Anda di halaman 1dari 6

SCIENTIA VOL. 6 NO.

1, FEBRUARI 2016

FORMULASI SEDIAAN PATCH TRANSDERMAL DARI RIMPANG


RUMPUT TEKI (Cyperus rotundus L.) UNTUK PENGOBATAN NYERI
SENDI PADA TIKUS PUTIH JANTAN
Farida Rahim, Chris Deviarny, Revi Yenti, Putri Ramadani
Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia Yayasan Perintis Padang

ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian tentang formulasi patch transdermal dari ekstrak etanol rimpang
rumput teki (Cyperus rotundus L.) untuk pengobatan nyeri sendi. Pada penelitian ini digunakan 3
formula (F1, F2, F3) dengan ekstrak etanol sebanyak 3g, 5g, 7g. Evaluasi patch meliputi organoleptis,
ketebalan patch, variasi berat, persen kelembaban yang diserap, uji iritasi, persentase pemanjangan.
Uji efek nyeri sendi dilakukan pada tikus putih yang diinduksi dengan AgNO3 1% secara intra
artikular. Parameter yang diamati adalah jumlah cicitan hewan setelah diberikan gerakan sendi
sebanyak 10 kali selama 1 menit, yang dihitung pada menit 30, jam 1, 2, 4, 6, 8, 10, 12, dan 14.
Hasilnya secara statistic menunjukkan hilangnya reflek nyeri yang lebih cepat pada formula 3 yaitu
pada jam ke-4
Kata kunci : Cyperus rotundus, patch, nyeri sendi
ABSTRACT
The research to formulate of transdermal patch of ethanolic extract of teki grass (Cyperus
rotundus L.) as medicine to heal joint pain has been done. This research used three formulas (F1, F2,
and F3) containing 3, 5, and 7 gram of extract respectively. The evaluation done to the patch formula
included: organoleptic, thickness, weight variation, the percentage of absorbed humidity, skin
irritation test, and the length percentage. The test to measure the ability of the patch in curing the joint
pain was done to the male albino rats which were induced by AgNO3 1% as the pain inductor via intra
articular. The parameter observed was the amount of squeaking after they were given reflex as much
as 10 times for 1 minute, in 1st, 2nd, 4th, 6th , 8th, 10th, 12th and 14th hours. According on statistical
analysis, the faster loss of joint pain was given by formula 3 at 4 hours.
Keywords : Cyperus rotundus L, Patch, Join Pain.

PENDAHULUAN
Rumput teki (Cyperus rotundus L.)
termasuk dalam family cyperaceae, dimana
bagian tumbuhan yang paling sering digunakan
adalah rimpang (Depkes RI, 1980). Rimpang
rumput teki memiliki khasiat farmakologi,
namun belum banyak masyarakat yang
memanfaatkannya dalam bentuk sediaan
farmasi seperti tablet, lotion, suspensi atau
sediaan farmasi lainnya.
Ekstrak rimpang rumput teki memiliki
efek analgetik karena kandungan flavonoid.
Flavonoid berperan sebagai analgetik yang
mekanisme kerjanya menghambat kerja enzim
siklooksigenase. Akibatnya akan mengurangi
ISSN : 2087-5045

produksi prostaglandin oleh asam arakidonat


sehingga mengurangi rasa nyeri ( Putri dkk,
2013 ). Selain mengandung flavonoid, rimpang
rumput teki ini mengandung komponenkomponen kimia antara lain minyak atsiri,
alkaloid, polifenol, resin, amilum tanin,
triterpen, d-glukosa, d-fruktosa dan gula tak
mereduksi (Murnah, 1995). Hasil penelitian
kuantitatif dan kualitatif kandungan senyawa
kimia dalam rimpang rumput teki disebutkan
bahwa terdapat pula senyawa tanin dengan
kadar 6,5 % dan minyak atsiri dengan kadar
1,2% yang dapat berpengaruh pada pereda
nyeri (Murnah, 1995). Ekstrak 20% etanol teki
secara sub kutan dapat berefek menghilangkan
rasa sakit dan menurunkan panas badan atau
1

SCIENTIA VOL. 6 NO. 1, FEBRUARI 2016

efek analgetik dan antipiretik (Sudarsono dkk.,


1996).
Saat ini banyak sekali terdapat
berbagai macam jenis bentuk sediaan untuk
penyembuhan nyeri sendi yang telah beredar
dipasaran seperti injeksi, larutan, tablet,
kapsul, gel, krim, patch dan lain sebagainya.
Patch transdermal merupakan sediaan drug
delivery systems yang berupa patch dengan
perekat yang mengandung senyawa obat, yang
diletakkan di kulit untuk melepaskan zat aktif
dalam dosis tertentu melalui kulit menuju
aliran darah. Sediaan dalam bentuk patch
transdermal dapat memberikan pelepasan yang
terkendali ke dalam tubuh pasien. Pada
penelitian sebelumnya biasanya patch rimpang
rumput teki dibuat dengan menggunakan
polimer HPMC dan PVP, pada penelitian ini
dibuat patch transdermal menggunakan
polimer yang berbeda yaitu Etil Selulosa dan
Polivinyl Alkohol. Etil Selulosa berfungsi
sebagai pengatur pelepasan bahan obat yang
memiliki sifat stabil dan digunakan sebagai
membran pembantu dalam patch, Polivinyl
Alkohol dalam sediaan patch berfungsi untuk
menstabilkan dan mengentalkan
sediaan
patch. Selanjutnya dilakukan uji efek terhadap
penyembuhan nyeri sendi pada tikus putih
jantan dengan metoda penapisan analgetik
nyeri sendi.

METODE PENELITIAN

PROSEDUR PENELITIAN
Persiapan Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah Rumput Teki (Cyperus rotundus L. )
yang diperoleh di daerah Pariaman, Sumatera
Barat. Rimpang rumput teki dibersihkan dan
ditumbuk halus, kemudian dimasukkan ke
dalam botol gelap maserasi dengan etanol 96%
selama 3x24 jam, dengan masing-masing
maserasi menggunakan etanol 96%. Hasil
maserasi disaring dan semua filtrat digabung
kemudian pelarut diuapkan dengan rotary
evaporator sehingga diperoleh ekstrak kental.
Pembuatan Sediaan Uji
Patch transdermal jenis matriks terdiri dari
Etil Selulosa yang dibuat dengan teknik
penguapan pelarut di dalam cawan petri.
Dibuat larutan polimer Etil Selulosa di dalam
metanol dan kloroform dengan perbandingan
1:1 sampai terbentuk larutan yang jernih ,
kemudian ditambahkan Polivinyl Alkohol
aduk sampai homogen , lalu tambahkan
dibuthyl ftalat dan ekstrak, diaduk homogen
dengan menggunakan magnetik stirrer putaran
6 selama lebih kurang jam sehingga
diperoleh volume akhir 10 ml. Lalu
dipindahkan ke cawan petri diameter 9 cm
yang dilapisi aluminium foil dan ditutup pada
bagian atas cawan dengan corong posisi
terbalik. Dikeringkan dalam oven pada suhu
60C selama 1 hari. Kemudian dimasukkan ke
dalam desikator sampai digunakan.

Bahan
Rumput teki ( Cyperus rotundus L. ),
Etil Selulosa, Kloroform, Metanol, Polivinyl
Alkohol, Dibuthyl ftalat, Natrium Klorida,
Natrium Sulfat,kertas saring, aluminium foil,
tikus.

Evaluasi Patch
A. Pemeriksaan Organoleptis
Pemeriksaan organoleptis meliputi
pengamatan bentuk, warna, bau dari patch
yang dihasilkan.

Alat

B. Ketebalan Patch
Patch
yang
dihasilkan
diukur
ketebalannya
dengan
menggunakan
mikrometer dengan menggunakan ketelitian
alat Mikrometer Scrub 0,01 mm. Pengukuran
dilakukan pada 5 tempat yang berbeda.

Alat alat yang digunakan adalah


magnetic stirer, oven, erlemeyer, cawan petri,
beaker gelas, batang pengaduk, gelas ukur,
rotary evaporator, kaca arloji, corong, pipet
tetes, timbangan digital, desikator, krus
porselen, buret, spatel, furnace, mikrometer
scrub 0,01 mm.

ISSN : 2087-5045

C. Persentase Uji Higroskopis


Untuk memeriksa stabilitas fisik patch
dalam kondisi dengan kelembaban yang tinggi,
patch ditimbang ditempatkan dalam desikator
yang mengandung larutan jenuh dari Natrium
Klorida selama tiga hari. Patch kembali
ditimbang dan kelembaban persentase
2

SCIENTIA VOL. 6 NO. 1, FEBRUARI 2016

penyerapan dihitung dengan menggunakan


rumus :
Persentase penyerapan air

X 100%

D. Persentase Kehilangan Air


Untuk memeriksa tingkat kehilangan
air dari patch, berat patch ditimbang
ditempatkan dalam desikator yang berisi
Natrium Sulfat anhidrat selama 24 jam. Setelah
24 jam, patch ini ditimbang kembali dan
persentase kehilangan air dapat dihitung
dengan menggunakan rumus :
Persentase kehilangan air

X 100%

E. Uji Iritasi Kulit


Uji iritasi pada kulit dapat dilakukan
pada panelis sukarelawan dengan metode uji
tempel tertutup. Patch digunakan pada 8 orang
panelis. Patch ini ditempelkan pada bagian
punggung panelis, kemudian diamati dengan
melihat tanda kemerahan, eritema, dan edema
selama 24 jam.
F. Persentase Pemanjangan
Persen pemanjangan adalah perubahan
panjang maksimum yang dapat dialami bahan
pada saat mengalami peregangan atauu ditarik
sampai sebelum bahan itu robek. Perubahan
panjang dapat terlihat apabila patch sobek.
%elongasi

X 100%

Keterangan
a= panjang awal
b= panjang setelah putus
G. Keseragaman Bobot
Masing-masing formula diambil tiga
patch secara acak, ditimbang masing-masing
patch, kemudian dihitung rata-rata berat patch
pada masing-masing formulasi.

ISSN : 2087-5045

H. Uji Efek Penyembuhan Nyeri Sendi


PatchTransdermal Ekstrak Etanol
Rimpang Rumput Teki
Adapun cara kerja dari pengujian ini
adalah :
1. Siapkan
hewan
percobaan
dan
aklimatisasi selama 1 minggu dengan
diberi makan dan minum yang cukup.
Hewan yang dinyatakan sehat digunakan
dalam penelitian yaitu hewan yang selama
pemeliharaan perubahan bobot hewan
tidak melebihi 10% dan menunjukkan
perilaku normal.
2. Larutan AgNO3 1% disuntikkan pada
setiap hewan uji ke dalam sendi tibio
tersienne. Delapan belas jam kemudian
dilakukan pengamatan berupa pengukuran
keliling radang sendi dan refleks nyeri.
Hewan yang mencicit karena kesakitan
bila dilakukan gerakan fleksi terhadap
sendi yang bengkak sebanyak 10 kali
dalam waktu 1 menit adalah hewan yang
dapat digunakan untuk percobaan. Hewan
yang telah terseleksi ini secara acak
dikelompokkan menjadi 6 kelompok,
masing-masing terdiri atas 3 ekor tikus.
a. Kelompok I merupakan kontrol
positif
yang hanya
diberikan
penginduksi larutan AgNO3 1%.
b. Kelompok II merupakan kelompok
yang diberi basis patch F0
c. Kelompok III merupakan kelompok
yang diberi sediaan uji F1
d. Kelompok IV merupakan kelompok
yang diberi sediaan uji F2
e. Kelompok V merupakan kelompok
yang diberi sediaan uji F3
f. Kelompok VI merupakan kelompok
yang
diberi
sediaan
patch
pembanding
3. Terhadap tiap hewan dilakukan gerakan
fleksi pada sendi sebanyak 10 kali dalam
1 menit. Sediaan uji dinyatakan
memberikan efek penyembuhan untuk
nyeri sendi bila hewan tidak mencicit
kesakitan oleh gerakan fleksi yang
dilakukan. Waktu pengamatan dilakukan
pada menit 30, jam 1, 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14
setelah pemberian sediaan uji..
4. Hewan
percobaan
yang
telah
memperlihatkan
penurunan
nyeri
dilakukan lagi pengukuran keliling radang
sendinya.

SCIENTIA VOL. 6 NO. 1, FEBRUARI 2016

Polivinil Alkohol yang bertujuan untuk


meningkatkan kekentalan dari sediaan patch.
Plasticizer yang digunakan adalah Dibutil
Ftalat sebanyak 4 ml yang dapat membuat
sediaan tidak terlalu kental, tidak lengket, dan
bentuknya lebih bagus. Tujuan penggunaan
plasticizer adalah untuk membentuk sediaan
yang elastis, meningkatkan permeabilitas kulit
dan membentuk suatu matriks yang kuat.
Pelarut yang digunakan adalah Metanol dan
Chloroform yang bertujuan untuk melarutkan
Polimer Etil Selulosa. Pemilihan komponen
sediaan didasarkan pada penelitian yang
dilakukan Rakesh P., dkk, 2009. Formula
patch tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah
ini :

Analisa Data
Data yang diperoleh diolah secara
statistic terhadap dosis dan waktu memakai
Analisa Variabel (Anova) satu arah,
dilanjutkan uji wilayah Duncans Multiple
Range Test).

PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini dibuat patch
transdermal dengan berat ekstrak etanol
rimpang rumput 3 gram, 5 gram, 7 gram
karena sebelumnya telah dibuat patch dengan
konsentrasi yang sama tetapi berbasis
hidrofilik dan dengan polimer HPMC dan
PVP. Pada penelitian ini dibuat patch
transdermal dengan konsentrasi yang sama
tetapi berbasis lipofilik, polimer yang
digunakan adalah kombinasi Etil Selulosa dan

Tabel 1. Formulasi Patch Transdermal Berbasis Lipofilik


Bahan
F0
F1
Ekstrak rimpang rumput teki
3
(gram)
Etil Selulosa (mg)
500
485

F2
5

F3
7

475

465

Polivinyl Alkohol (mg)

1000

970

950

930

Dibuthyl ftalat (ml)


Metanol dan cloroform (1:1)

4
10

3,9
9,7

3,8
9,5

3,7
9,3

Hasil pemeriksaan organoleptis dari


patch transdermal yaitu F0, F1, F2, dan F3
membentuk patch yang baik dengan
konsistensi berbentuk bulat lapis tipis, warna
coklat muda, bau khas rumput teki kecuali F0
tidak berwarna dan tidak berbau karena tidak
mengandung ekstrak rumput teki. Warna
ekstrak rumput teki merata karena ekstrak
rumput teki dapat larut dalam campuran Etil
Selulosa, Polivinil alkohol, Dibuthyl Ftalat,
Metanol dan kloroform. Hal ini dipengaruhi
oleh adanya metanol dan kloroform yang dapat
melarutkan ekstrak rumput teki sehingga pada
saat pengadukan dan setelah proses
pengeringan metanol dan kloroform menguap
warna ekstrak rumput teki menjadi merata.
Pemeriksaan
ketebalan
patch
bervariasi dari 0,0030 sampai 0,0037 mm.
Pemeriksaan
ketebalan
patch
akan
berpengaruh pada pelepasan zat aktif dari
sediaan. Semakin tebal patch yang dihasilkan
maka pelepasan zat aktif akan semakin lama
sehingga efek yang ditimbulkan juga semakin
lama. Pada pemeriksaan ketebalan patch F0
ISSN : 2087-5045

dijadikan sebagai pembanding. Dilihat dari


hasil pemeriksaan bahwa F2 dan F3 lebih tebal
dibandingkan F0 dan F1 .
Pemeriksaan persentase kelembaban
didapatkan
F0
(7,760,25)
menyerap
kelembaban dalam jumlah tertinggi dan F3
(7,20,2) menyerap kelembaban dalam jumlah
yang sedikit. Semakin tinggi pemakaian Etil
Selulosa dan Dibutil Ftalat maka semakin
tinggi nilai % kelembaban dalam patch. Hal ini
dikarenakan sifat Etil Selulosa dan Dibutil
Ftalat yang menyerap air. Persentase
kehilangan air bertujuan untuk memeriksa
tingkat kehilangan air dari suatu patch. Pada
pemeriksaan ini F0 (basis) mempunyai
persentase kehilangan air yang tinggi
dibandingkan formula yang lainnya. Dari hasil
pemeriksaan tidak ada yang mendekati F0 dan
untuk F3 (0,20,15) paling sedikit tingkat
kehilangan air. Semakin tinggi tingkat
kehilangan air, patch menjadi kering dan
kehilangan fleksibilitasnya.
Pemeriksaan uji iritasi dilakukan pada 8 orang
panelis dibagian punggung dengan metoda uji
4

SCIENTIA VOL. 6 NO. 1, FEBRUARI 2016

tempel tertutup selama 1x24 jam, semua


formula tidak menimbulkan reaksi iritasi, hal
ini menunjukkan bahwa patch aman
digunakan.
Pemeriksaan
persentase
pemanjangan (elongasi) didapatkan
F1
mempunyai % elongasi yang paling tinggi,
(38,962,15) % elongasi lebih tinggi

dibandingkan F2 (29,100,81) dan F3


(19,240,81) artinya F1 lebih elastis
dibandingkan formula yang lain. Hasil evaluasi
patch transdermal yang berbasis etil selulosa
dan polivinil alkohol dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :

Tabel 2. Hasil Evaluasi Patch Transdermal Dari Rimpang Rumput Teki (Cyperus rotundus L.)
Pengamatan
Evaluasi
F0
F1
F2
F3
Organoleptis
Bentuk
BT
BT
BT
BT
1
Bau
TB
KT
KT
KT
Warna
TW
CM
CT
CT
Ketebalan Patch
0,0031
0,0031
0,0033
0,0033
2
0,0001mm
0,0001mm
0,0001mm
0,0002mm
Variasi Berat Patch
2,5580
3,1028
3,1058
3,11
3
0,009 g
0,002g
0,003 g
0,001 g
4
Persentase Uji Higroskopis
7,76%
7,63%
7,3%
7,2%
5
Persentase Kehilangan Air
2,0%
0,53%
0,3%
0,2%
6
Uji Iritasi
TI
TI
TI
TI
Persentase Pemanjangan
7
13,80%
38,96%
29,10%
19,24%
(%Elongasi)
Pada uji efek penyembuhan nyeri
sendi
patch trandermal ekstrak
etanol
rimpang rumput teki hewan percobaan yang
digunakan adalah tikus putih jantan. Hewan
percobaan
tersebut
diinduksi
dengan
meyuntikkan AgNO3 1% kedalam sendi kaki
tikus bagian belakang sehingga dapat memicu
respon inflamasi dan menyebabkan nyeri.
Setelah 18 jam penginduksian dilakukan
gerakan fleksi pada kaki tikus yang telah diberi
penginduksi. Hewan yang menunjukkan
refleks nyeri karena dilakukan gerakan fleksi
adalah yang dapat dipakai dalam percobaan.
Setelah dilakukan perlakuan terhadap masingmasing kelompok maka didapatkan hasil
bahwa sudah ada penurunan refleks nyeri pada
masing-masing kelompok, kelompok I dan
kelompok II (F0) penurunan refleks nyeri
terjadi pada jam ke-10. Pada kelompok III (F1)
terjadi penurunan refleks nyeri pada jam ke-8.

ISSN : 2087-5045

Pada kelompok IV (F2) terjadi penurunan


refleks nyeri pada jam ke-6. Pada kelompok V
(F3) terjadi penurunan refleks nyeri pada jam
ke-4 dan kelompok VI pada jam ke-1.
Pengukuran diameter radang pada
sendi tikus menunjukkan penurunan refleks
nyeri dengan cara mengukur diameter awal
pada jam ke-0,5 dan diameter akhir pada jam
ke-14. Pada kelompok I dan kelompok II tidak
terjadi penurunan diameter radang. Pada
kelompok III (F1) terjadi penurunan diameter
radang dengan rata-rata 0,16 cm. Pada
kelompok IV (F2) terjadi penurunan diameter
radang dengan rata-rat 0,2 cm. Pada kelompok
V (F3) terjadi penurunan diameter radang
dengan rata-rata 0,23 cm dan pembanding
dengan rata-rata 0,33cm. Hasil uji aktifitas
patch untuk pengobatan nyeri sendi dapat
dilihat pada gambar dibawah ini:

SCIENTIA VOL. 6 NO. 1, FEBRUARI 2016

Gambar 1: Diagram Hubungan Kelompok Perlakuan dengan Jumlah Refleks


Nyeri pada Berbagai Waktu Pengamatan Terhadap Tikus Putih Jantan

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa
ekstrak etanol rimpang rumput teki dapat
diformulasi dalam bentuk patch transdermal
dengan polimer Etil Selulosa dan Polivinil
Alkohol, plasticizer Dibuthyl Ftalat.
Patch transdermal ekstrak etanol
rimpang rumput teki memiliki aktivitas untuk
pengobatan nyeri sendi dan berdasarkan
Analisa Variabel (ANOVA) satu arah dengan
p <0,05. Penurunan refleks nyeri pada
kelompok F3 dengan konsentrasi ekstrak 7%
lebih cepat dibandingkan kelompok lain F0, F1
dan F2.

Putri V.P, Widdhi B., Adithya Y., 2013, Uji


Efek Analgetik Ekstrak Rumput Teki
(Cyperus rotundus l.) Pada Tikus Putih
Jantan
Galur
Wistar
(Rattus
novergicus), Pharmacon Jurnal Ilmiah
Farmasi Unsrat. vol. 2 no. 02
Rakesh P., Grishma Patch And Ashok Barian,
2009, Formulation and Evaluation of
Transdermal Patch of Aceclofenac,
International Journal of Drug Delivery
I. Vol. 2 no. 3
Sudarsono, A. Pudjiarinto, D. Gunawan, S.
Wahyono, I.A.Donatus, M. Dradjad, S.
Wibowo,
dan
Ngatidjan.
1996.Tumbuhan
Obat,
Hasil
Penelitian, Sifat-Sifat danPenggunaan.
Yogyakarta: Pusat Penelitian Obat
Tradisional (PPOT) UGM

Saran
Disarankan kepada peneliti selanjutnya
untuk melakukan uji difusi patch transdermal
ekstrak etanol rimpang rumput teki dengan
basis Etil Selulosa dan Polivinil Alkohol

DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan R.I, 1980, Materi
Medika Indonesia, Jilid IV, Jakarta.
Murnah, 1995, Pemeriksaan Kualitatif dan
Kuantitatif Minyak Atsiri dan Tanin
dalam Umbi Teki, Jurnal Kedokteran
Dipenogoro 30(3 dan 4) : 234-23.
ISSN : 2087-5045

Anda mungkin juga menyukai