MAGANG
Sejarah Perusahaan
PT. Aneka Gas Industri (Persero) merupakan salah satu
perusahaan milik Negara yang berasal dari penggabungan dua perusahaan
Negara yaitu PN Zatas dan PN Asam Arang pada tahun 1971. PN Zatas
berasal dari nasionalisasi perusahaan swasta milik Belanda yang didirikan
tahun 1912 dengan nama H.V.W.A Hoeks Machineen Suurstoof Fabrik
berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 134 Tahun 1961, sedangkan PN
Asam Arang berasal dari nasionalisasi perusahaan swasta milik Belanda
yang didirikan pada tahun 1929 dengan nama Maatschapiy Tot Exploitatic
Van Vasthighoden Coroline. Pada tahun 1936 nama perusahaan ini diubah
menjadi N.L. Javascehche Koolzuur Fabrik. Nasionalisasi perusahaan ini
dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 217 Tahun 1961 dan
ditetapkan sebagai Perusahaan Milik Negara (PN) dengan nama PN Asam
Arang. PN Zatas berkembang pesat dan mendirikan pabrik di Semarang,
Makassar dan Medan, sementara PN Asam Arang kurang berkembang.
Kemudian di tahun 1971 kedua perusahaan ini digabung menjadi PT.
Aneka
Gas
Industri
(Persero)
Perindustrian.
dan berada
dibawah
Departemen
10
Lokasi Pabrik
Dalam mendirikan pabrik, lokasi merupakan salah satu penentu
apakah pabrik itu akan maju atau tidak. Dimana pemilihan lokasi pabrik
ini dilakukan dengan perancangan dan pertimbangan yang matang. PT.
Aneka Gas Industri Wilayah V Jawa Timur terletak di Jl. Raya Surabaya
Mojokerto Km 19 Bringin Bendo, Kecamatan TamanSidoarjo. Pemilihan
letak pabrik ini didasarkan atas beberapa pertimbangan, antara lain :
a. Transportasi mudah karena kondisi jalan dan angkutan cukup memadai.
Dekat dengan jalan tol sehingga akses untuk pemasaran dalam dan luar
kota serta permintaan bahan baku mudah dipenuhi.
b. Pemasaran lebih mudah karena dekat dengan industri-industri yang
memerlukan gas industri.
c. Tenaga kerja mudah diperoleh karena terletak di kawasan industri. Di
Surabaya dan Sidoarjo tersedia sumber daya manusia yang cukup.
d. Utilitas yang mudah didapat, seperti tersedianya aliran listrik oleh PLN
dan kualitas air sumur yang masih baik.
3.
lainnya
diatur
secara
fleksibel
dan
efisien
sehingga
11
5.
12
6.
Visi dan misi PT. Aneka Gas Industri Wilayah V Jawa Timur :
a. Visi
Visi dari PT. Aneka Gas Industri Wilayah V Jawa Timur ialah
menjadi perusahaan gas industri terbaik dengan jaringan terluas di
Indonesia
b. Misi
1) Menjamin dan memenuhi kebutuhan serta keinginan para stake
holder.
2) Menerapkan sistem manajemen mutu yang berwawasan lingkungan.
3) Meningkatkan
kompetensi
dan
kinerja
karyawan
secara
berkelanjutan.
4) Meningkatkan pelayanan dengan memperluas jaringan usaha.
5) Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi guna
mendukung pengembangan usaha.
7.
Kebijakan Perusahaan
Kebijakan Mutu PT. Aneka Gas Industri Wilayah V Jawa Timur:
PT. Aneka Gas Industri V Jawa Timur sebagai perusahaan yang
memproduksi dan memasarkan gas industri, gas medis, dan perangkat
yang terkait dengan penggunaan gas serta instalasi kemitraan untuk
industri dan medis, bertekad untuk menyediakan dan menyerahkan produk
dan jasa tersebut kepada pelanggan dengan kondisi : TEPAT MUTU,
TEPAT WAKTU, TEPAT JUMLAH, AMAN BAGI MANUSIA DAN
LINGKUNGAN
SERTA
SESUAI
DENGAN
PERATURAN
13
PEMERINTAH.
Untuk mewujudkan hal tersebut, perusahaan menerapkan sistem
manajemen
mutu
dengan
mengacu
pada
standar
nasional
dan
Struktur Organisasi
Organisasi di PT. Aneka Gas Industri Wilayah V Jawa Timur
termasuk unsur yang mendapat prioritas dari pihak manajemen, mengingat
peranan organisasi sangat menentukan terciptanya jalinan kerjasama yang
efektif dan efisien dari kelompok kerja dalam suatu kegiatan yang
mengarah pada upaya menjalankan fungsi sesuai dengan tuntutan
perusahaan. Selanjutnya untuk menjawab tuntutan perusahaan agar
senantiasa mampu menghadapi perubahan iklim bisnis yang semakin keras
dan tak terduga. Tugas dan wewenang pada tiap jabatan di PT. Aneka Gas
Industri Wilayah V Jawa Timur adalah :
a. General Manager
General Manager bertanggung jawab sepenuhnya atas
14
dibantu oleh
Supervisor
Special Gas,
15
e. Manager Accounting
Bertanggung jawab atas administrasi keuangan di PT. Aneka
Gas Industri Wilayah V Jawa Timur. Dalam pelaksanaan tugasnya
dibantu oleh Supervisor Accounting dan Colector.
f. Manager Teknik
Bertanggung jawab atas pemeliharaan dan perbaikan peralatan
dan
mesin
baik
internal
produksi
ataupun
eksternal.
Dalam
jawab
atas
masalah-masalah
internal
dan
16
Manager,
Manajer
Personalia
dan
Umum,
Manager
mengemban
tugas
untuk
melakukan
17
d. Security System
Tim keamanan PT. Aneka Gas Industri Wilayah V Jawa Timur
terdiri dari 11 orang security. Pada bagian security diberlakukan sistem
kerja shift.
11. Fasilitas Penunjang
PT. Aneka Gas Industri Wilayah V Jawa Timur memberikan
fasilitas-fasilitas penunjang di luar gaji untuk memberikan dorongan agar
kinerja karyawan menjadi lebih baik. Fasilitas-fasilitas itu antara lain :
a. Uang Bonus
Uang bonus ini diberikan kepada karyawan bila dapat
melampaui target yang telah diberikan. Biasanya diberikan tiap bulan
dengan target tertentu dalam satu bulan tersebut. Bonus ini diberikan
kepada semua golongan karyawan. Bonus biasanya diadakan oleh
kantor wilayah, tetapi juga diadakan oleh kantor pusat untuk
meningkatkan kinerja tiap-tiap wilayah.
b. Uang Lembur
Uang lembur ini tidak belaku untuk semua karyawan. Uang
lembur ini hanya berlaku bagi karyawan dengan tingkat golongan
dibawah golongan V (Foreman, Operator dan karyawan lepas).
Golongan V ke atas (Supervisor hingga Manajer) tidak diperbolehkan
kerja lembur, karena dianggap telah menjadi kewajiban. Pengaturan
kerja lembur dilakukan oleh masing-masing manager yang kemudian
18
kerohanian
ini
meliputi
kebebasan
untuk
19
B. Proses Produksi
Proses produksi di PT. Aneka Gas Industri Wilayah V Jawa Timur
terbagi 4 plant, yaitu :
1. ASP Plant
a. Persiapan Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan dalam Air Separator Plant ini
adalah udara bebas yang diambil dari lingkungan pabrik. Udara bebas
dari lingkungan pabrik sebelum
Pendinginan
pada
intercooler
dimaksudkan
untuk
20
dari
menaikkan
tekanan
udara
adalah
untuk
21
Box
(K-200)
yang
memiliki suhu
kerja
sangat
rendah,
22
23
24
4) Crude Argon dari Crude Argon Column (T-241) dengan suhu -185oC.
Gas yang mengalami pendinginan pada Main Heat Exchanger
adalah:
1) Udara proses dari MS Adsorber (V-151A/B) dengan suhu 15 oC
menjadi -171 oC.
2) Gas Argon dari After Filter dari unit Argon Purification (U-500)
didinginkan dari suhu 15 oC. menjadi -181 oC.
Berikut ini adalah gambaran aliran gas yang masuk dan keluar
Main Heat Exchanger :
25
26
27
b. Tahap Pelelehan
Pada tahap pelelehan ini, proses dilakukan di dalam melter. Pada
melter terbagi dua bagian yaitu bagian pengisian dan bagian pemakaian.
Pada bagian melter dilengkapi dengan heater yang dapat dilakukan
dengan kontrol sendiri. Ammonium nitrat dimasukkan ke dalam melter
bagian
pengisian
dengan
mengontrol
suhunya
115 oC.
Setiap
gas
meninggalkan
gas
dilewatkan
reaktor
melalui
berisi
uap,
condensor
untuk
untuk
28
29
30
gas buang digunakan untuk mengeluarkan gas terus menerus dari atas
selama reservoir dalam proses pengisian.
Gas cair yang sudah ditampung dalam reservoir, siap untuk diisi
ke dalam silinder-silinder. Sebelum diisi, udara yang terdapat pada
silinder-silinder terlebih dahulu divacumkan dengan pompa vacum.
Setelah divacumkan, silinder siap diisi dengan berat hasil pengisian
diperiksa dengan timbangan dan tekanan pengisian ditunjukkan dengan
manometer.
3. Acetylene Plant
a. Tahap Persiapan
1) Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan acetylene adalah
kalsium karbida (CaCl2) dan air. Disamping bahan baku digunakan
juga bahan pembantu yaitu Ricasol, Aceton, kalium bromida (KBr),
bromine (Br2), perak nitrat (AgNO3), serta minyak pelumas.
2) Setelah mempersiapkan bahan, dilakukan pemeriksaan terhadap alat
yang akan digunakan dalam proses produksi.
3) Bucket diisi karbit dalam jumlah yang telah ditentukan. Karbit dalam
bucket kemudian dimasukkan ke dalam hopper dengan cara ditarik
menggunakan air hoist crane. Namun sebelumnya dialirkan gas N2 ke
dalam bucket selama 2 menit dengan kecepatan 2030 m3 / jam.
Fungsi gas N2 ini adalah untuk menghilangkan udara di sela-sela
karbit. Selanjutnya bucket di atas mulut hopper yang sebelumnya telah
dibuka disertai serta claimnya. Pada saat tutup hopper dibuka, secara
31
produksi
dipertahankan
dengan
jalan
melakukan
32
33
2) Penampungan Gas
Setelah proses reaksi antara calcium carbida dengan air di
dalam body generator selesai, dan menghasilkan gas acetylene,
selanjutnya gas tersebut ditampung di penampungan gas yang disebut
dengan gas holder. Gas holder mempunyai kapasitas 30 m dan
tekanan operasi berkisar 180-280 mmH2O. Dari body generator gas
acetylene dialirkan melalui pipa masuk ke returning flame stopper
menuju gas holder.
Returning
flame
stopper
berfungsi
untuk
mencegah
34
telah terisi penuh, maka limit switch akan menghentikan kerja screw
conveyor.
c. Tahap Pemurnian
Di dalam body generator, dari hasil reaksi antara karbit dengan
air menghasilkan gas acetylene yang belum murni karena masih
mengandung Phospin (PH3), Hydrogen sulfit (H2S), Amonia (NH3), dan
Air (H2O). Oleh karena itu perlu dimurnikan dari gas lain yang
terkandung di dalamnya.
Adanya gas-gas lain yang terkandung di dalam gas acetylene
disebabkan oleh komposisi carbide yang pada umumnya masih
mengandung CaP2, CaS, Ca3P2. Apabila direaksikan dengan air akan
menghasilkan :
1) Ca3P2 + 6 H2O 3 Ca (OH)2 + 2 PH3
2) CaS + 2 H2O Ca (OH)2 + H2S
3) Ca3N2 + 6 H2O 3 Ca (OH)2 + 2 NH3
Gas-gas yang terkandung di dalam acetylene sangat berpengaruh
terhadap gas acetylene yang dihasilkan, pengaruh tersebut antara lain :
1) Mengurangi nilai bakar
2) Menggangu kesehatan
3) Mudah meledak
4) Mengurangi kemurnian gas acetylene
Alat-alat yang digunakan pada tahap pemurnian gas adalah alatalat yang berfungsi menyerap gas-gas yang ikut tercampur dalam gas
35
mengandung air.
4) Filter Control
Berfungsi
untuk
pengontrol
terhadap
kekeringan
gas
36
37
38
39
mengetahui adanya
acetylene.
(b) Menimbang silinder.
(c) Mengisi kekurangan berat aceton.
(2) Silinder yang berat kosongnya (Tare Weight) tidak diketahui,
harus dikeluarkan (tidak boleh dipakai) dan tidak boleh diisi
dengan gas acetylene.
(3) Silinder milik pelanggan
(4) Silinder baru
Pemeriksaan yang harus dilakukan:
(a) Pengisian gas acetylene hingga tekanan 5 kg/cm,
kemudian disimpan selama 24jam.
(b) Memeriksa kemurnian gas acetylene dalam silinder, bila
kemurnian di atas 98%, berati silinder dapat dipakai. Bila
kemurnian di bawah 98%, gas acetylene dikeluarkan
sedikit demi sedikit sehingga kemurniannya mencapai
98%.
e) Timbangan (Scale)
Penimbangan silinder acetylene dilakukan:
(1) Setelah gas acetylene yang tertinggal dikembalikan ke gas
40
41
C. Higiene Perusahaan
1. Faktor Fisika
a. Kebisingan
1) Sumber
Sumber kebisingan di PT. Aneka Gas Wilayah V berasal dari
mesin- mesin dalam N2O Plant dan di Air Separation Plant, Acetylene
Plant dan pada proses filling botol maupun road tank. Waktu
pemaparan di setiap plant adalah 7 jam per hari dan bising yang
ditimbulkan adalah bising continue dengan spektrum frekuensi sempit
dimana timbul dari penggunaan mesin-mesin yang memproduksi gas.
2) Monitoring
Pengukuran kebisingan telah dilakukan oleh Balai Besar Teknik
Kesehatan
Lingkungan
dan Pemberantasan
Penyakit Menular
42
43
b. Penerangan
1) Sumber
a)
b)
2) Monitoring
Belum dilakukan monitoring atau pengukuran penerangan.
3) Pengendalian
Penyediaan penerangan disiapkan untuk memenuhi rasa nyaman
dalam melaksanakan pekerjaan. Namun hingga saat ini perusahaan
belum melakukan pengukuran penerangan baik pengukuran internal
perusahaan maupun eksternal.
c. Getaran
1) Sumber
Getaran disebabkan oleh proses
44
2) Monitoring
Belum dilakukan monitoring atau pengukuran getaran.
3) Pengendalian
Pada sumber getaran yang menyebabkan paparan tangan pada
pekerjaan menggerinda dilakukan pengendalian dengan memberikan
sarung tangan untuk meminimalkan paparan. Pada alat angkut
diberikan bantalan duduk dan sarung tangan untuk mengurangi
getaran.
d. Iklim Kerja
1) Sumber
Suhu Kerja di PT. Aneka Gas Industri dipengaruhi oleh keadaan
iklim di Sidoarjo yang panas menyebabkan pekerja mudah lelah dan
dehidrasi. Panas juga berasal dari mesin-mesin di Air Separation Plant
(ASP)
2) Monitoring
Telah dilakukan pengukuran tekanan selama 1 kali dalam
setahun oleh pihak BBTKL-PPM yang tertera pada lampiran 4.
3) Pengendalian
PT. Aneka Gas Industri Wilayah V menyediakan control room, air
minum untuk mencegah dehidrasi, dan office dengan fasilitas Air
Conditioner (AC).
45
2. Faktor Kimia
a. Debu
1) Sumber
Pada salah satu proses produksi yakni kegiatan produksi
acetylene
menggunakan
bahan
baku
calcium
carbida
yang
Lingkungan
(BBTKL-PPM)
Surabaya
yang hasilnya
masker
atau
respirator.
Kegiatan
bersih-bersih
46
b. Gas
1) Sumber
PT. Aneka Gas Industri Wilayah V Jawa Timur merupakan
perusahaan produksi gas. Sifat gas-gas hasil produksi bermacammacam yaitu bersifat racun, mudah terbakar (flammable), mudah
meledak (explosive), korosif, serta iritan dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Sifat-Sifat Gas
No Produk
1 O2 (gas)
2 O2 (liquefied)
3 N2 (gas)
4 N2 (liquefied)
5 Ar (gas)
6 Ar (liquefied)
7 N2O (gas)
8 Acetylene (gas)
9 Mix gasess
Sifat
Oksidator, bertekanan
Oksidator
Inert
Asphyxian
Asphyxian
Asphyxian
Asphyxian
Highly Flammable
Tergantung gas tercampur
udara
dan
gas
dilaksanakan
bersamaan
47
Aneka
Gas
Industri
Wilayah
V Jawa
Timur
soda
(NaOH),
Asam
sulfat (H2SO4),
Kalium
Permanganat (KMnO4).
d) Mix gas plant menggunakan oli sebagai minyak pelumas.
2) Monitoring
Pengawasan dalam penggunaan bahan kimia ditandai
dengan adanya Material Safety Data Sheet (MSDS) pada setiap
bahan
kimia
termasuk
Bahan
Berbahaya
Beracun
(B3).
48
3) Pengendalian
Inspeksi
harian,
sosialisasi
tentang
MSDS
kepada
pada
kamar
mandi
dan
lingkungan
pabrik.
Upaya
49
4. Faktor Fisiologis
Untuk hasil faktor fisiologis/ergonomi secara lanjut akan dibahas
dalam sub bab Ergonomi.
5. Faktor Mental Psikologis
a. Sumber
Gangguan mental psikologis yang dialami oleh pekerja diakibatkan
oleh pekerjaan itu sendiri seperti pekerjaan yang monoton, shift kerja,
beban kerja yang tidak sesuai dengan kemampuan, lingkungan kerja yang
panas dan bising. Selain itu ada pekerja yang sedang mengalami
masalah-masalah pribadi yang mengganggu pikiran dan keadaan
psikologis pekerja. Hal-hal tersebut dapat berpengaruh pada kemampuan
kerja atau semangat kerja, hal ini dapat menurunkan kualitas maupun
kuantitas daripada hasil kerjanya itu sendiri.
b. Monitoring
Belum dilakukan monitoring gangguan mental psikologis terhadap
pekerja
c. Pengendalian
Antisipasi yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengatasi
bahaya stres dari tenaga kerja antara lain dengan pemberian jam istirahat
selama 1 jam dari jam 12.00-13.00, penyediaan sarana olahraga setiap
tenaga kerja.
50
D. Kesehatan Kerja
Di PT. Aneka Gas Industri Wilayah V Jawa Timur belum memiliki
struktur organisasi pelayanan kesehatan kerja dan klinik secara mandiri
sehingga belum dilaksanakan secara maksimal. Kesehatan Kerja yang
dilakukan oleh perusahaan antara lain :
1. Struktur Organisasi
Belum memiliki struktur organisasi kesehatan kerja, sehingga
dirangkap oleh Department HSE yang di pimpin oleh Safety Koordinator.
2. Pelayanan Kesehatan Kerja
Macam-macam pelayanan kesehatan kerja di PT. Aneka Gas Industri V,
diantaranya :
a. Pemeriksaan Kesehatan Awal, Berkala dan Khusus
PT. Aneka Gas Industri V hanya melakukan Pemeriksaan
kesehatan berkala yang dilakukan setiap 1 tahun sekali yang dimulai
dari bulan Juni 2012. Tujuan dari pemeriksaan kesehatan berkala yaitu
untuk menilai sedini mungkin adanya pengaruh-pengaruh dari
pekerjaan atau lingkungan kerja. Pemeriksaan kesehatan berkala
meliputi pemeriksaan fisik yaitu: tinggi badan, berat badan, kelainan
pada tubuh, tensi dan nadi dan lain-lain. Pemeriksaan berkala
melakukan
pemeriksaan
rontgent,
pemeriksaan
laboratorium,
51
pekerjaan
terhadap
tenaga
kerja
sangat
52
53
tempat
kerja dengan
Alat
Pelindung
Diri
54
55
4. Gizi Kerja
Di PT. Aneka Gas Industri Wilayah V Jawa Timur belum memiliki
kantin maupun ruang makan bagi pekerja, tetapi perusahaan memberikan
empat kaleng susu setiap 1 bulan sekali sebagai upaya untuk memenuhi
kebutuhan gizi pekerja.
5. Jamsostek
Jaminan sosial yang diberikan PT. Aneka Gas Industri Wilayah V
Jawa Timur kepada karyawannya berupa Jamsostek untuk karyawan
dengan golongan kerja dibawah golongan V. Sedangkan untuk karyawan
dengan golongan V keatas diberikan jaminan sosial dari Sinarmas.
Jaminan sosial yang diberikan meliputi :
a. Jaminan Hari Tua (JHT)
b. Jaminan Kematian (JKM)
c. Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)
d. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK)
E. Keselamatan Kerja
1. Potensi Bahaya
Potensi-potensi bahaya yang terdapat di lingkungan kerja PT.
Aneka Gas Industri Wilayah V antara lain :
a. Bahaya Kebakaran
1) Sumber
Potensi kebakaran terdapat disemua area mulai dari area
produksi, maintenance sampai office mempunyai potensi bahaya
56
APAR
untuk
dan
potensi
hydrant
kebakaran
dimasing-masing
dengan
shop.
57
58
59
e. Bahaya Tertabrak
1) Sumber
Perusahaan banyak menggunakan alat untuk membantu
kegiatan produksi, misalnya saja forklift, towing, mobil, truk dan
lain-lain sehingga menyebabkan potensi bahaya tertabrak sangat
tinggi.
2) Penanggulangan
Adapun cara penanggulangan bentuk kecelakaan tertabrak
yaitu dengan membuat pagar pembatas, selain itu juga diberikan
tanda atau rambu yang mempunyai arti atau makna masing masing,
misalnya:
a) Hijau : Untuk area pejalan kaki
b) Hitam bergaris putih (zebra cross) : Untuk area penyebrangan
pejalan kaki
c) Kuning bergaris hitam (tiger cross) : Adanya material yang
bergerak, seperti mesin, robot, dan lain-lain.
d) Bentuk persegi dengan sisi berwarna kuning dan didalam
berwarna merah : Adanya kegiatan loading-unloading forklift.
Dari identifikasi tersebut maka dapat mengurangi angka
kecelakaan tertabrak karena sudah dibuat jalur masing-masing.
60
f. Bahaya Terjatuh
1) Sumber
Bersumber pada saat bekerja di ketinggian atau pada saat
menaiki tangga.
2) Penanggulangan
Upaya pengendalian yang dilakukan adalah melengkapi
tangga dengan pegangan yang kuat, memasang rambu-rambu
pengaman, memasang poster tanda bahaya, serta menyediakan
safety belt dan safety helmet bagi tenaga kerja yang bekerja di
ketinggian lebih dari 1,5 m dari permukaan tanah.
2. Alat Pelindung Diri (APD)
a. Jenis-jenis APD
Salah satu upaya pengendalian bahaya adalah dengan
mewajibkan tenaga kerja menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)
dengan baik dan benar bagi tenaga kerja yang bekerja pada tempat
berpotensi bahaya tinggi. Jenis Alat Pelindung Diri yang disediakan
sebagai berikut :
1) Pelindung Kepala
Pelindung kepala yang telah disediakan untuk tenaga kerja,
antara lain:
a) Bump Cup
Bentuk bump cup seperti helm, tetapi tanpa adanya tali
yang digunakan sebagai pengikat. Dan fungsi dari bump cup
61
menyemprot
cat,
daerah
berdebu,
62
3) Pelindung Muka
Pelindung muka pada area welding. Perlindungan ini
digunakan karena adanya percikan bunga api/spark karena proses
pengelasan maupun spot. Pelindung muka melindungi antara leher
depan sampai hidung.
4) Pelindung Telinga
Melindungi telinga tenaga kerja dari kebisingan yang
dikeluarkan oleh mesin. Pelindung telinga yang disediakan yaitu
earplug dan earmuff.
5) Pelindung Pernapasan
Pelindung pernafasan berfungsi melindungi pernapasan
tenaga kerja dari bahan-bahan yang dapat mengganggu kerja paruparu. APD yang disediakan yaitu:
a) Masker kain
Digunakan hanya melindungi karena adanya debu yang
berterbangan di udara. Masker kain hanya dapat mampu
menyaring debu yang berterbangan di udara.
b) Personal Breathing Aparatus
Di semua area produksi menggunakan jenis alat
respirator ini. Karena bahan yang dikeluarkan adalah berupa
gas yang tidak bisa di filter menggunakan masker biasa.
63
64
65
harus
mengadakan
inspeksi
bersama
ke
lokasi
untuk
yang akan
untuk
jenis
pekerjaan
yang
tercantum
dalam
pernyataan perijinan.
4) Pihak pelaksana/pekerja yang melakukan perkerjaan tersebut harus
menyimpan dan memperhatikan perijinan tersebut.
5) Departemen, SHE Committe dan pelaksana/kontraktor harus
menentukan
pengawas
K3LK
selama
pekerjaan
tersebut
berlangsung.
b. Safety Patrol
Safety Patrol merupakan kegiatan inspeksi yaitu dengan
melakukan keliling di setiap area di perusahaan untuk mencari keadaan
yang tidak sesuai dengan standar dan temuan tersebut akan dibuat
laporan untuk selanjutnya dipresentasikan.
1) Tujuan Safety Patrol
Safety patrol di PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia
mempunyai beberapa tujuan, yaitu:
66
perhatian pimpinan
67
dalam
menanggulangi
masalah
kebakaran
68
tidak
terhalang dari
69
2) Hydrant
Perusahaan mempunyai hydrant box dan hydrant pilar yang
terdapat di area perusahaan dengan air sebagai pemadamnya.
Hydrant tersebut dirangkai pada suatu sistem dan di tempatkan
diluar gedung tidak terhalang dan tidak terhalang oleh apapun
sehingga mudah untuk dilihat. Pemeriksaan yang dilakukan
meliputi pemeriksaan fisik terhadap kondisi hydrant, kran, lilitan
selang, nozzle dan aliran air yang keluar.
3) Alarm Kebakaran
Perusahaan telah mempunyai fire alarm. Alarm kebakaran
ini bekerja dengan cara ditekan apabila terjadi kebakaran, dengan
adanya tanda tersebut, tenaga kerja dan petugas akan waspada dan
mengambil tindakan penanggulangan bahaya kebakaran. Terdapat
alarm kebakaran di setiap tempat kerja. Alarm tersebut harus
ditekan apabila terjadi suatu kebakaran di tempat kerja. Dengan
penekanan ini maka akan membunyikan alarm di semua bagian di
tempat kerja.
Hal ini sebagai tanda awal terjadinya kebakaran, dengan
begitu semua tenaga kerja dan petugas harus waspada dan
melakukan tindakan penanggulangan. Alarm tersebut dihubungkan
ke panel pengawas yaitu dibagian satpam sehingga petugas dapat
mengetahui tempat terjadinya kebakaran. Alarm tersebut telah
didistribusikan ke setiap bagian dan dipasang di tempat yang
70
pengetahuan
tentang
cara
menanggulangi
kebakaran.
d) Mengetahui cara penggunaan APAR dan Hydrant.
71
72
pelindung diri yang digunakan operator boiler adalah ear plug, safety
shoes dan safety gloves
7. Keselamatan Kerja Bahan Kimia.
Keselamatan kerja yang berhubungan dengan bahan kimia sudah
terdapat
aturan-aturan
dan
standar
disetiap
area
kerja
dalam
73
ledakan dan kebakaran. Untuk itu dipasang sekering dan saklar yang akan
memutuskan arus secara otomatis. Sedangkan untuk instalasi petir
digunakan sistem grounding dan circuit breaker System.
F. Ergonomi
1. Sikap Kerja
Di PT. Aneka Gas Industri Wilayah V Jawa Timur kegiatan yang
paling banyak dilakukan adalah handling botol, dimana di dalam
kesehariannya masih banyak dijumpai sikap kerja yang tidak sesuai,
penerapan ergonomi yang tidak baik, pengaturan kerja yang yang tidak
tepat. Hal ini akan mengakibatkan pekerja tidak merasa nyaman dan akan
mengakibatkan turunnya produktivitas kerja.
Upaya pengendalian yang telah dilakukan yaitu perusahaan telah
menetapkan
peraturan
tentang
sikap
kerja
yang
ergonomis
dan
menggunakan alat bantu seperti troller dan forklift dalam handling botol.
Peraturannya ialah sebagai berikut :
a. Botol tidak boleh ditidurkan, digelindingkan pada permukaan kasar dan
tidak rata, tidak boleh dibanting.
b. Botol dipindahkan dengan cara digeser menggunakan tangan dan kaki
sehingga pekerja mamakai safety shoes dan sarung tangan.
c. Botol disimpan di tempat aman, terkontrol, dan berventilasi cukup,
terlindung dari panas.
d. Botol Oksigen dan Acetylene dan Hidrogen tidak dijadikan satu tempat
tanpa jarak dan partisi.
74
2. Sistem Kerja
PT. Aneka Gas Industri Wilayah V Jawa Timur memiliki 2 sistem kerja
yaitu :
a. Jam kerja
Tenaga kerja yang termasuk tenaga kerja reguler adalah
mereka yang bekerja secara teratur sesuai dengan waktu dan hari kerja
normal. Jam kerja reguler adalah sebagai berikut :
a) Hari
: Senin - Sabtu
b) Jam
: 07.00-15.00 WIB
b) Shift siang
: 15.00-23.00 WIB
c) Shift malam
: 23.00-07.00 WIB
75
a) Shift pagi
: 07.00-15.00 WIB
b) Shift siang
: 15.00-23.00 WIB
c) Shift malam
: 23.00-07.00 WIB
d) Shift ke 4 adalah shift yang tidak masuk shift pagi, siang, dan
malam sehingga yang mendapat shift ke 4 libur 2 hari. Shift di ASP
berjalan secara bergantian.
3) Acetylene plant terdapat 2 shift kerja
a) Shift pagi
: 08.00-16.00 WIB
b) Shift siang
: 16.00-20.00 WIB
: 07.00-15.00 WIB
e. Shift siang
: 15.00-23.00 WIB
f. Shift malam
: 23.00-07.00 WIB
g. Shift ke 4 adalah shift yang tidak masuk shift pagi, siang, dan
malam sehingga yang mendapat shift ke 4 libur 2 hari. Shift di pos
satpam berjalan secara bergantian.
G. Manajemen K3
Di PT. Aneka Gas Industri Wilayah V Jawa Timur sistem manajemen
K3 belum berjalan maksimal, karena belum adanya penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).untuk OHSAS
18001:2007 akan mulai dilaksanakan di pertengahan tahun 2013. Perusahaan
hanya menerapkan ISO 9001:2008 mengenai Manajemen Mutu. Namun untuk
76
manajemen tanggap darurat PT. Aneka Gas Industri Wilayah V Jawa Timur
telah membuat prosedur rencana tanggap darurat apabila terjadi keadaan
darurat, seperti kebakaran, ledakan, gas bocor dan bencana alam. Rencana
tanggap darurat ini bertujuan untuk mencegah atau menekan dampak dari
kecelakaan terhadap tenaga kerja di pabrik dan masyarakat sekitarnya,
terhindar dari kerugian benda dan peralatan milik pabrik, serta dapat mencegah
atau menekan kerusakan lingkungan di sekitar pabrik. PT. Aneka Gas Industri
Wilayah V Jawa Timur juga telah membentuk tim kebakaran dan tim P3K.
H. Lingkungan
Pemantauan lingkungan di PT. Aneka Gas Industri Wilayah V Jawa
Timur kurang begitu baik, karena masih banyak alat-alat atau mesin-mesin
yang tidak terpakai berserakan di lingkungan pabrik. Selain itu juga tumbuh
rumput-rumput liar di sekitar pabrik. Upaya-upaya yang telah dilakukan
perusahaan untuk mengatasi hal di atas ialah :
1. Melakukan bersih-bersih sebagai penerapan 5R yang dilakukan setiap hari
Sabtu pagi di masing-masing plant.
2. Memperkerjakan tenaga kerja untuk melakukan pemangkasan rumputrumput liar setiap harinya.
3. Limbah
PT. Aneka Gas Industri Wilayah V Jawa Timur menghasilkan
limbah sebagai berikut :
77
a. Limbah Padat
Limbah padat yang dihasilkan di perusahaan adalah drum
bekas karbit, plastik, kertas, besi bekas, tabung afkir. Untuk limbah besi
dan drum bekas dikumpulkan terlebih dahulu, setelah terkumpul maka
akan dijual dan dana hasil penjualan akan dimasukkan ke kas karyawan.
b. Limbah Cair
Limbah cair yang berasal dari Water cooling System langsung
dialirkan ke selokan pabrik tanpa pengolahan terlebih dahulu.
c. Lumpur hasil pengolahan karbid
Limbah lumpur hasil pengolahan karbit tidak beracun dan
tidak berbahaya sehingga tidak diperlukan adanya pengolahan oleh
karena itu limbah yang dihasilkan dari proses pembuatan gas acetylene
dijual kepada pihak ke-3 karena dapat dimanfaatkan sebagai bahan
baku pembuatan batako.