Anda di halaman 1dari 6

Terminal value

MENGESTIMASI TERMINAL VALUE


Dikarenakan kita tidak dapat memperkirakan cash flow perpetual,
biasanya kita melakukan penutupan dalam penilain aliran kas
terdiskonto dengan memperkirakan aliran kas pada suatu waktu
dimasa depan dan kemudian menentukan terminal value yang
menggambarkan nilai perusahaan pada saat itu, yaitu dengan rumus
dibawah ini :
Ada 3 cara mencari terminal value :
1. Liquidation Value
mengasumsikan liquidasi aset perusahaan di tahun terakhir,
2. Multiple Approach
menerapkan perkalian terhadap earning, revenue dan book value
untuk mengestimasi nilai pada tahun terakhir.
3. Stable Growth Model
mengasumsikan cashflow perusahaan akan tumbuh pada tingkat
konstan selamanya
LIQUIDATION VALUE
Dimana perusahaan akan menghentikan operasionalnya pada suatu
waktu dimasa depan dan menjual aset-aset yang terkumpul dengan
penawaran yang tertinggi. Ada 2 cara perkiraan nilai liquidasi, yaitu :
1. berdasarkan niali buku dari aset, yang disesuaikan dengan tingkat
inflasi yang terjadi selam periode tersebut.
Jadi, jika nilai buku selama 10 tahun dari saat ini diharapkan sebesar
$2 milyar, rata-rata umur aset 5 tahun dan itngkat inflasi 3 persen,
maka nilai liquidasi adalah
Nilai liquidasi yang diharapkan = Book Value Of asset term
years (1 + Inflation Rate) Average Life Of Assets
= $2 milyar (1,03)5
= $2,319 milyar.
Hasil dari pendekatan ini adalah berdasarkan accounting book value
dan tidak menggambarkan pendapatan dari aset.
2. berdasarkan daya pendapatan aset. Yaitu memperkirakan aliran
kas yang diharapkan dari aset dengan menggunakn tingkat diskonto
yang sesuai.
Contoh, jika kita mengasunsikan aset yang diharapkan dapat
menghasilkan $400 milyar pada aliran kas setelah pajak untuk waktu
15 tahun dan biaya modal 10 persen, maka perkiraan niali liqudasi

yang kita harapkan adalah


Nilai liquidasi yang diharapkan = CFAfter-tax (PV of Annuity, n
years @ r )
= $400 milyar (15 tahun @ 0,10)
= $3, 042 milyar
MULTIPLE APPROACH
Pendekatan dimana nilai perusahaan dimasa depan diperkirakan
dengan menggunakan perkalian terhadap menerapkan perkalian
terhadap earning, revenue dan book value untuk mengestimasi nilai
pada tahun terakhir. Misalkan, perusahaan dengan pendapatan yang
diharapkan sebesar $6 milyar selama 10 tahun dari saat ini akan
memiliki perkiraan terminal value pada tahun tersebut sebesar $12
milyar, jika nilai terhadap penjualan dikalikan dengan 2.
STABLE GROWTH MODEL
Mengasumsikan cashflow perusahaan akan tumbuh pada tingkat
konstan selamanya. Dimana perusahaan dapat menginvestasi ulang
beberapa aliran kas mereka ke dalam aset baru dan memperpanjang
usia usaha mereka. Jika kita mengasumsikan bahwa aliran kas tahun
terakhir akan tumbuh pada tingkat pertumbuhan yang kostan untuk
selamanya, maka terminal value dapat ditentukan dengan :
Terminal Value t = Cash flow t+1 / (r-Stabel growth)
Jika kita meniali equitas, maka terminal value dari ekuitas dapat
ditulis sebagai berikut :
Terminal Value of Equity n = Cash flow to equityn +1 / (Cost of
equityn+1-gn)
Aliran kas terhadap ekuitas dapat ditentukan secara langsung
sebagai deviden atau sebagai aliran kas bebas. Jika menilai
perusahaan maka terminal value dapat di tulis sebagai berikut :
Terminal Value n = Free cash flow to firm n+1 / (Cost of
capitaln+1-gn)
Dimana biaya modal dan dan tingkat pertumbuhan dalam model
dianggap selamanya dalam keadaan tetap.
Hal yang perlu dipertimbangankan pada stabil growth
Apakah perusahaan terkendala untuk beroperasi sebagai
perusahaan domestik, ataukah beroperasi sebagai perusahaan
multinasional.
Apakah penilaian dilakukan dalam bentuk nominal atau riil
Apa mata uang yang digunakan dalam mengestimasi arus kas dan
tingkat diskonto dalam penilaian
Penentuan tingkat pertumbuhan kurang dari atau sama dengan
tingkat pertumbuhan perekonomian tidak hanya menjadi hal yang

konsisten untuk dilakukan tetapi juga menjamin bahwa tingkat


pertumbuhan tersebut dibawah tingkat diskon. Hal ini karena adanya
hubungan antar tingkat resiko, tingkat diskon dan tingkat
pertumbuhan perekomonian. Dimana tingkat resiko dapat ditentukan
dengan :
Tingkat Resiko Nominal = Tingkat resiko riil + Tingkat inflasi
yang diharapkan
Asumsi kunci pada stabil growth
1. Pertanyaan seberapa lama perusahaan akan mampu
mempertahankan pertumbuhan yang tinggi mungkin akan menjadi
petanyaan yang akan sulit untuk dijawab dalam melakukan penilaian.
Seberapa panjang periode pertumbuhan yang tinggi dipengaruhi oleh
tiga faktor :
Ukuran perusahaan
Tingkat pertumbuhan yang ada dan kelebihan return
Daya tarik dan daya tahan keunggulan kompetitif
2. Karakteristik perusahaan yang tumbuh stabil :
Memiliki beta yang lebih rendah dari perusahaan yang lebih tinggi
pertumbuhannya
Memiliki return on Capital yang lebih rendah
Menggunakan hutang yang lebih banyak
Cenderung melakukan reinvesment yang lebih rendah daripada
perusahaan yang leboih tinggi pertumbuhannya
3. Resiko equitas
Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi cendrung
menunjukan kearah resiko pasar dan memiliki resiko beta lebih tinggi
daripada perusahaan yang pertumbuhannya stabil.
4. Return proyek
Perusahaan yang pertumbuhannya tinggi cendrung memiliki return
yang tinggi pada modal dan equitas dan menunjukan adanya
kelebihan return. Sedangkan perusahaan dengan pertumbuhan stabil
akan mengalami keulitan untuk menjaga kelebihan return.
5. Rasio hutang dan biaya hutang
Perusahaan yang pertumbuhannya tinggi cendrung memakai hutang
lebih rendah daripada perusahaan dengan pertumbuhan stabil.
Semakin matang perusahaan maka kapasitas mereka semakin
meningkat.
6. Investasi ulang dan resiko retensi
Perusahaan yang pertumbuhannya stabil cendrung melakukan
investasi ulang lebih kecil daripada perusahaan yang
pertumbuhannya tinggi.

Tingkat Pertumbuhan yang Diharapkan = Rasio retansi X Return


ekuitas
Rasio Retensi = Tingkat pertumbuhan yang diharapkan / Return
equitas
Jika kita mengasumsikan misalkan, tingkat pertumbuhan stabil
sebesar 5 (berdasarkan tingkat pertumbuhan ekonomi) persen dan
return ekuitas sebesar 15 persen (berdasarkan rata-rata industri),
maka kita mampu menghitung ratio perusahaan dengan
pertumbuhan stabil yaitu sebesar 33.33 persen. Artinya perusahaan
akan menginvestasikan ulang sebesar 33,33 persen dari pendapatan
perusahaan, dan mampu melunasi hutang dengan sisa pendapatan
sebesar 66,67 persen.
Misalkan, jika perusahaan Coca-cola akan memiliki tingkat
pertumbuhan yang stabil sebesar 5,5 persen dan return ekuitas pada
pertumbuhan stabil sebesar 18 persen, maka akan diperkirakan
tingkat investasi ulang ekuitas sebesar 5,5 persen dibagi 18 persen
samadengan 30,56 persen.
Dengan manipulasi aljabar diperoleh :
Tingkat Investasi Ulang Dalam Stable Growth = Stable
Growth/ROC n
Dimana ROCn adalah return pada modal dimana perusahaan dapat
menjaga stable growth. Tingkat investasi ulang ini kemudian
digunakan untuk menghasilkan aliran kas bebas terhadap suatu
perusahaan dalam tahun pertama dari stable growth. Jika return
pada modal lebih tinggi dari biaya modal dalam periode stable
growth, maka akan meningkatkan tingkat stable growth dan
meningkatkan nilai. Tetapi jika return pada modal sama dengan
tingkat stable growth maka kenaikan tingkat stable growth tidak akan
memiliki pengaruh apapun pada nilai.
Terminal Value = EBIT n+1 (I-t) (1-tingkat investasi) / Biaya
modaln - Stable Growth
Dengan mengsubtitusikan Stable Growth sebagai suatu fungsi dari
tingkat investasi ulang, dari persamaan diperoleh :
Terminal Value = EBIT n+1 (I-t) (1-tingkat investasi ulang) /
(Biaya modaln tingkat investasi ulang X return modal)
Dengan mengganti return modal menjadi biaya modal, didapat :

Terminal Value = EBIT n+1 (I-t) (1-tingkat investasi ulang) /


(Biaya modaln tingkat investasi ulang X biaya modal)
Secara sederhana Terminal Value dapat ditulis :
Terminal Value = EBIT n+1 (I-t) / biaya modal
7. Transisi ke stable growth
Sekali anda memutuskan bahwa perusahaan akan menjadi
perusahaan dengan pertumbuhan stabil pada waktu yang ditentukan
dimasa depan, maka anda harus mempertimbangkan bagaimana
perusahaan akan berubah seiring dengan pendekatan stable growth.
Ada 3 skenario berbeda dalam hal ini, yaitu :
Perusahaan akan menjaga tingkat pertumbuhan tinggi untuk
beberapa periode dan kemudian menjadi perusahaan dengan
pertumbuhan stabil secara tiba-tiba, yang disebut dengan model 2
tahap.
Perusahaan akan menjaga tingkat pertumbuhan tinggi untuk
bebarapa periode dan kemudian memiliki periode transisi dimana
karakteristik perubah secara bertahap ke tingkat pertumbuhan yang
stabil, yang disebut nbbnab
Karakteristik perusahaan berubah dari tahun ke tahun dari periode
ke periode pertumbuhan stabil, ini disebut dengan model n-tahap.
THE SURVIVAL ISSUE
Secara implisit penggunaan terminal value dalam penilain aliran kas
terdiscon adalah asumsi bahwa nilai perusahaan datang dari
pemahaman mengenai kelangsungan perusahaan yang berlangsung
secara terus menerus. Untuk beberapa perusahaan yang berisiko,
ada kemungkinan yang sangat riil bahwa perusahaan-perusahaan
tersebut mungkin tidak akan bertahan dalam 5 atau 10 tahun dengan
pendapatan yang berubah-rubah dan pergantian teknologi yang
dipakai.
Perusahaan baru dan kecil dengan pendapatan dan aliran kas
negatif akan mengalami permasalahan yang serius nantinya.
Perusahaan ini akan menitik beratkan pada aliran kas yang
diharapkan mencerminkan peluang bahwa perusahaan akan
bertahan untuk beberapa tahun kedepan.
Kemungkinan kegagalan dan penilaian
1. Kegagalan diasumsikan sebagai keterkaitan dalam biaya.
Perusahaan dengan peluang kegagalan tinggi dikarenakan tingkat
diskon yang tinggi sedangkan nilai saat ini (present value) rendah.
2. Kegagalan timbul karena penilaian aliran kas terdiskon yang
cendrung bias, dimana ada ketidaksesuaian analisa nilai aset

operasional yang menggambarkan peluang perusahaan yang


seharusnya menghasilkan terminal value yang tinggi pada tahun
mendatang ternyata rendah.
Salah satu cara memperkirakan perlunya pemotongan nilai agar
perusahaan bertahan maka perlunya penyesuaian nilai aset
operasional .
Nilai Penyesuaian = Nilai aliran kas terdiskon (1-kemungkinan
kebangkrutan) + nilai kebangkrutan penjualan (kemungkinan
kebangkrutan)
Contoh,
Untuk perusahaan dengan nilai aliran kas terdiskon sebesar $1
milyar dari aset, nilai kebangkrutan penjualan sebesar $500 juta dan
20 persen kemungkinan kebangkrutan, maka nilai penyesuaian akan
sebesar $900 milyar.
Nilai Penyesuaian = $1 milyar (0,8) + $500 juta(0,2) = $900 juta
Ada dua poin yang perlu di ingat dalam bagian ini :
1. Kegagalan bukan dipandang dari sebab kehilangan nilai tetapi
kenyataan bahwa terjadinya pemotongan terhadap nilai
sesungguhnya.
2. Pendekatan ini berkisar pada perkiraan kemungkinan dari
kegagalan.

Anda mungkin juga menyukai