Pokok
No. Uji
10
Materi
Halaman
01/11
I.
Bina Marga, Spek. Umum Bidang Jalan dan Jembatan 2010 Revisi 2
2.
3.
4.
(LASTON)
II.
TUJUAN
1.
Menentukan kadar aspal rencana sesuai sifat sifat campuran yang memenuhi
spesifikasi.
2.
III.
DASAR TEORI
Campuran beton aspal panas adalah campuran antara agregat dan aspal dalam
keadaan panas, dengan atau tanpa bahan tambahan. Campuran yang dibuat untuk
lapisan aspal beton panas (LASTON) ACBC. Agregat dan aspal memiliki
karakteristik berbeda-beda, yang ditunjukkan oleh parameter seperti berat jenis,
penyerapan agregat, gradasi, abrasi, penetrasi, daktilitas, viskositas dan lain
sebagainya.
Biasanya agregat diperoleh dari tempat yang terdekat dari lokasi yeng
menggunakannya. Kadang kala agregat yang dipergunakan merupakan campuran
agregat yang diperoleh dari tempat yang berbeda dan instalasi pencampuran pun
berbeda-beda sehingga tidak pernah ada asatu resep campuran tunggal untuk
menghasilkan campuran satu jenis beton aspal yang diinginkan.
Kelompok 3 KG-2A
92
Pokok
No. Uji
10
Materi
Halaman
02/11
Kelompok 3 KG-2A
93
Pokok
No. Uji
10
Materi
Halaman
03/11
1. Bahan
Jika suhu terlalu tinggi, maka film yang menyelimuti agregat terlalu tipis
sehingga menyebabkan ikatannya terlalu lemah (ikatannya tidak homogen,
karena aspal menumpuk di satu tempat).
Jika suhu terlalu dingin, maka campuran aspal tidak homogen, karena suhunya
kurang tinggi.
2. Campuran
Jika suhu terlalu panas, ada beberapa sifat fisik aspal yang hilang, aspal terlalu
encer sehingga tidak dapat menyelimuti agregat secara merata, atau lapisan
yang menyelimuti agregat sangat tipis karena aspal tersebut akan bergerak ke
lapisan yang lebih rendah (bawah). Maka lapisan perkerasan tersebut tidak lagi
homogen, dan nilai penetrasi tidak akan tercapai.
Jika suhu terlalu rendah/dingin, maka aspal tersebut sulit untuk dipadatkan dan
keadaan optimum tidak dapat tecapai yang mengakibatkan turunnya stabilitas.
3. Pemadatan
Jika pada pemadatan suhu terlalu tinggi, akan mengakibatkan rongga pada
campuran tinggi, yang mengakibatkan sukar untuk dipadatkan jika terus
dipaksakan untuk dipadatkan dapat mengakibatkan agregat pada lapisan
tersebut pecah.
Kelompok 3 KG-2A
94
Pokok
No. Uji
10
Materi
Halaman
04/11
Gambar 1.1
Desain campuran beton aspal panas dengan pendekatan kepadatan mutlak
Kelompok 3 KG-2A
95
Pokok
No. Uji
10
Materi
Halaman
05/11
IV.
3. Abu batu
4. Aspal
Kelompok 3 KG-2A
96
Pokok
No. Uji
10
Materi
Halaman
06/11
V.
LANGKAH KERJA
Persiapan Bahan
1. Mempelajari spesifikasi gradasi agregat campuran yang diinginkan.
Merancang proporsi dari masing-masing fraksi agregat yang tersedia untuk mendapatkan
agregat campuran sesuai dengan gradasi butir 1.
2. Rancangan dilakukan berdasarkan gradasi dari masing-masing fraksi agregat
yang akan dicampur.
3. Menentukan kadar aspal total dalam campuran, yaitu kadar aspal efektif yang
membungkus atau menyelimuti butir-butir agregat, mengisi pori antara agregat,
ditambah dengan kadar aspal yang akan terserap masuk kedalam pori masingmasing butir agregat.
a. Metode Konvesional
Dalam spesifikasi yang dipilih sudah ditentukan batas minimum dan
maksimum dari kadar aspal tersebut.
b. Metode kepadatan mutlak dicari dengan rumus :
Pb = 0,035.(%CA) + 0,045.(%FA) + 0,18.(%FF) + K
Dimana: CA = coarse agregat (agregat kasar)
FA = fine agregat (agregat halus)
FF = filler (bahan pengisi)
Ukuran CA > 2,36 mm
Ukuran FA 200 mesh < agr halus < 2,36 mm
Ukuran FF > 200 mesh
4. Menimbang bahan
Kelompok 3 KG-2A
97
Pokok
No. Uji
10
Materi
Halaman
07/11
VI.
6.1 Data
Data dapat dilihat pada formulir pengujian.
6.2 Analisa
1. Menentukan Jenis Lapisan Perkerasan Aspal
Jenis Lapisan : LASTON (Lapis Aspal Beton)
2. Menentukan Bentuk Lapisan
Bentuk Lapisan : Lapis Antara (BC)
3. Sampling dan Periksa Mula Bahan
Hasil uji:
Aspal Pen 40
Agregat:
Maksimal butir 25 mm
Nominal butir 19 mm
4. Penggabungan Agregat
Terpenuhi spek gabungan untuk lapisan yang dirancang
Hasil: Kesimpulan LASTON (AC), BC (Bergradasi Kasar)
Split
28%
Screen
31%
Abu Batu
40%
Filler (PCC)
1%
Kelompok 3 KG-2A
98
Pokok
No. Uji
10
Materi
Halaman
08/11
BJ KO
% Sebelum Koreksi
Proporsi Sebelum
Koreksi
Split
2,52
28
23,92
Screen
2,46
31
23,34
Abu Batu
2,44
40
23,15
Filler
3,12
29,16
Jumlah
10,54
100
100
Kel. 1(%)
Kel. 2(%)
Kel. 3(%)
Rata-rata(%)
Split
28
28
28
28
Screen
31
28
25
28
Abu Batu
40
42
45
42,3
Filler
1,7
% Sebelum
(Bj KO x %
% Setelah
Koreksi
sebelum
Koreksi
BJ KO
koreksi)/100
Kelompok 3 KG-2A
Split
2,52
28
0,71
28,6
Screen
2,46
28
0,69
27,8
Abu Batu
2,44
42,3
1,03
41,5
Filler
3,12
1,7
0,05
2,1
100
2,48
100
99
Pokok
No. Uji
10
Materi
Halaman
09/11
Nilai kadar aspal untuk benda uji berdasarkan nilai Pb = 5,5 %, antara lain:
(Pb-1), (Pb 0,5%), Pb, (Pb + 0,5%), (Pb + 1%), (Pb + 1,5%)
(4,5 %), (5 %), (5,5 %), (6 %), (6,5 %), (7 %)
9. Menentukan Variasi Kadar Aspal
Pb
= 4,5;5,0;5,5;6,0;6,5;7,0
= 5,0;5,5;6,0;6,5;7,0
100
Pokok
No. Uji
10
Materi
Halaman
10/11
= 28,5 = 11,4 = 12 kg
Screen
= 27,8 = 11,12 = 12 kg
Abu Batu
= 41,5 = 16,6 = 17 kg
Filler
= 2,1 = 0,84 = 1 kg
= 28,6% x 1150 gr
= 328,9 gr
Split
= 27,8% x 1150 gr
= 319,7 gr
Abu Batu
= 41,5% x 1150 gr
= 477,3 gr
Filler
= 2,1% x 1150 gr
= 24,1 gr
Total
Kelompok 3 KG-2A
= 1150 gr
101
Pokok
No. Uji
10
Materi
Halaman
11/11
VII. KESIMPULAN
Kesimpulan kebutuhan bahan untuk campuran LASTON AC-BC gradasi kasar :
Split
= 28,6 = 11,4 = 12 kg
Screen
= 27,8 = 11,12 = 12 kg
Abu Batu
= 41,5 = 16,6 = 17 kg
Filler
= 2,1 = 0,84
Total
= 1 kg
= 42 kg
Pembimbing
Salma ST Zakiah
NIM: 131111065
Kelompok 3 KG-2A
102