______________________
_______________________
_______________________
Isi
Kesimpulan/Penutup
Kemiskinan di Indonesia:
Penyebab-Penyebab dan Peranan Gereja
untuk Mengatasi Masalah Ini
Sara Kristina
Pengantar Etika Kristen
Ny. Lora J. Brake
12 November 2012
Makalah
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat-Syarat dalam Menyelesaikan
Mata Kuliah Pengantar Etika Kristen Program Studi Teologi
Pada Sekolah Tinggi Theolgia Jaffray Makassar
Oleh
Matius Lesnussa
NPM: 16015321
KEPUSTAKAAN
Alkitab
Alkitab, Lembaga Alkitab Indonesia (LAI).
Bible Works 2006, Version 7.0.012g.
Kamus
Browning, W. R. F., Kamus Alkitab. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Kamus Besar Bahasa
Indonesia Edisi II. Jakarta: Balai Pustaka, 2001.
Buku-Buku
Brotosudarmo, Drie S. Etika Kristen untuk Perguruan Tinggi: Etika Dasar
dan
Penerapannya dalam Hidup Praktis Manusia. Yogyakarta: ANDI,
2007.
Budyapranata, Al. Etika Praktis. Berdasarkan Sepuluh Perintah Allah.
Yogyakarta: ANDI,
1987.
Darmaputera, Eka. Etika Sederhana untuk Semua. Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 1989.
Fletcher, Verne H. Lihatlah Sang Manusia!: Suatu Pendekatan Pada Etika
Kristen Dasar.
Yogyakarta: Duta Wacana University Press, 1990.
Kuhl, Renate. Etika Seksual. Malang: Dept. Lit YPPII, nd.
Maartens, G. dkk. Bioetika: Refleksi Atas masalah Etika Biomedis. Jakarta:
Gramedia, 1990.
Mahaney, C.J., Craig Cabaniss, Bob Kauflin, Dave Harvey, dan Jeff Purswell.
Worldliness
(Keduniawian): Melawan Godaan Dunia yang Sudah Jatuh dalam
Dosa. Bandung: Pionir Jaya, 2011.
Jurnal-Jurnal
(Pola ini juga dapat dipakai untuk majalah atau koran)
Internet
Mubyarto, Johanes. Etika Bisnis Pancasila, Jurnal Ekonomi Rakyat
2:3(April 2002),
[jurnal online]; diakses 26 September 2012; tersedia di
http://www.ekonomirakyat.org/edisi_2/artikel_1.html.
Sejarah singkat Dr. Robert Alexander Jaffray.
Jaffrayupdate.blogspot.com; diakses tanggal
14 September 2012; tersedia di
http://jaffrayupdate.blogspot.com/2008/01/
sejarah-singkat-dr-ra-jaffray.html.
Tugas ini mulai dengan pengertian bahwa tujuan etika Kristen bukan mengikuti
prinsip-prinsip, melainkan tujuan etika Kristen adalah mencari Tuhan dan kemuliaan-Nya.
Dasar etika Kristen yang tepat dibangun juga melalui mengajarkan mahasiswa mengenai visi
yang tepat mengenai dunia ini. Sekolah teologi bertanggung jawab untuk menolong
mahasiswa mengerti dan mendapat pandangan dunia yang bersifat Kristiani, yaitu pandangan
alkitabiah(biblical worldview).1 Manusia semuanya memiliki pandangan dunia apakah
mereka bisa menyatakannya atau tidak. Apa maksudnya pandangan dunia ini? A worldview
is a set of beliefs or assumptions through which one sees and evaluates the world. It is a set
of fundamental commitments that a person has about the world and the way it works.2
Pandangan alkitabiah/pandangan Krisitani merupakan kaca mata yang melaluinya kita
memiliki visi yang menyatukan mengenai realitas. Realitas ini diperlihatikan melalui
pandangan alkitabiah yang berdasarkan Ketuhanan yang Tritunggal dan Kedaulatan-Nya.3
Sumber yang utama untuk pandangan alkitabiah ini adalah Firman Tuhan. Sumber-sumber
lain adalah pembimbingan ilahi, tradisi gereja, pemimpin gereja, dan kesaksian ciptaan.4
Padangan alkitabiah ini memunyai tiga unsur: narasi, rasional, dan ritual. Unsur narasi
dilukiskan cerita alkitabiah mengenai ciptaan(creation), kejatuhan manusia ke dalam
dosa(Fall), penebusan(redemption), dan penggenapan janji Allah(consummation). Unsur
1 Sebagian bahan berikutnya diambil dari karya tulisan penulis yang dituliskan untuk memenuhi
suatu syarat untuk program studi MA in Bioethics di Trinity International University, Deerfield,
Illinois, USA.
2 C. Ben Mitchell, Edmund D. Pellegrino, Jean Bethke Elshtain, John F. Kilner, and Scott B.
Rae, Biotechnology and the Human Good (Washington, D. C.: Georgetown University
Press, 2007), 35.
3Dennis P. Hollinger, Choosing the Good: Christian Ethics in a Complex World (Grand
Rapids, MI: Baker Publishing Group, 2002), 64-65.
4 Glen H. Stassen and David P. Gushee, Kingdom Ethics: Following Jesus in Contemporary Context
(Downers Grove, IL: InterVarsity Press, 2003), 95-98.
rasional diperlihatkan melalui analisis yang lengkap mengenai kepercayaan dan teologi
sistematis. Akhirnya, unsur ritual membahas mengenai upacara pernikahan, ibadah, dan
pemakaman.5 Refleksi teologis dan ritual mengalir dari unsur narasi.
Walaupun tidak ada ruang yang cukup untuk membahas ide ini dengan lengkap, ada
beberapa hal yang harus ditunjukkan secara pintas. Pertama-tama, mengenai ciptaan:
manusia adalah ciptaan yang unik di antara segala ciptaan lain. Itu sebabnya manusia
diciptakan menurut gambar Allah, Berfirmanlah Allah: Baiklah Kita menjadikan manusia
menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burungburung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang
merayap di bumi. Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut
garmbar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.6