Anda di halaman 1dari 6

Patomekanisme nyeri dada

Mekanisme nyeri dada yang akan dibahas hanyalah mekanisme untuk nyeri karena
penyakit kardiovaskuler karena kemungkinan besar nyeri dada yang dialami pasien tersebut
disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler. Berdasarkan hasil diskusi dari kelompok kami, ada dua
mekanisme yang mungkin dapat terjadi, yaitu :

Aterosklerosis

Ruptur plak

Pembentukan trombus

Penyempitan pembuluh darah

Kurangnya suplai O2

Iskemik

Apabila terjadi aterosklerosis pada pembuluh darah, semakin banyak akan menyebabkan
ruptur pada plak akibatnya terbentuk trombus. Apabila trombus ini berkumpul semakin banyak,
maka dapat menyebabkan obstruksi pada arteri koroner. Apabila terjadi obstruksi, maka darah
kekurangan suplai oksigen yang akan menyebabkan iskemik. Iskemik inilah yang akan
menimbulkan rasa nyeri pada daerah dada.

Gangguan hemodinamik

Vasokonstriksi

Pembentukan trombus

Penyempitan pembuluh darah

Kurangnya suplai oksigen

Mekanisme anaerob

Penumpukan asam laktat

Menekan reseptor nyeri


Nyeri dada

Apabila terjadi gangguan hemodinamik pada jantung, akan menimbulkan vasokonstriksi


pada pembuluh darah yang lama kelamaan menyebabkan trombus. Trombus yang terbentuk dan
bertambah besar, akan menyebabkan obstruksi pada arteri koroner sehingga dapat terjadi
penyempitan. Akibatnya, suplai oksigen untuk jaringan dan arteri koroner khususnya akan
berkurang. Hal ini mengakibatkan mekanisme anaerob meningkat sebagai mekanisme
kompensasi dari tubuh. Namun, akibatnya akan terbentuk asam laktat yang sangat banyak
sehingga menekan ujung-ujung saraf atau reseptor nyeri pada daerah dada yang akan
menimbulkan respon nyeri.

Nyeri sebenarnya adalah mekanisme protektif yang dimaksudkan untuk menimbulkan


kesadaran bahwa telah atau akan terjadi kerusakan jaringan. Terdapat tiga kategori reseptor nyeri
yaitu nosiseptor mekanis, yang berespon terhadap kerusakan mekanis misalnya tusukan,
benturan, atau cubitan; nosiseptor termal yang berespon terhadap suhu yang berlebihan terutama
panas; dan nosiseptor polimodal yang berespon setara terhadap semua jenis rangsangan yang
merusak, termasuk iritasi zat kimia yang dikeluarkan dari jaringan yang cedera. Ketiga
nosiseptor ini adalah ujung saraf telanjang yang tidak beradaptasi terhadap rangsangan yang
menetap atau repetitive.

Sinyal-sinyal yang berasal dari nosiseptor mekanis dan termal disalurkan melalui serat
A-delta yang berukuran besar dan bermielin dengan kecepatan sampai 30 meter/detik (jalur nyeri
cepat). Impuls dari nosiseptor polimodal diangkut oleh serat C yang kecil dan tidak bermielin
dengan kecepatan yang jauh lebih lambat sekitar 12 meter/detik (jalur nyeri lambat).

Salah satu neurotransmitter yang dikeluarkan dari ujung-ujung aferen nyeri ini
adalah subtansi P yang diperkirakan khas untuk serat-serat nyeri. Jalur nyeri asenden memiliki
tujuan di korteks somatosensorik, thalamus dan formasio retikularis.

Jadi penyebab nyeri yaitu tersensitisasinya nosiseptor-nosi septor yang ada pada
tubuh juga bias disebabkan oleh kerusakan di dalam jalur-jalur nyeri walaupun tidak terdapat
cedera perifer atau rangsang nyeri. Sebagai contoh, stroke yang merusak jalur-jalur asendens
dapat menimbulkan sensasi nyeri yang abnormal dan menetap.
Dengan melihat penjelasan di atas, proses terjadinya nyeri dada yaitu karena
terjadinya iskemia jaringan pada jantung yang akan mengubah jalur transportasi energi yang
tadinya aerob menjadi anaerob yang akan menghasilkan banyak asam laktat. Sifat asam laktat ini
yang kemudian merangsang nosiseptor-nosiseptor yang ada pada jantung yang akan
menimbulkan sensasi nyeri

http://ismirayanti.blogspot.com/2010/10/chest-pain.html

II. MACAM -MACAM NYERI DADA


Ada 2 macam jenis nyeri dada yaitu:
A. Nyeri dada pleuritik

Nyeri dada pleuritik biasa lokasinya posterior atau lateral. Sifatnya tajam dan seperti ditusuk.
Bertambah nyeri bila batuk atau bernafas dalam dan berkurang bila menahan nafas atau sisi dada
yang sakit digerakan. Nyeri berasal dari dinding dada, otot, iga, pleura perietalis, saluran nafas besar,
diafragma, mediastinum dan saraf interkostalis. Nyeri dada pleuritik dapat disebakan oleh :
- Difusi pelura akibat infeksi paru, emboli paru, keganasan atau radang subdiafragmatik ;
pneumotoraks dan penumomediastinum.
B. Nyeri dada non pleuritik

Nyeri dada non-pleuritik biasanya lokasinya sentral, menetap atau dapat menyebar ke tempat lain.
Plaing sering disebabkan oleh kelainan di luar paru.
1. Kardial

a. Iskemik miokard akan menimbulkan rasa tertekan atau nyeri substernal yang menjalar ke aksila
dan turun ke bawah ke bagian dalam lengan terutama lebih sering ke lengan kiri. Rasa nyeri juga
dapat menjalar ke epigasterium, leher, rahang, lidah, gigi, mastoid dengan atau tanpa nyeri dada
substernal.
Nyeri disebabkan karena saraf eferan viseral akan terangsang selama iekemik miokard, akan tetapi
korteks serebral tidak dapat menentukan apakah nyeri berasal sari miokard. Karena rangsangan
saraf melalui medula spinalis T1-T4 yang juga merupakan
e-USU Repository 2004 Universitas Sumatera Utara 1
jalannya rangsangan saraf sensoris dari sistem somatis yang lain. Iskemik miokard terjadi bila
kebutuhan 02 miokard tidak dapat dipenuhi oleh aliran darah koroner. Pda penyakit jantung
koroner aliran darah ke jantung akan berkurang karena adanya penyempitan pembuluh darah
koroner.
Ada 3 sindrom iskemik yaitu :
- Angina stabil ( Angina klasik, Angina of Effort) :
Serangan nyeri dada khas yang timbul waktu bekerja. Berlangsung hanya beberapa menit dan
menghilang dengan nitrogliserin atau istirahat. Nyeri dada dapat timbul setelah makan, pada
udara yang dingin, reaksi simfatis yang berlebihan atau gangguan emosi.
- Angina tak stabil (Angina preinfark, Insufisiensi koroner akut) :
Jenis Angina ini dicurigai bila penderita telah sering berulang kali mengeluh rasa nyeri di dada
yang timbul waktu istirahat atau saat kerja ringan dan berlangsung lebih lama.
- Infark miokard :
Iskemik miokard yang berlangsung lebih dari 20-30 menit dapat menyebabkan infark
miokard. Nyeri dada berlangsung lebih lama, menjalar ke bahu kiri, lengan dan rahang.
Berbeda dengan angina pektoris, timbulnya nyeri dada tidak ada hubungannya dengan
aktivitas fisik dan bila tidak diobati berlangsung dalam beberapa jam. Disamping itu juga
penderita mengeluh dispea, palpitasi dan berkeringat. Diagnosa ditegakan berdasarkan serioal
EKG dan pemeriksa enzym jantung.

b. Prolaps katup mitral dapat menyebabkan nyeri dada prekordinal atau substernal yang dapat
berlangsung sebentar maupun lama. Adanya murmur akhir sisttolik dan mid sistolik-click dengan
gambaran echokardiogram dapat membantu menegakan diagnosa.
c. Stenosis aorta berat atau substenosis aorta hipertrofi yang idiopatik juga dapat menimbulkan nyeri
dada iskemik.
2. Perikardikal

Saraf sensoris untuk nyeri terdapat pada perikardium parietalis diatas diafragma. Nyeri perikardila
lokasinya di daerah sternal dan area preokordinal, tetapi dapat menyebar ke epigastrium, leher, bahu
dan punggung. Nyeri bisanya seperti ditusuk dan timbul pada aktu menarik nafas dalam, menelan,
miring atau bergerak.
Nyeri hilang bila penderita duduk dan berdandar ke depan. Gerakan tertentu dapat menambah rasa
nyeri yang membedakannya dengan rasa nyeri angina.
Radang perikardial diafragma lateral dapat menyebabkan nyeri epigastrum dan punggung seperti
pada pankreatitis atau kolesistesis.
3. Aortal

Penderita hipertensi, koartasio aorta, trauma dinding dada merupakan resiko tinggi untuk pendesakan
aorta. Diagnosa dicurigai bila rasa nyeri dada depan yang hebat timbul tiba- tiba atau nyeri
interskapuler. Nyeri dada dapat menyerupai infark miokard akan tetapi
e-USU Repository 2004 Universitas Sumatera Utara 2
lebih tajam dan lebih sering menjalar ke daerah interskapuler serta turun ke bawah tergantung lokasi
dan luasnya pendesakan.
4. Gastrointestinal

Refluks geofagitis, kegansan atau infeksi esofagus dapat menyebabkan nyeri esofageal. Neri
esofageal lokasinya ditengah, dapat menjalar ke punggung, bahu dan kadang kadang ke bawah ke
bagian dalam lengan sehingga seangat menyerupai nyeri angina. Perforasi ulkus peptikum,
pankreatitis akut distensi gaster kadang kadang dapat menyebabkan nyeri substernal sehingga
mengacaukan nyeri iskemik kardinal. Nyeri seperti terbakar yang sering bersama sama dengan
disfagia dan regurgitasi bila bertambah pada posisi berbaring dan berurang dengan antasid adalah
khas untuk kelainan esofagus, foto gastrointestinal secara serial, esofagogram, test perfusi asam,
esofagoskapi dan pemeriksaan gerakan esofageal dapat membantu menegakan diagnosa.
5. Mulkuloskletal

Trauma lokal atau radang dari rongga dada otot, tulang kartilago sering menyebabkan nyeri dada
setempat. Nyeri biasanya timbul setelah aktivitas fisik, berbeda halnya nyeri angina yang terjadi
waktu exercis. Seperti halnya nyeri pleuritik. Neri dada dapat bertambah waktu bernafas dalam.
Nyeri otot juga timbul pada gerakan yang berpuitar sedangkan nyeri pleuritik biasanya tidak
demikian.
6. Fungsional

Kecemasan dapat menyebabkan nyeri substernal atau prekordinal, rasa tidak enak di dada, palpilasi,
dispnea, using dan rasa takut mati. Gangguan emosi tanpa adanya klealinan objektif dari organ
jantung dapat membedakan nyeri fungsional dengan nyeri iskemik miokard.
7. pulmonal

Obstruksi saluran nafas atas seperti pada penderita infeksi laring kronis dapat menyebakan nyeri
dada, terutama terjadi pada waktu menelan. Pada emboli paru akut nyeri dada menyerupai infark
miokard akut dan substernal. Bila disertai dengan infark paru sering timbul nyeri pleuritik. Pada
hipertensi pulmoral primer lebih dari 50% penderita mengeluh nyeri prekordial yang terjadi pada
waktu exercise. Nyeri dada merupakan keluhan utama pada kanker paru yang menyebar ke pleura,
organ medianal atau dinding dada.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3548/1/gizi-bahri7.pdf
Mekanisme nyeri dada : merokok menyebabkan akumulasi toksi di pembuluh darah yang
menimbulkan aterosklerosis yang pada akhirnya memicu timbulnya hipertensi. Akibat adanya plak
aterosklerosis ini, lumen pembuluh darah menyempit dan memudahkan terjadinya oklusi
(penyumbatan) pembuluh darah terutama di arteri koronaria. Oklusi ini mengakibatkan aliran
darah koroner tidak adekuat. Sebagai akibatnya, terjadilah iskemia miokard. Terjadi penurunan
perfusi jantung yang berakibat pada penurunan intake oksigen dan akumulasi hasil metabolisme
senyawa kimia. Akumulasi metabolit ini timbul karena suplai oksigen yang tidak adekuat, maka sel-
sel miokard mengompensasikan dengan berespirasi anaerob. Sebagai produk sampingannya yaitu
asam laktat. Asam laktat membuat pH sel menurun. Perubahan metabolisme sel-sel miokard inilah
yang menstimulasi reseptor nyeri melalui symphatetic afferent di area korteks sensoris primer

http://www.klikpdf.info/?p=227

Anda mungkin juga menyukai