Sampul....1
Daftar Isi 2
Pengantar LKMM & SK Wilayah 4... ...3
Nasionalisme ISMKI..4
RPO, SWOT & Urgensi Jejaring Organisasi .....11
Pengembangan Sumber Daya Manusia........14
Interprofessional Education . ..27
Manajemen Konflik ..31
Leadership & Team building .33
Identitas & Eksklusivitas mahasiwa 39
Kastratisasi ..41
Advokasi & Negosiasi .52
Pergerakan Mahasiswa 62
Manajemen Aksi .....................................................................................65
Manajemen Wacana Publik
.67
NASIONALISME ISMKI
Oleh : Muh.Fachreza P. Goma
Nasionalisme : Paham (ajaran) untuk mencintai bangsa dan Negara sendiri (Kamus
Besar Bahasa Indonesia Ed 3)
Nasionalisme adalah : Kemauan untuk bersatu tanpa paksaan dalam semangat
persamaan dan kewarganegaraan (Ernest Renan)
Unsur-Unsur Nasionalisme (Hertz, Nationality and Politics)
Hasyrat Untuk Mencapai Kesatuan
Hasyrat Untuk Mencapai Kemerdekaan
Hasyrat Untuk Mencapai Keaslian
Hasyrat Untuk Mencapai Kehormatan Bangsa
ISMKI merupakan singkatan dari Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia
yaitu suatu Ikatan Organisasi Mahasiswa Sejenis, bersifat independen, berstatus sebagai satusatunya Organisasi antar Lembaga Eksekutif Mahasiswa Kedokteran di Indonesia.
Oleh karenanya Nasionalisme ISMKI memiliki arti Kesadaran dan keinginan kuat
yang mendasar untuk mencintai ISMKI, yang secara bersama-sama mencapai tujuan,
mempertahankan dan mengabadikan identitas dan integritas.
Visi pembentukan ISMKI adalah sebagai wadah akan pergerakan mahasiswa
kedokteran Indonesia. ISMKI disini memiliki 2 peran penting yakni sebagai wadah
koordinasi gerakan mahasiswa kedokteran dan juga sebagai wadah aspiratif baik aspek
kebijakan pendidikan kedokteran maupun terkait dengan kebijakan yang bersinggungan
dengan dunia kesehatan, sehngga disini ISMKI juga memiliki peran sebagai policy control.
Sedikit mengingat akan sejarah, ISMKI pertama kali dibentuk pada tanggal 20 september
1981 dan dikukuhkan lewat Surat Keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
No.61/SKDikti/1989. Juga melalui Surat Keterangan Pengurus Besar IDI
No.1772/PB/A.3/03/2006 yang semakin menguatkan legalitas ISMKI sebagai organisasi
Nasional mahasiswa kedokteran Indonesia satu-satunya.
Keanggotaan ISMKI adalah Senat/BEM/LEM/PEMA Fakultas Kedokteran di seluruh
Indonesia.Sedangkan mahasiswa kedokteran disetiap institusi merupakan anggota dari
Senat/BEM/LEM/PEMA, sehinga dapat disimpulkan bahwa anggota ISMKI adalah seluruh
mahasiswa kedokteran yang ada di Indonesia.Dapat kita tekankan sekali lagi bahwa ISMKI
adalah organisasi KEMAHASISWAAN bukan organisasi MAHASISWA yang bersifat
perseorangan.Kesimpulannya adalah ISMKI merupakan organisasi nasional yang secara sah
baik de facto maupun de jure sebagai organisasi kemahasiswaan kedokteran Indonesia.
yaitu pertemuan mahasiswa kedokteran seluruh dunia yang dihadiri delegasi dari berbagai
negara.
Peristiwa Malari yang melibatkan Hariman Siregar yang tengah menjabat
fungsionaris IMKI menyebabkan vakumnya dewan mahasiswa yang disertai kevakuman
IMKI.
Untuk mengembalikan arah kebijakan organisasi mahasiswa yang sebelumnya telah
terpotisir, Dirjen DIKTI megeluarkan konsep NKK (Normalisasi Kebijakan Kampus).Salah
satu perwujudan konsep tersebut adalah pembentukan ISMS (Ikatan Senat Mahasiswa
Sejenis).Konsep tersebut menimbulkan banyak kontroversi di kalangan mahasiswa.
o PEMBENTUKAN ISMKI
Pemerintah melalui Dr. Abdul Gafur mencoba mengadakan pendekatan kepada Senat
Mahasiswa Fakultas Kedokteran untuk ikut mendukung penerapan konsep NKK dengan
membentuk Ikatan Senat Mhasiswa Kedokteran Indonesia.Respon yang pertama datang dari
Senat Mahasiswa UNHAS.Pra MUNAS ISMKI I dilaksanakan di Makasar yang diwarnai
berbagai pertentangan pendapat antarpeserta yang hadir.Pada awalnya sebagian besar peserta
menolak pembentukan ISMKI dan bersikeras untuk mempertahankan IMKI. Akhirnya
setelah dilakukan lobi-lobi dan pendekatan disepakati akan dilaksanakan Munas ISMKI I di
Makasar pada bulan September 1981. ISMKI dideklarasikan di Makasar pada tanggal 20
September 1981.
Munas ISMKI I di Makasar berhasil membuat keputusan dan menetapkan :
1.
2.
3.
4.
AD/ART ISMKI
Garis-garis pokok kebijaksanaan ISMKI
Presidium ISMKI dan MPM (Majelis Pertimbangan Musyawarah)
BP Munas dan Sekjen ISMKI. Sekjen terpilih yaitu Faried dari UGM.
anggota tetap adalah anggota yang telah disahkan dan ditetapkan di Musyawarah Nasional
ISMKI, sedangkan anggota muda adalah lembaga eksekutif mahasiswa kedokteran yang telah
memenuhi syarat keanggotaan dan disahkan oleh sekretaris wilayah setempat.
Setiap lembaga eksekutif mahasiswa kedokteran yang akan menjadi anggota tetap
harus mengajukan permohonan tertulis kepada sekretaris jenderal ISMKI yang isinya
kesediaan mengikuti dan menjalankan AD/ART serta peraturan lainnya untuk kemudian
direkomendasikan pada waktu MUNAS ISMKI berikutnya untuk disahkan dan ditetapkan
peserta munas.
Sampai saat ini tercatat jumlah anggota ISMKI baik anggota utama maupun anggota muda
sebanyak 72 intitusi kedokteran yang tersebar dalam 4 wilayah di seluruh Indonesia
ISMKI dibagi menjadi 4 wilayah berdasarkan letak geografis
1) ISMKI Wilayah 1 meliputi institusi-institusi yang berada dalam provinsi D.I Aceh,
Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera
Selatan , Kepulauan Bangka Belitung, dan Lampung
2) ISMKI Wilayah 2 meliputi institusi-institusi yang berada dalam provinsi Banten,
Jawa Barat, DKI. Jakarta, dan Kalimantan Barat
3) ISMKI Wilayah 3 meliputi institusi-institusi yang berada dalam provinsi Jawa
Tengah, DIY. ,Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah, KalimantanTimur dan
Kalimantan Selatan
4) ISMKI Wilayah 4 meliputi institusi-institusi yang berada dalam provinsi Jawa
Timur, Bali, NTB, NTT, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi
Tenggara, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat dan Papua
Dari 75 institusi yang tergabung bersama ismki 23 institusi berada didalam naungan wilayah
4. Institusi-institusi tersebut antara lain :
1. Universitas Brawijaya
2. Universitas Islam Malang
3. Universitas Muhammadiyah Malang
4. Universitas Jember
5. Universitas Airlangga
6. Universitas Hang Tuah
7. Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
8. Universitas Udayana
9. Universitas Warmadewa
10. Universitas Mataram
11. Universitas Islam Al-Azhar Mataram
7
sebagai berikut Nasional (IMSS, IIMO, RAKORNAS, NMDP, dan LKMM Nas) sedangkan
wilayah (MUSWIL, MUSKERWIL, RAKORWIL, IGB, LKMM-SK Wil).
ISMKI sendiri tergabung dalam suatu organisasi mahasiswa kedokteran international.
Organisasi ini bernama International Federation Medical Students Association (IFMSA).
Organisasi ini Berdiri tahun 1951 di Copenhagen DenmarkOrganisasi non-politik untuk
seluruh mahasiswa kedokteran di Dunia. Tujuan Pembentukan organisasi adalah untuk
mempelajari dan meningkatkan kepedulian mahasiswa kedokteran dalam kerjasama berbasis
profesionalitasm serta mengembangkan aktivitas-aktivitas dalam lingkup kesehatan dan
sosial mahasiswa. Sampai saat ini terdapat kurang lebih 122 NEGARA dan 130 NMO(
National Member Organiization ) terbagi atas 5 regional (africa, america, europe, asia pacifik,
dan eastern mediterranean)
10
RPO dan SWOT adalah materi yang sudah terlalu sering diajarkan, dikuliahkan,
disimulasikan, ditugaskan, dan diulang-ulang setiap tahunnya, di setiap mahasiswa FK di
seluruh indonesia. Materi ini telah membuat para mahasiswa terjebak dengan rutinitas yang
dibuatnya sendiri. Anehnya mahasiswa yang terjebak pada materi ini bukan hanya para
peserta LKMM, tapi para panitia, konseptor, bahkan pemateri LKMM semua telah terjebak
pada rutinitas materi RPO SWOT. Seolah materi ini benar-benar sudah mendarah daging,
sampai sulit untuk mengambil dagingnya saja karena tertutup oleh darahnya. Mengapa saya
katakan seperti itu? Karena dari sekian banyak mahasiswa yang saya beri pertanyaan
"Pernahkah anda menggunakan analisis SWOT dan RPO dalam kehidupan nyata?",
mayoritas menjawab "Belum pernah". Bukankah ini bagaikan daging yang tidak bisa
dimakan karena terlalu pekat tergenang dalam darah? Lantas apa gunanya kita berikan materi
ini jika pada akhirnya tidak pernah kita aplikasikan dalam kehidupan nyata?
Hal yang saya jelaskan di atas terjadi salah satunya adalah kesalahan dari konten materinya
yang terjebak dengan "Apa itu RPO SWOT?". Materinya relatif berputar di definisi, cara
membuat, hal-hal yang sifatnya terlalu administratif. Perdebatan paling sering terjadi untuk
sekedar mendefinisikan apakah ini masuk kategori Strength atau Opportunity, perdebatan
yang
sangat
tidak
penting
bukan?
Saya awali terlebih dahulu terkait apa itu analisis SWOT dan apa itu RPO dalam 1 paragraf.
Analisis SWOT adalah sebuah mekanisme analisa yang mempertimbangkan aspek:
- Strength (Kekuatan internal)
- Weakness (Kelemahan internal)
- Opportunity (Kekuatan eksternal)
- Threat (Kelemahan internal).
Sedangkan RPO adalah singkatan dari Rencana Pembangunan Organisasi, sebuah rencana
untuk memajukan organisasi yang dilandasi oleh analisis SWOT dalam pembuatannya.
Simpel kan? Bagi peserta LKMM yang belum paham tentang penjelasan saya Di atas, saya
sarankan hubungi SC kepesertaan untuk meminta pengayaan materi RPO SWOT ini, karena
saya tidak akan banyak membahas definisi dan teknik membuat RPO SWOT secara
mendalam.
Selamat anda sudah sampai membaca materi saya hingga paragraf ini. Saya hadiahkan pada
anda password untuk bisa masuk ke rahap simulasi dari materi saya. Buatlah kertas 1 potong
ukuran 10cm x 10cm. Tuliskan "Tchaikovsky 1812 overture", tuliskan juga di bawahnya
nama lengkap anda. Kertas yang sudah ditulis tersebut dilaminating, lalu dibawa saat LKMM
Wilayah, pada materi saya pada malam hari pertama. Bila tidak bisa membawanya, terpaksa
saya tidak bisa mengizinkan anda mengikuti simulasi. Saya mohon jika anda sudah
mengetahui hal ini, tidak perlu memberitahukan hal ini pada teman-teman anda. Nanti kita
lihat bersama seberapa tingginya budaya baca materi non-medis di kalangan anak FK.
RPO dan SWOT yang paling rutin dilakukan di kalangan mahasiswa adalah pada saat
seorang mahasiswa hendak mencalonkan diri sebagai pimpinan tertinggi dalam organisasinya
seperti PresBEM, ketua lembaga, Sekwil ataupun Sekjen. Saat mencalonkan diri, mereka
wajib menganalisis kondisi kekinian di organisasinya, sehingga perubahan yang mereka bawa
nyata menimbulkan perbaikan. Tahap analisis kondisi kekinian inilah yang biasanya
dilakukan menggunakan metode SWOT. Setelah analisis SWOT mereka lakukan, perubahanperubahan mulai direncanakan. Perubahan ini dirancang menggunakan RPO, dengan dasar
12
13
Ada sebuah kisah menarik tentang seseorang yang selalu ingin mengerjakan semuanya
sendiri.
Alkisah ada seorang pria yang diberikan tugas untuk menurunkan 250 kg batu bata dari lantai
atap sebuah gedung berlantai empat. Dalam formulir klaim asuransi ia kemudian menulis:
Akan terlalu lama untuk menurunkan semuanya dengan tangan. Maka saya mendapat
sebuah akal cerdik dengan menggunakan katrol. Setelah saya ikatkan kuat-kuat ujung tali
yang satu di bawah, saya naik ke atap gedung tersebut dan memasang sebuah katrol.
Kemudian saya naikkan semua batu bata itu di ujung tali yang lain. Saya turun dan
kemudian melepaskan ikatan tali di tanah. Namun karena berat saya hanya 70 kg, maka
seketika saya terangkat dari tanah. Rupanya berat batu bata yang 250 kg itu tidak mampu
saya tahan. Semuanya terjadi begitu cepat sehingga saya tidak sempat melepaskan tangan
saya. Kemudian dalam perjalanan saya ke atas itu, kepala saya dihantam kotak yang
berisikan batu bata itu. Itulah mengapa kepala saya mengalami luka-luka. Lalu saya tiba di
puncak katrol itu dan tangan saya terjepit disana. Itulah mengapa tulang jari-jari tangan saya
patah. Ia melanjutkan: Dengan tibanya saya di puncak katrol, batu bata itu juga tiba di
tanah. Alas kotaknya jebol sehingga batu bata itu berhamburan di tanah. Dengan demikian
kini berat badan saya lebih berat daripada sisa kotak itu.
Seketika itu juga saya meluncur ke bawah dengan kecepatan yang lebih tinggi lagi daripada
ketika saya menuju ke atas sebelumnya. Sekitar 10 meter dari tanah, kaki saya terbentur
dengan kotak kosong yang sedang meluncur naik itu. Itulah mengapa lutut saya lecet-lecet.
Dan di bagian akhir laporannya ia menulis: Saya mendarat dengan posisi terduduk di tanah
di atas tumpukan batu bata itu. Itulah mengapa tulang punggung saya mengalami cedera dan
membutuhkan tirah baring yang lama. Dan yang terakhir dengan mendaratnya saya, kotak itu
kini tidak punya penahan, dan kemudian meluncur ke bawah dan mendarat tepat di puncak
kepala saya. Saya rasa itulah yang menyebabkan hasil CT-scan kepala saya menunjukkan
adanya cephalhematome.
14
Anda mungkin tersenyum membaca kisah itu, tapi banyak sekali orang-orang seperti pria ini
di sekitar kita. Coba berhenti sebentar dan lihat sekeliling Anda. Ingat-ingat apakah anggota
keluarga Anda, sahabat Anda, teman sekolah atau kuliah Anda, rekan-rekan Anda di
organisasi tertentu, atau malah pemimpin Anda, memiliki sifat yang sama dengan pria ini:
selalu ingin melakukan segala sesuatunya seorang diri.
PENDAHULUAN
Sering kali saya mendengar sebuah kalimat di lingkungan BEM, BPM, ataupun organisasi
lain di kemahasiswaan, yang menyatakan bahwa organisasi mereka mengalami kesulitan
karena kurangnya ketersediaan sumber daya manusia.
Di BEM, sering ada keluhan dari pengurusnya bahwa SDM yang ada tidak memadai, kurang
banyak mahasiswa yang tertarik pada BEM, ada mahasiswa yang berpotensi namun tidak
mau bergabung dalam BEM, pengurus BEM yang ada kurang berdedikasi dan kurang
termotivasi, dan seribu satu alasan lainnya. Seorang mantan Ketua BPM ketika ditanyai
mengapa yang aktif di BPM itu hanya sekitar lima orang dari 30 anggota BPM yang ada
menjawab bahwa SDM yang ada disini hanya yang tersisa dari mahasiswa. Yang bagusbagus sudah diambil oleh BEM.
Di mailing-list ISMKI pun sering saya baca perihal keluh kesah pengurus harian nasional
(PHN), mengenai kurangnya perhatian mahasiswa kedokteran Indonesia terhadap organisasi
ini, yang nota bene telah banyak berbuat demi perbaikan profesi dokter di masa depan.
Wacana SDM-pun seperti menjadi sebuah topik yang endemis di ISMKI.
Tim Nasional Sepakbola Indonesia melalui PSSI sering dihujat oleh pers dan masyarakat,
bahwa mereka tidak mampu memilih sebelas orang yang paling pantas untuk mewakili
Indonesia, dari 220 juta penduduk yang ada. Akhir-akhir ini, malah pengurus PSSI-nya yang
semakin hancur-hancuran dan tidak karuan.
Nah, siapakah SDM kita sebenarnya? BEM dan BPM FK Unud misalnya, memiliki jumlah
lebih dari 1000 mahasiswa sebagai SDM mereka. Nah, apabila BEM tidak mampu
15
menemukan 30 saja mahasiswa yang mampu berperan sebagai seorang pengurus yang
terampil dan termotivasi, seperti pula BPM tidak mampu menemukan lima orang
berkualitas dari masing-masing angkatan untuk duduk di kursi BPM, lalu dimana letak
kesalahannya?
Apabila ISMKI tidak mampu menemukan 30 orang untuk duduk di kursi PHN ISMKI dari
sekitar 25.000 mahasiswa kedokteran di Indonesia, siapakah yang salah? Dan benarkah PSSI
yang salah?
Satu hal yang sering dilupakan orang adalah perihal pengembangan sumber daya manusia.
Tidak akan banyak manfaatnya bagi BEM, seperti juga bagi ISMKI, apabila sumber daya
manusia yang jumlahnya banyak itu tidak dioptimalkan sebaik mungkin. Memang benar
bahwa mereka banyak yang mungkin tidak terlatih ataupun tidak berpengalaman, namun
ketahuilah bahwa keterampilan berorganisasi itu bisa dipelajari. Dan setelah dipelajari,
mereka membutuhkan sebuah media untuk menerapkan ilmunya, dan untuk menyadari
bahwa organisasi itu tidak selalu
bisa dijalankan dengan teori dan ilmu-ilmu manajemen, namun ada hal-hal yang membuat
kita mengeluarkan seluruh kreativitas dan kemampuan kita demi suksesnya sebuah
organisasi.
Satu hal yang mungkin sering terjadi di lingkungan kita adalah bahwa kita terbentur
masalah dana. Setiap organisasi yang menyadari bahwa pengembangan SDM itu diperlukan,
pasti juga akhirnya akan menyadari bahwa biaya yang diperlukan adalah cukup besar. Dan
sayangnya, hal itu menyebabkan mereka mundur teratur.
Regenerasi mempunyai harganya yang tersendiri. Perusahaan-perusahaan besar di dunia yang
mempunyai pemimpin yang bukan memimpin hanya berdasarkan posisi, melainkan benarbenar seorang pemimpin, menganggarkan dana 25% dari keseluruhan dana tahunannya untuk
regenerasi dan pembinaan staf.
Mereka tahu, regenerasi dan pengembangan SDM sangat vital bagi kelangsungan hidup
sebuah organisasi. Dan mereka juga tahu, bahwa ada harga yang harus dibayar untuk itu.
Ingat, ada harga untuk pengembangan SDM, dan terkadang itu tidak murah. Sangat tidak
16
murah. Hal tersebut seperti investasi. Kita tidak bisa melihat hasilnya sekarang, namun dalam
masa yang akan datang, mungkin bahkan ketika kita tidak lagi bisa menikmati hasilnya, hal
itu akan datang dan mencerahkan organisasi.
Masa bakti satu tahun di BEM tidak akan memberikan Anda kesempatan untuk berbuat
sesuatu yang besar. Percayalah. Anda harus berbesar hati untuk hanya memulai sesuatu
perubahan yang besar dan bermanfaat, dan lebih berbesar hati pula ketika melihat penerus
Anda sukses melanjutkannya. Namun kebesaran hati itu juga harus diikuti dengan adanya
sinergisme pelaksanaan program kegiatan BEM untuk jangka waktu yang, katakanlah, lima
tahun. Sehingga apa yang sudah susah payah dirintis oleh para pendahulu kita, tidak dengan
begitu saja kita campakkan. Hal inilah yang kembali sulit dilakukan, dimana fanatisme
angkatan sudah merasuk ke dalam fanatisme kepengurusan BEM.
Saya katakan, apabila Anda saat ini duduk dalam suatu posisi yang cukup mengesankan di
BEM, namun dalam
kepengurusan BEM, maka hal yang terbaik Anda lakukan demi BEM adalah mengundurkan
diri, karena Anda hanya akan menjadi penghambat bagi BEM untuk berkembang.
Sumber daya manusia memang tersedia banyak. Kitalah yang kurang mampu untuk
memanfaatkannya. Kitalah yang cenderung ingin menempatkan teman-teman kita pribadi
yang tidak tahu apa-apa dalam kepengurusan, dibandingkan dengan menempatkan orang
yang tidak kita kenal padahal ia sudah separuh jadi. Orang yang sudah pernah ikut LKMM,
misalnya. Kitalah yang terlalu banyak pertimbangan dalam melaksanakan program-program
pengembangan SDM. Kitalah yang masih terlalu tinggi hati untuk meminta pertolongan
apabila kita tidak merasa mampu untuk melakukannya. Dan, kitalah pula yang akan
merasakan akibatnya. Kitalah yang akan membayar harganya. Seandainya Anda hidup lebih
lama di BEM, tidak hanya satu tahun, atau Anda cukup dewasa dan berjiwa pemimpin dalam
menjalankan organisasi Anda, maka Anda akan merasakan betapa pentingnya proses ini.
Anda yang sedang mengikuti pelatihan ini tentunya tidak seperti itu. Pastilah Anda adalah
orang yang ingin belajar dan mengetahui bagaimana kini saya bisa mengembangkan orang17
orang di sekeliling saya. Untuk Anda semualah buku ini ditulis. Untuk orang-orang yang
sadar, bahwa aset yang paling berharga dalam organisasinya, adalah sumber daya manusia.
Dewasa ini, perkembangan terbaru memandang SDM bukan sebagai sumber daya belaka,
melainkan lebih berupa modal atau aset bagi institusi atau organisasi. Karena itu kemudian
muncullah istilah yaitu HC atau Human Capital. Di sini SDM dilihat bukan sekedar sebagai
aset utama, tetapi aset yang bernilai dan dapat dilipatgandakan, dikembangkan, dan bukan
malah sebaliknya dilihat sebagai sebagai liability (beban,cost).
Berdasarkan hal di atas, maka SDM memegang nilai yang sangat penting dalam
manajemen keorganisasian. Meskipun teknologi banyak dilibatkan dalam roda organisasi,
namun tetap saja organisasi memerlukan SDM sebagai daya penggerak dari sumber daya
lainnya yang dimiliki oleh organisasi dalam bentuk apapun.
Semilyar detik yang lalu, The Beatles muncul di Ed Sullivan Show. Semilyar botol CocaCola yang lalu, itu baru kemarin pagi. Dan pertanyaan yang harus kita ajukan kepada diri kita
hari ini adalah: Apa yang harus saya perbuat untuk membuat kemarin pagi menjadi tadi
pagi?
Menjadikan Coca-Cola Company sebagai perusahaan terbaik di dunia adalah segala hidup
Goizueta. Perusahaan besar seringkali mengalami kolaps apabila ditinggal oleh Direktur
Utamanya, terutama apabila kepergiannya tidak direncanakan, seperti kasus Goizueta. Baru
sekitar setahun sebelum kematiannya ia berkata, Pensiun tidak ada dalam radar saya, dan
selama dewan komisaris masih menginginkan saya memimpin, saya akan memimpin.
Beberapa bulan setelah kata- kata itu diucapkan, ia didiagnosa kanker. Dan enam minggu
setelahnya, ia meninggal.
Ketika Goizueta mengambil alih pimpinan Coca-Cola Company pada tahun 1981, nilai
perusahaan ini adalah $ 4 milyar. Dan di bawah kepemimpinannya, nilai menjadi $ 150
milyar. Coca-Cola Company menjadi perusahaan paling mahal kedua di AS, unggul dari
berbagai perusahaan minyak, Wal-Mart, Microsoft, dan raksasa-raksasa lain. Ini membuat
semua pemegang sahamnya menjadi jutawan. Salah satu universitas kecil di Atlanta, Emory
University, karena juga merupakan salah satu pemegang saham Coca-Cola Company, kini
malah memiliki harta dan warisan yang lebih banyak daripada Harvard.
Namun keuangan yang fantastis bukanlah sesuatu yang paling berharga yang diwariskan oleh
Goizueta. Emanuel Goldman, salah satu analis ekonomi AS, mengatakan bahwa Goizueta
telah mempersiapkan agar Coca-Cola Company tetap meroket kalau-kalau ia berhalangan.
Bagaimana caranya? Pertama, ia jadikan Coca-Cola Company sebagai perusahaan yang kuat.
Ia isi manajemennya dengan pemimpin-pemimpin hebat yang selalu berorientasi tujuan. Ia
mengikuti jejak General Electric dalam upaya-upaya pengembangan sumber daya
manusianya. Ia lakukan pelatihan dan pengembangan yang terstruktur dan teratur dalam
upaya untuk terus meningkatkan performa seluruh elemen perusahaannya.
19
Kedua, ia mempersiapkan seorang suksesor yang nyaris sempurna, namanya Douglas Ivester.
Doug Ivester, seseorang yang memiliki latar belakang pendidikan sebagai akuntan, memulai
karirnya di Coca-Cola Company pada tahun 1979 sebagai Assistant Controller. Empat tahun
kemudian ia dipromosikan menjadi Director of Finance. Ia dianggap sukses karena
kreativitasnya yang luar biasa di bidang keuangan. Ia sangat berperan dalam kemampuan
Goizueta dalam merevolusi pendekatan perusahaannya terhadap investasi dan penanganan
hutang. Pada tahun 1989 tampaknya Goizueta sudah mengambil keputusan bahwa orang
inilah yang seharusnya menggantikan posisinya ketika ia sudah tidak mampu lagi memimpin
Coca-Cola. Ivester dipindahkan ke Eropa sebagai Operational Director di benua itu untuk
mendapatkan pengalaman yang lebih luas daripada finansial. Setahun kemudian Goizueta
menarik kembali Ivester dan menjadikannya President of Coca-Cola USA, dimana ia diberi
kewenangan penuh dalam urusan marketing. Dan pada tahun tahun 1994 jelaslah sudah siapa
yang akan menggantikan Goizueta kelak. Goizueta mempromosikan Ivester sebagai Direktur
Operasional Coca-Cola Company.
Goizueta menjadi sorotan kala itu karena apa yang dilakukannya tidaklah lazim. Jarang ada
direktur perusahaan yang mengembangkan para pemimpin yang kuat dan mempersiapkan
mereka untuk mengambil alih perusahaan. Beberapa pengamat mulai meragukannya.
Dibutuhkan hampir empat tahun untuk membuktikan bahwa keputusannya tidaklah salah.
Karena kecintaannya kepada Coca-Cola, maka ia persiapkan seorang pemimpin yang kuat
untuk menggantikannya. Dan ketika saatnya tiba, Ivester mengambil alih Coca-Cola
Company dengan sangat baik, dan terus mengembangkan Coca-Cola Company menjadi salah
satu perusahaan raksasa di AS, bahkan di dunia, hingga saat ini.
staffing, salary gradings, job enrichment, dan berbagai macam fungsi manajemen SDM
lainnya. Namun HRD hanya berfokus kepada training, pendidikan, dan pengembangan.
Nadler (1984) mendefinisikan HRD sebagai: an organized learning experience, conducted in
a definite time period, to increase the possibility of improving job performance and growth.
Organized berarti kegiatan HRD ini haruslah dilakukan secara sistematik. Walaupun
learning dapat terjadi secara incidental, namun aktivitas HRD akan lebih dapat membuat
orang untuk belajar dengan lebih mendetil dan sesuai dengan standar. Belum lagi kegiatan
HRD akan dapat mengintegrasikan pengetahuan dan skill yang diberikan dengan tujuan dan
ekspektasi organisasi. Tujuan itu penting. Tanpa tujuan Anda bisa saja terdampar di tempat
lain yang tidak Anda inginkan, dan parahnya lagi Anda seringkali tidak sadar bahwa Anda
telah terdampar disana. Tujuan adalah sebuah alat yang penting bagi manager, leader, dan
juga trainer. Manager membutuhkan tujuan untuk menilai kinerja mereka. Leader malah
adalah salah satu kelompok orang yang sangat mementingkan tujuan, karena mereka adalah
sekelompok orang yang goal oriented. Trainer membutuhkan tujuan untuk merencanakan dan
melakukan pelatihan sehingga mereka dapat memberikan apa yang diharapkan dari mereka.
Conducted in a definite time period, berarti bahwa kegiatan HRD ini dilakukan dalam
sebuah batasan waktu yang jelas. Sebuah kegiatan HRD yang baik akan memberikan kepada
pesertanya jadwal kegiatan yang rapi dan tidak mengingkari jadwal itu dalam
pelaksanaannya. Dan semakin besar organisasinya, maka semakin besar kebutuhannya bahwa
setiap kegiatan HRD haruslah dilakukan dengan urutan yang tepat dan di waktu yang tepat.
Bagian terakhir dari pernyataan di atas, to increase the possibility of improving job
performance and growth, pada dasarnya adalah pengertian dari pelatihan itu sendiri. Kata
possibility dipakai karena walaupun organisasi dapat menyediakan berbagai tools atau media
untuk karyawannya berkembang, berkembang atau tidaknya karyawan itu tergantung kepada
si karyawan itu sendiri.
21
Mengapa
tim
nasional
sepak
bola
Indonesia
tidak
pernah
mencapai
prestasi
Biasanya kesempatan ini diberikan kepada karyawan yang telah diidentifikasi sebagai
seseorang yang dapat dipromosikan di masa depan, dinilai mampu untuk mengerjakan
pekerjaan baru ini, atau semata untuk meningkatkan potensi karyawan. Development adalah
sebuah media untuk melatih diri dalam integrasi berbagai keahlian. Pesertanya diharapkan
untuk mendapatkan sebuah cara pandang baru, sebuah horizon baru. Development adalah
sebuah pengembangan individu, namun tidak spesifik pada suatu tugas, suatu posisi
seseorang saat ini ataupun posisinya di masa depan.
23
Sebuah organisasi A mempunyai tiga tujuan yang tertuang dalam visi mereka yang
kebetulan dijabarkan dengan baik oleh pemimpin mereka, baik dalam bentuk tulisan maupun
program kerja. Untuk mencapai tujuan-tujuan itu, ada beberapa orang atau posisi yang
diharapkan kinerjanya akan membawa organisasi A mencapai tujuan-tujuan mereka itu.
Untuk membantu masing-masing orang mencapai apa yang ditargetkan bagi mereka,
kemudian disusunlah berbagai macam jenis pelatihan sesuai dengan kebutuhan mereka.
Misalnya, para eksekutif junior mendapatkan coaching kepemimpinan dari seniornya. Para
staf di bidang marketing diberikan pelatihan mengenai prospecting. Kemudian mereka juga
diberikan pelatihan mengenai sales bersama-sama dengan bagian fundraising. Nah, berbagai
macam pelatihan keahlian yang spesifik untuk berbagai kelompok tertentu sesuai dengan
peran dan hirarki mereka di dalam organisasi ini, beserta pelatihan kepemimpinan yang
ditujukan secara umum, nantinya diharapkan akan membuat organisasi A mencapai seluruh
targetnya sesuai dengan yang diharapkan.
Nah, berbagai macam pelatihan keahlian yang spesifik untuk berbagai kelompok tertentu
sesuai dengan peran dan hirarki mereka di dalam organisasi ini, beserta pelatihan
kepemimpinan yang ditujukan secara umum, nantinya diharapkan akan membuat organisasi
A mencapai seluruh targetnya sesuai dengan yang diharapkan.
Apabila organisasi Anda tidak melakukan segmentasi seperti ini, orang-orang yang diberi
pelatihan bisa saja menjadi frustasi karena mereka merasa tidak memerlukan latihan tersebut.
24
Sementara di bidang dimana mereka benar-benar merasa perlu dibantu sehingga dapat
memberi nilai tambah bagi tim, malah tidak diperhatikan. Nantinya, sesuai dengan
menanjaknya posisi mereka diorganisasi, mereka akan menguasai banyak hal. Koleksi dari
berbagai skill ini kemudian perlu dilengkapi dengan kemampuan manajemen serta
kepemimpinan tingkat lanjut sesuai dengan kebutuhan mereka.
Hal tersebut seperti investasi. Kita tidak bisa melihat hasilnya sekarang, namun dalam masa
yang akan datang, mungkin bahkan ketika kita tidak lagi bisa menikmati hasilnya, hal itu
akan datang dan mencerahkan organisasi. Kalau sebuah tim tidak mencapai potensinya,
jarang sekali persoalannya adalah masalah kemampuan. Juga bukan soal SDM. Melainkan
hampir selalu karena soal kesediaan Anda membayar harga yang harus dikeluarkan untuk
pengembangan SDM. Tidak melulu soal uang, namun lebih lagi soal waktu dan tenaga yang
harus dicurahkan untuk itu.
Mendengar nama Alfred Nobel, maka gelar Nobel Perdamaian akan melintas di benak kita
semua. Alfred Nobel sesungguhnya adalah seorang ahli kimia berkebangsaan Swedia yang
menciptakan dinamit dan bahan peledak kuat lainnya. Ketika saudaranya meninggal, salah
satu surat kabar secara tidak sengaja malah menampilkan orbituari (riwayat hidup orang yang
baru meninggal) Alfred. Dalam orbituari itu, diuraikan bahwa si mati adalah orang yang
menjadi kaya karena menciptakan senjata yang menyebabkan orang dapat saling membunuh
dalam jumlah yang tidak pernah dicapai sebelumnya. Karena terguncang oleh penilaian ini,
25
Alfred bertekad menggunakan kekayaannya untuk memberikan hadiah bagi mereka yang
berhasil memberikan sesuatu bagi kemanusiaan. Sejak saat itu dunia mengenal sebuah
penghargaan yang diberi nama Nobel Perdamaian.
Nobel memiliki kesempatan yang langka untuk mengeveluasi hidupnya pada saat akhir
kehidupannya, namun untungnya ia hidup cukup lama untuk dapat mengubah penilaian orang
banyak terhadap dirinya. Saya meragukan kita akan pernah membaca orbituari kita di surat
kabar. Walaupun demikian, kita dapat memilih untuk berubah mulai hari ini juga. Dan
setelah perubahan itu sukses, maka kita akan melihat ke belakang, dan baru bisa menyebut
bahwa perubahan itu adalah sebuah pertumbuhan.(*)
26
Interprofessional education atau disingkat dengan IPE adalah sebuah inovasi yang
sedang dieksplorasi dalam dunia pendidikan profesi kesehatan. Interprofessional education
merupakan suatu proses dimana sekelompok mahasiswa atau profesi kesehatan yang
memiliki perbedaan latar belakang profesi melakukan pembelajaran bersama dalam periode
tertentu, berinteraksi sebagai tujuan yang utama, serta untuk berkolaborasi dalam upaya
promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, dan jenis pelayanan kesehatan yang lain (WHO,
1988). IPE atau dikenal sebagai Interprofessional Education adalah satu sistem pembelajaran
yang beranggotakan dari multidisiplin ilmu kesehatan, di antaranya adalah mahasiswa
kedokteran, keperawatan, farmasi, ilmu kesehatan, kedokteran gigi, gizi dan bidang
kesehatan lainnya. Hal ini bertujuan agar mempersiapkan calon tenaga kesehatan yang
profesional dan mempunyai kompetensi yang memadai.
Pada konsep kesehatan berbasis Patients-centered dimana pasien adalah yang utama,
tenaga kesehatan dituntut untuk memberikan segala kemampuannya untuk pasien. WHO
merancang program ini dan telah membuat suatu kerangka sistem pendidikan kesehatan
dimana sekelompok grup kecil yang berisi mahasiswa kesehatan dengan berbagai latar
belakang belajar bersama untuk membangun sebuah jalinan komunikasi dan bisa
merencanakan perawatan pasien dengan optimal dan menyeluruh, dengan pembatasan
wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing bidang sehingga tidak ada diskriminasi
antar profesi.
Interprofessional education adalah kegiatan pendidikan yang menggunakan
pendekatan pembelajaran interaktif antar profesional untuk mengembangkan praktik
kolaboratif antar profesi pendidikan (Freeth, 2002). Pada bidang kesehatan, interprofessional
education mengajarkan berkolaborasi antar tim kesehatan dalam praktek dilapangan.
Melalui interprofessional education (IPE) diharapkan berbagai profesi kesehatan dapat
menumbuhkan kemampuan antarprofesi, dapat merancang hasil dalam pembelajaran yang
memberikan kemampuan berkolaborasi, meningkatkan praktik pada masing-masing profesi
dengan mengaktifkan setiap profesi untuk meningkatkan praktik agar dapat saling
melengkapi, membentuk suatu aksi secara bersama untuk meningkatkan pelayanan dan
memicu perubahan; menerapkan analisis kritis untuk berlatih kolaboratif, meningkatkan hasil
untuk individu, keluarga, dan masyarakat; menanggapi sepenuhnya untuk kebutuhan mereka,
mahasiswa dapat berbagi pengalaman dan berkontribusi untuk kemajuan dan saling
pengertian dalam belajar antarprofesi dalam menanggapi pertanyaan, di konferensi dan
melalui literatur profesional dan antarprofesi.
27
(Lary, 1997). Tanpa dukungan dari para tim ahli yang menyadari pentingnya
pendidikan interprofesional, menurut Lary (1997) berpendapat bahwa program antar
profesi tidak mungkin dipertahankan jika para tim ahli kesehatan tidak menyadari
tentang pentingnya kolaborasi dan pendidikan interprofesional.
2. Faktor pendidikan
Pendidikan antar profesi lebih diperparah oleh keberadaan dari sejumlah faktor
pendidikan. Mengingat ketidakseimbangan sosial-politik sejarah yang telah ada antara
profesi kesehatan (Hugman, 1991; Porter, 1995), sangat penting bahwa antar profesi
dilandasi dan secara eksplisit menekankan kesetaraan. Disarankan bahwa jenis
aktivitas harus dilakukan di profesional lingkungan belajar yang netral (Parsell, 1998),
memastikan bahwa satu kelompok profesional tidak mengambil kesempatan untuk
mendominasi kegiatan pembelajaran (Funnell, 1995).
Pada proses pendidikan dibutuhkan seorang fasilitator. Fasilisator memfasilitasi
kelompok antarprofesi dan merupakan tugas yang sulit. Fasilitator harus memiliki
pengetahuan yang baik tentang teori-teori belajar kelompok (Jaques, 1998)
keterampilan praktis, pengalaman dan keyakinan untuk memenuhi tuntutan yang
berbeda dari kelompok antar profesi. Menurut Holland (2002) menguraikan berbagai
keterampilan fasilitator yang dibutuhkan untuk pendidikan efektif antar profesi.
Pengetahuan tentang profesi, isu-isu saat ini yang mereka hadapi dalam praktek,
pengetahuan tentang fokus dari program pembelajaran antar profesi. Tanpa berbagai
pengetahuan dan keterampilan fasilitator, membuat fasilitasi kelompok antar profesi
tidak konsisten dalam berpartisipasi berpartisipasi (Freeth dan Nicol, 1998; Reeves,
2000).
3. Faktor organisasi
Interprofessional education umumnya dianggap sebagian besar oleh pemerintah
meragukan dan tidak berhasil. Halangan dari luar lebih banyak dibandingkan dengan
hambatan dari dalam. Misalnya, institusi yang berbeda dan adanya kompetisi di antara
institusi. Tetapi masalah tersebut dapat diatasi dengan adanya perencanaan dan
adanya koordinasi antar pendidikan kesehatan (Barber, 1997; Mires., 2001; Reeves
and Freeth, 2002).
Kompetensi yang diharapkan dari interprofessional education menurut Freeth &
Reeves (2004) adalah:
1. Pengetahuan
Memahami otonomi tiap profesi dan memahami peran masing-masing profesi
dalam keterpaduan.
2. Ketrampilan
Menjaga profesionalisme, bukan untuk berebut dan bertentangan tetapi untuk
bersinergi, saling melengkapi dan terpadu dalam pelayanan holistik, manusiawi,
29
etis dan bermutu. Sangat diperlukan kemampuan komunikasi yang baik. Pada
akhirnya selalu mengutamakan keselamatan klien / pasien.
3. Sikap Profesional
Saling menghormati, keiklasan untuk bekerja sama dalam kesejajaran, saling
percaya dengan profesi lain, keterbukaan disiplin jujur dan bertanggung jawab.
30
MANAJEMEN KONFLIK
A. DEFINISI KONFLIK
Situasi yang terjadi ketika ada perbedaan pendapat atau perbedaan cara pandang diantara
beberapa orang, kelompok atau organisasi. Sikap saling mempertahankan diri sekurangkurangnya diantara dua kelompok, yang memiliki tujuan dan pandangan berbeda, dalam
upaya mencapai satu tujuan sehingga mereka berada dalam posisi oposisi, bukan kerjasama.
Menurut Webster (1966) dalam Dean G. Pruitt dan Feffrey Z. Rubin, istilah conflict dalam
bahasa aslinya berarti suatu perkelahian, peperangan, atau perjuangan yaitu berupa
konfrontasi fisik antara beberapa pihak. Arti kata itu kemudian berkembang menjadi
ketidaksepakatan yang tajam atau oposisi atas berbagai kepentingan.
Dean G. Pruitt dan Feffrey Z. Rubin memaknai konflik sebagai persepsi mengenai perbedaan
kepentingan (perceived divergence of interest) atau suatu kepercayaan bahwa aspirasi pihakpihak yang berkonflik tidak dapat dicapai secara simultan. Konflik dapat terjadi pada
berbagai macam keadaan dan pada berbagai tingkat kompleksitas. Konflik merupakan sebuah
duo yang dinamis.
B. PENYEBAB KONFLIK
Konflik dapat berkembang karena berbagai sebab :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
31
Akibat negative
Menghambat komunikasi.
Mengganggu kohesi (keeratan hubungan).
Mengganggu kerjasama atau team work.
Mengganggu proses produksi, bahkan dapat menurunkan produksi.
Menumbuhkan ketidakpuasan terhadap pekerjaan.
Individu atau personil menga-lami tekanan (stress), mengganggu konsentrasi,
Menimbulkan kecemasan, mangkir, menarik diri, frustrasi, dan apatisme.
D. PROSES KONFLIK
Timbulnya konflik ada 5 tahap:
Tahap 1 : Potensi Oposisi atau Ketidakcocokan.
Tahap II : Kognisi dan Personalisasi
Tahap III : Maksud
Tahap IV : Perilaku
Tahap V : Hasil
32
3. Tipe Kharismatik
Tidak banyak hal yang dapat disimak dari literatur yang ada tentang kriteria
kepemimpinan yang kharismatik. Memang ada karakteristiknya yang khas yaitu daya
tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang jumlahnya
kadang-kadang sangat besar. Tegasnya seorang pemimpin yang kharismatik adalah
seseorang yang dikagumi oleh banyak pengikut meskipun para pengikut tersebut tidak
selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa orang tersebut dikagumi.
5. Tipe Demokratis
a. Pemimpin yang demokratik biasanya memandang peranannya
koordinator dan integrator dari berbagai unsur dan komponen organisasi.
selaku
b. Menyadari bahwa mau tidak mau organisasi harus disusun sedemikian rupa
sehingga menggambarkan secara jelas aneka ragam tugas dan kegiatan yang tidak
bisa tidak harus dilakukan demi tercapainya tujuan.
34
Pemimpin
Mengelola
Berinovasi
Memelihara
Mengembangkan
Mengandalkan kontrol
Menumbuhkan kepercayaan
Meniru
Menciptakan
35
Team Building
Team building adalah suatu upaya yang dibuat secara sadar untuk mengembangkan
kerja kelompok dalam suatu organisasi. Ahli-ahli ilmu sosial menyebut kelompok adalah
suatu kumpulan orang yang terdiri dari dua atau lebih yang berinteraksi dengan stabil dan
diantara mereka mempunyai tujuan yang sama serta menganggap kelompok itu sebagai
kelompoknya sendiri (merasa memiliki). Walaupun tak dapat disangkal bahwa ada beberapa
kegiatan/aktifitas yang mungkin lebih efisien bila dikerjakan oleh perseorangan, namun
banyak sekali masalah yang bersifat terlalu luas dan terlalu kompleks untuk ditangani oleh
satu orang. Dalam hal ini kerja team pada manajemen dapat memberikan hasil akhir yang
lebih efektif dibanding dengan kerja perorangan.
Tahap Perkembangan Team building
Hal yang sangat mendasar dalam mewujudkan keutuhan sebuah tim agar dapat
berkinerja dan berdaya guna adalah dengan melakukan perancangan tim yang baik.
Pentingnya perancangan tim yang baik diuraikan Brunce W. Tuckman (The Tuckman Stages
of Team Development) dengan membagi ke dalam 5 tahap perkembangan, yaitu:
1. Forming (pembentukan), adalah tahapan di mana para anggota setuju untuk
bergabung dalam suatu tim. Karena kelompok baru dibentuk maka setiap orang
membawa nilai-nilai, pendapat dan cara kerja sendiri-sendiri. Konflik sangat
jarang terjadi, setiap orang masih sungkan, malu-malu, bahkan seringkali ada
anggota yang merasa gugup. Kelompok cenderung belum dapat memilih
pemimpin (kecuali tim yang sudah dipilih ketua kelompoknya terlebih dahulu).
2. Storming (merebut hati), adalah tahapan di mana kekacauan mulai timbul di
dalam tim. Pemimpin yang telah dipilih seringkali dipertanyakan kemampuannya dan
anggota kelompok tidak ragu-ragu untuk mengganti pemimpin yang dinilai
tidak mampu. Fraksi-fraksi mulai terbentuk, terjadi pertentangan karena
masalah-masalah pribadi, semua bersikeras dengan pendapat masing-masing.
Komunikasi yang terjadi sangat sedikit karena masing-masing orang tidak mau
lagi menjadi pendengar.
3. Norming (pengaturan norma), adalah tahapan di mana individu-individu dan
subgroup yang ada dalam tim mulai merasakan keuntungan bekerja bersama dan
berjuang untuk menghindari team tersebut dari kehancuran (bubar). Karena
semangat kerjasama sudah mulai timbul, setiap anggota mulai merasa bebas untuk
mengungkapkan perasaan dan pendapatnya kepada seluruh anggota tim.
4. Performing (melaksanakan), adalah tahapan merupakan titik kulminasi di mana
team sudah berhasil membangun sistem yang memungkinkannya untuk dapat
bekerja secara produktif dan efisien. Pada tahap ini keberhasilan tim akan terlihat dari
prestasi yang ditunjukkan.
36
5. Adjourning (penutup) adalah ketika sebuah proyek berakhir tim akan berada di tahap
ini. Ini bukan tahap perkembangan. Ini adalah tahap penutupan. Di tahap ini, sebuh
tim sudah dapat memutuskan apakah tim akan bubar atau berlanjut dengan project
yang berbeda dan disepakati
Team Building memiliki 7 kata kunci yang merupakan unsur keberhasilan dalam
menangani berbagai macam tantangan dan target, yang disingkat WEATHER, yaitu:
W orkout adalah bekerja dalam kerangka pemikiran secara bersama
E mpowerment adalah memberikan kesempatan bagi anggota tim untuk memimpin.
A ssistance adalah pengorbanan yang dilakukan oleh seorang atasan kepada bawahan atau
orang yang berkompeten kepada orang yang belum mengerti tugasnya.
T ogether adalah melakukan sesuatu atas nama tim. Tidak ada langkah individu yang
menonjol tetapi semangat kebersamaan.
H and in hand adalah bergandeng tangan secara kompak dalam menjalani hari-hari yang
penuh persaingan dengan tim lain.
E nable adalah membuat orang tidak bisa menjadi bisa, yang kurang mampu menjadi mampu,
dan yang kurang dilengkapi, sehingga tim menjadi kuat karena kekuatan time menjadi
seimbang.
R espect adalah kata kunci dari semua unsur diatas, artinya menaruh hormat antar anggota
tim.
Satu hal yang penting dalam menyelesaikan program adalah adanya planning yang
matang dan memperhatikan lima hal yang disingkat sebagai SMART, yaitu:
S = Simple and Specific, artinya sederhana, tidak bertele-tele dan khusus, tidak melebar sanasini
M = Measurable, artinya ada patokan pengukuran tertentu, yang bisa dicapai oleh tim
A = Achieable atau Attainable, artinya bisa dicapai, bisa di timbang apakah nanti bisa dicapai
atau tidak
R = Rational atau Reasonable, rasional dan bisa dijelaskan, dalam artian terkait dengan
pengukuran kekuatan, sumberdaya, dan faktor pendukung yang diproyeksikan dalam target
T = Time Frame, artinya mengukur kapan waktu yang tepat untuk menyelesaikan target.
(George T Doran, 1981)
37
38
Indeks pembangunan manusia (HDI) Indonesia rangking 122 dari 178 negara
Tiga puluh juta orang di Indonesia hidup sepuluh ribu per hari dan seratus juta orang
hidup dengan dua puluh ribu per hari
AKI di Indonesia 248/100.000 dan normalnya 122/100.000 kelahiran
Karakteristik mahasiswa
1.
2.
3.
4.
5.
Rasional
Analitik
Kritis
Universal
Sistematik
Posisi mahasiswa
Mahasiswa adalah kaum muda
Mahasiswa tidak memiliki kepentingan politis dan ekonomi
Mahasiswa adalah kaum terpelajar
Mahasiswa memiliki kapasitas (pengetahuan) ilmiah.
40
KASTRATISASI
Oleh: Nur Laily Agustina, S.Ked., dr.
Disampaikan pada: LKMM dan Sekolah Kastrat ISMKI Wilayah 4 tahun 2016
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang
A. Kastratisasi
Pengertian
Kastrat merupakan akronim dari Kajian Strategis. Menurut kamus besar bahasa
indonesia, kajian merupakan hasil mengkaji; mengkaji memiliki arti sebagai kegiatan
belajar; mempelajari; memeriksa; menyelidiki; memikirkan (mempertimbangkan dsb);
menguji; menelaah: ~ baik buruk suatu perkara. Strategis berarti berhubungan, bertalian,
berdasar strategi; atau baik letaknya. strategi sendiri adalah rencana yang cermat
mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Sehingga bila kedua kata ini diartikan
secara satu kesatuan yang kerap kita sebut kastrat, maka definisinya adalah suatu
aktivitas menelaah-menganalisis suatu hal dan menjadikannya sebagai landasan untuk
merencanakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk mencapai sasaran yang telah
ditentukan. Kata kata yang dibuat lebih tebal merupakan inti dari kajian strategis.Bidang
Kastrat adalah bagian dari organisasi kemahasiswaan yang turut berkontribusi dalam
pergerakan mahasiswa dengan peran dan fungsi kastrat dalam ranah kesehatan.
Mahasiswa sebagai bagian virtual society, masyarakat semu dalam kehidupan kampus
dengan kemiripan kompleksitas masalah dan struktur sosial yang menuntut pemenuhan
aspek identitas yang harus dimiliki mahasiswa, yaitu aspek akademis (critical thinking
dan clinical reasoning), organisasional (soft skill), dan sosial-politik (melihat,
mengetahui, sadar, dan merasakan, serta dapat memberikan solusi aplikatif). Posisi
mahasiswa yang strategis tersebut menjadi urgensi kastratisasi.
Kastratisasi adalah proses pengadaan dan pengembangan bidang kastrat dalam sebuah
organisasi. Kastratisasi membahas tentang pergerakan mahasiswa, meliputi pengertian,
urgensi, wilayah gerak, tugas pokok, dan fungsi Kastrat. Bidang kastrat yang akan
mewadahi
kastrat
dengan
aktivitasnya
menalaah-menganalisis
suatu
hal
dan
Tugas Pokok
Tugas pokok bidang kastrat adalah mengkaji atau menelaah isu baik itu internal
maupun eksternal sehingga isu yang dianalisis tersebut bisa menjadi poros gerakan
mahasiswa dalam menunjukkan langkah nyata bisa berupa propaganda (pencerdasan)
kepada publik (artikel, opini, sosialisasi), pemilik kepentingan (aliansi), dan stakeholder
(petisi, audiensi, demonstrasi, mediasi, negosiasi). Serta melakukan sistim pengawalan
yang berkesinambungan dan terkoordinasi terhadap keterlaksanaan hasil kajian dan
penindaklanjutan hasil pengkajian oleh pihak-pihak yang terkait.
Ranah isu yang dikaji utamanya adalah kesehatan, nonpendidikan dokter (pendidikan
dokter masuk ranahnya pendpro), dan kebijakan di ranah politik nilai (nilai ideal,
kebenaran, intelektualitas, humanisme, dll.). Bidang pendidikan profesi (pendpro) yang
mengkaji masalah pendidikan dokter, sedangkan Kastrat membahas isu-isu kesehatan
seperti Sistim Kesehatan Nasional (SKN), Sistim Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dengan
polemik Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), ASEAN Free Trade Area (AFTA),
Millennium Development Goals (MDGs), Sustainable Development Goals (SDGs), dsb.
Fungsi
42
Arah Gerak
Mahasiswa dengan segala keterbatasan dan kemampuan yang mereka miliki, berperan
penting dalam setiap perubahan zaman. Peran penting ini tercipta karena mahasiswa
bergerak. Pola pergerakan mahasiswa senantiasa terkait secara langsung maupun tidak
langsung dengan dinamika perpolitikan yang terjadi di Indonesia. Dalam buku Gerakan
Mahasiswa, Pilar ke 5 demokrasi, Hariman siregar menjelaskan ciri gerakan mahasiswa,
yaitu:
Bersifat Spontanitas
Partisipasi mahasiswa dalam gerakan merupakan respon spontan atas situasi sosial
yang tidak sehat, bukan ideologi tertentu, melainkan atas nilai-nilai ideal. Namun hal
ini bukan berarti tidak ada pendidikan publik di kalangan mahasiswa.
Bercorak nonstruktural
Gerakan mahasiswa tidak dikendalikan oleh suatu organisasi tunggal, termasuk
kepemimpinan komando, melainkan bercorak organisasi cair, dimana otonomi
masing-masing basis kampus sangat besar. Agenda aksi dibicarakan secara terbuka
dan diputuskan serta diorganisasikan secara kolektif
selanjutnya
adalah
bagaimana
untuk
mengembangkan
dan
menjaga
keeksistensian bidang Kastrat. Dilema itu akan dijawab dalam kastratisasi. Perlu adanya
penguatan sistim dan tokoh untuk menggerakkannya. Di mana sistim yang bagus di
dalamnya ada tokoh yang tangguh. Kastratisasi akan membantu dalam melahirkan dan
melangsungkan hidup Kastrat.
Tidak dapat kita pungkiri bahwa sifat gerakan mahasiswa terkadang menjadi hal yang
diperdebatkan di lingkungan internal mahasiswa sendiri. Perdebatan gerakan mahasiswa
adalah gerakan politik atau gerakan moral telah menjadi permasalahan klasik yang
seyogyanya tetap diamati oleh para agen pergerakan disetiap zaman. Jangan sampai
perdebatan ini menjadi ajang menguras tenaga yang sia-sia, mengingat banyak hal lain
yang lebih membutuhkan energi kita untuk segera dituntaskan. Disamping itu, perdebatan
yang tidak cerdas kerapkali menimbulkan perpecahan dalam tubuh pergerakan itu sendiri.
Buku risalah pergerakan mahasiswa indra kesuma memberikan ilustrasi, gerakan
mahasiswa akan tampak seperti koboy pahlawan yang datang ke kota untuk memberantas
44
bandit-bandit dan penjahat. Setelah bandit-bandit itu kalah, Sang Koboy kembali pulang
ke padang rumput. Mahasiswa akan turun ketika menyaksikan rakyat terdzalimi oleh
bandit-bandit penguasa dan kembali ke kampus untuk belajar setelah rezim itu dihajar
dan diberi pelajaran. Lalu, bagaimana sesudah itu? Siapa yang akan memimpin kota
sepeninggal sang Koboy? Siapa yang akan memimpin negeri setelah Sang diktator turun?.
Di sinilah rumitnya. Yang pasti itu bukan tugas sang Koboy muda, ia masih harus belajar
sehingga suatu saat nanti sampai masanya dia memimpin kota. Itu bukan tugas gerakan
mahasiswa, ia masih punya tugas akademis dan pembelajaran kaderisasi kepemimpinan
di kampus yang menjadikannya siap untuk suatu saat menjadi para pemimpin masyarakat
yang memiliki konsistensi idealisme seperti ketika masih di kampus.
Masalah kekuasaan lebih merupakan tugas partai politik. Gerakan mahasiswa hanya
bertanggung jawab mengontrol dan mengawal transisi dan developmentasi demokrasi
supaya tetap pada relnya, terlepas dari siapa yang berkuasa. Dalam pelaksanaannya bukan
merupakan hal yang tidak mungkin untuk berkordinasi dengan partai politik, LSM dll
ketika lembaga-lembaga tersebut menjunjung nilai-nilai moral universal seperti gerakan
mahasiswa.
Gerakan mahasiswa sebagai gerakan moral dipersepsikan sebagai sebuah gerakan yang
memihak pada nilai-nilai moral universal, yakni nilai kebenaran, keadilan, demokratisasi,
hak asasi manusia, dan sebagainya. Sebuah gerakan moral biasanya tidak masuk dalam
wilayah kepentingan politik praktis dengan saling dukung-mendukung terhadap kekuatan
kelompok tertentu (power block). gerakan yang mendukung untuk memperjuangkan nilainilai dengan ukuran moralitas tertentu.
Gerakan politik sesungguhnya ada dua, yaitu gerakan politik nilai dan gerakan politik
kekuasaan. Gerakan Politik Nilai (value political movement) adalah gerakan yang
berorientasi terciptanya nilai-nilai ideal kebenaran, keadilan, humanisme (kemanusiaan),
profesionalitas dan intelektualitas dalam seluruh aspek pengelolaan negara. Sedangkan
gerakan politik kekuasaan (power political movement) merupakan gerakan politik untuk
mencapai kekuasaan seperti yang dilakukan oleh partai-partai politik. Dan gerakan
mahasiswa apabila kita telaah memiliki unsur gerakan politik nilai.
45
Gerakan mahasiswa sebagai gerakan Politik Nilai (value political movement) ini tidak
mempedulikan siapa yang berkuasa, karena siapa pun yang berkuasa akan menjadi
sasaran tembak ketika melakukan penyimpangan. Ia tidak berkepentingan mendukung
seseorang untuk menjadi penguasa, tapi siapa pun penguasa yang otoriter akan
berhadapan dengan gerakan mahasiswa. Hal tersebut jelas berbeda dengan ketika gerakan
mahasiswa menjadi gerakan politik kekuasaan (power political movement), karena ia
sangat mempedulikan siapa yang berkuasa dan senantiasa berusaha merebut kekuasaan
itu, atau berusaha terus mempertahankan kekuasaan itu ketika ia menjadi penguasa atau
membela organisasi/partai yang menjadi patronnya ketika menjadi penguasa.Gerakan
politik nilai mahasiwa bersifat independen, tidak mendukung calon penguasa dan tidak
masuk ke dalam sistem pemerintahan atas nama pergerakan mahasiswa, karena dengan
demikian fungsi kontrolnya hilang, selain itu ada tugas utama mahasiswa yang akan
terbengkalai, yakni belajar.
Gerakan mahasiswa sebagai politik nilai pun harus dipahami sebagai gerakan
intelektual. Gerakan intelektual dilandasi oleh trias tradition yaitu diskusi, menulis dan
membaca. Orang orang intelektual-lah yang melaksanakan gerakan dan bagian dari
orang orang intelektual itu adalah mahasiswa. Inilah dua nilai gerakan yang dihidupi
oleh mahasiswa kedokteran khususnya, yang selalu dijunjung tinggi dalam melakukan
segala aktivitas kemahasiswaannya. Seperti aksi yang merusak, menjarah, merugikan
banyak pihak termasuk masyarakat sudah harus kita gerus dengan mengedepankan
intelektual yang kita miliki. Kedua bentuk gerakan tersebut dibungkus dengan nilai
integritas. Selarasnya pikiran, hati dan perbuatan menunjukkan bahwa memang
mahasiswalah yang pantas membawa kepentingan masyarakat atau rakyat umum dalam
bergerak.
46
Frame of Thinking
Ruang Lingkup
3. Kritis
4. Berminat dalam menganalisis (menciptakan momentum, bukan menunggunya)
5. Pemikir-pekerja (bekerja sama secara produktif)
6. Solutif
7. Berani
8. Peka / Tanggap keadaan sekitar
9. Terbuka dan bisa membaur dengan siapa saja
10. Public Speaker
C. Perkembangan Kastrat
Perkembangan Kastrat sampai dengan tahun 2016, yaitu:
Tematik
Kajian Fakultas Bebas Asap Rokok, sekarang disosialisasikan FTR, Fakultas Tanpa
Rokok.
Kajian
a. Isu bersama:
Isu bersama merupakan isu nasional.
Isu nasional, yaitu Internship (2010), SJSN (2011), SKN (2012), MDGs (2013),
AFTA (2014), MDGs-SDGs (2015), MEA, JKN, Hukum Kesehatan (2016).
b. Isu Berkala/ Isu Rutin
Isu berasal dari wilayah ataupun dari institusi.
48
Audiensi
Audiensi dengan stakeholder.
D. Urgensi Kastratisasi
a. Menumbuhkan rasa peka mahasiswa kesehatan sebagai sumbangsih pada masyarakat
sekitarnya karena sudah sejak mahasiswa kita dituntut berperan dalam memandu
pembangunan kesehatan di Indonesia.
b. Kebutuhan mahasiswa kesehatan Indonesia untuk mengembangkan pola pikir kritis,
ilmiah, kreatif dan solutif serta memupuk rasa berani sebagai bekal menjadi tenaga
kesehatan yang siap melayani bangsa Indonesia.
49
50
Daftar Pustaka
Agustina, Nur Laily. 2012. Kastratisasi disampaikan pada LKMM dan Sekolah Kastrat ISMKI
Wilayah 4 di FK Unwar. Bali.
Agustina, Nur Laily. 2012. Kastratisasi dan Advokasi-Negosiasi disampaikan pada LKMM
FK Unisma tahun 2012. Malang.
Agustina, Nur Laily. 2012. Sistem Belajar dan Berpikir ala Kastrat disampaikan pada LKMM
FK Unisma tahun 2012. Malang.
Agustina, Nur Laily, dkk. 2011. Kastrat, Pemersatu Pergerakan Mahasiswa. Kastrat LGM
FK Unisma. Malang.
Fardhan, Ahmad. 2009. Student movement disampaikan dalam Sekolah Kader Bangsa FKUB
tahun 2009. Malang.
Feza, Ahmad. 2009. Advokasi disampaikan dalam Sekolah Kader Bangsa FKUB tahun 2009.
Malang.
Prawiro M.R., Yeremia. 2011. Kastratisasi disampaikan dalam LKMM dan Sekolah Kastrat
ISMKI Wilayah 4 di FK Unhas. Makassar.
Prawiro M.R., Yeremia, dkk. 2011. Laporan Pertanggungjawaban Kastrat ISMKI Wilayah 4.
Kastrat ISMKI. Indonesia.
Prawiro M.R., Yeremia. 2011. Stadium Generale disampaikan dalam LKMM FK Universitas
Muhammadiyah Malang tahun 2011. Malang.
Susilo, Dody Hendro, dkk. 2009. Meretas Jejak, Catatan Perjalanan Sang Pelukis
Peradaban. Kastrat ISMKI. Indonesia.
UU no. 40 tahun 2009 tentang Kepemudaan.
Yoga, Franz Sinatra, dkk. 2011. Buku Putih Kastrat. Kastrat Nasional ISMKI. Indonesia.
Yoga, Franz Sinatra, dkk. 2011. Laporan Pertanggungjawaban Kastrat Nasional ISMKI.
Kastrat ISMKI. Indonesia.
51
Terminologi Bahasa
Belanda:
advocraat, advocateur artinya pengacara atau pembela
Inggris:
- to advocate
- to defend
- to promote
- to create
- to change
: membela
: pertahanan
: memajukan/ mengemukakan
: berusaha mencitakan yang baru
: melakukan perubahan secara terorganisir dan sistematis
Advokasi adalah upaya pendekatan terhadap orang lain yang dianggap mempunyai pengaruh
terhadap keberhasilan suatu program atau kegiatan yang dilaksanakan.
Sasarannya adalah stakeholder, pemimpin atau pengambil kebijakan (polive maker), atau
pembuat keputusan (decision maker).
Unsur-unsur Advokasi
Tujuan
Data dan riset
Identifikasi sasaran
Pengembangan dan penyampaian pesan advokasi
Membangun koalisi
Membuat presentasi yang persuasif dan lakukan tekanan
Penggalangan dana untuk advokasi
Evaluasi
52
Alur Advokasi
53
NEGOSIASI
Oxford Dictionary ; negosiasi adalah didefinisikan sebagai : pembicaran dengan orang
lain dengan maksud untuk mencapai kompromi atau kesepakatan untuk mengatur atau
mengemukakan.
Negosiasi tidaklah untuk mencari pemenang dan pecundang; dalam setiap
negosiasi terdapat kesempatan untuk menggunakan kemampuan sosial dan
komunikasi efektif dan kreatif untuk membawa kedua belah pihak ke arah hasil yang
positif bagi kepentingan bersama. [Ron Ludlow & Fergus Panton 2000 : 141 142]
Tujuan mencapai kesepakatan atas pokok-pokok masalah yang :
Penting dalam pandangan kedua belah pihak
Dapat menimbulkan konflik di antara kedua belah pihak
Membutuhkan kerjasama kedua belah pihak untuk mencapainya.
54
55
d) Taktik-Taktik Negosiasi
Negosiator yang berpengalaman akan mencari kerjasama dalam topik-topik yang
netral; negosiator yang mencari kekuasaan, akan berusaha untuk mengetahui kekuatan
dan kelemahan Anda, serta prioritas dan perhatian Anda.
Setelah menentukan tujuan-tujuan Anda, strategi dan kekuatan relatif tawar menawar
Anda, pendekatan apa yang Anda ingin gunakan dalam proses negosiasi? Taktiktaktik apa yang akan Anda gunakan?
1. Apakah Anda membuka dengan mengajukan permintaan-permintaan Anda
terlebih dahulu atau belakangan?
2. Bagaimana Anda mengambil inisiatif?
- dengan bersiteguh atau tidak mau berkompromi?
Dengan mengajukan argumen yang kuat, bersungguh-sungguh untuk mencapai
hasil yang adil?
2. Rencana cadangan apa yang Anda miliki untuk menghadapi hal-hal yang tidak
diharapkan? Menghentikan negosiasi? Kembali pada unsur pokok untuk
mendapatkan tuntunan? Menyetujui, tetapi kemudian tidak menepati kesepakatan
tersebut?
3. Apakah konsekuensi dari setiap tindakan ini dalam jangka pendek/ dalam jangka
panjang, dalam kaitan dengan kredibilitas Anda dan kekuatan tawar menawar
pihak lain?
4. Apakah yang Anda ketahui mengenai individu-individu dalam tim lain? Kekuatan
dan kelemahan mereka? Kepribadian mereka? Apakah mereka memilih gaya
tertentu yang dapat Anda serang?
5. Apakah Anda yakin dapat membedakan antara fakta, opini, asumsi, dan rumor?
6. Akankah pihak lain menerima fakta-fakta yang Anda miliki?
7. Bagaimana Anda dapat menjual keuntungan-keuntungan proposal Anda dengan
sebaik-baiknya?
8. Bagaimana Anda dapat menjelaskan dengan sebaik-baiknya konsekuensikonsekuensi yang tidak menyenangkan apabila pihak lain menolak usul Anda?
9. Bagaimana Anda menangani kelemahan proposal/ argumen Anda?
10. Apakah argumen Anda masuk akal / logis, atau lebih bersifat emosional? Atau di
antara keduanya? Dimana Anda dapat menggunakan salah satu argumen di atas
56
dengan sebaik-baiknya.
11. Dimana Anda ingin negosiasi tersebut diadakan? Di kandang sendiri? Di kandang
mereka [lawan]? Di tempat netral?
13. Siapakah yang Anda inginkan untuk memimpin pertemuan? Anda atau mereka?
14. Bagaimana seharusnya tingkat realitas permintaan pertama Anda? Anda ingin
mengajukan suatu permintaan pembukaan? Atau pendekatan problem solving ?
15. Pada tahap apa sebaiknya Anda memberikan informasi? Atau menahannya?
16. Apakah Anda memiliki kemampuan teknis/ know how dalam menegosiasikan
pokok-pokok persoalan secara efektif? di mana Anda dapat memperoleh
dukungan dalam bidang tersebut, jika perlu?
17. Apakah Anda memiliki kemampuan sosial dalam mengelola hubungan Anda
dengan pihak lain?
Berkali-kali laporan media massa dipenuhi dengan berita-berita emosional, seperti negosiasi
mengalami jalan buntu/ deadlock , tuntutan-tuntutan, walk-out, dsb. Situasi-situasi
semacam itu sebagian besar terjadi karena pihak-pihak yang bernegosiasi bersikeras
menyatakan dan mempertahankan posisi mereka, jelas, dalam situasi demikian negosiasi
sama sekali tidak akan mencapai kemajuan. Pendirian ini lebih sering disertai kepentingan
pihak-pihak yang dilalaikan, dengan hasil kesepakatan akhir yang tidak memuaskan pihak
mana pun. Oleh karena itu, golden rule dalam bernegosiasi adalah selalu menegosiasikan
kepentingan bukan pendirian [position]; jangan mengambil suatu pendirian kecuali jika hal
itu bermanfaat bagi kepentingan-kepentingan tsb.
e) Gaya-gaya negosiasi
Dalam gaya negosiasi dapat dijelaskan dalam dua dimensi, yaitu arah dan kekuatan.
1) Arah berbicara tentang cara kita menangani informasi.
Mendorong [push] : memberi informasi, mengajukan usul, melalaikan
kontribusi orang lain, mengkritik, bertindak sebagai pengganggu semua taktik
yang berlaku tergantung sifat dan konteks negosiasi.
Menarik [pull] : mengajukan pertanyaan untuk mendapatkan informasi,
meminta saran, memastikan pemahaman, meminta kejelasan, menyatakan perasaan
kita.
Bukan tujuan-tujuan pribadi anda dalam negosiasi Anda adalah
(perwakilann) bukan seorang individu.
57
seorang duta
e) Gaya-gaya negosiasi
Dalam gaya negosiasi dapat dijelaskan dalam dua dimensi, yaitu arah dan kekuatan.
1) Arah berbicara tentang cara kita menangani informasi.
Mendorong [push] : memberi informasi, mengajukan usul, melalaikan
kontribusi orang lain, mengkritik, bertindak sebagai pengganggu semua taktik
yang berlaku tergantung sifat dan konteks negosiasi.
Menarik [pull] : mengajukan pertanyaan untuk mendapatkan informasi,
meminta saran, memastikan pemahaman, meminta kejelasan, menyatakan perasaan
kita.
f) Mencari penyelesaian
Dalam mencari penyelesaian, tujuan Anda hendaknya agar kedua pihak memperoleh
kemenangan, atau seburuk-buruknya dinyatakan seri.
Analogi berikut ini adalah contoh pilihan-pilihannya.
KALAH/ KALAH Singkirkan kue tsb agar tidak satu pihak pun mendapatkannya.
MENANG/ KALAH Berikan kue tsb kepada salah satu pihak atau iris dengan tidak
sama rata.
SERI Iris kue tsb tepat di tengah-tengah
MENANG/ MENANG Buat dua buah kue atau buat kue yang jauh lebih besar.
Temukan dulu kepentingan yang sama, baru kemudian mencari kepentingan yang
saling bersaing dengan metode berikut :
Ciptakan suasana yang memampukan kedua pihak untuk sebanyak mungkin
mengemukakan buah pikiran yang relevan bagia suatu pemecahan.
Hindari penilaian dini sehingga semua buah pikiran telah dikemukakan.
Pusatkan perhatian pada masalah, bukan pada pribadi yang terlibat.
Ketahui apa yang hendak Anda capai.
Jangan menanggapi pertanyaan-pertanyaan retoris yang dimanfaatkan untuk
mendukung kedudukan, bukan untuk mengemukakan kepentingan.
g) Situasi fall back
Sering terjadi dalam negosiasi pihak-pihak yang terlibat tidak mencapai kemajuan
dalam negosiasi, betapapun besar keinginan kedua pihak untuk mencapai suatu solusi.
58
Maka Anda perlu mempersiapkan dan menerapkan BATNA [suatu situasi dimana
Anda berada dalam posisi harus mencapai kesepakatan, dan mitra Anda menyadari
hal tsb].
BATNA = BEST ALTERNATIF TO A NEGOSIATED AGREEMENT atau
Alternatif
Terbaik untuk Mencapai Kesepakatan melalui Negosiasi [Fisher dan Urg, Getting to
Yes, Hutchinson].
Dengan adanya BATNA, anda mungkin tertolong untuk meneruskan negosiasi secara
fleksibel yaitu :
Mengetahui alternatif terbaik dari kegagalan mencapai kepentingan utama Anda.
Memperkirakan nilai BATNA Anda dalam hubungan dengan tawaran terbaik yang
ada.
h) Perilaku dalam negosiasi
Dalam negosiasi seringkali kita berhadapan dengan dengan orang-orang yang lebih
suka mempertahankan pendirian yang kaku, dengan gaya garis keras, tanpa menyadari
adanya alternatif yang lebih efektif. Jika hal ini terjadi, petunjuk berikut perlu Anda
perhatikan :
1. Pertahankan pendekatan yang sopan dan profesional
2. Jangan membalas perilaku yang tidak menyenangkan
3. Terus menegosiasikan kepentingan Anda, sambil bertanya tentang alasan
pendirian mereka dancobalah untuk memperlihatkan kelemahan pendirian mereka
dengan diskusi yang logis dan masukakal.
4. Mintalah pandangan dan kritikan terhadap pendirian Anda, sarankan lawan Anda
untuk mencoba melihat situasi dari sudut pandang Anda.
5. Pusatkan pada permasalahan yang sedang dibahas
6. Jangan tanggapi serangan yang bersifat pribadi dan tidak masuk akal dengan tetap
berdiam diri.
7. Mintalah kriteria, alasan-alasan, data-data pendukung, kesimpulan atau petunjuk
yang obyektif.
8. Perlihatkan antusiasme Anda untuk suatu solusi yang adil dan ungkapkan kembali
kesediaan Anda untuk mencapai dan menyetujui kriteria yang obyektif.
59
Pertanyaan-pertanyaan retoris
Sarkasme
12. Jika semua upaya gagal, bersiaplah untuk menunda diskusi. Gunakan waktu
penundaaan untuk :
Menurunkan ketegangan
Mempelajari kembali pokok-pokok yang telah disetujui dan item-item yang
belum dibahas
Mempelajari kembali situasi negosiasi
Mengamati lebih lanjut mitra negosiasi Anda.
Mencari persetujuan atau otorisasi lebih lanjut yang mungkin Anda butuhkan.
j) Mengakhiri Negosiasi
Untuk memantau perkembangan negosiasi, hal-hal berikut perlu diperhatikan
Apakah semua pihak memahami dengan jelas apa yang telah disepakati?
60
kapan?
Bagaimana perasaan kedua pihak terhadap kesepakatan yang telah dibuat? Apakah
dirasa adil?
Apakah kita puas? Apakah justru kita saling mengecam? Saling mempertahankan
pendirian ? kecewa?
61
PERGERAKAN MAHASISWA
dr. Franz Sinatra Yoga
Asuransi Kesehatan
Kesejahteraan Dokter
FCTC
Pendidikan Kedokteran
Kebijakan
62
MEA
Pemerataan dokter
dll
63
64
AKSI MASSA
REFLEKSI GERAKAN MAHASISWA
Oleh : Eko Prasetyo
Kekuatan Melawan
Setiap kali seorang tampil memperjuangkan sesuatu yang ideal, atau bertindak memperbaiki
banyak hal yang lain, atau mogok menentang ketidak-adilan, maka dia telah mengirimkan
satu gelombang kecil pengharapan, kemudian saling melintas silang dengan yang datang dari
sejuta pusat energi dan tekad yang berbeda-beda, lalu menyatu membentuk satu arus yang
dapat meruntuhkan tembok-tembok penindasan dan perlawanan
(robert kennedy)
Kenapa harus melawan?
Persoalan yang dihadapi tak bisa dipecahkan kecuali dengan melakukan perlawanan
Masalah yang terjadi tak bisa diberitahukan dengan cepat kecuali dengan melawan
lebih dulu
Persoalan tidak bisa diidentifikasi siapa pelaku dan penanggung jawabnya kecuali
dengan melawan
Pemecahan masalah tak bisa memunculkan dukungan kecuali dengan melakukan
perlawanan
Spirit melakukan perlawanan
Pembangkangan bagi mereka yang pernah membaca sejarah, adalah kualitas terbaik manusia.
Melalui pembangkanganlah kemajuan dicapai, melalui ketidak-patuhan dan pemberontakan
(oscar wilde)
Bagaimana melawan
Melawan dilakukan untuk melatih semua pihak agar tak berdiam diri melihat
kesewenang-wenangan
Melawan dikerjakan untuk membuat tiap orang punya pengalaman suci dalam
membela kebenaran
Melawan diperlukan untuk memberi tahu pada semua orang bahwa posisi kebenaran
itu musti ditegaskan
Melawan sebagai senjata dan pelajaran bahwa kekejian tak bisa dilakukan sesukasukanya
65
66
Komunikasi efektif
Seorang pendidik suka membuat hal yang sederhana menjadi rumit. Seorang
komunikator membuat hal yang rumit menjadi sederhana. John C.Maxwell
67
Komunikasi adalah sebuah proses penyampaian pikiran atau informasi dari seseorang
kepada orang lain melalui suatu cara tertentu sehingga orang lain tersebut mengerti
betul apa yang dimaksud oleh penyampai pikiran pikiran atau informasi.
Komunikasi disebut efektif bila pemberi pesan mengirimkan pesan melalui sarana
tertentu kepada penerima pesan sehingga penerima pesan memahami dan
menindaklanjuti apa yang diinginkan oleh pemberi pesan.
Komponen komunikasi efektif: pemberi pesan, penerima pesan, sarana (medium),
pesan yang disampaikan dan umpan balik (feedback)
Prinsip komunikasi: REACH (Respect, Empathy, Audible, Clarity dan Humble)
Respect
Menghormati lawan bicara merupakan modal pertama dalam berkomunikasi efektif.
Hukum yang berlaku yaitu hormatilah orang lain jika kita ingin dihormati orang lain.
Empathy
Kemampuan seseorang dalam menempatkan dirinya sebaik mungkin sesuai dengan
keadaan dapat didefinisikan sebagai empati. Sifat ini tercermin dalam kemampuan
seorang individu dalam mendengarkan dan mengerti orang lain. Saat anda telah
berhasil menjadi pendengar yang baik bagi orang lain, anda akan dengan mudah
memenangkan hati lawan bicara anda.
Audible
Penting kiranya memastikan bahwa apa yang anda sampaikan dapat didengar dan
dimengerti oleh mereka yang mendengarkan anda. Saat komunikasi personal
berlangsung, hal ini tidak terlalu sulit untuk dicapai. Namun ketika anda harus
berbicara dengan banyak orang dalam sebuah forum publik, anda harus memberi
perhatian dalam hal ini. Kemampuan anda dalam memanfaatkan teknologi audiovisual akan sangat menunjang jalannya komunikasi publik.
Clarity
Hal ini didefinisiakan sebagai kejelasan anda dalam menyampaikan informasi. Hal ini
sangat diperlukan untuk mereduksi adanya salah tafsir terhadap apa yang anda
sampaikan. Clarity juga sering diartikan sebagai keterbukaan dan transparansi,
dimana kedua hal ini sangat diperlukan dalam membangun kepercayaan dari penerima
informasi.
Humble
Dalam membangun komunikasi, sikap hati yang benar yaitu bersikap rendah hati.
Karena dari hatilah keluar semua perkataan maupun perbuatan (baca: gerak
tubuh/gestur). Hati yang baik akan mengeluarkan perkataan dan perbuatan yang baik
pula begitu juga sebaliknya.
68
II.
Seni berbicara di depan publik (Public speaking)
Bagaimana menyampaikan gagasan kita di depan publik
Semua orang berbicara tetapi tidak semua mengesankan
Teknik: Persiapan, pelaksanaan dan evaluasi
1. Persiapan
Penampilan
Materi (membuat peta pembicaraan)
Ketahuilah tujuan anda
tema harus menarik dan menantang
jangan bicarakan dua hal: yang sudah mereka ketahui dan yang tidak
ingin mereka dengar.
Sistematika dari makro ke mikro
Kronologis yang jelas
Penggunaan ungkapan dan bahasa yang jelas
Data/informasi yang akurat
Menggunakan contoh yang konkrit dan aktual.
Sarana dan prasarana
Latihan: The will to win means nothing until the will to prepare
2. Pelaksanaan
a. Awal
Strong opening (hallo efect)
Mengendalikan suasana dan audiens
Hindari kesalahan
b. Saat
Kendalikan emosi
Menerapkan etika berkomunikasi dan memakai humor (kadang
kadang)
Perhatikan bahasa tubuh
c. Akhir
Memorable Closing
3. Evaluasi
Minta umpan balik dari kerabat dekat
Tidak perlu terlalu memikirkan kurang dan lebihnya penampilan anda!
Take a minute to celebrate success or reflect on failure, but then move on
Mike Krzyzewski
69
III.
70
3.2 Urgensi
Opini publik menjadi salah satu institusi penting dalam demokrasi sama
pentingnya seperti keberadaan eksekutif dan legislatif. Opini publik mempunyai
kuasa lebih dalam menentukan arah pemerintahan namun kuasa tertinggi tetap di
tangan pemerintah. Suara satu orang tidak berarti karena dalam demokrasi suara
mayoritas seringkali sebagai arus penentu sehingga siapa yang bisa mempengaruhi
kerangka berpikir publik disebut pemenang.
Pencitraan.
Sederhananya bagaimana memoles tiap individu/institusi dipandang publik
sebagai tokoh masyarakat yang mempunyai sifat-sifat positif (pejabat, artis,
organisasi pemerintah, perusahaan dll) bisa melalui event organizer, konferensi
pers sehingga tampak menyakinkan di hadapan publik.
Sebagai solusi terhadap masalah yang sedang dihadapi
Mengembalikan citra individu/institusi yang sedang diterpa badai masalah yang
menghancurkan reputasi individu/institusi tersebut. Disinilah peran komunikator
ulung yang khususnya berprofesi dalam bidang kehumasan/PR (Public Relations)
untuk memberikan solusi komunikasi yang bisa digunakan untuk menyelesaikan
masalah.
Penguasaan Masssa
Massa yang dikuasai untuk tujuan tertentu dari pembuat opini menjadi poin penting
ketika kita butuh perbaikan citra ataupun menjatuhkan lawan karena suara
mayoritas diperhitungkan lebih oleh pengambil keputusan sesungguhnya (contoh:
pemerintah).
3.3 Komponen manajemen wacana publik
Pembuat: individu ,kelompok, profesi humas/PR (public relations) dalam
suatu institusi
Sasaran: Masyarakat
Sarana: Media komunikasi. bentuknya bisa bermacam macam mulai dari
iklan, tulisan, berbicara di depan publik, slogan, nyanyian, drama, puisi
Isi pesan: opini, data dan fakta dan lain lain
3.4 Karakter wacana publik
Mementingkan tujuan daripada cara
Sering ditentukan oleh kepentingan pribadi, golongan atau negara
Opini yang diciptakan tanpa fakta
Tidak transparan (sulit untuk menggali informasi dari sumber langsung secara
nyata dalam waktu yang tepat)
Didukung oleh banyak pihak
71
3.5 Metode
3.5.1 Tulisan
a.
Berbagi opini
Tulisan dalam bentuk opini sering kita jumpai dalam kolom kolom media
cetak seperti koran, majalah maupun media elektronik seperti website ataupun
blog. Aspirasi atau pikiran pikiran yang berputar dalam otak kita, pun yang kita
rasakan dalam hati mungkin dapat dituang ke dalam suatu tulisan untuk kemudian
kita salurkan ke dalam media yang relevan pada saat yang tepat. Tentunya
pendapat yang proporsional, atau menyangkut perubahan yang signifikan dan
positif, atau menyangkut banyak orang adalah hal yang layak untuk dipaparkan
dalam media massabukan masalah masalah yang sifatnya terlalu pribadi atau
personal yang lebih baik dikonsumsi oleh diri sendiri. Terminologi bidang kajian
strategis (kastrat) untuk opini ini disebut dengan kajian. Untuk kajian sendiri
biasanya dibahas lebih dalam pada materi manajemen isu.
Umumnya opini dimulai dari ketidaksesuaian antara harapan dengan
kenyataan. Apa yang nurani kita rasakan bertentangan dengan keadaan yang jauh
dari keadaan ideal sehingga kita merasa memiliki solusi atas masalah tersebut.
Solusi tersebut kita tuangkan dalam bentuk tulisan dan berharap bisa
mempengaruhi pola pikir orang banyak maupun merubah dunia dalam waktu
singkat namun setidaknya ada efek umum yang seringkali terjadi adalah kita
membuka arena untuk berdiskusi massal, bernegosiasi dengan pihak-pihak
terkait atau membuat orang berkesimpulan bahwa apa yang dirasakannya juga
dirasakan oleh orang lain.
b.
3.6
74
IV.
Propaganda
4.1 Apa dan mengapa
Asal-usul kata propaganda sulit ditentukan secara pasti, tetapi ada suatu
sumber yang menyatakan bahwa kata itu mulai digunakan pada tahun 1622,
ketika Paus Gregory XV mendirikan sebuah organisasi yang diberi nama
Congregatio de Propaganda Fide. Organisasi itu bertugas untuk menyebarkan
agama Kristen Katolik di kalangan masyarakat non-Kristen. Dalam konteks
pengertian ini, propaganda diartikan sebagai organisasi yang mengirimkan pesanpesan. Setelah tahun 1622 propaganda tidak hanya diartikan sebagai organisasi,
tetapi juga sebagai pesan yang disebarkan oleh organisasi. Dalam perkembangan,
pengertian propaganda juga berkaitan dengan teknik yang digunakan untuk
menyampaikan pesan, sebagai contoh: iklan, film dan televisi.
Berdasarkan tujuannya, propaganda juga diartikan sebagai komunikasi yang
ditujukan untuk menyebarluaskan tujuan yang diinginkan (sering bersifat
subversif dan jahat) terhadap para pemirsa, dan dilakukan dengan cara-cara yang
berpengaruh. Pada umumnya, propaganda yang memberikan isu-isu kontroversial
lebih mudah diterima oleh masyarakat.
Di Indonesia, kata propaganda dipakai sistem pemerintahan Jepang untuk
menjajah Ibu pertiwi. Buktinya, sistem pemerintahan Jepang membentuk
departemen propaganda (sendenbu) di bawah pemerintah militer Jepang dengan
berpegang dua prinsip utama yaitu bagaiamana menarik hati rakyat dan
bagaimana mengindoktrinisasi dan menjinakkan mereka. Tujuannya
memobilisasi seluruh rakyat guna mendukung kepentingan perang dan untuk
merubah mentalitas mereka secara keseluruhan. Bagi Jepang, Indonesia memiliki
posisi geografis, ekonomis dan politis yang strategis untuk mendukung
kepentingan perangnya melawan kolonialisme Barat yang ketika itu masih
meluas di Asia. Rakyat Indonesia, yang ketika itu masih dalam belenggu
penjajahan Belanda, menjadi salah satu faktor akselerasi terbentuknya kekuasaan
militer Jepang. Dengan memanfaatkan kondisi rakyat yang ingin segera terbebas
dari penindasan kekuasaan Belanda itu, Jepang mempersiapkan propaganda
secaara sistematis, intensif dan kontrol yang ketat dengan pemberlakuan undangundang yang sangat mengikat kebebasan arus komunikasi di negeri ini.
Sistem propaganda dipersiapkan secara solid dan hasilnya banyak materi
propaganda dikemas dalam bentuk kesenian, seperti puisi, prosa, nyanyian, film
dan sandiwara. Pengemasan propaganda dalam bentuk kesenian sangat
diutamakan oleh Jepang, karena kesenian dengan nilai entertaining-nya dapat
mengurangi kesadaran khalayak bahwa mereka telah diindoktrinasi.
Kita melihat dan paham bahwa propaganda menjadi satu alat yang bisa
menaklukkan negara. Itu bisa dilakukan jika kita memahami teori dan
75
6.
7.
Bad Logic, teknik ini menggunakan pesan yang tidak logis. Cara ini
memanipulasi logika untuk memicu sebuah penyebab. Contoh: Senator X
ingin menguasai industri minyak bumi. Semua pemerintah negara komunis
menguasai industri minyak bumi. Senator X adalah seorang komunis.
77
9.
V.
Kesimpulan
Komunikasi menjadi alat penting dalam menentukan kesuskesan hidup.
Komunikasi efektif merupakan tujuan setiap kegiatan komunikasi.
Kegiatan komunikasi punya berbagai macam bentuk seperti berbicara di depan
publik (public speaking), tulisan berbentuk opini publik maupun propaganda.
Komunikasi yang efektif disertai kebenaran dan manfaat yang jelas, tanpa keduanya
komunikasi hanya menjadi alat yang membual ataupun menyebarkan kebohongan.
Communicating well is the heart of the leadership. Every great leader has had not only a
great vision but an ability to communicate is properly
VI.
Daftar Pustaka
Artikel propaganda Jepang
Birowo, Mathilda MW. Bercermin lewat tulisan. Jakarta: Kompas Gramedia,
2012.
Lee, Alfred McClung dan Alizabeth Brian Lee. The Fine Art of Prapaganda, 1939.
Santosa Sastropoetro. Propaganda salah satu bentuk komunikasi massa, 1988
Dan dirangkum dari berbagai sumber
78
PUBLIC SPEAKING
Oleh : Anggara Jaya Wardhana
Public speaking dapat diartikan sebagai kemampuan berbicara di hadapan umum. Namun
perlu kita semua pahami, sebenarnya pengertian Public speaking tidak sesederhana yang
banyak dimengerti orang. Istilah kemampuan memiliki banyak makna, karena kemampuan
berbicara di muka umum itu mencakup berbagai aspek,
1. Pengertian atau Definisi Public speaking Menurut Ahli
David Zarefsky mengungkapkan bahwa Public speaking adalah merupakan proses
komunikasi berkelanjutan, dalam bentuk pesan, simbol ( komunikasi ), atau gambar secara
terus menerus antara public speaker dengan audience.
Tujuan
To Persuade
Apa itu to persuade? To persuade adalah tujuan dari Public speaking untuk mempengaruhi
audience agar mempercayai public speaker.
To Educate
Tujuan dari Public speaking salah satunya yaitu untuk mendidik audience menjadi lebih
cerdas dan memiliki pengetahuan yang lebih luas dari sebelumnya.
Inilah 5 fondasi dasar untuk merencanakan dan menampilkan Public speaking yang sukses.
1. Know your subject and your speech
Kuasai topik pembicaraan.
Hindari rasa gugup dengan menguasai topik yang akan Anda bicarakan. Oleh karena itu,
pelajari dengan baik apa yang akan Anda sampaikan. Tidak ada yang lebih menakutan
daripada berbicara tentang sesuatu yang tidak Anda kuasai.Kenali pula urutan dari pesan
79
yang akan Anda sampaikan. Dengan menguasai urutan, Anda terbantu untuk menyampaikan
materi secara runtut dan mudah dipahami.
2. Know your audience and your space
kenali siapa saja audiens yang akan menghadiri presentasi atau pidato Anda. Kenali pula
tempat dan lokasi di mana Anda menyampaikannya.
Jika Anda seorang peneliti menyampaikan presentasi hasil penelitian di depan para
profesional di bidang tersebut, maka Anda bisa menggunakan istilah teknis yang rumit.
Namun bagaimana jika audiensnya berbeda?
Misal Anda harus menyampaikan topik tersebut di hadapan anak sekolah? Tentu Anda pun
harus menggunakan pendekatan yang berbeda.
Beda audiens memerlukan pendekatan yang berbeda.
Perhatikan juga lokasi dan tempat di mana Anda akan tampil. Apakah ruangan yang dipakai
cukup. Jika Anda akan menampilkan presentasi PowerPoint perhatikan apakah layar
proyektor tersedia? Bagaimana dengan sound system? Apakah bekerja dengan sempurna?
Semakin matang persiapan Anda, maka semakin mulus jalan Anda menyampaikan Public
speaking yang memukau.
3. Never Apologize
jangan meminta maaf
Selama sesi public speaking, ada banyak hal yang terlewati oleh audiens Anda.
Oleh karena itu, jika Anda melewati beberapa bagian dari pidato Anda atau Anda lupa akan
sesuatu, jangan khawatir. Kemungkinan besar audiens tidak menyadarinya. Anda bisa terus
melanjutkan bagian berikutnya tanpa harus khawatir berlebihan.
Pandu audiens Anda menguasai bagian penting dari presentasi, bukan bagian-bagian yang
kecil.
Jadi jangan pernah meminta maaf karena Anda lupa atau melewati hal-hal kecil. Mereka
tidak menyadarinya. Mereka juga ingin Anda tampil dengan maksimal.
Karena itu, selalu berpikiran positif dalam Public speaking dan fokus pada hal-hal penting,
bukan hal-hal kecil yang sepele.
80
82
Mengatasi gugup
1. Melakukan Relaksasi atau Peregangan Untuk Mengurangi Kegugupan
Sering sekali ketika kita berbicara di depan umum kita mengalami yang namanya gugup
karena takut apa yang kita sampaikan tidak baik yang bisa menyebabkan kegagalan. Hal ini
bisa kita kurangi dengan melakukan relaksasi atau peregangan otot seperti memutar tubuh
menggerak gerakkan jari jari tangan untuk menetralisir rasa gugup yang melanda. Dan
yang paling ampuh dan sering dilakukan oleh kebanyakn orang ialah dengan menghirup nafas
sedalam dalamnya dan menghembuskannya secara perlahan, hal ini efektif karena bisa
menetralisir detak jantung yang lebih cepat dari biasanya.
2. Menjadi Diri Sendiri
Salah satu penyebab rasa gugup kita ialah ketika kita hendak memulai presentasi tetapi kita
membanding bandingkan diri kita dengan orang lain yang jauh lebih mahir. Hal ini
menyebabkan munculnya rasa grogi atau nervous yang bisa berakibat buruk untuk
penampilan kita ketika melakukan public speaking. Cukuplah menjadi diri anda sendiri dan
percaya diri dengan kemampuan yang anda miliki. Jika kita mampu menguasai suasana maka
audience akan terbawa suasana yang lebih positif.
3. Beranggapan Saya Sedang Mengobrol
Ketika hendak melakukan Public speaking sugestikan diri anda bahwa yang akan anda
lakukan seperti mengobrol biasa agar tidak merusak performa anda karena merasa grogi dan
tidak percaya diri. Namun dalam mensugestikan diri anda, jangan lah sampai melupakan
tujuan Anda melakukan public speaking.
4. Biarkan Keadaan Mengalir Begitu Saja
Ketika melakukan Public speaking agar berjalan lancar, cara untuk melatihnya adalah dengan
membiarkan keadaan mengalir apa adanya dan kita tetap fokus pada apa yang kita
sampaikan. Dengan membuat suasana mengalir begitu saja maka audience akan terpesona
83
dengan penampilan Anda ketika melakukan public speaking. Jangan terlalu memaksakan dan
memikirkan untuk membuat audience merasa terpesona dengan penampilan Anda. Hal ini
bisa dilakukan dalam mengobrol sehari hari untuk melatih kemampuan berbicara Anda di
hadapan umum.
5. Kuasai diri sendiri (percaya diri)
Maksud dari kuasi dari sendiri adalah menguasai diri untuk melawan rasa takut yang ada
dalam diri anda. Jadi sebelum tampil untuk melakukan public speaking, lebih baik kendalikan
pikiran yang ada dalam otak anda dan percayalah bahwa anda itu dapat melawan rasa takut
itu, lalu tarik nafas dalam-dalam untuk mengatur rasa gugup pada diri anda.
6. Interaksi dengan audience
Hal ini merupakan salah satu bentuk untuk berkomunkasi dengan orang yang mendengar
pada saat itu, agar para audience yang ada hanya terfokus pada satu titik saja yaitu kita
sebagai penyampai materi public speaking.
7. Persiapkan materi
Persiapan materi sangat penting dalam melakukan public speaking, dengan cara ini kita akan
mudah dalam penyampaian, hal yang lebih penting adalah menyusun materi Public speaking
secara pointer, yaitu poin-poinnya saja, agar audience dapat menerima dengan baik.
84