Disusun oleh :
DESTIANA PURNAMA
260110140097
Daya pisah
Tujuan kromatografi ialah memisahkan komponen cuplikan dalam waktu
yang masuk akal, menjadi pita atau puncak, ketika cuplikan itu bergerak melalui
kolom. Daya pisah R, antara dua puncak dapat diukur secara kuantitatif seperti
ditunjukkan dalam persamaan 2.1
R=
t R 2tR 1
w 2w 1
2
2t
w 2+w 1
(2.1)
Harga tR2 dan tR1 adalah waktu tambat komponen, dukur pada titik
maksimum puncak dan t dalah selisih antara tR2 dan tR1. Harga w2 dan w1 ialah
lebar alas puncak, dinayatakan dalam satuan waktu seperti tampak pada gambar 2.2.
jika puncak terelusi dengna waktu tambat yang serupa, biasanya lebar alas puncak
hampir sama. Dalam hal seperti ini kita dapat menghitung r dengan persaman 2.2.
Jika daya pisah 0,4 atau lebih kecil, puncak tidak menunjukkan secara jelas
adanya dua komponen atau lebih. Akan tetapi, jika daya pisah 0,5 atau lebih,
kromatografiawan dapat mengidentifikasi jumlah komponen yang ada denga jelas.
Dengan cara itu, kita dapat menghitung dengan cepat panjang kolom yang diperlukan
untuk mencapai daya pisah yang diperlukan untuk pekerjan kualitatif atau kuantitatif.
Dalam hal ini, diperlukan daya pisah sekitar 1,0 untuk melihat bukti yang
jelas mengenai adanya dua komponen.
Koefisien kolom
Jika koefisien rendah, kita dapat memperbaiki daya pisah dengan
memperbaiki koefisien itu, yang dapat diukur secara kuantitatif seperti pada
persamaan berikut
N=
tR 2
tR 2
tR
=16
=5,5
w
w 1 /2
( ) ( )
(Johnson, 1991).
tambat dengan simpangan baku puncak, atau dengan lebar puncak pada setengah
tinggi, W1/2 atau dengan lebar puncak yang ditentukan dengan memperpanjang garis
singgung puncak sampai memotong garis alas, w (Johnson, 1991).
Semua faktor yang terdapat di depan hasil bagi diturunkan dari faktor statistik
yang mengaitkan ukuran puncak ini dengan bentuk puncak Gauss. Jumlah pelat teori
berbanding lurus dengan panjang kolom. Umumnya kolom yang lebih panjang
mempunyai jumlah pelat yang lebih banyak, tetapi penurunan tekanannya pun lebih
besar. Tinggi atau jarak yang setara dengan pelat teori, H atau HETP, merupakan
ukuran koefisienan kolom yang lebih disukai karena memungkinkan perbandingan
antara kolom yang panjangnya berlainan
H = HETP =
L
N
L adalah panjang kolom dan N adalah jumlah pelat teori. Kolom untuk kromatografi
cair berkecepatan tinggi biasanya mempunyai tinggi pelat dalam rentang 0,01 sampai
10 mm. Kolom yang baik memiliki nilai H yang lebih kecil (Johnson, 1991).
Pelebaran pita atau daerah bersumber pada tiga hal utama : (1) neka-alur
linarut melalui kemasan kolom; (2) difusi molekul; (3) pengaruh alih massa antara
fase diam dan fase gerak.
Neka-alur
Kecepatan zat cair yang bergerak melalui penampang garis tengah kolom
dapat berbeda secara berarti, bergantung pada struktur penyangga padat dalam kolom
(Johnson, 1991).
= tinggi pelat yang setara dengan pelat teori yang disebabkan oleh keragaman
dalam laju aliran melalui kolom
dp
(2.5)
Hp
Difusi Larut
Difusi merupakan cara molekul cara molekul yang kita kenal untuk terdispersi
atau bercampur, seperti ditunjukan gambar 2.8.
Dm
V
2 Dm
v
(2.6).
Hd
, dan ini
berkaitan dengan derajat kemasan kolom dalam membatasi difusi. Harganya biasanya
kurang dari 1.
Persamaan untuk pelebaran pita dalam KG sama dengan persamaan dalam KC,
tetapi besarnya difusi molekul di dalam zat cair sekitar
dalam fase gas. Oleh karena itu,
Hd
105
besarnya difusi di
pemisahan secara kromatografi cair berkecepatan tinggi. Akan tetapi, beberapa hal
dapat dilakukan untuk meminimumkan
Hd
, karena
difusi dihambat. Laju aliran yang tinggi akan memperkecil waktu huni di dalam
kolom dan ini pun memperkecil
Hd
terjadi pelebaran pita yang disebabkan oleh alih massa. Pelebaran pita yang
disebabkan oleh difusi molekul jarang menjadi faktor penting dalam menurunkan
koefisien kolom KC.
Kinetika Alih Massa Antara Fase Diam dan Fase Gerak
Laju pergerakan molekul cuplikan dalam fase diam dan fase gerak, biasanya
disebut kinetika alih massa, dapat menjadi penyebab pelebaran pita yang dominan
dan karena itu menentukan koefisien kolom. Seperti yang ditunjukan dalam gambar
2.9.
Gambar 2.9
Ketika berada dalam fase diam, molekul itu ditahan dan tertinggal di belakang
pusat pita ketika pusat pita itu bergerak terus ke ujung kolom. Ketika berada dalam
fase gerak, molekul bergerak bersama-sama dengan fase gerak. Kecepatannya lebih
besar daripada pusat pita karena kecepatan aliran selalu lebih besar daripada
kecepatan pita. Peralihan acak keluar-masuk fase diam dan fase gerak ini
menyebabkan dispersi dalam puncak kromatografi karena sejumlah molekul secara
kebetulan bergerak di depan molekul rata-rata dan molekul lainnya bergerak lebih
lambat dari molekul rata-rata. Dispersi atau pengenceran puncak kromatografi
diminimumkan
dengan
cara
memilih
kondisi
sedemikian
rupa
sehingga
Hs
H s=
QR d 2 v
Ds
(2.7).
= faktor konfigurasi yang bergantung pada bentuk genangan fase diam dan
faktor lain
= tetapan yang bergantung pada laju perpindahan nisbi linarut dalam fase gerak
Dm
= kecepatan aliran
Persamaan ini menunjukkan bahwa pelebaran pita yang disebabkan oleh fase
gerak merupakan fungsi dari , yaitu koefisien kolom yang ditentukan oleh struktur
kemasan (garis tengah kolom dan bentuk kolom). Koefisien kolom, , menurun jika
kemasan kolom disusun secara teratur dan ketat. Koefisien ini serupa dengan pada
persamaan 2.5.
Jika molekul berada dalam rongga besar fase gerak, diperlukan waktu lama
sebelum molekul tersebut berdifusi ke sisi rongga untuk bersentuhan dengan fase
diam. Akan tetapi, jika ukuran rongga itu diperkecil, jangka waktu antara dua
sentuhan dengan fase diam berkuran secara berarti. Ini ditunjukkan dalam persamaan
2.8.
Pelebaran Pita Total untuk Kolom Kromatografi Cair
Masing-masing suku yang dibahas di atas digabung untuk memperoleh tinggi
pelat kolom total H, seperti yang tampak pada persamaan 2.97.
H = Hp + Hd + Hs + Hm
(2.9).
Bentuk yang diperluas ditunjukkan pada persamaan 2.10
H = 2 dp + 2 Dm/v +qrd2 v/Ds + dp2 v/Dm
(2.10).
Suku pertama dan suku terakhir sangat penting dan menentukan kemasan
kolom modern. Keduanya mengandung garis tengah partikel, dp, sebagai factor. Ini
dapat menjelaskan mengapa begitu banyak penekanan pada pembuatan kolom dengan
ukuran partikel 5-10. Perbaikan keefisienan kolom dengan menurunnya garis tengah
partikel ditunjukkan pad agambar 2.12. Walaupun ada teori kromatografi yang
memprakirakan adanya peningkatan keefisienan dengan bertambahnya kecilnya
ukuran partikel, di masa lalu kolom jarang dikemas dengan kemasan yang bergaris
tengah lebih kecil dari 40 . Kemudian ditunjukkan bahwa hal ini disebabkan oleh
belum ditemukannya cara yang tepat untuk mengemas kolom dengan partikel
berukuran lebih kecil. Pengembangan cara kemas-lumpuran kerapatan-imbang oleh
Majors9 menghasilkan secara taat asas kolom mikropartikel yang jauh lebih efisien
daripada yang dihasilkan oleh kolom sebelumnya. Ini ditunjukkan berupa garis lurus
pada gambar 2.12.
Persamaan 2.9 dan 2.10 memperlakukan penyebab pelebaran pita yang
terpisah itu seakan-akan masing-masing berdiri sendiri-sendiri. Dalam praktek,
terdapat penggandengan antarsuku, yang bertindak memperkecil ketergantungan
persamaan ini pada aliran. Karena alasan tersebut, biasanya terdapat penurunan
kinerja kolom yang lebih kecil pada laju aliran yang tinggi daripada yang
diprakirakan oleh teori yang disederhanakan.
Tinggi daripada yang diprakirakan oleh teori yang disederhanakan. Hal ini
ditunjukkan dalam gambar 2.13 yang menunjukkan bahwa tinggi pelat untuk
kecepatan fase gerak yang lebih tinggi lebih cenderung tetap. Ini berarti kita sering
dapat menghemat waktu analisis dengan meningkatkan laju aliran tanpa kehilangan
daya pisah terlalu besar, seperti yang digambarkan dalam gambar 2.14. Penurunan
daya pisah yang kecil, yang disebabkan oleh pelaksanaan kromatografi pada laju
aliran yang tinggi, dapat diatasi dengan memanjangkan kolom sedikit. Dalam gambar
2.14, laju aliran telah diperbesar lima kali untuk menghemat waktu. Penurunan daya
pisah yang disebabkan oleh penurunan keefisienan kolom hanya sedikit saja.
Pengelusi
Detektor
: varian 254 nm
Cuplikan
: polistirena baku :
1. BM 1.800.000
2. BM 92.000
3. BM 4.000
Wf2
= pelebaran pita tampuk (fitting) yang terletak dalam saluran setelah injector
dan sebelum detector
We2
Wd2
Wc2
Pada kromatograf yang dirancang dengan baik, pengaruh bagian nonkolom dari
instrument, atau pengaruh luar kolom, diusahakan seminimum mungkin.
Daya Pilih Kolom
Cara lain memperbaiki daya pisah dalam pemisahan secara KCKT ialah
mengubah daya pilih kolom. Ini dapat dilakukan dengan mengubah fase diam
dan/atau fase gerak. Daya pilih kolom terhadap cuplikan merupakan fungsi
termodinamika proses pertukaran. Sudah tentu keefisienan merupakan fungsi dari
kinetika pertukaran tersebut.
Daya pilih kolom, , diukur dengan memisahkan puncak nisbi,
dan dinyatakan dengan:
tR 2tm t ' R 2 K 2
=
=
tR 1tm t ' R 1 K 1
(2.12).
tR1
tR2
tm
pelarut)
tR1
tR2
K1
K2
mm)
Cara 2 Vm dapat diukur dengan menyuntikkan senyawa yang tidak
ditahan oleh kolom, pada kondisi yang dipakai untuk pemisahan.
Misalnya, karena deuterium oksida tidak ditahan oleh kolom dalam
KVs
(2.13).
amino
dengan
mengubah
pH
fase
gerak
untuk
perubahan
laju
aliran
atau
tekanan
kolom
tidak
yang
besar
memperbaiki
pemisahan
tetapi
( )( k k+1 )
1
1
R 4 N
'
(2.15).
a
Misalnya, andaikan daya pisah yang diinginkan 1,25 dan daya pisan yang diperoleh
0,6.
Panjang kolom yang diperlukan
( 1,25
0,6 )
=4
Artinya, panjang kolom harus diperbesar 4 kali untuk mencapai daya pisah
yang diinginkan.
Persamaan 2.15 dapat juga disusun kembali untuk menghitung jumlah pelat
yang diperlukan (Nper) untuk mencapai daya pisah yang diinginkan, R, dengan
kolom dan cuplikan yang didefinisikan oleh k dan .
Nper = 16R
k ' +1
k'
(
( ) 1 )
(2.17)
Dengan menggunakan hara Nper dan harga kira-kira H yang diharapkan, kita
dapat menghitung panjang kolom yang diperlukan untuk mencapai pemisahan.
L = (HETP)(Nper)
Ini dapat membantu kromatografiwan memilih panjang baku kolom yang optimum
untuk memnuhi keperluannya.
Penuntun praktis memilih parameter kolom
Ada tiga kualitas pemisahan secara kromatografi, yaitu daya pisah, kecepatan
dan kapasitas. Kapasitas kolom penting jika kita ingin mengumpulkan senyawa yang
terpisah untuk percobaan selanjutnya atau untuk diidentifikasi. Batas deteksi
beberapa detektor yang rendah merupakan kendala pula pada penentuan ukuran
minimum cuplikan.
Panjang kolom
Panjang kolom merupakan parameter rancang yang penting. Menduakalikan
panjang kolom mengakibatkan waktu tambat dan daerah pemisahan menjadi dua kali
semua. Akan tetapi, dara pisan hanya berbanding lurus dengan akar panjang kolom
karena pelebaran pita meningkat pula. Ini dapat ditunjukkan dengan mengacu pada
persamaan 2.19.
Tabel 2.2 Rancangan dan kerja kolom pada kromatografi cair analitik
Parameter rancangan
Panjang,cm
KCKT analitik
25-100
Preparatif (Kapasitas
cuplikan tinggi)
25-200
2-4
~8 mm
Bentuk
Lurus
Lurus
5-40
10-20
Luas permukaan
tinggi
Penyangga
Atsiri
Fase gerak
Tidak kental
Mutu spektroskopi
Mutu spektroskopi
Fase diam
Partisi
Film tipis
Penjerapan
Aktivitas seragam
Kapasitas tinggi,
Pertukaran ion
Film tipis
Eksklusi
Parameter kerja
Landaian
Gel kaku
Cuplikan rumit saja
30-120
200-400
Tekanan, psig
500-5000
500-5000 psi
Suhu
Optimumkan untuk
optimum
penyuntikan
N = 16
( tRw )
L
H
(2.19)
Karena t dan At berbanding lurus dengan L, dan t/w berbanding lurus dengan
L, maka ini berarti w berbanding lurus dengan L. Karena itu, daya pisah
dinyatakan dengan
R=
t
w
L
L L (2.20)
Tengah
Kolom
Garis tengah kolom untuk KCKT berkisar antara 2 sampai 4 mm (garis tengah dalam)
untuk pemisahan analitik, dan 8 sampai 10 mm untuk pekerjaan preparatif dengan
ukuran cuplikan mulai 10 sampai 1000 mg.
Kapasitas cuplikan kolom berbanding lurus dengan garis tengah pangkat dua,
tetapi ketidaksamaan aliran dan kesukaran pengemasan dapat menghambat
peningkatan yang tak berhingga. Batas atas praktis untuk kolom yang dipakai pada
kromatograf
analitik
adalah
sekitar
12
mm
garis
tengah
dalam.
Bentuk Kolom
Kolom bergaris tengah kecil yang dipakai dalam KCKT daoat dibengkoklingkarkan asal saja perbandingan jari-jari lingkar terhadap jari-jari kolom lebih besar
dari 130 (untuk meminimumkan 'pengaruh jalur balap'). Kolom bergaris tengah besar
yang
dipakai
Penyangga
untuk
pemisahan
preparatif
tidak
boleh
dibengkokkan.
Padat
Garis tengah partikel bergantung pada jenis penyangga yang dipakai.
Pendekatan pertama yang menggunakan partikel berpori kecil, dengan garis tengah
10m. Pendekatan kedua menggunakan partikel penyangga tak berpori yang dilapisi
lapisan tipis berpori yang mengandung fase diam, atau damar penukar ion. Kita dapat
memakai kolom yang lebih panjang karena penurunan tekanan lebih kecil. Penurunan
tekanan yang kecil ini disebabkan oleh ukuran partikel lapisan berpori ini lebih besar.
Daya pisah dan kapasitas diperbaiki dengan memakai partikel penyangga yang lebih
kecil yang sesuai dengan cara pengemasan. Penyangga yang luas permukaannya
besar dan dilapisi film tipis menghasilkan daya pisah terbaik, sementara kecepatan
diperbaiki dengan dengan memakai penyangga yang luas permukaannya kecil dan
dilapisi film tipis. Kapasitas diperbesar dengan memperbesar luas permukaan.
Fase Gerak
Fase gerak harus selektif terhadap komponen, dan tidak kental agar dapat
memperkecil penurunan tekanan dan meningkatkan laju alih massa. Pada
kromatografi preparatif sering dipilih fase gerak yang atsiri untuk mempermudah
penghilangannya dari cuplikan. Kelarutan linarut merupakan pertimbangan yang lain,
terutama pada kromatografi preparatif.
Fase Diam
Sebelum ada kemasan kolom dengan dengan fase diam terikat, fase diam
disaputkan pada penyangga. Walaupun kemasan kolom yang disaputi ini sekarang
jarang dipakai, harus diingat bahwa fase diam tidak boleh larut dalam fase gerak.
Penjerap dalam kromatografi cair/padat harus menunjukan juga aktivitas permukaan
yang seragam untuk dapat mencegah pembentukan ekor dan penjerapan yang tak
terbalikan. Damar kolom penukar ion harus mempunyai sambung-silang yang
memadai untuk mencegah pemampatan pada tekanan tinggi. Gel kaku atau manik
dipakai pada kromatografi eksklusi agar tahan terhadap tekanan tinggi. Persyaratan
untuk daya pisah tinggi dan kecepatan serupa dengan persyaratan untuk KCKT.
Kapasitas yang tinggi dapat dicapai dengan memperbesar beban fase diam dan luas
permukaan. Gel berpori sering dipakai pada dipakai pada kromatografi preparatif
karena kapasitasnya tinggi, tetapi tekanannya harus dibatasi karena gel dapat
dimampatkan.
Tekanan Kolom
Penurunan tekanan P dinyatakan dengan
P=
Lv
2
d
p
Gambar 2.18 Tekanan kerja maksimum pompa kromatografi cair menurut tahun
pembuatan
Tampak dalam gambar 2.21. ketidak-setangkupan puncak, As, dapat dihitung dengan
persamaan 2.23
A 2s =
(ba)
(2.23).
b = jarak dari pusat puncak sampai ke tanggapan detector setelah puncak
a = jarak dari pusat puncak sampai ke tanggapan detector sebelum puncak, diukur
pada titik 10 % dari tinggi puncak
Sering kita menentukan a dan b secara teliti pada puncak yang berekor karena ekor
itu dapat mendekati garis alas secara asimtot. Oleh karena itu, a dan b sering diukur
pada titik 10 % dari tinggi puncak, seperti pada gambar 2.21. Kolom KC yang baik
biasanya menunjukakan ketidak-setangkupan, As, lebih kecil dari 2,5. Kolom dengan
harga As lebih besar dari 3 barangkali tak dapat dipakai untuk pekerjaan kuantitatif
karena kita sukar menentukan titik tempat tanggapan detector kembali ke alas. Jika
kromatografiwan mengemas sendiri kolomnya, ia harus mengukur
Gambar 2.19 faktor kapasitas sebagai fungsi dari suhu kolom untuk MicroPak-CH
ketidak-setangkupan masing-masing kolom stelah
membantunya untuk mengetahui apakah kolomnya baik.
pengemasan.
Ini
Gambar 2.20 Keefisienan dan penurunan tekanan sebagai fungsi dari suhu
akan