3. Konservasi
1.
2.
3.
4.
5.
Kebijakan Penunjang
Kebijakan Penunjang
Kebijakan Penunjang
Kebijakan Pendukung
Kebijakan Pendukung
1. Penelitian dan
Pengembangan
2. Industri Energi
3. Iklim Investasi
1. Industri Energi
1. Industri Energi
2. Iklim Investasi
3. Harga Energi
2. Iklim Investasi
3. Harga Energi
Kebijakan
Pemanfaatan Akhir
Kebijakan
Pemanfaatan Akhir
Kebijakan
Pemanfaatan Akhir
1. Industri
2. Transportasi
3. Rumah Tangga
1. Industri
2. Transportasi
3. Rumah Tangga
1. Industri
2. Transportasi
3. Rumah Tangga
1. Investasi
2. Insentif & Disinsentif
3. Standarisasi &
Sertifikasi
4. Pengembangan
Infrasturktur
5. Peningkatan Kualitas
SDM
6. Sistem Informasi
7. Penelitian dan
Pengembangan
8. Kelembagaan
9. Pengaturan
1. Infrastruktur
2. Penetapan mekanisme
harga keekonomian
3. Perlindungan kaum
dhuafa
4. Lingkungan
5. Kemitraan Pemerintah
dan swasta
6. Pemberdayaan
masyarakat
7. Litbang dan diklat
8. Koordinasi untuk
optimalisasi energi mix
1.
2.
3.
4.
Intensifikasi
Diversifikasi
Konservasi
Indeksasi
25
Diversifikasi
Intensifikasi
Konservasi
Harga Energi
Lingkungan
LAMPIRAN B1
POTENSI ENERGI NASIONAL 2004
(Proven + Possible)
PRODUKSI
(per Tahun)
RASIO CAD/PROD
(tanpa eksplorasi)
Tahun
9 miliar barel
18
384,7 TSCF
182 TSCF
3,0 TSCF
61
57 miliar ton
147
SUMBER DAYA
SETARA
PEMANFAATAN
KAPASITAS
TERPASANG
Tenaga Air
75,67 GW
6.851,00 GWh
4.200,00 MW
Panas Bumi
27,00 GW
2.593,50 GWh
800,00 MW
458,75 MW
458,75 MW
84,00 MW
49,81 GW
302,40 MW
Tenaga Surya
4,80 kWh/m2/hari
8,00 MW
Tenaga Angin
9,29 GW
0,50 MW
JENIS ENERGI
FOSIL
Minyak
Gas
Batubara
ENERGI
NON FOSIL
Mini/Micro hydro
SUMBER DAYA
Biomass
Uranium (Nuklir)
CADANGAN
26
LAMPIRAN B2
SUMBER DAYA RADIOAKTIF INDONESIA 2004
27
LAMPIRAN C
KONSUMSI ENERGI PER KAPITA
VS INTENSITAS ENERGI
indeks (Jepang = 100)
600
500
400
300
200
100
0
Jepang
OECD
Thailand
Indonesia
Intensitas Energi
Malaysia
North Am.
Intensitas Energi
(toe per juta US$ PDB)
Jepang
: 92,3
Indonesia
: 470
28
Germany
LAMPIRAN D
PERANAN BBM MASIH 63 % DALAM PEMAKAIAN
ENERGI FINAL NASIONAL - 2003
BBM
63%
Batubara
8%
Gas
17%
29
LPG
2%
Listrik
10%
LAMPIRAN E1
NERACA ENERGI
MINYAK BUMI TAHUN 2004 (DALAM RIBU BAREL PER HARI)
EKSPOR
PRODUKSI
514
1125
PASOKAN
DALAM NEGERI
611
4.88
8.35
DOMESTIK
3.47
92,50
DOMESTIK
131,72
32,91
30
IMPOR
487
LAMPIRAN E2
NERACA EKSPOR IMPOR MINYAK MENTAH / BBM
(DALAM RIBU BAREL PER HARI)
M.M. EKSPOR
514
KIL. MANDIRI*)
1.125
KIL. BBM**)
284
131
227
57
PENJUALAN
NON BBM
968
PRODUK KILANG
(BBM)
822
KIL. BBM
KIL. MANDIRI
726
96
BBM IMPOR
212
PENJ BBM
SUSUT DIST.
1.028
6
1.034
487
471
16
Catatan :
*) Kilang Mandiri : Kilang Balongan, Kasim dan PetroKimia
**) Kilang BBM : UP I s/d UP V & Kilang Cepu dan CPD
31
PERUBAHAN
STOK BBM
(0)
LAMPIRAN F
KETERGANTUNGAN APBN TERHADAP MIGAS
(APBN 2005)
APBN *)
(Rp.
Triliun)
Perubahan
(Rp. Triliun)
US$
24/bbl
US$
45/bbl
US$
60/bbl
US$
70/bbl
US$
80/bbl
US$
45/bbl
US$
60/bbl
US$
70/bbl
US$
80/bbl
Penerimaan
60,7
148,3
207,5
247
289,1
87,6
146,8
186,3
228,4
Subsidi
BBM
(19)
78,8
131,1
166
200,9
-59,8
-112,1
-147
-181,9
Bagi Hasil
Migas
9,3
22,4
31,2
37
43,1
-13,1
-21,9
-27,7
-33,8
Surplus
32,4
47,1
45,2
44
45,1
14,7
12,8
11,6
12,7
*) Kurs
**) Kurs
Volume
()
LAOS
Manila
Transit Terminal
Bangkok
CAMBODIA
Philipines
Ban Mabtapud
Phnom
Penh
Pipeline Distribution
South
VIETNAM
Tanker
China
Ho Chi
Minh City
Oil Refinery
Sea
Erawan
Khanon
Songkhla
Bangkot
Lawit
Jerneh
Kota
Kinibalu
Guntong
Banda Aceh
Penang
West
Natuna
BRUNEI
Alpha
Bandara Seri
Begawan
Kuala
Lumpur
Port Klang
Medan
Natuna
Bintul
u
EAST
MALAYSIA
Port Dickson
Pacific Ocean
Manado
Dumai
SINGAPORE
Kuching
Ternate
Batam Bintan
Duri
S
U
KALIMANTAN Samarinda
M
A
Padang
Balikpapan
R
A
Jambi
Attaka
Tunu
Bekapai
Sorong
Kasim : 10 MBOPD
SULAWESI
S.Pakning : 50 MBOPD
Grissik
HALMAHERA
Bontang
Banjarmasin
Palembang
BURU
IRIAN JAYA
SERAM
Ujung
Pandang
Jakarta
Bandung
Surabaya
Yogyakarta
Indian Ocean
SUMBAWA
FLORES
Merauke
BALI
LOMBOK
TIMOR
SUMBA
AUSTRALIA
33
LAOS
Manila
Bangkok
CAMBODIA
Philipines
Ban Mabtapud
Phnom
Penh
VIETNAM
Ho Chi
Minh City
South
Existing Pipeline
China
Planned Pipeline
Sea
Erawan
Khanon
Songkhla
Bangkot
Lawit
3,756
Jerneh
Kota
Kinibalu
Guntong
Banda Aceh
Penang
Lhokseumawe
Kuala
Lumpur
Port Klang
Port Dickson
Singapore
Gas
Trunkline
0,720
Medan
West
Natuna
Natuna
Alpha
BRUNEI
Bandara Seri
Begawan
51,627
Bintul
u
EAST
MALAYSIA
SINGAPORE
Duri
Pacific Ocean
11,516
Kuching
Ternate
Batam Bintan
Bontang LNG Plant
& Export Terminal
S
U
KALIMANTAN Samarinda
M
A
Padang
34,021
Manado
Dumai
Balikpapan
HALMAHERA
Attaka
Tunu
Bekapai
18,520
Sorong
3,894
Jambi
Jayapura
SULAWESI
Grissik
5,855
Banjarmasin
Palembang
BURU
5,529
Jakarta
Ujung
Pandang
Ardjuna
Fields
CirebonSemarang
0,11 3,854MADURA
JAVA
Bangkalan
Surabaya
Indian Ocean
I Pagerungan
N D O N E S I A
BALI
SUMBAWA
TOTAL RESERVES
2P : 142.462 BSCF
FLORES
Merauke
LOMBOK
TIMOR
SUMBA
IRIAN JAYA
SERAM
Massela
3,00
AUSTRALIA
34
LAOS
Manila
Bangkok
CAMBODIA
Philipines
Ban Mabtapud
Phnom
Penh
VIETNAM
Ho Chi
Minh City
Existing Transmission
South
Planned Transmission
China
Power Plant
Sea
Erawan
Khanon
Songkhla
Bangkot
Lawit
Jerneh
Kota
Kinibalu
Guntong
Banda Aceh
Penang
Lhokseumawe
West
Natuna
BRUNEI
Alpha
Bandara Seri
Begawan
Kuala
Lumpur
Port Klang
Medan
Natuna
Bintul
u
EAST
MALAYSIA
Port Dickson
Pacific Ocean
Manado
Dumai
SINGAPORE
Batam Bintan
Duri
Kuching
HALMAHERA
Bontang
KALIMANTAN Samarinda
M
A
Padang
Ternate
Balikpapan
R
A
Jambi
Sorong
Attaka
Tunu
Bekapai
Jayapura
Grissik
Banjarmasin
Palembang
IRIAN JAYA
BURU
Ujung
Pandang
Jakarta
MADURA
Semarang
JAVA
Bangkalan
Surabaya
Indian Ocean
I Pagerungan
N D O N E S I A
BALI
SUMBAWA
SERAM
TOTALCAPACITY
24,000 MW
FLORES
LOMBOK
TIMOR
SUMBA
AUSTRALIA
35
Merauke
LAMPIRAN G4
CADANGAN, KAPASITAS DAN TERMINAL
BATUBARA
MAKSIMAL KAPASITAS PENGANGKUTAN (DWT)
Balikpapan 60.000
Tanah Merah 20.000
5.0
M
SU
9.3
RA
AT
12.2
KALIMANTAN
10.6
55.1
IRIAN JAYA
SULAWESI
JAVA
Tarahan 40.000
Sembilang* 7.500
Kertapati 10.000
Banjarmasin* 10.000
Catatan :
* River Terminal
S a t u i* 5.000
Kelanis* 10.000
36
200.000
LAMPIRAN G5
TRANS ASEAN GAS PIPELINE (TAGP)
MYANMAR
LAOS
LEGENDS
CHINA
Existing Pipeline
Future Pipline
Possible Interrconnections
THAILAND
Trans-ASEAN Interconnections
1. Dumai to Malacca
2. West Natuna to Duyong
3. East Natuna to Bangkok via Duyong and
Bongkot
4. East Natuna to Luzon via Brunei
5. Block B to Bangkok via Bongkot
6. Pauh to Arun
Philippine Sea
CAMBODIA
VIETNAM
Gulf of
Thailand
Andaman
Sea
PHILIPPINES
Straits of
Malacca 6
PACIFIC OCEAN
4
Celebes Sea
MALAYSIA
INDONESIA
INDONESIA
Java Sea
Banda Sea
INDIAN OCEAN
37
LAMPIRAN G6
RENCANA SARANA PENGANGKUTAN LEWAT
KERETA API DAN TERMINAL BATUBARA
KALIMANTAN
Mangkapadie(New Port)
East Kalimantan
KPC CT
Tg. Sengatta(New Port)
Bontang CT
Central
Kalimantan
Balikpapan CT
BalikpapanII (New Port)
IBT
LAMPIRAN G7
ASEAN POWER GRID
Hanoi
Yangon
Ventiane
Manila
Bangkok
Phnom Penh
Jakarta
Keterangan:
Power Grid
Natural Gas Field
11 proyek Asean Power Grid:
1)
Republik Rakyat Laos Thailand;
2)
Myanmar Thailand;
3)
Thailand Kamboja;
4)
Kamboja Vietnam
5)
Sumatra (Indonesia) Penisular (Malaysia);
39
LAMPIRAN H
HARGA BBM BELUM MENCAPAI KEEKONOMIANNYA
H A R G A
JENIS BBM
BIAYA
POKOK
1)
TERENDAH
3)
2005 2)
%
PATOKAN
PATOKAN
3)
(ICP = US$
35/Bbl)
M. Tanah
- R. Tangga
- Industri
2.413
848 4)
700
2.200
30%
2.790
Premium
2.566
2.400
85%
2.870
M. Solar
- Transportasi
- Industri
2.253
2.145 4)
2.100
2.200
75%
2.700
M. Diesel
2.204
2.300
90%
2.660
M. Bakar
2.048
2.300
100%
2.300
1.920
TERTINGGI
3)
2.600
Perhitungan BPP per jenis BBM menggunakan metode pendekatan Specific Gravity (SG);
belum termasuk PPN 10% dan (PBBKB 5% untuk Premium dan Solar Transportasi);
2
)
Ditetapkan berdasarkan Peraturan Presiden No.22 Tahun 2005, untuk minyak bakar mengikuti harga terendah dan tertinggi
3
)
Harga Patokan = (MOPS+15%) + PPN 10% + (PBBKB 5% untuk Premium dan Solar Transportasi)
4
)
Harga rata-rata
Harga Terendah menggunakan ICP US$ 30/Bbl dan Harga Tertinggi US$ 40/Bbl
Nilai Tukar = Rp. 8.900,-/US$
40
LAMPIRAN I
PERBANDINGAN ELASTISITAS PEMAKAIAN ENERGI
1998-2003
2.00
1.84
1.69
1.50
1.36
1.16
1.05
1.00
0.73
0.47
0.50
0.26
0.17
0.10
Catatan: Diolah dari data BP Statistical Review of World Energy 2004 dan IMF World Monetary Outlook 2004
41
G
ER
M
AN
Y
O
M
G
D
KI
N
ED
JA
PA
N
(0.03)
U
N
IT
U
N
IT
(0.50)
C
AN
AD
ST
AT
ES
ED
FR
AN
C
E
E
G
AP
O
R
SI
N
AL
Y
IT
LA
N
D
TH
AI
IW
AN
TA
IN
D
O
N
ES
IA
M
AL
AY
SI
A
(0.12)
LAMPIRAN J
PROYEKSI ENERGI PRIMER INDONESIA
DAMPAK KONSERVASI ENERGI
6,000.0
5,000.0
3,000.0
2,000.0
1,000.0
20
02
20
03
20
04
20
05
20
06
20
07
20
08
20
09
20
10
20
11
20
12
20
13
20
14
20
15
20
16
20
17
20
18
20
19
20
20
20
21
20
22
20
23
20
24
20
25
Juta SBM
4,000.0
42
Skenario RIKEN
LAMPIRAN K
ENERGI (PRIMER) MIX TIMPANG
(2003)
Gas bumi
26.5%
Batubara
14.1%
PLTA
3.4%
Panas bumi
1.4%
EBT Lainnya
0.2%
Minyak bumi
54.4%
43
LAMPIRAN L1
PROYEKSI NERACA MINYAK BUMI
600.0
300.0
200.0
100.0
0.0
20
02
20
03
20
04
20
05
20
06
20
07
20
08
20
09
20
10
20
11
20
12
20
13
20
14
20
15
20
16
20
17
20
18
20
19
20
20
Juta SBM
400.0
Produksi-BAU
Impor-BAU
Ekspor-Skenario Fiskal
Ekspor-BAU
Impor-Skenario Efisiensi
44
LAMPIRAN L2
LAPANGAN SIAP PRODUKSI
Cepu/Jawa Timur
Jeruk/Jawa Timur
West Seno/Selat Makasar
Belanak/Natuna
Petrochina
Pertamina
45
80
70
60
REVIEW
50
APBN-P
LAMPIRAN M
PENURUNAN SUBSIDI BBM (2000-2005)
40
30
20
10
0
2000
2001
2002
2003
2004 *)
2005 **)
Waktu
*)
**)
Target; Untuk APBN-P, asumsi : volume BBM 59,63 juta KL, harga minyak mentah US$ 36/bbl, kurs Rp.8.900/US$
UU APBN 2005 dengan asumsi : volume BBM 59,63 juta KL, harga minyak mentah US$ 24/bbl, kurs Rp.8.600/US$
Review : asumsi ICP = US$35/bbl, kurs Rp.8.900/US$
46
LAMPIRAN N1
SASARAN ENERGI MIX NASIONAL 2025
ENERGI (PRIMER) MIX NASIONAL TAHUN 2003
Gas bumi
26.5%
Batubara
14.1%
PLTA
3.4%
Panas bumi
1.4%
EBT Lainnya
0.2%
Batubara
34.6%
PLTMH 0.216%
Biofuel 1.335%
Tenaga surya
0.020%
Batubara 32.7%
PLTA
1.9%
Gas bumi
20.6%
PLTA 2.4%
Panas bumi
1.1%
PLTMH
0.1%
OPTIMALISASI
PENGELOLAAN
ENERGI
Minyak bumi
41.7%
47
Tenaga angin
0.028%
Fuel cell 0.000%
Biomassa 0.766%
LAMPIRAN N2
SASARAN OPTIMALISASI PENGELOLAAN ENERGI
NASIONAL
70.0
60.0
Upaya I
50.0
Upaya III
Upaya II
40.0
32.7%
30.6%
26.2%
30.0
20.0
10.0
Upaya V
Upaya IV
4.4%
3.8%
2000
2005
MINYAK BUMI
GAS BUMI
BATUBARA
2010
2015
EBT LAINNYA
PANAS BUMI
PLTA
48
2020
2025
EKSPEKTASI
Business as Usual
LAMPIRAN O
ROADMAP BROWN COAL LIQUEFACTION (BCL)
Pembangunan Demo
Plant, 3000 TPD
Pembangunan Pilot
Plant
Penambahan Reaktor
3000 TPD
CP No. 3 Beroperasi
(6000 TPD)
(8.1 MBOE/th)
1 TPD
2005
2007
2006
2009
2008
2010
2011
2012
2013
2015
2014
Catatan :
FS : Feasibility Study (Studi Kelayakan)
CP : Commercial Plant
49
2016
2017
2018
2019
LAMPIRAN P1
ROADMAP PENGEMBANGAN PANAS BUMI 2004-2025
2004
2008
2012
2016
2020
807 MW
(produksi)
2000 MW
3442 MW
4600 MW
6000 MW
1193 MW WKP
yang ada
1442 MW WKP
yang ada
1158 MW
WKP yang ada
+ WKP baru
50
1400 MW
WKP baru
2025
9500 MW
(target)
3500 MW
WKP baru
LAMPIRAN P2
ROADMAP ENERGI ANGIN
2005-2010
Market
Product
Technology
R&D
low speed
generator
permanent magnet,
advanced airfoil ,
light material and
control systems
Pembuatan peta
potensi energi angin
global berdasarkan
titik pengukuran
2010-2015
2015-2025
5 MW off grid
250 MW on Grid terpasang
<5c$/kWh
low speed
generator
permanent
magnet, advanced
airfoil , light material
and control systems
low speed
generator
permanent
magnet, advanced
airfoil , light material
and control systems
Pembuatan peta
potensi energi
angin regional dan
peta pengguna
51
Pembuatan peta
potensi energi
angin global
berdasarkan titik
pengukuran
LAMPIRAN P3.1
ROADMAP INDUSTRI ENERGI NUKLIR 2025
2005-2010
2011-2015
2016-2025
PLTN 1, 2, 3 & 4 beroperasi
Tahun 2016, 2017, 2023 & 2024
4-5% listrik Jamali, < 4 cUS$/kWh
Market
Product
Technology
/Eksplorasi
Desain pabrik
pengolahan bahan dan
elemen bakar nuklir
Litbang teknologi
daur bahan
nuklir
Litbang
operasi dan
perawatan
PLTN
Rancang-bangun pabrikasi
bahan bakar nuklir dan limbah
Persiapan
pembangunan
& operasi
R&D
Litbang
keselamatan
PLTN
52
Peta Cadangan
Uranium di seluruh
Indonesia
Litbang
industri
komponen
PLTN
LAMPIRAN P3.2
ROADMAP PEMBANGUNAN ENERGI NUKLIR 2000-2025
Pembentukan
Owner
Sosialisasi
PLTN
2000
Perencanaan
Energi Nasional
Opsi Nuklir
Konstruksi
PLTN-2
Tender
PLTN 3&4
Konstruksi
PLTN-4
Operasi
PLTN-4
4000 MWe
Operasi
PLTN-2
2000 MWe
Tender
PLTN 1&2
2005
2010
Keputusan
Pembangunan
PLTN
Konstruksi
PLTN-1
2015
2020
1000 MWe
3000 MWe
Operasi
PLTN-1
Operasi
PLTN-3
Konstruksi
PLTN-3
53
2025
LAMPIRAN P4.1
BIODIESEL TECHNOLOGY ROADMAP
Year
Market
2005-2010
2011-2015
Pemanfaatan Biodiesel
Sebesar 2% Konsumsi Solar
720.000 kL
2016-2025
Pemanfaatan Biodiesel
Sebesar 3% Konsumsi Solar
1.5 juta kL
Pemanfaatan Biodiesel
Sebesar 5% Konsumsi Solar
4.7 juta kL
Product
Technology
R&D
Biodiesel
Sawit
& Jarak Pagar
Biodiesel Sawit,
Jarak Pagar, Tumbuhan lain.
Etanol dari (ekses) gliserin
Demo Plant
Kapasitas1 - 8 Ton/hari
(300 - 3000 Ton/tahun)
Biodiesel
dari minyak sawit,
jarak pagar dan
tumbuhan lain
Teknologi
Blending,
(bio-)teknologi
(ekses)
gliserin
High/superior performance
Biodiesel
(angka setan tinggi,
titik tuang rendah)
High Performance
Biodiesel Product
Commercial Plant
Commercial Plant
Kapasitas 30.000 s/d
100.000 Ton/tahun
Test Property,
Performance
Dan
standarisasi
Plant
Desain
Enjiniring
Optimasi
Dan
Modifikasi
Desain plant
Test Property,
Performance
Dan
standarisasi
Teknologi
Pembuatan
aditif
54
LAMPIRAN P4.2
ROADMAP GASOHOL
Year
Market
Product
2005 2010
2011-2015
Penggunaan Gasohol
sebesar 3% Konsumsi
Bensin
2016-2025
Penggunaan Gasohol
sebesar 5% konsumsi
Bensin
Gasohol (Bioetanol dari
lignoselulosa, pati, nira )
Technology
R&D
Dehidrasi
bioetanol dg
zeolit 3A
Sumber daya
Karbohidrat untuk
bahan baku bioetanol
Pengemb.
Membrane utk
dehidrasi
Teknologi
Proses
Fermentasi
Perbaikan
Strain Yeast
55
Pengemb. serat
selulosa sbg bahan
baku bietanol & bahan
bakar
LAMPIRAN P4.2
ROADMAP GASOHOL (2)
Pengembangan demo
plant 8 kL/hari
Pembangunan
25 plant @ 60kL/hari
Pembangunan
17 plant @ 60kL/hari
Pembangunan
13 plant @ 60kL/hari
Pembangunan
8 plant @ 60kL/hari
2005
2006
2008
2016
2011
56
2025
LAMPIRAN P4.3
ROADMAP BIO OIL
Year
Market
Product
2005 2010
2011-2015
Penggunaan Bio Oil
sebesar 2% Konsumsi
Minyak Bakar
Sosialisasi dan
Penggunaan Bio Oil di di
Jawa Barat ( 2%)
Bio Oil
(Crude)
R&D
Penambah
an Solvent
Emulsifikasi
Teknologi
Pirolisa
Cepat
Sumber daya
limbah biomasa
sebagai baku bio
oil
57
Bio Oil
(treated)
Technology
2016-2025
Catalytic vapor
cracking dan
hydrotreating biooil
LAMPIRAN P4.3
ROADMAP BIO OIL (2)
Pengembangan Upgrade
Bio Oil
2005
2009
2011
2016
58
2025
Produksi Bio Oil
900 juta liter
LAMPIRAN P5.1
ROADMAP ENERGI SURYA
Year
2005
2010
Market
Penggunaan khusus
Telekomunikasi, dll
$5/W
Residential,
Microgrids
$2/W
Product
Utilitas, grid
$0.5-1/W
Special PV panel
High Eff
cells
PV panels,
System contgrol
Criystallin
and thin film
Crystalline
Special bateries
components
Single crystal
wafers
High purity
gases
HP
Quartz glass
Silicon
purification
Criystallin,
thin film, and concentrator
Thin film
Batteries,
components
R&D
Resources
2025
Building integrated
PV, architetural glass
$3/W
PV Panels,
Batteries,controls
dan sistem
PV cell, panels
Technology
2015
Investment
Semi
Crystalline
wafers
Special
coating
Supply chain
59
Metalorganic
gases
High purity
Silicon
$20/kg
Competence
LAMPIRAN P5.2
SASARAN PENGEMBANGAN PEMANFAATAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA
2005 - 2025
16.8 MWp
2005
17,1 MWp
25,6 MWp
2010
2015
60
11.1 MWp
2020
2020
2025
LAMPIRAN P6
ROADMAP FUEL CELL
Year
2005
Market
Residential,
Special usage
Product
Modul PEFC 2- 5 kW
LC 30-40 %
System PEFC 50 kW
LC 50-70 %
Technology
2010
H2 storage,
components
R&D
Resources
Portable Electronics
PEFC 50 kW,
DMFC 100 W
SOFC 50 KW
PEFC 50 kW,
DMFC 100 W
SOFC 50 KW
SOFC
Electrolite
membranes
Control,
pumps,
H2 generators
carbonnized
Tech.
2025
Vechile,
PEFC
Temp <120 C
PEFC
temp <80C
MEA
electrodes
2015
low cost
materials
Ceramic
metal joining
low cost
graphite
Investment
catalyst
Supply chain
61
H2 Storage,
low cost
generators
Competence
LAMPIRAN Q1
KEBIJAKAN SUBSIDI HARGA BBM
TENTATIF
TAHAP
I
TAHAP
II
M. Tanah
- Bersubsidi
- Industri
Premium
M. Solar
Transportasi
- Industri
No.
JENIS BBM
M. Diesel
TAHAP III
(2005)
TAHAP IV
(2006)
TAHAP V
(2007)
TAHAP
SELANJUTNYA
NR
NR
NR
NR
Industri
NR
NR
NR
NR
NA
R
R
NR
NR
NA
NR
NR
NA
NA
KONSUMEN
M. Bakar
NR
NR
NR
NR
Avtur
NR
NR
NR
NR
NR
Avgas
NR
NR
NR
NR
NR
R = Regulated
NR = Non Regulated
NA
Kategori BBM (Tahap II)
Kategori Non BBM (Tahap III)
:
:
:
:
:
62
LAMPIRAN Q2
KEBIJAKAN
PENYESUAIAN TARIF DASAR LISTRIK (TDL)
Realisasi
(karena perubahan nilai tukar)
Sen $/kWh
Rencana
Batas
Atas
(Cap)
TDL KEEKONOMIAN
X
Bantuan Dana Investasi Pemerintah
5,5 - 6
Batas
Bawah
(Floor)
PERTIMBANGAN
EKONOMI
TDL rata-rata
3
TDL Duafa
(s.d. 450 VA)
1
Tahun
PERTIMBANGAN POLSOSKAM
63
LAMPIRAN Q3
GAMBARAN TAHAPAN RASIONALISASI HARGA BBM
Rp/liter
Batas Atas
(Cap) 4)
HARGA
KEEKONOMIAN
Fee
Pelaksana
PSO
PERTIMBANGAN
EKONOMI
BPP5)
ium
m
e
Pr olar
a
S
rg
da
Subsidi BBM
Ha
Ha
a
ny
i
aM
g
r
ah
n
a
kt
2006
2005
PENUGASAN PERTAMINA1)
1
2
Batas Bawah
(Floor)4)
64
2007+
3
Tahun
LAMPIRAN R1
KERANGKA REGULASI ENERGI
REGULASI
KEBIJAKAN
Domain
NONREGULASI
REGULASI KETEKNIKAN
REGULASI
BISNIS
INFRASTRUKTUR
TEKNOLOGI
KESELAMATAN
Aspek
PEKERJA
Materi
Makro
(Institusi)
LINGKUNGAN
UMUM
Ketentuan ttg a.l.:
Standarisasi
Pemberlakuan
standar
Persyaratan
instalasi
INSTALASI
Ketentuan ttg
Ketentuan ttg
a.l.:
a.l.:
Standarisasi
Standarisasi
Pemberlakuan
Pemberlakuan
standar
standar
Kawasan
Keselamatan
AMDAL
Operasi (KKO)
Pengamanan
Obyek Vital
(Obvit)
Ketentuan ttg
a.l.:
Akreditasi
Sertifikasi
Kalibrasi
Metrologi
Menteri c.q
Unit yang menangani
pelayanan geologi
Mikro
(Korporasi/
Lembaga
Mineral
: BUMN (PT. Timah, PT. Aneka Tambang);
Batubara
: BUMN (PT.BA),
Panas Bumi :BUMN ( - ) ;
Migas
: BUMN (PT. Pertamina, PT PGN) ;
Listrik
: BUMN (PT. PLN) ;
Keterangan:
Izin hanya dikeluarkan oleh Instansi Pemerintah
Lembaga Akreditasi adalah sesuai ketentuan perundang-undangan :
- Bidang M.S.T.Q adalah KAN
- Bidang Jasa Kontruksi adalah LPJK
- Bidang Jasa Non-Konstruksi adalah Departemen Teknis (ESDM)
Sertifikasi dikeluarkan oleh lembaga sertifikasi yang telah diakreditasi
Metrologi legal (untuk keperluan transaksi perdagangan) adalah kewenangan Deperindag
Penetapan Standar Nasional Indonesia (SNI) oleh BSN, pemberlakuan SNI oleh Menteri Teknis (ESDM)
65
Lembaga
Akreditasi
Lembaga
Setifikasi
BP MIGAS
(BHMN)
LAMPIRAN R2
KONSTALASI INDUSTRI PRIMERSEKUNDER
INDUSTRI PRIMER
Hulu (Mengangkat dari
perut bumi)
Sumber
Daya
Migas
INDUSTRI SEKUNDER
(Meningkatkan Nilai Tambah)
Migas
Eksplorasi /
Eksploitasi
Pengolahan
Pengangkutan/
Transmisi
Penyimpanan /
Penimbunan
Niaga
Produk
lanjut
Trader
Tanpa Aset
Smelter
Angkutan
Khusus
Penimbunan
Niaga
Produk
lanjut
Niaga
Sumber
Daya
Panas
Bumi
Panas Bumi
Eksploitasi /
Produksi
Pembangkitan
Listrik
Transmisi
Distribusi
Listrik
Penjualan
Agen
Pelanggan
Listrik
Hasil :
A. Produk Energi
B. Produk Mineral
(logam/emas batangan)
C.Listrik
LAMPIRAN R3
TAKSONOMI BIDANG USAHA
DALAM
STRUKTUR INDUSTRI PERMINYAKAN NASIONAL
Ekspor (Crude)
Aliran Crude Oil
Aliran BBM
dan/atau Hasil
Olahan Lainnya
Impor (Crude)
Usaha
Eksplorasi
Eksploitasi
Impor (BBM)
Usaha
Penyimpanan
(Crude Oil)
Oil)
Aliran Transaksi
Usaha
Pengolahan
Usaha
Pengangkutan
Usaha
Penyimpanan
Usaha Niaga
Umum
(dengan Aset)
Aset)
Usaha Niaga
Terbatas
tanpa Aset
(Trader)
Trader)
Industri Hulu
Usaha Eksplorasi/Produksi
yang dijual adalah produk
Industri Hilir
67
Ekspor (Produk
Kilang)
Konsumen
End Users
Aliran Gas
KK : Konsumen Kecil
KM : Konsumen Menengah
KB : Konsumen Besar
LAMPIRAN R4
TAKSONOMI BIDANG USAHA
DALAM
STRUKTUR INDUSTRI GAS BUMI NASIONAL
Usaha
Pengolahan2)
Usaha
Pengangkutan2)
Usaha
Penyimpanan2)
Usaha
Niaga2)
(Pembedaan Konsumen
Berdasarkan Kuantitas)
Usaha
Pengapalan
Tanpa Aset
Receiving
Terminal
Kilang LNG
Eksplorasi/Eksploitasi
Impor
LNG
LPG
Transmisi
Dengan Aset
Kilang LPG
Niaga Umum
(Usaha
Penjualan)
Distribusi
Eksplorasi
Trader
Ekspor
LNG
LPG
Gas
KK, KM, KB
(melalui pipa
atau bejana
khusus)
Eksploitasi1)
Angkutan
Laut/
Darat
Storage
Pembotolan
KK,KM,KB
KK,KM,KB
KB
Angkutan Laut/
Darat CNG 3)
Industri Hulu
Industri Hilir
68
End Users
LAMPIRAN R5
PRINSIP PRINSIP
PENGATURAN INDUSTRI HILIR MIGAS
PASAR REGULATED
PASAR REGULATED
Market Rules
Gas Pipa dan
BBM (Regulated/
Bersubsidi)
Market Rules
Others
Fungsi
Pengatur
Fungsi
Pengatur
Fungsi
Pengawas
Fungsi
Pengawas
Pengawasan
Pengawasan
Kondisi
Pasar
Pengaturan Gas Pipa
Kondisi
Pasar
Pengaturan Others
69
LAMPIRAN R6
REGULASI INDUSTRI HILIR MIGAS :
PRINSIP-PRINSIP PENANGANAN BARANG PUBLIK (PUBLIC GOODS)
JENIS
REGULASI
KETEKNIKAN *)
KEBIJAKAN
REGULASI
USAHA **)
YANG
MENGATUR
YANG
MENGAWASI
OBLIGATION
TO
SUPPLY
PENETAPAN PENYIDIKAN
HARGA
THD
JUAL/
PENCURIAN/
TARIF***) PENGOPLOSAN
YANG
MENGATUR
YANG
MENGAWASI
MESDM
cq. DJMigas
MESDM
cq. DJMigas
MESDM
cq. DJMigas
MESDM
cq. DJMigas
MESDM
cq. DJMigas
MESDM
cq. DJMigas
MESDM
cq. DJMigas
MESDM
cq. DJMigas
MESDM
cq. DJMigas
BPH-Migas
Pertamina +)
Keppres
POLRI/PPNS ++)
BPH-Migas
Pertamina +)
Keppres
POLRI/PPNS ++)
BPH-Migas
Pertamina +)
Keppres
POLRI/PPNS ++)
BBM (Regulated)
a.Premium
MESDM
b.Solar
MESDM
c.Minyak Tanah
MESDM
BBM (Non-Regulated)
Pertamax
MESDM
MESDM
cq. DiJMigas
MESDM
cq. DJMigas
MESDM
cq. DJMigas
BPH-Migas
Produsen
Pertamina/
Elnusa
POLRI/PPNS ++)
BBG (Regulated)
Gas Kota
MESDM
MESDM
cq. DJMigas
MESDM
cq. DJMigas
BPH-Migas
BPH-Migas
Utilitas Gas
(PGN)
Kepmen
MESDM
POLRI/PPNS ++)
BBG (Non-Regulated)
LPG
MESDM
MESDM
cq. DJMigas
MESDM
cq. DJMigas
MESDM
cq. DJMigas
MESDM
cq. DJMigas
Produsen
Pertamina
POLRI/PPNS++)
Keterangan :
*) Standar Mutu dan Keselamatan Migas
**) Standar Pelayanan dan Harga Jual
***) Penetapan Kisaran harga oleh pemerintah
+)
++)
Penugasan selama masa transisi (s.d. Nopember 2005), sesuai UU 22/2001 Pasal 62
Sesuai UU 22/2001 Pasal 50
70
LAMPIRAN R7
TAKSONOMI BIDANG USAHA
DALAM
STRUKTUR INDUSTRI PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK
(UU No 15 Tahun 1985)
BU
Pembangkitan
71
Konsumen
LAMPIRAN S
KELEMBAGAAN BIDANG ENERGI
Komunitas
Industri Energi
Komunitas Ristek
Balitbang
ESDM
(Pengembangan)
Indigenous Tech.
Universitas
(Riset Dasar)
Lembaga
(Riset
Terapan)
BPPT
(Pengkajian
Teknologi)
Tec h
nolog
y Pol
icy
Pertamina
PTBA
PGN
PLN
Swasta
Tech. content
Imported Tech.
Catatan :
Usulan MESDM ini telah disetujui dalam paparan untuk Landmark Teknologi di BPPT
72
Imported
Tech.