2. Pertanyaan tertutup
Adalah pertanyaan yang sangat fokus dan membatasi kebebasan responden untuk
menentukan jumlah dan membatasi kebebasan responden untuk menentukan
jumlah dan jenis informasi yang disediakan.
Pertanyaan tertutup terbagi tiga :
jawaban yang dibatasi. Bertanya juga lebih spesifik, potongan informasi terbatas.
Contohnya: Jenis minuman ringan apa yang paling sering anda beli?
untuk memilih jawaban. Pertanyaan ini sangat membatasi dan dapat meminta
responden mengidentifikasi bagian kecil informasi.
Contohnya:
Maskapai penerbangan domestik mana yang paling sering anda pilih?
a. U.Sairways
b. Delta
c. American
d. United
e. Air Tran
f. Southwest
Pertanyaan Bipolar adalah pertanyaan yang menawarkan kutub yang berlawanan
sebagai jawaban. Pertanyaan tertutup mungkin bersifat bipolar karena mereka
membatasi pilihan responden untuk dua kutub.
berlawanan seperti :
Apakah anda seorang konservatif atau liberal?
seperti :
Apakah anda pergi ke permainan pada hari minggu?
Keuntungan pertanyaan tertutup:
a) Memungkinkan pewawancara untuk mengontrol panjangnya jawaban dan
memandu responden untuk informasi spesifik yang diperlukan.
b) Memungkinkan untuk mengajukan lebih bnyak pertanyaan, dilebih banyak
bidang, pada waktu yang singkat.
c) Jawaban pun mundah untuk dicatat, ditabulasi, dan dianalisis dari satu
wawancara ke wawancara lain.
1. Karena fokus pertanyaan sifat, sering data yang didapat terlalu sempit, kaku ,
dan kurang mendalam.
2. Tidak mampu mengungkap alasan dengan panjang lebar.
3. Tidak mampu mengungkap hal yang bersifat pribadi seperti subjek terhadap
suatu hal.
Perbandingan dari contoh pertanyaan terbuka dan tertutup :
Pertanyaan terbuka
Pertanyaan tertutup
Apa alasan anda selalu mengerjakan pekerjaan rumah pada detik-detik terakhir
dari waktu yang ditentukan?
seperti
ceritakan
tentang
diri
anda..,
apa
rasanya
di
Afghanistan...
3. Penggantian dari terbuka ke tertutup
Pertanyaan ini terjadi ketika kita menanyakan sebuah pertanyaan terbuka, tetapi
sebelum responden meresspon, kita mengulang kata-kata ke pertanyaan tertutup
atau bipolar. Contohnya: Bagaimanakah perkembangan anak anda setelah terapi
yang dilakukan dalam beberapa waktu terakhir, apakah ada perubahan yang
terjadi?.
4. Inkuisisi Berlaras Dua
Pertanyaan inkuisisi berlaras dua terjadi ketika anda meminta dua (atau lebih)
pertanyaan pada saat bersamaan, bukan sebuah pertanyaan yang tunggal yang
tepat. Pertanyaan berlaras dua yang umum dalam interaksi contohnya adalah :
Ceritakan tentang hobi anda dan bagaimana hobi tersebut membantu anda
bersantai setelah hari sibuk. Hindari jebakan berlaras dua dan bahayanya dengan
mengajukan satu pertanyaan pada satu waktu jika anda mengajukan pertanyaan
berlaras dua, ulangi bagian yang tidak dijawab responden.
5. Dorongan Memimpin
Dorongan memimpin terjadi ketika anda mengajukan pertanyaan yang
menunjukkan cara seseorang harus merespon. Mendorong mungkin disengaja
(anda ingin mempengaruhi jawaban) atau tidak disengaja (anda tidak sadar telah
mendorong). Contohnya: Saya akan ikut sesi ujian bantuan, apakah kamu juga?
Kadang pewawancara tidak menyadari telah mengajukan pertanyaan yang
memimpin dan tidak menyadari bahwa responden mungkin telah memberikan
anda jawaban yang lebih condong untuk menyenangkan pewawancara dan
menghindari konfrontasi.
6. Permainan Menebak
Jebakan permainan menebak tejadi ketika anda coba menebak informasi, bukan
menanyakannya. Menebak hanya membuang waktu dan energi ketika sebuah
pertanyaan terbuka tunggal, seperti apa yang anda lihat?, akan menghasilkan
informasi secara cepat dan efisien. Hindari jebakan permainan menebak dengan
bertanya daripada menebak dan mengandalkan pertanyaan-pertanyaan terbuka.
Contoh
pertanyaan
permainan
menebak:
Apakah
adegan
itu
cukup
mengerikan?.
7. Respon Ya (Tidak)
Jebakan respon ya (tidak) terjadi ketika anda bertanya pertanyaan yang hanya
memiliki satu jawaban yang jelas, ya atau tidak. Masing-masing pertanyaan
berikut ini kemungkinan untuk mendapatkan respon yang diramalkan. Contoh :
Apakah anda sering meminum alkohol ?
DAFTAR PUSTAKA
Sumber :
Akbar, S. N. (2016). Pengantar Psikodiagnostik III (Wawancara). Banjarbaru:
Program Studi
Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat.
Stewart, C.JR., Cash, W.B. (2012). Interview Prnsip dan Praktik. Jakarta : Salemba
Humanika
Hardiansyah, Haris. (2015). Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu Psikologi.
Jakarta: Salemba Humanika