1, (2012) 1-5
PENDAHULUAN
METODE PENELITIAN
2.1
Identifikasi Risiko
2
Kode
Risiko
Variabel Risiko
swasta
R25
Penyalahgunaan wewenang oleh pejabat pemerintah
R26
Kegagalan pada penutupan keuangan
R27
Kegagalan dalam pembiayaan kembali
R28
Permintaan bersifat tidak pasti
R29
Masuknya kompetitor baru
R30
Tunggakan tagihan oleh konsumen
Risiko Konstruksi
R31
Eskalasi/Kenaikan Biaya Konstruksi
R32
Kenaikan harga tanah
R33
Penundaan waktu konstruksi
R34
Negosiasi harga tanah yang berlarut-larut
R35
Desain/Pengembangan
Risiko yang Tidak Dapat Dihindari (Force Major)
R36
Bencana alam
R37
Bencana karena ulah manusia
R38
Pernyataan perang
R39
Kerusuhan
R40
Serangan Teroris
R41
Pemogokan karyawan
Desain Sampling
Identifikasi risiko.
Asesmen risiko. Proses asesmen dilakukan secara
kualitatif. Pertama, memberi nilai pada probabilitas
dan dampak dengan menggunakan severity index.
Kemudian dipetakan dalam probability impact grid.
Berikut merupakan rumus yang digunakan untuk
menentukan severity index (SI) [10]:
SI =
=0 a i x i
4 4=0
(100%)
Keterangan:
ai = konstanta penilaian
xi = probabilitas responden
i = 0, 1, 2, 3, 4,..., n
Probability Impact Grid (PIG) digunakan untuk
mengukur tingkat risiko. Tingkat risiko merupakan
perkalian dari skor probability dan skor impact yang didapat
dari responden. Untuk mengukur risiko menggunakan rumus
[11]
R=PxI
Keterangan:
R
= Tingkat Risiko
P
= Kemungkinan (probability) risiko yang terjadi
I
= Tingkat dampak (impact) risiko yang terjadi
Setelah mengetahui tingkat risiko, selanjutnya
risiko tersebut dapat diplotkan dalam matriks probability
dan impact untuk mengetahui risiko mana yang
kemungkinan terjadinya besar dan berdampak besar bagi
proyek. Berikut adalah contoh matriks probability-impact:
3
3
3.1
Identifikasi Risiko
Pada penelitian ini digunakan 41 variabel risiko yang
diperoleh dari penelitian terdahulu, yaitu variabel risiko
yang digunakan oleh Pribadi dan Pangeran [7] dan Wibowo
dan Mohammed [8]. Namun, untuk mengetahui apakah
variabel risiko tersebut relevan dengan proyek kerjasama
pemerintah (KPS) penyediaan air minum di wilayah X,
dilakukan verifikasi terlebih dahulu dengan menggunakan
konsep pareto. Hasilnya diperoleh terdapat 27 variabel
risiko yang dinyatakan relevan dan 14 variabel sisanya
dianggap tidak relevan. 27 variabel yang dianggap relevan
kemudian dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas,
sehingga diperoleh 20 variabel risiko yang dianggap valid
dan reliabel untuk dapat digunakan pada proses pengolahan
data selanjutnya.
Risiko-risiko tersebut antara lain: perubahan spesifik
pada undang-undang (R3), fluktuasi inflasi (R10), fluktuasi
valuta asing (R11), fluktuasi tingkat bunga (R12), kenaikan
biaya operasi dan maintenance (R13), peralatan cacat karena
gangguan (R14), ketidaktersediaan bahan baku air (R15),
kebocoran teknis selama distribusi (R16), pemadaman listrik
(R17), rendahnya kualitas bahan baku air (R20), pengaturan
tarif bersifat tidak pasti (R22), pelanggaran kontrak oleh
operator/pihak swasta (R23), pemutusan hubungan dini oleh
operator/pihak swasta (R24), penyalahgunaan wewenang
oleh pejabat pemerintah (R25), desain/pengembangan
(R35), bencana alam (R36), dan bencana karena ulah
manusia (R37).
3.2
Asesmen Risiko
Tahap asesmen risiko terdiri dari dua tahap, pertama
adalah tahap analisis risiko, kedua adalah tahap pemetaan
risiko.
3.2.1 Analisis Risiko
2.4
4
Kode
Risiko
R12
R13
Keterangan:
: Risiko Tinggi
: Risiko Medium
: Riko Rendah
R15
3.3
Risk Response
Pada bagian ini akan dilakukan usulan tindakan respon
terhadap risiko yang terdiri dari pengalokasian risiko kepada
pihak yang paling tepat dalam menangani risiko dan
penanganan atau mitigasi risiko.
R17
R20
Klasifikasi
Mitigasi
Risiko
R3
Perubaha
n spesifik
pada
undangundang
Menerima
risiko
R10
Fluktuasi
Inflasi
Menerima
risiko
R11
Fluktuasi
valuta
Mencegah
risiko
R28
R29
R36
Kode
Risiko
R25
Melakukan manajemen
persediaan bahan baku
berbasis perubahan inflasi
Menetapkan nilai hedging
yang optimal
Variabel
Risiko
Klasifikasi
Mitigasi
Risiko
asing
Fluktuasi
tingkat
bunga
Kenaikan
biaya
operasi
dan
maintena
nce
Ketidakte
rsediaan
bahan
baku air
Menerima
risiko
Memonitor perkembangan
tingkat suku
Mengurangi
dampak
terjadinya
risiko
Membuat skenario
anggaran biaya operasi dan
maintenance (kondisi
pesimis, moderat, dan
optimis)
Mentransfer
risiko
Pemadam
an listrik
Mengurangi
dampak
terjadinya
risiko
Mentransfer
risiko
Mengurangi
probabilitas
terjadinya
risiko
Rendahny
a Kualitas
bahan
baku air
Penyalah
gunaan
wewenan
g oleh
pejabat
pemerinta
h
Permintaa
n bersifat
tidak
pasti
Masukny
a
kompetito
r baru
Bencana
alam
Menerima
risiko
Mengurangi
dampak
terjadinya
risiko
Mengurangi
dampak
terjadinya
risiko
Menerima
risiko
Membuat proyeksi
permintaan konsumsi air
Mempertahankan kualitas
air yang diproduksi
_
R8
R14
R16
R23
Variabel
Risiko
Pelanggara
n kontrak
oleh
pemerintah
Peralatan
cacat
karena
gangguan
Kebocoran
teknis
selama
distribusi
Pelanggara
n kontrak
oleh
operator/pi
hak swasta
Klasifikasi
Mitigasi
Risiko
Mengurangi
probabilitas
terjadinya
risiko
Mengurangi
probabilitas
terjadinya
risiko
Mengurangi
probabilitas
terjadinya
risiko
Mengurangi
probabilitas
terjadinya
risiko
Kode
Risiko
R22
R24
Variabel
Risiko
Pengaturan
tarif
bersifat
tidak pasti
Pemutusan
hubungan
dini oleh
operator/pi
hak swasta
Klasifikasi
Mitigasi
Risiko
Mengurangi
probabilitas
terjadinya
risiko
Komunikasi secara
berkala antara pihak
PDAM X dan
Perusahaan A.
[9]
Mengurangi
probabilitas
terjadinya
risiko
Komunikasi secara
berkala antara pihak
PDAM X dan
Perusahaan A.
[11]
Konsultasi dengan
kontraktor terkait desain
instalasi pengolahan air
yang sesuai
Memberikan peringatan
kepada operator dan
penekanan kepatuhan
terhadap SOP (Standard
Operation Procedure)
R35
Desain/Pen
gembangan
Mengurangi
probabilitas
terjadinya
risiko
R37
Bencana
karena ulah
manusia/hu
man error
Mengurangi
probabilitas
terjadinya
risiko
KESIMPULAN/RINGKASAN
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
[8]
[10]
[12]
[13]