Referat Nyeri Dada
Referat Nyeri Dada
PENDAHULUAN
Nyeri dada merupakan salah satu keluhan yang paling banyak ditemukan di klinik.
Menentukan asal nyeri dada adalah masalah klinis yang sering dijumpai dan bisa
menimbulkan kesulitan dalam menegakkan diagnosis. Sebagian besar penderita merasa
ketakutan bila nyeri dada tersebut disebabkan oleh penyakit jantung ataupun penyakit paru
yang serius. Sebagian besar diagnosis nyeri ditegakkan dengan anamnesis lengkap, kadangkadang dibantu pemeriksaan penunjang. Diagnosa yang tepat sangat tergantung dari
pemeriksaan fisik yang cermat, pemeriksaan khusus lainnya serta anamnesa dari sifat nyeri
dada mengenai lokasi, penyebaran, lama nyeri, serta faktor pencetus yang dapat
menimbulkan nyeri dada, dan adanya faktor risiko untuk penyakit jantung atau paru.1
Salah satu bentuk nyeri dada yang paling sering ditemukan adalah angina pektoris
yang merupakan gejala penyakit jantung koroner dan dapat bersifat progresif serta
menyebabkan kematian, sehingga jenis nyeri dada ini memerlukan pemeriksaan yang lebih
lanjut dan penangannan yang serius. Agar diagnosa lebih cepat diarahkan, maka perlu juga
lebih dulu mengenal macammacam jenis nyeri dada yang disebabkan oleh berbagai penyakit
lain.1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Keluhan nyeri dada (chestpain) atau perasaan tidak nyaman pada dada (chest
discomfort) menjadi momok terhadap kemungkinan penyakit jantung sekalipun keluhan ini
sering juga berasal dari struktur yang ada dalam toraks dan paru. Umtuk menilai gejala ini,
kita harus melakukan pemeriksaan, baik pada toraks maupun jantung untuk mencari
penyebabnya.2
Berikut merupakan sumber-sumber nyeri dada yang perlu kita ingat :2
-
Miokardium
Perikardium
Aorta
Trakea dan bronkus yang besar
Pleura parietalis
Dinding dada yang meliputi
sistem
muskuloskeletal
Esofagus
Struktur diluar toraks seperti
leher, kandung empedu, dan
lambung
dan
kulit
Nyeri dada adalah keluhan yang paling banyak dirasakan oleh para pasien dan
penderita panyakit jantung koroner. Nyeri dada juga bisa disebabkan oleh berbagai
macam penyebab, bisa dari otot atau tulang, jantung, paru-paru, saluran pencernaan, atau
bisa pula karena masalah psikologis. Nyeri karena masalah penyakit paru-paru atau
kelainan paru biasanya berkaitan dengan tarikan napas, dan disertai dengan keluhankeluhan lain seperti demam, batuk, atau sesak. Misalnya nyeri saat menarik napas
panjang. Gejala nyeri khas untuk keluhan penyakit jantung adalah nyeri dada kiri yang
digambarkan seperti tertimpa benda berat, ditekan, atau diremas, nyeri berlangsung 2-5
menit, menjalar ke bahu kiri dan kedua lengan terutama pada permukaan tangan dan
lengan bawah. Nyeri juga dapat menembus ke punggung, dasar dari leher, rahang, gigi,
dan ulu hati. Nyeri yang demikian disebut dengan angina.1,2
-
2.2
-
Nyeri dada non pleuritik biasanya lokasi sentral, menetap, atau dapat
1. Kardial
- a. Iskemik miokard akan menimbulkan rasa tertekan atau nyeri substernal yang
menjalar ke aksila dan turun ke bawah ke bagian dalam lengan terutama lebih
sering ke lengan kiri. Rasa nyeri juga dapat menjalar ke epigastrium, leher,
rahang, lidah, gigi, mastoid dengan atau tanpa nyeri dada substernal.
- Nyeri disebabkan karena saraf eferen viseral akan terangsang selama iskemik
miokard, akan tetapi korteks serebral tidak dapat menentukan apakah nyeri
berasal dari miokard. Karena rangsangan saraf melalui medula spinalis T1-T4
yang juga merupakan jalannya rangsangan saraf sensoris dari sistem somatis
yang lain. Iskemik miokard terjadi bila kebutuhan O2 miokard tidak dapat
dipenuhi oleh aliran darah koroner. Pada penyakit jantung koroner aliran darah
ke jantung akan berkurang karena adanya penyempitan pembuluh darah koroner.
- Ciri rasa nyeri perlu diketahui :2
Derajat
Lamanya
Frekuensinya
- Ada 3 sindrom iskemik yaitu :2
-
pemberian nitrogliserin. Nyeri dada dapat timbul setelah makan, pada udara
-
- c. Stenosis aorta berat atau substenosis aorta hipertrofi yang idiopatik juga dapat
menimbulkan nyeri dada iskemik.2
-
2. Perikardial
Aortal
Penderita hipertensi, koatasio aorta, trauma dinding dada merupakan resiko
tinggi untuk pendesakan aorta. Diagnosa dicurigai bila rasa nyeri dada yang hebat
timbul tiba-tiba atau nyeri interskapuler. Nyeri dada dapat menyerupai infark
miokard akan tetapi lebih tajam dan lebih sering menjalar ke daerah interskapuler
serta turun ke bawah tergantung lokasi dan luasnya pendesakan.
- 4. Gastrointestinal
-
- 5. Muskuloskeletal
Trauma lokal atau radang dari otot rongga dada, tulang kartilago sering
menyebabkan nyeri dada setempat. Nyeri biasanya timbul setelah aktivitas fisik,
berbeda halnya dengan nyeri angina yang terjadi waktu beraktivitas. Seperti halnya
nyeri pleuritik, nyeri dada dapat bertambah waktu bernafas dalam. Nyeri otot juga
timbul pada gerakan yang berputar sedangkan nyeri pleuritik biasanya tidak
demikian.
- 6. Fungsional
-
- 7. Pulmonal
-
Obstruksi saluran nafas atas seperti pada penderita infeksi laring kronis dapat
menyebabkan nyeri dada, terutama terjadi pada waktu menelan. Pada emboli paru
akut nyeri dada menyerupai infark miokard akut dan substernal. Bila disertai
dengan infark paru sering tmbul nyeri pleuritik. Pada hipertensi pulmonal primer
lebih dari 50% penderita mengeluh nyeri prekordial yang terjadi pada waktu
exercise. Nyeri dada merupakan keluhan utama pada kanker paru yang menyebar
ke pleura, organ medianal atau dinidng dada
2.3
Etiologi
2.4
Epidemiologi
1% dari laki laki 30-62 tahun tanpa gejala pada permulaan pemeriksaan akan timbul
kemudian gejala penyakit jantung koroner yaitu dari jumlah tersebut 38 % dengan
angina stabil dan 7 % dengan angina tak stabil (Dawber, 1980). Penelitian dari Irlandia
mendapatkan insedens angina pertahun 0,44% pada laki laki umur 45-54 tahun,
sedangkan pada perempuan separunya. 2
-
prevelansi penyakit jantung koroner dengan nyeri dada jenis angina tipikal, angina
apitikal dan nonangina berdasarkan umur dan jenis kelamin.
-
2.5
Gambaran klinis emboli paru bervariasi, dari yang paling ringan tanpa
gejala sampai yang paling berat dengan gejala yang kompleks. Dispnoe merupakan
gejala yang paling sering muncul dan tachypnoe adalah tanda emboli paru yang
paling khas. Pada umumnya, dispnoe berat, sinkop atau sianosis merupakan tanda
utama emboli paru yang mengancam nyawa. Nyeri pleuritik menunjukan bahwa
emboli paru kecil terletak di arteri pulmonalis distal, berdekatan dengan garis
pleura.
1
2
- Presentasi klinis: Tekanan darah arteri sistemik yang normal tanpa disertai
4
tidak
ditemukan
penyakit
paru-paru.Pneumotoraks
ini
diduga
disebabkan oleh pecahnya kantung kecil berisi udara di dalam paru-paru yang
disebut bleb atau bulla. Penyakit ini paling sering menyerang pria berpostur
tinggi-kurus, usia 20-40 tahun. Faktor predisposisinya adalah merokok sigaret dan
riwayat keluarga dengan penyakit yang sama. Keadaan ini dapat terjadi berulang
kali dan sering menjadi keadaan yang kronis.
Udara juga bisa berasal dari subdiafragma dengan robekan lambung akibat
Pneumothoraks Terbuka: Jika udara dapat keluar masuk dengan bebas rongga
pada saat inspirasi, tetapi tidak bisa keluar pada waktu ekspirasi karena terdapat
fistel yang bersifat sebagai katup. Makin lama volume dan tekanan udara di dalam
rongga pleura kian tinggi akibat penumpukan udara.4 Dari tiga jenis ini,
pneumoraks jenis ventil yang paling berbahaya
-
Gejala Klinis
-
Gejala yang utama adalah berupa rasa sakit yang tiba-tiba dan bersifat
unilateral serta diikuti sesak nafas. Kelainan ini ditemukan pada 80-90% kasus.
Gejala-gejala ini lebih mudah ditemukan bila penderita melakukan aktivitas berat.
Tetapi pada sebagian kasus, gejala-gejala masih gampang ditemukan pada aktivitas
biasa atau waktu istirahat Rasa sakit tidak selalu timbul. Rasa sakit ini bisa
menghemat atau menetap bila terjadi perlengketan antara pleura viseralis dan pleura
parietalis. Suatu waktu perlengketan ini bisa sobek pada tekanan kuat dari
pneumothoraks, sehingga terjadi perdarahan intrapleura (hemato-pneumothoraks).
Kadang-kadang gejala klinis dapat ditemukan walaupun kelainan pneumothoraksnya
sedikit, misalnya perkusi yang hipersonor, fremitus yang melemah sampai
menghilang, suara nafas yang melemah sampai menghilang pada sisi yang sakit.
-
Pada lesi yang lebih besar atau pada tension pneumothoraks, trakea
Keluhan Subyektif :
- 1. Nyeri dada hebat yang tiba-tiba pada sisi paru terkena khususnya pada saat
bernafas dalam atau batuk.
- 2. Sesak, dapat sampai berat, kadang bisa hilang dalam 24 jam, apabila sebagian
paru yang kolaps sudah mengembang kembali
- 3. Mudah lelah pada saat beraktifitas maupun beristirahat.
- 4. warna kulit yang kebiruan disebabkan karena kurangnya oksigen (cyanosis).
-
2.6
-
Kardial
Angina pectoris2
-
Suatu sindroma kronis dimana klien mendapat serangan sakit dada yang khas
yaitu seperti ditekan, atau terasa berat di dada yang seringkali menjalar ke lengan
sebelah kiri yang timbul pada waktu aktifitas dan segera hilang bila aktifitas
berhenti. Demikian beberapa pengertian angina pektoris yang seringkali kita jumpai
tatkala merawat pasien jantung. Faktor penyebab Etiologi nyeri dada / angina
pectoris diantaranya yaitu: Spasme arteri koroner, Ateriosklerosis, Aorta
Insufisiensi, Anemia berat, Artritis. Keluhan nyeri dada atau angina pektoris ini
seringkali dipicu karena aktifitas dan beberapa hal. Jadi beberapa hal dibawah ini
dapat mengakibatkan adanya keluhan nyeri dada di antaranya yaitu :
1
2
3
4
5
Latar belakang timbunya nyeri dada ini adalah kebutuhan aliran darah koroner
yang meningkat, misalnya pada waktu kerja fisik atau saat olah raga dan suplai
koroner tidak dapat memenuhi kebutuhan aliran darah tersebut.
Durasi serangan pada jenis ini bisa timbul lebih lama dari angina pektoris stabil.
Pencetus dapat terjadi pada keadaan istirahat atau pada tingkat aktifitas yang
tergolong ringan.
Sakit dada atau nyeri timbul pada waktu istirahat, seringkali timbul di pagi hari.
Berlangsung lebih lama daripada angina pektoris stabil yaitu sekitar 1-15 menit
kadang sampai 20 menit.
oleh interupsi aliran darah ke area itu, hampir selalu disebabkan oleh aterosklerosis
arteri koroner, sering tumpang tindih dengan trombosus koroner. Infark miokard
akut adalah nekrosis miokard akibat gangguan aliran darah ke otot jantung.
-
Etiologi
koroner.
Faktor-faktor resiko aterosklerosis koroner antara lain :
a.
Tidak dapat Diubah : usia (laki-laki 45 tahun, perempuan 55
tahun atau menopause prematur tanpa terapi penggantian estrogen dan
riwayat CAD pada keluarga.
b.
Dapat Diubah : hiperlipidemia, HDL-C rendah, hipertensi,
Manifestasi Klinis
Nyeri dada serupa dengan angina tetapi lebih intensif dan menetap (lebih dari
30 menit) tidak sepenuhnya menghilang dengan istirahat ataupun pemberian
nitrogliserin, sering disertai nausea, berkeringat, dan sangat menakutkan
pasien. Pada pemeriksaan fisik ditemukan muka pucat, takikardi, bunyi
jantung III (bila disertai gagal jantung kongestif). Distensi vena jugularis
umumnya terjadi bila terdapat infark ventrikel kanan.2
Stenosis aorta
-
Penyempitan
pada
lubang
katub
aorta,
yang
menyebabkan
Etiologi :
-
Kelainan kongenital, seperti katup aorta bikuspid dengan lubang yang kecil serta
katup aorta unikuspid, biasanya menimbulkan gejala-gajala dini. Kadang-kadang
kelainan inibaru terlihat pada usia dewasa. Pada orang lebih tua penyakit jantung
rematik serta perkapuran merupakan penyebab tersering.5
-
dengan kemungkinan hidup rata-rata kurng dari lima tahun. Kegagalan ventrikel kiri
merupakan
indikasi
dekompensasi
jantung.
Angina
ditimbulkan
oleh
petunjuk bahwa penyakit berada dalam stadium akhir. Stenosis aorta biasanya tidak
berkembang sampai stadium ini. Jarangnya terjadi kegagalan jantung kanan pada
keadaan ini kemungkinan akibat tingginya angka kematian akibat gagal jantung kiri
yang terjadi dalam perjalanan penyakit yang lebih awal.5
-
penderita stenosis aorta berat. Patogenesis kematian mendadak ini msih kontroversial,
tetapi biasanya dicetuskan oleh kerja berat.
-
2.
Non-Kardial
Perikarditis
Kardiomiopati
-
terjadinya perubahan struktur atau terganggunya fungsi dinding otot pada bilik
jantung sebelah bawah (ventrikel).5
Kardiomiopati adalah kelainan fungsi otot jantung dengan penyebab
yang tidak diketahui dan bukan diakibatkan oleh penyakit arteri koroner, kelainan
jantung bawaan (congenital), hipertensi atau penyakit katup.
Etiologi
Kebanyakan kardiomiopati terjadi sebagai akibat komplikasi penyakit
arteri koroner yang menyebabkan tersumbatnya aliran darah ke otot jantung.
Kelainan ini mengenai 1 dari 100 orang pasien, biasanya laki-laki di atas umur 65
th. Pada pasien yang lebih tua biasanya lebih banyak terjadi pada perempuan. Tetapi
kelainan ini sering dijumpai pada orang muda dan merupakan alasan utama untuk
transplantasi jantung. Kebanyakan kelainan ini disebabkan faktor genetis dan
cenderung dijumpai dalam keluarga. Kardiomiopati juga dapat timbul akibat
Manifestai Klinis
Beberapa penderita mungkin tidak mengalami gejala atau tanda
Diseksi aorta
-
nyeri yang mirip dengan nyeri akibat jantung. Aorta sebenarnya adalah bagian dari
jantung yang merupakan pembuluh darah besar yang berfungsi menyaluran darah
keluar dari jantung. Diseksi aorta ialah adanya robekan pada aorta dan ancaman
terputusnya pembuluh darah aorta. Keadaan ini dapat diakibatkan benturan dari luar,
tekanan darah yang sangat tinggi, atau kondisi dimana dinding pembuluh darah aorta
orang tersebut tipis.5
-
Ciri khas nyeri dada akibat diseksi aorta ialah sensasi nyeri yang
sangat berat, seperti teriris pisau. Nyeri biasanya dirasakan pada dada kiri bagian atas.
Orang yang mengalami diseksi aorta akan tampak lemas, berdebar-debar, berkeringat
dingin, gelisah, hingga pingsan. Bila diukur, tekanan darah akan turun. Untuk
menegakkan diagnosis diseksi aorta harus dilakukan foto radiologi dada.5
Faktor Dari Non Kardial yaitu :
- Sedangkan faktor penyebab nyeri dada yang berasal dari bukan jantung atau
non kardial ini bisa disebabkan karena :2
Pleural. Ciri tanda nyeri dada yang disebabkan oleh karena penyakit paru seperti
halnya infeksi paru, kanker paru sifatnya menusuk dan terlokalisir pada suatu
tempat.
Gastrointestinal. Pada kelainan organ pencernaan sensasi sakit dada ini dirasakan
sebagai suatu sensasi terbakar atau rasa panas pada daerah dada, disertai rasa asam
yang naik ke kerongkongan, mulut akan terasa pahit, dan sering kali mengalami
radang tenggorokan. Kumpulan gejala simptom semacam ini sesuai dengan
penyakit yang dalam dunia medis kedokteran disebut dengan gastrooesophageal
reflux disease (GERD).
Neural Dan Otot. Sakit dan nyeri akibat adanya keluhan pada otot serta tulang
(muskuloskeletal) yang disebut penyakit kostokondritis, patah tulang iga, atau
metastasis kanker.
Psikogenik . Kecemasan ini apalagi yang berlebihan akan bisa menjadi penyebab
rasa tidak nyaman di dada. Mekanisme terjadi karena adanya hiperaktivitas sistem
saraf otonom yang akan membuat tubuh merespon dengan gejala-gejala fisik yang
dikenal dengan istilah keluhan psikosomatis.
2.7
Manifestasi Klinis
- Tanda gejala yang biasa menyertai nyeri dada adalah :6
2 Sakit kepala
punggung
sendiri
11 Kelemahan
5 Sesak nafas
6 Takikardi
13 Perubahan kesadaran
7 Kulit pucat
2.8
Faktor Resiko
2.9
Pemeriksaan
- Anamnesis
-
anamnesis dengan cermat apakah nyeri dadanya berasal dari jantung atau dari luar
jantung. Jika dicurigai nyeri dada yang berasal dari jantung perlu dibedakan apakah
nyerinya berasal dari koroner atau bukan. Perlu dianamnesis pula apakah ada riwayat
IMA sebelumnya serta faktor-faktor resiko seperti hipertensi, DM, dislipidemia,
merokok, stres, serta riwayat penyakit jantung koroner pada keluarga.
-
IMA, seperti aktivitas fisik yang berat, stres emosi, atau penyakit medis, atau bedah.
Walaupun IMA bisa terjadi sepanjang hari atau malam, variasi sirkadian dilaporkan pada
pagi hari dalam beberapa jam setelah bangun tidur. lokalisasi nyeri? (dada, epigastrik,
sternal), onset nyeri (mendadak, beberapa menit, detik), sifat nyeri ( seperti di ikat,
diremas, ditekan, tertindih beban, menusuk, atau tajam) ? tingkat keparahannya? (skor 110), Apa yang memperberat nyeri (aktifitas, bernafas, batuk, bergerak) ? Yang
meringankan nyeri
- Pemeriksaan Fisik
-
Sebagian besar pasien cemas dan tidak bisa istirahat (gelisah). Seringkali
ekstremitas pucat disertai keringat dingin. Kombinasi nyeri dada substernal > 30 menit
dan banyak keringat dicurigai kuat adanya IMA. Sekitar seperempat pasien anterior
mempunyai manifestasi hiperaktivitas saraf simpatis (takikardia dan/atau hipotensi) dan
hampir setengah pasien infark inferior menunjukkan hiperaktivitas saraf parasimpatis
(bradikardia dan/atau hipotensi).
-
Tanda fisik lain pada disfungsi ventrikular adalah S3 dan S4 gallop, penurunan
intensitas bunyi jantung pertama dan split paradoksikal bunyi jantung kedua. Dapat
ditemukan murmur midsistolik atau late sistolik apikal yang bersifat sementara karena
disfungsi aparatus katup mitral dan pericardial friction rub. Peningkatan suhu sampai 38
C dapat dijumpai dalam minggu pertama pasca IMA.6 ,7
- Elektokardiogram
-
nyeri dada atau keluhan yang dicurigai IMA. Sebagian besar pasien dengan presentasi
awal elevasi segmen ST mengalami evolusi menjadi gelombang Q pada EKG yang
alkhirnya didiagnosis infark miokard gelombang Q. Sebagian kecil menetap menjadi
infark miokard gelombang non Q. Jika obstruksi trombus tidak total, obstruksi bersifat
sementara atau ditemukan banyak kolateral, biasanya tidak ditemukan elevasi segmen
ST. Pasien tersebut biasanya mengalami angina pektoris tidak stabil atau non STEMI.
Pada sebagian besar pasien tanpa elevasi ST berkembang tanpa gelombang Q disebut
infark non Q. 8
- Laboratorium
-
yaitu kreatinin fosfokinase (CPK/CK), SGOT, laktat dehidrogenase (LDH), alfa hidroksi
butirat dehidrogenase (-HBDH), troponin T, dan isoenzim CPK MP atau CKMB. CK
meningkat dalam 4-8 jam, kemudian kembali normal setelah 48-72 jam. Tetapi enzim ini
tidak spesifik karena dapat disebabkan oleh penyakit lain, seperti penyakit muskular,
hipotiroid, dan stroke. CKMB lebih spesifik, terutama bila rasio CKMB : CK > 2,5%
namun nilai kedua-duanya harus meningkat dan penilaian dilakukan serial dalam 24 jam
pertama. CKMB mencapai puncak 20 jam setelah infark. Yang lebih sensitif adalah
penilaian rasio CKMB2 : CKMB1 yang mencapai puncak 4-6 jam setelah kejadian.
CKMB2 adalah enzim CKMB dari miokard, yang kemudian diproses oleh enzim
karboksipeptidase menghasilkan isomernya CKMB1. Dicurigai bila rasionya > 1,5 SGOT
meningkat dalam 12 jam pertama, sedangkan LDH dalam 24 jam pertama. Cardiac
Spesific Troponin T (cTnT) dan Cardiac Spesific Troponin I (cTnI) memiliki struktur
asam amino berbeda yang dihasilkan oleh otot rangka. Enzim cNcT tetap tinggi dalam 710 hari, sedangkan cNcI dalam 10-14 hari.6,8
-
12.000-15.000 dalam beberapa jam dan bertahan selama 3-7 hari. Peningkatan LED
lebih lambat, mencapai puncaknya dalam 1 minggu, dan dapat bertahan 1-2 minggu.
- Radiologi
- Pemeriksaan radiologi berguna bila ditemukan adanya bendungan paru (gagal
jantung) atau kardiomegali. Dengan ekokardiografi 2 dimensi dapat ditentukan daerah
luas IMA fungsi pompa jantung serta komplikasi.
-
Foto toraks Pemeriksaan ini dapat melihat misalnya adanya kalsifikasi koroner
ataupun katup jantung, tanda-tanda lain misalnya pasien menderita juga gagal jantung,
penyakit jantung katup, perikarditis, aneurisma, serta pasien-pasien yang cenderung
nyeri dada karena kelainan paru-paru.8
- Ekokardiografi pemeriksaan ini bermanfaat sekali pada pasien dengan murmur
sitolik untuk memperlihatkan adanya stenosis aorta yang signofikan atau kardiomiopati
hipertrofik. Selain itu, dapat pula menentukan luasnya iskemia bila dilakukan waktu
nyeri dada sedang berlangsung. Pemeriksaan ini bermanfaat untuk menganalisis fungsi
myocardium segmental bila hal ini terjadi pada pasien AP stabil kronik atau bila telah
pernah infark jantung sebelumnya. Walaupun hal ini tidak dapat meperlihatkan iskemik
yang baru terjadi.6
- Analisa Gas Darah Gambaran khas berupa menurunnya kadar PO2 yang
dikarenakan shunting akibat ventilasi yang berkurang. Secara simulatn pCO 2 dapat
normal atau sedikit menurun disebabkan oleh keadaan hiperventilasi. Sensivitas dan
spesifitas analias gas darah untuk penunjang diagnostic emboli paru relative rendah.
-
3.0
Penatalaksanaan
Tirah Baring
Diet makanan lunak/saring serta rendah garam (bila ada gagal jantung).
Atasi nyeri :
-
Sedatif sedang seperti diazepam 3-4 x 2-5 mg per oral. Pada insomnia dapat ditambah
flurazepam 15-30 mg.
Antikoagulan : Heparin 20.000-40.000 U/24 jam IV tiap 4-6 jam atau drip IV
dilakukan atas indikasi.
Sebagai obat penghilang rasa sakit dan penenang, diberikan morfin 2,5-5 mg atau
petidin 25-50 mg IV perlahan-lahan. Hati-hati penggunaan morfin pada IMA inferior
karena dapat menimbulkan bradikardi dan hipotensi, terutama pada pasien asma
bronkial dan usia tua. Sebagai penenang dapat diberikan diazepam 5-10 mg.
Diberikan infus dekstrosa 5% atau NaCl 0,9% dan oksigen 2-4 liter/ menit. Pasien
dapat dibawa ke RS yang memiliki ICCU. Trombolisis dapat dilakukan. Pantau dan
obati aritmia maligna yang timbul.
-
meliputi
trombosit,
waktu
perdarahan,
waktu
pembekuan,
Pengobatan Trombolitik
Obat trombolitik yaitu streptokinase, urokinase, aktivator plasminogen
jaringan yang dikombinasi, disebut rekombinan TPA (r-TPA), dan anisolylated
plasminogen activator complex (ASPAC).
Indikasi tromboliti adalah pasien di bawah usia 70 tahun, nyeri dada dalam 12
jam, elevasi ST > 1 mm pada sekurang-kurangnya 2 sandapan. Recombinant TPA
sebaiknya diberikan pada infark niokard kurang dari 6 jam (window time).
Cara pemberian heparin adalah bolus 5000 unit IV dilanjutkan dengan infus kurang
lebih 1000 unit per jam selama 4-5 hari dengan menyesuaikan APTT 1,5-2 kali nilai normal.
-
3.1
Pencegahan
faktor-faktor resikonya. Jadi tergantung kepada faktor resiko yang dimilikinya, seseorang
hendaknya:
1. Menurunkan kadar kolesterol darah
-
3. Berhenti merokok
Resiko seorang perokok untuk menderita penyakit arteri koroner secara langsung
berhubungan dengan jumlah rokok yang dihisap setiap harinya. Orang yang berhenti
merokok hanya memiliki resiko separuh dari orang yang terus merokok, tanpa menghiraukan
berapa lama mereka sudah merokok sebelumnya. Berhenti merokok juga mengurangi resiko
kematian setelah pembedahan bypass arteri koroner atau setelah serangan jantung. Selain itu,
berhenti merokok juga mengurangi penyakit dan resiko kematian pada seseorang yang
memiliki aterosklerosis pada arteri selain arteri yang menuju ke jantung dan otak.
-
3.2
Komplikasi
-Gangguan irama jantung seperti aritmia yang merupakan bahaya terberat pada minggu
pertama serangan, Gagal jantung kongestif, shock cardiogenik, tromboemboli, pericarditis,
aneurisma aorta, insufisiensi aorta, ruptur jantung. Kematian mendadak sering terjadi
diakibatkan : tromboemboli, fibrilasi, atau takikardi ventrikel.
-
BAB III
PENUTUP
Nyeri dada terkadang dialami oleh sebagain besar manusia. Bisa terjadi pada
wanita atau pun pria. Bisa juga terjadi pada dewasa atau pun usia lanjut. Sehingga kita perlu
mengetahui apakah yang menjadi penyebab nyeri dada atau angina pektoris ini yang
sebenarnya. Karena hal ini berkaitan dengan keadaan atau pun status kesehatan kita juga.
Sebagian besar masyarakat umum akan menilai bahwa keluhan nyeri dada akan selalu
berkaitan dengan penyakit jantung koroner (PJK).
-
Penyebab nyeri dada ini karena terbagi menjadi dua yaitu pleural dan non-
pleural. Yang termasuk faktor penyebab sakit dada yang berasal dari jantung ini terbagi
menjadi dua yaitu : Koroner ( Karena ada penyempitan pembuluh darah koroner jantung),
Non Koroner ( Karena spasme pembuluh darah jantung ). Sedangkan faktor penyebab nyeri
dada yang berasal dari bukan jantung, ini bisa disebabkan karena : Pleural. Ciri tanda nyeri
dada yang disebabkan oleh karena penyakit paru seperti halnya infeksi paru, kanker paru
sifatnya menusuk dan terlokalisir pada suatu tempat, dan yang lainnya seperti :
gastrointestinal, neural dan otot. Sakit dan nyeri akibat adanya keluhan pada otot serta tulang
(muskuloskeletal) yang disebut penyakit kostokondritis, patah tulang iga, atau metastasis
kanker. Psikogenik, Kecemasan ini apalagi yang berlebihan akan bisa menjadi penyebab rasa
tidak nyaman di dada.
-
Untuk memastikan dan menegakkan diagnosa nyeri dada ini bisa dilakukan
dengan anamnesis yang cermat, pemeriksaan fisik, serta beberapa jenis pemeriksaan
penunjang. Antara lain adalah : EKG, Foto Rontgen Thorax, Pemeriksaan Laboratorium
Untuk Jantung. Kadar enzim jantung : CK, CKMB, LDH. Fungsi hati : SGOT, SGPT. Fungsi
Ginjal : Ureum, Creatinin. Profil Lipid : LDL, HDL, Kateterisasi jantung, dan
Echocardiografi.
1
DAFTAR PUSTAKA
Indonesia; 2006.
T.Bahri A. Nyeri Dada.
Yung Gordon, Fedullo Peter. Pulmonary Embolism. Hurts The Heart Manual of
Cardiology. Edisi ke-12. McGraw Hill,2009.
Zipes, Libby, Bonow, Braundwald, penyunting. Braundwalds heart disease, a
textbook of cardiovascular medicine. Edisi ke-7. Philadelphia: Elsevier Saunders,
2005
Patrick davey. Amalia safitri, editor. Manifestasi klinis, gejala, diagnosis, diangnosis
banding. At a glance medicine. Jakarta. Erlangga. 2006.
Bickley, Lynn S. Buku Saku Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan Bates. Edisi