TAHUN 2008
55
SAMBUTAN
DIREKTURJENDERAL BINA KEFARMASIANDAN ALAT KESEHATAN
"masyarakat
yang mandiri
KesehatanRl menetapkanvisi yaitu
Kementerian
"membuat
rakyat sehat" yang berupayauntuk
untuk hidup Sehat"dengan misi
yang setinggitingginya
bagi
percepatan
derajatkesehatan
& pencapaian
memfasilitasi
yaitu
Indonesia
Sehat
pembangunan
kesehatan
Visi
Indonesia.
seluruhmasyarakat
bahwa pada tahun 2010 bangsa Indonesiahidup dalam
2010 menggambarkan
lingkunganyang sehat, berperilakusehat serta mampu menjangkaupelayanan
yang bermutusecaraadil dan meratasehinggamemilikiderajatkesehatan
kesehatan
yangtinggi.
Berkaitan'defrgan hal tersebut diatas, Ditjen Bina Kefarmasiandan Alat
dan
ObatRasionalmenyusunkurikulum
BinaPenggunaan
Kesehatan
melaluiDirektorat
pengetahuan
obat.
memilih
dan keterampilan
modul pelatihantentangpeningkatan
Kader
kepadaTenagaKesehatan,
Tujuanmodulini sebagaiacuanyangakandilatihkan
pengetahuan
memilih
dan keterampilan
untukmeningkatkan
Kesehatan
dan masyarakat
masyarakat.
salahsatubentukpemberdayaan
obat,yangmerupakan
produkyangdiperlukan
dan meningkatkan
untukpemeliharaan
Obatmerupakan
jika
penggunaannya
salah,tidaktepat,tidaksesuaidengantakaran
namun
kesehatan,
danindikasinya
akanmembahayakan.
Mengobatidiri sendirimerupakanupaya yang paling banyakdilakukanoleh
mencari
untukmengatasikeluhan,gejalapenyakitsebelummemutuskan
masyarakat,
pelayanan
karena
pertolongan
kesehatan.
Oleh
atausarana
kepadatenagakesehatan
jelas,
benardan dapat dipercayaagar
informasiyang
itu masyarakatmembutuhkan
penentuankebutuhanjenis dan jumlahobat dapatdiambilberdasarkan
alasanyang
rasional.
masyarakat
sebagaipenggunaobat bebas,
Modulini disusununtukmembekali
yang
memilih
ketrampilan
informasi
benarsehinggadapatmeningkatkan
mendapatkan
dan menentukan
obat untukmengobatidirinyasendiridan mengelolaobat di rumah
tangganya.
pelatihan
Akhirnyakepadasemua pihak yang terlibatdi dalam pelaksanaan
dapat
Peningkatan
Pengetahuan
dan Keterampilan
MemilihObat,modulini diharapkan
kaderkesehatandalam
menjadiacuandan sumberinformasibagitenagakesehatan,
pelatihan/penyuluhan
obat yang benaruntukdirinya
memberikan
tentangpenggunaan
sendiri(selfmedication)
denganoptimalsesuaitugasnya.
danAlatKesehatan
BinaKefarmasian
KATA PENGANTAR
Puji syukurkita panjatkankehadiranTuhan Yang Maha Esa, atas izin
dan
karuniaNyaakhirnya Modul Pelatihan Peningkatanpengetahuan
dan
Keterampilan
Me5nilihObat bagi kader kesehatanserta masyarakatdapat
diselesaikandengan baik setelahmelaluitahapan dan proses yang cukup
panjang.
Modulpelatihanini disusunmenggunakan
MetodeCaraBelajarlbu Aktif (CBIA)
sebagaiPedomanPelatihanbagi kader kesehatandan masyarakat,yang
tersusunberkatkerjasamadan dukungandari WHO,Tim Konsultan,
dan para
pelaksana
sertaseluruhstaf DirektoratBinaPenggunaan
ObatRasional.pada
kesempatan
ini kami sampaikanpenghargaan
dan terimakasihkepadasemua
pihakyangmembantu
penyusunan
modulini.
Kamimenyadaribahwamodulpelatihanini masihjauh dari sempurna.
Oleh
karena itu saran dan kritik membangunsangat kami harapkan guna
penyempurnaan
kedepan.
Akhirnyakami berharapmodul ini dapat bermanfaatbagi para pelatihyang
berkepentingan
danterkaitdenganpengobatan
sendirimelaluimetodeCBIA
Direktur
Bina Penggunaan
ObatRasional
BAB I
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM
PENGOBATAN SENDIRI
A. PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Pengobatan sendiri (self medication) merupakan upaya yang paling
banyak dilakukan masyarakat untuk mengatasi keluhan atau gejala
penyakit, sebelum mereka memutuskan mencari pertolongan ke pusat
pelayanan kesehatan/ petugas kesehatan. Lebih dari 60 % masyarakat
mempraktekkan self-medication ini, dan lebih dari 80 % di antara mereka
mengandalkan obat modern (Flora, 1991).
Apabila dilakukan dengan benar, maka self-medication merupakan
sumbangan yang sangat besar bagi pemerintah, terutama dalam
pemeliharaan kesehatan secara nasional.
Untuk melakukan self-medication secara benar, masyarakat mutlak
memerlukan informasi yang jelas dan dapat dipercaya, dengan demikian
penentuan jenis dan jumlah obat yang diperlukan harus berdasarkan
kerasionalan.
Pelaku self-medication dalam mendiagnosis penyakitnya, harus mampu
(Suryawati, 1992) :
1. Mengetahui jenis obat yang diperlukan.
2. Mengetahui kegunaan dari tiap obat, sehingga dapat mengevaluasi
sendiri perkembangan rasa sakitnya.
3. Menggunakan obat secara benar (cara, aturan, lama pemakaian) dan
mengetahui batas kapan mereka harus menghentikan self medication
yang kemudian segera minta pertolongan petugas kesehatan.
4. Mengetahui efek samping obat yang digunakan sehingga dapat
memperkirakan apakah suatu keluhan yang timbul kemudian,
merupakan suatu penyakit baru atau efek samping obat.
5. Mengetahui siapa yang tidak boleh menggunakan obat tersebut, terkait
dengan kondisi seseorang.
B. SASARAN
Pelatihan dimaksudkan untuk meningkatkan Penggunaan Obat Rasional.
Kegiatan ini dapat diadakan sebagai pengisi acara baik pada pertemuan rutin
maupun pertemuan khusus, dan sebagai penyelenggara dapat suatu
organisasi, kader kesehatan, masyarakat umum baik secara individu maupun
keluarga.
Forum yang paling ideal terdiri dari ibu, bapak, remaja yang tinggal dalam
lingkungan yang berdekatan misalnya dalam satu RT, hal ini dimaksudkan
agar dampak post intervensinya relatif menjadi lebih lama.
C. TUJUAN PELATIHAN
1. TUJUAN UMUM
Meningkatkan wawasan pengetahuan dan keterampilan peserta sehingga
mampu menjelaskan penggunaan obat secara rasional dan pengelolaan
serta penggunaan obat untuk sendiri, dan di rumah tangga.
2. TUJUAN KHUSUS
Peserta mampu menjelaskan :
1. Penggolongan obat
2. Informasi pada kemasan dan etiket obat
3. Cara pemilihan dan mendapatkan obat
4. Bentuk sediaan obat.
5. Perhatian dan peringatan
6. Dosis Obat
7. Cara penggunaan obat
8. Efek samping obat
9. Cara penyimpanan
10. Kadaluarsa dan obat rusak
11. Cara pembuangan obat
12. Tata cara pelaksanaan metode CBIA
STRUKTUR PROGRAM
Bab
Materi Pelatihan
Pemberdayaan
Masyarakat
Pengobatan Sendiri
II
Materi Dasar
Kebijakan
Program
Rasional (POR)
III
Waktu pembelajaran
T
PL
jml
dalam
Penggunaan
Obat
Materi Inti
1.
Penggolongan Obat
2.
3.
4.
5.
Dosis
7.
8.
9.
10.
11.
VI
11
IV
Materi diskusi
JUMLAH
BAB II
MATERI
KEBIJAKAN PENGGUNAAN OBAT YANG RASIONAL
A. Pengantar
Pengobatan sendiri sering dilakukan oleh masyarakat. Dalam pengobatan
sendiri sebaiknya mengikuti persyaratan penggunaan obat rasional. Materi ini
akan membahas dasar kebijakan dan batasan pengobatan rasional.
B. Tujuan
Setelah Pelatihan, peserta diharapkan mampu :
1. Menjelaskan dasar hukum dan kebijakan penggunaan oabat rasional.
2. Memahami pengertian dan syarat penggunaan obat yang rasional.
3. Memahami berbagai dampak ketidakrasionalan penggunaan obat.
C. Dasar Hukum Kebijakan Penggunaan Obat Rasional
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.189/SK/Menkes/III/
2006 tentang Kebijakan Obat Nasional
Tentang Kebijakan Penggunaan Obat Rasional
D. Penggunaan Obat Rasional
1. Pengertian
Menurut World Health Organization (WHO) tahun 1985 :
Penggunaan obat rasional bila :
- Pasien menerima obat yang sesuai dengan kebutuhannya
- Periode waktu yang adekuat
- Harga yang terjangkau
2. Batasan penggunaan obat rasional
Kriteria penggunaan obat rasional adalah :
a. Tepat diagnosis
Obat diberikan sesuai dengan diagnosis. Apabila diagnosis tidak
ditegakkan dengan benar maka pemilihan obat akan salah.
b. Tepat indikasi penyakit
Obat yang diberikan harus yang tepat bagi suatu penyakit.
harga
BAB III
MATERI INTI
POKOK BAHASAN 1 :
PENGGOLONGAN OBAT
A. Pengantar
Obat yang beredar di pasaran dikelompokkan menjadi 5 (lima) golongan.
Masing-masing golongan mempunyai kriteria dan mempunyai tanda khusus.
Uraian yang lebih rinci akan disajikan dalam subpokok bahasan 1C.
B. Tujuan
Tujuan umum :
Peserta dapat memahami penggolongan Obat.
Tujuan khusus :
1. Mampu menjelaskan definisi obat.
2. Mampu menjelaskan tanda penggolongan obat.
3. Mampu menjelaskan jenis penggolongan obat.
4. Memahami khasiat/pengaruh Obat Narkotika dan Psikotropika.
C. Definisi dan Penggolongan Obat
Obat adalah zat kimia yang bersifat racun, namun dalam jumlah tertentu
dapat memberikan efek mengobati penyakit.
Obat dapat dibagi menjadi 5 (lima) golongan yaitu :
1.
Obat bebas
Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat
dibeli tanpa resep dokter. Pada kemasan dan etiket obat bebas,
tanda khusus berupa lingkaran hijau ( TC 396) dengan garis tepi
berwarna hitam.
2.
3.
a. Obat keras
Obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli di apotek
dengan resep Dokter. Obat keras mempunyai tanda khusus
berupa lingkatan bulat merah ( TC 165) dengan garis tepi
berwarna hitam dan huruf K ditengah yang menyentuh garis
tepi.
b. Obat psikotropika
Obat bukan golongan narkotik yang berkhasiat mempengaruhi susunan
syaraf pusat. Obat ini dapat menyebabkan perubahan khas pada aktivitas
mental dan perilaku. Obat golongan ini hanya boleh dijual dengan resep
dokter dan diberi tanda huruf K dalam lingkaran merah dengan garis tepi
berwarna hitam.
Contoh : Diazepam, Phenobarbital
4.
Obat narkotika
Obat yang berasal dari turunan tanaman atau bahan kmia yang
dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri
dan menimbulkan ketergantungan. Obat ini hanya dapat diperoleh
dengan resep dari dokter.
Contoh: Morfin, Petidin
Untuk keperluan pelatihan ini difokuskan pada 2 golongan obat yaitu golongan
obat bebas dan bebas terbatas.
10
POKOK BAHASAN 2 :
INFORMASI PADA KEMASAN DAN BROSUR OBAT
A. Pengantar
Obat pada dasarnya merupakan bahan yang hanya dengan takaran tertentu
dan dengan penggunaan yang tepat dapat dimanfaatkan untuk mendiagnosa,
mencegah penyakit, menyembuhkan atau memelihara kesehatan.
Oleh karena itu sebelum menggunakan obat, harus diketahui sifat dan cara
penggunaannya agar tepat, aman dan rasional.
Informasi tentang obat, dapat diperoleh dari etiket atau brosur yang menyertai
obat tersebut. Apabila isi informasi dalam etiket atau brosur obat kurang
dipahami, dianjurkan untuk menanyakan pada tenaga kesehatan.
B. Tujuan
Tujuan umum
Dapat menjelaskan informasi yang terdapat dalam kemasan atau brosur.
Tujuan khusus
Mampu menjelaskan informasi yang terdapat pada kemasan yang meliputi :
nama obat, komposisi obat, indikasi, aturan pakai dan informasi lain.
C. Informasi dalam kemasan atau brosur
Pada umumnya informasi obat yang dicantumkan adalah :
1. Nama obat
Nama obat pada kemasan terdiri dari nama dagang dan nama zat aktif
yang terkandung didalamnya.
Contoh : - Nama Dagang : Panadol
- Nama Zat Aktif : Parasetamol/ Acetaminophen
2. Komposisi obat
Informasi tentang zat aktif yang terkandung didalam suatu obat, dapat
merupakan zat tunggal atau kombinasi dari berbagai macam zat aktif dan
bahan tambahan lain.
3. Indikasi
Informasi mengenai khasiat obat untuk suatu penyakit.
11
4. Aturan pakai
Informasi mengenai cara penggunaan obat yang meliputi waktu dan
berapa kali obat tersebut digunakan.
5. Peringatan perhatian
Tanda Peringatan yang harus diperhatikan pada setiap kemasan obat
bebas dan obat bebas terbatas.
6. Tanggal Daluwarsa
Tanggal yang menunjukkan berakhirnya masa kerja obat.
7. Nama Produsen
Nama Industri Farmasi yang memproduksi obat.
8. Nomor batch/lot
Nomor kode produksi yang dikeluarkan oleh Industri Farmasi.
9. Harga Eceran Tertinggi
Harga jual obat tertinggi yang diperbolehkan oleh pemerintah.
10. Nomor registrasi
Adalah tanda ijin edar absah yang diberikan oleh pemerintah.
Penjelasan yang lebih rinci dari informasi ini akan dikemukakan dalam pokok
bahasan selanjutnya.
12
POKOK BAHASAN 3 :
CARA PEMILIHAN DAN MENDAPATKAN OBAT
A. Pengantar
Dalam pengobatan sendiri, agar memberikan manfaat yang optimal pemilihan
obat menjadi faktor yang sangat penting atas dasar berbagai pertimbangan.
B. Tujuan
Tujuan umum :
Peserta dapat menjelaskan cara pemilihan dan mendapatkan obat.
Tujuan khusus :
1. Mampu menjelaskan hal yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan obat
2. Mampu menetakan jenis obat yang dibutuhkan, sesuai dengan kondisi
badan saat itu.
3. Mampu menjelaskan cara melakukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui
mutu obat
4. Mampu menyebutkan tempat mendapatkan obat.
C. Cara Pemilihan obat
Hal yang harus diingat dalam pemilihan obat.
1. Alergi atau reaksi yang tidak diinginkan yang pernah dialami terhadap obat
tertentu.
2. Wanita dalam kondisi hamil atau merencanakan untuk hamil, karena
beberapa obat dapat mempengaruhi janin sehingga dapat menyebabkan
cacat pada bayi.
3. Wanita yang sedang menyusui, sebab beberapa obat dapat masuk ke
dalam air susu ibu dan menimbulkan efek yang tidak diinginkan pada bayi.
4. Diet yang sedang dilakukan misalnya minum obat diet, atau diet rendah
garam, atau diet rendah gula, mengingat selain mengandung bahan
berkhasiat obat juga mengandung bahan tambahan lain seperti pemanis.
5. Sedang minum obat lain.
13
14
POKOK BAHASAN 4 :
BENTUK SEDIAAN
A. Pengantar
Sediaan obat secara umum dapat berupa padat pada mumnya sebagai obat
dalam, yaitu puyer, tablet dan kapsul. Selain itu ada pula sediaan obat yang
berbentuk larutan, misalnya sirup emulsi dan larutan biasa. Digunakan sebagai
obat dalam, tetapi sebagian merupakan sediaan obat luar.
B. Tujuan Umum
Peserta dapat menjelaskan tentang berbagai jenis bentuk sediaan obat.
Tujuan Khusus
1.
2.
3.
4.
5.
15
b. Tablet Effervescent
Tablet yang dilarutkan dalam air terlebih dahulu
sebelum diminum. Tablet ini mengeluarkan gas CO2.
c. Tablet Kunyah
Tablet yang penggunaannya dikunyah dengan
tujuan memberikan rasa enak dan mudah ditelan.
d. Tablet Hisap
Tablet yang penggunaannya dihisap, tidak
langsung ditelan.
1. 2. Kapsul
Sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang
keras atau lunak yang dapat larut dalam air, terbuat dari
gelatin atau bahan lain yang sesuai .
1.3. Pulvis/ Puyer/ Talk
Campuran kering bahan obat yang dihaluskan untuk
digunakan sebagai obat dalam atau obat luar.
2. Sediaan Cair
2.1. Sirup
Sediaan cair yang digunakan sebagai obat dalam (diminum).
2.2. Larutan Obat Luar
Larutan yang digunakan hanya untuk penggunaan
(tidak diminum), seperti :
Cairan Tetes Hidung
Cairan Tetes Telinga
Cairan Tetes Mata
Cairan Obat Kumur
Cairan Shampo
Lotion
luar
16
3. Inhalasi
Sediaan obat luar yang digunakan dengan cara dihisap melalui
hidung.
1.
4.6. Ovula
Sediaan setengah padat berbentuk bulat telur digunakan
untuk vagina.
17
POKOK BAHASAN 5 :
PERINGATAN PERHATIAN
A. Pengantar
Dalam melaksanakan pengobatan sendiri, harus diwaspadai saat
menggunakan obat bebas terbatas, karena khusus untuk obat bebas terbatas
selain terdapat tanda khusus lingkaran biru, diberi pula tanda peringatan untuk
aturan pakai obat. Karena hanya dengan takaran dan kemasan tertentu obat ini
aman digunakan untuk pengobatan sendiri.
B. Tujuan
Tujuan umum :
Peserta dapat menjelaskan hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan
obat dan tanda peringatan yang tertera pada kemasan dan etiket obat.
Tujuan khusus :
1. Menjelaskan hal hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan obat.
2. Menjelaskan arti tanda peringatan yang tertera pada kemasan dan etiket
obat.
C. Beberapa hal yang harus diperhatikan
Untuk menetapkan jenis obat, harus diperhatikan:
1. Gejala atau keluhan rasa sakit.
2. Alergi atau reaksi yang tidak diinginkan yang pernah dialami terhadap obat
tertentu.
3. Wanita dalam kondisi hamil atau merencanakan untuk hamil, karena
beberapa obat dapat mempengaruhi janin sehingga dapat menyebabkan
cacat pada bayi.
4. Wanita yang sedang menyusui, sebab beberapa obat dapat masuk ke
dalam air susu ibu dan menimbulkan efek negatif pada bayi.
5. Diet yang sedang dilakukan misalnya dengan menggunakan obat diet, atau
diet rendah garam, atau diet rendah gula, mengingat bahwa suatu obat,
selain mengandung bahan berkhasiat obat juga mengandung bahan
tambahan lain seperti pemanis.
6. Efek samping yang tertera pada label obat, misalnya akan menyebabkan
rasa kantuk; seharusnya tidak membawa kendaraan sesudah minum obat.
18
7. Sediaan obat harus tepat, misalnya kalau sulit menelan hindari obat oral.
8. Sedang minum obat lain, karena kemunkinan akan terjadi interaksi.
9. Nama obat, khasiat, cara penggunaan dan dosis.
Untuk menetapkan kemasan/wadah obat harus diperhatikan :
Harus tersegel dengan baik, tidak rusak, tidak berlubang, tanggal kadaluarsa
jelas terbaca.
D. Bentuk tanda peringatan
Tanda peringatan selalu tercantum pada kemasan obat bebas terbatas
berbentuk empat persegi panjang dengan huruf putih pada dasar hitam ukuran
panjang 5 (lima) sentimeter, lebar 2 (dua) sentimeter yang terdiri dari 6 macam,
yaitu P No. 1 s/d 6, sebagai berikut :
P. No. 1
Awas ! Obat Keras
Bacalah aturan memakainya
P. No. 2
Awas ! Obat Keras
Hanya untuk kumur, jangan ditelan
P. No. 3
Awas ! Obat Keras
Hanya untuk bagian luar dari badan
P. No. 4
Awas ! Obat Keras
Hanya untuk dibakar
P. No. 5
Awas ! Obat Keras
Tidak boleh ditelan
P. No. 6
Awas ! Obat Keras
Obat wasir, jangan ditelan
19
POKOK BAHASAN 6 :
DOSIS OBAT
A. Pengantar
Pada hakekatnya obat adalah zat kimia bersifat racun, namun dalam jumlah
yang tepat dapat memberikan manfaat untuk pengobatan. Dengan demikian,
dalam melakukan pengobatan sendiri harus memperhatikan aturan
penggunaan obat, baik jumlah maupun waktu minum.
B. Tujuan
Tujuan umum :
Peserta dapat menjelaskan tentang dosis obat.
Tujuan khusus :
1. Menyebutkan pengertian dosis obat.
2. Menjelaskan perlunya mematuhi dosis obat.
3. Menjelaskan cara penggunaan obat.
C. Dosis
Dosis adalah merupakan aturan penggunaan obat yang menunjukkan :
1. Jumlah gram atau volume obat.
2. Berapa kali obat harus diberikan.
Dosis harus sesuai dengan umur dan berat badan pasien.
Gunakan obat tepat waktu sesuai aturan penggunaan, contoh :
- Tiga kali sehari berarti obat diminum setiap 8 jam sekali.
- Obat diminum sebelum atau sesudah makan.
- Jika menggunakan obat bebas, ikuti petunjuk pada kemasan atau
brosur/leaflet.
Bila lupa minum obat :
1. Segera minum obat yang terlupa.
2. Abaikan dosis yang terlupa, jika hampir mendekati minum berikutnya.
3. Kembali ke jadwal selanjutnya sesuai aturan.
20
POKOK BAHASAN 7 :
CARA PENGGUNAAN OBAT
A. Pengantar
Obat pada dasarnya merupakan bahan yang hanya dengan dosis tertentu,
dan dengan penggunaan yang tepat, dapat dimanfaatkan untuk
mendiagnosa, mencegah penyakit, menyembuhkan atau memelihara
kesehatan.
B. Tujuan
Tujuan umum :
Peserta dapat menjelaskan cara penggunaan obat yang benar.
Tujuan Khusus :
1. Mampu menjelaskan cara penggunaan obat oral, yaitu obat yang melalui
mulut, kemudian ditelan.
2. Mampu menjelaskan cara penggunaan obat luar, meliputi obat suntik,
salep, krim, dan obat tetes.
C. Cara Penggunaan Obat
Penggunaan obat berpedoman kepada penggunaan obat rasional yang
mengacu prinsip :
1. Ketepatan diagnosa.
2. Ketepatan indikasi penggunaan obat.
3. Ketepatan pemilihan obat.
4. Ketepatan dosis, cara dan lama pemberian.
5. Ketepatan pemberian informasi kepada pasien mengenai cara
penggunaan obat dan penyimpanannya.
Cara pemberian informasi obat kepada pasien/masyarakat harus mudah
dimengerti, singkat tetapi jelas.
Informasi yang harus diketahui oleh kader kesehatan untuk
disampaikan kepada pasien, adalah :
a. Umum
1. Cara minum obat sesuai anjuran yang tertera pada etiket atau brosur.
21
22
b. Khusus
1. Obat Oral (Obat Dalam)
Pemberian obat oral (melalui mulut) adalah cara yang paling praktis,
mudah dan aman. Yang terbaik adalah minum obat dengan air
matang.
Obat oral terdapat dalam beberapa bentuk sediaan yaitu tablet, kapsul,
puyer dan cairan.
1.1. Petunjuk Pemakaian Obat Oral Untuk Dewasa
Sediaan Obat Padat
1) Obat oral dalam bentuk padat, sebaiknya diminum dengan air
matang.
2) Hubungi tenaga kesehatan apabila sakit dan sulit saat
menelan obat.
3) Ikuti petunjuk tenaga kesehatan kapan saat yang tepat untuk
minum obat apakah pada saat perut kosong, atau pada saat
makan atau sesudah makan atau pada malam hari sebelum
tidur.
Misalnya : obat antasida harus diminum saat perut kosong,
obat yang merangsang lambung, harus diminum sesudah
makan, obat pencahar diminum sebelum tidur.
Sediaan obat larutan
1. Gunakan sendok takar atau alat lain (pipet, gelas takar
obat) jika minum obat dalam bentuk larutan/cair. Sebaiknya
tidak menggunakan sendok rumah tangga, karena ukuran
sendok rumah tangga tidak sesuai untuk ukuran dosis.
2. Hati-hati terhadap obat kumur. Jangan diminum. Lazimnya
pada kemasan obat kumur terdapat peringatan Hanya untuk
kumur, jangan ditelan.
3. Sediaan obat larutan biasanya dilengkapi dengan sendok
takar yang mempunyai tanda garis sesuai dengan ukuran
5.0 ml, 2,5 ml dan 1,25 ml.
23
Tetes
Biasanya disediakan untuk sediaan obat tetes/drop.
Didalam kemasan sudah terdapat alat pipet yang
berukuran ml.
Aturan pakai obat tetes, dinyatakan dalam jumlah tetes
atau ml.
25
PERHATIAN
Hindari penggunaan obat tetes mata atau salep mata setelah
dibuka lebih dari 30 hari, karena obat tidak bebas kuman lagi.
Hindari penggunaan obat tetes mata atau salep mata oleh lebih
dari satu orang, agar tidak terjadi penulaan infeksi.
26
27
28
POKOK BAHASAN 8 :
EFEK SAMPING OBAT
A. Pengantar
Pada saat dilakukan pengobatan dengan menggunakan dosis yang normal,
sering timbul efek samping yang tidak diinginkan. Efek samping ini terjadi
setelah beberapa saat minum obat. Efek samping ini dapat terjadi pada
saluan pencernaan berupa rasa mual, diare, perut sembelit, dapat juga terjadi
pada kulit, berupa bercak merah, gatal, rasa panas pada kulit, selain itu juga
dapat menyebabkan wajah menjadi bengkak, sesak nafas dan sebagainya.
B. Tujuan
Tujuan umum :
Peserta dapat menjelaskan tentang masalah efek samping obat.
Tujuan khusus :
1. Menjelaskan tentang kemungkinan terjadinya efek samping setelah
minum obat tertentu.
2. Menjelaskan jenis efek samping obat biasa timbul.
3. Menjelaskan cara menanggulangi apabila terjadi efek samping obat.
C. Efek samping obat
Efek samping obat adalah setiap respon obat yang merugikan akibat
penggunaan obat dengan dosis atau takaran normal.
Beberapa hal yang perlu diketahui tentang efek samping obat, adalah
sebagai berikut :
1. Biasanya efek samping obat terjadi setelah beberapa saat minum obat.
2. Perhatikan kondisi pasien, misalnya ibu hamil, ibu menyusui, lansia, anakanak, penderita gagal ginjal, jantung dan sebagainya. Pada penderita
tersebut harus lebih berhati-hati dalam memberikan obat.
3. Informasi tentang kemungkinan terjadinya efek samping obat, biasanya
terdapat pada brosur kemasan obat, oleh karena itu bacalah dengan
seksama kemasan atau brosur obat, agar efek samping yang mungkin
timbul sudah diketahui sebelumnya, sehingga dapat dilakukan rencana
penanggulangannya.
29
30
POKOK BAHASAN 9 :
CARA PENYIMPANAN OBAT
A. Pengantar
Dalam upaya pengobatan suatu penyakit, perlu diberikan beberapa jenis
obat yang saling berbeda baik bentuk sediaannya maupun kemasannya.
Apabila hal ini terjadi di suatu rumah tangga, maka perlu dipikirkan cara
menyimpan obat. Bila cara penyimpanan obat tidak memenuhi persyaratan
cara menyimpan obat yang benar, maka akan terjadi perubahan sifat obat
tersebut, sampai terjadi kerusakan obat.
B. Tujuan
Tujuan umum :
Peserta mampu menjelaskan tentang cara penyimpanan obat yang benar.
Tujuan khusus :
1. Menjelaskan cara penyimpanan obat.
2. Menjelaskan akibat penyimpanan obat yang tidak tepat.
C. Cara penyimpanan obat
Cara penyimpanan obat di rumah tangga sebagai berikut :
Umum :
1. Jauhkan dari jangkauan anak anak.
2. Simpan obat dalam kemasan asli dan dalam wadah tertutup rapat.
3. Simpan obat ditempat yang sejuk dan terhindar dari sinar matahari
langsung atau ikuti aturan yang tertera pada kemasan.
4. Jangan tinggalkan obat di dalam mobil dalam jangka waktu lama karena
suhu yang tidak stabil dalam mobil dapat merusak sediaan obat.
5. Jangan simpan obat yang telah kadaluarsa.
Khusus :
1. Tablet dan kapsul
Jangan menyimpan tablet atau kapsul ditempat panas dan atau lembab.
2. Sediaan obat cair
Obat dalam bentuk cair jangan disimpan dalam lemari pendingin (freezer)
agar tidak beku kecuali disebutkan pada etiket atau kemasan obat.
31
32
POKOK BAHASAN 10 :
OBAT RUSAK DAN KADALUARSA
A. Pengantar
Zat berkhasiat yang terdapat dalam sediaan obat, selalu mempunyai masa
aktif untuk tujuan pengobatan tertentu. Biasanya tertulis pada kemasan atau
lembar informasi. Sediaan cair lebih jelas dilihat apabila kadaluarsa, yaitu
terjadi perubahan bentuk cairan, perubahan warna, timbul bau atau timbul
gas akibat reaksi antar zat didalam obat tersebut. Sementara sediaan obat
dalam bentuk padat apabila sudah mencapai masa kadaluarsa, biasanya
terjadi perubahan fisik.
B. Tujuan
Tujuan umum :
Peserta dapat menjelaskan tentang kadaluarsa suatu obat, dan obat rusak.
Tujuan Khusus :
1. Mampu menjelaskan penyebab kerusakan obat.
2. Mampu menjelaskan tanda-tanda obat rusak.
C. Kerusakan Obat
Kerusakan obat dapat disebabkan oleh :
1. Udara yang lembab.
2. Sinar Matahari.
3. Suhu.
4. Goncangan fisik.
D. Cara Mengetahui Obat Rusak
1. Tablet
Terjadi perubahan pada warna, bau dan rasa, timbul bintikbintik noda,
lubang-lubang, pecah, retak, terdapat benda asing, menjadi bubuk dan
lembab.
2. Tablet Salut
Terjadi perubahan salutan seperti pecah, basah, lengket satu dengan
lainnya dan terjadi perubahan warna.
33
3. Kapsul
Cangkang kapsul menjadi lembek, terbuka sehingga isinya keluar,
melekat satu sama lain, dapat juga melekat dengan kemasan.
4. Puyer
Terjadi perubahan warna, timbul bau, timbul noda bintik-bintik, lembab
sampai mencair.
5. Salep / Krim / Lotion / Cairan
Terjadi perubahan warna, bau, timbul endapan atau kekeruhan,
mengental, timbul gas, memisah menjadi 2 (dua) bagian, mengeras,
sampai pada kemasan atau wadah menjadi rusak rusak.
34
POKOK BAHASAN 11 :
CARA PEMBUANGAN OBAT
A. Pengantar
Obat sisa yang tidak digunakan untuk pengobatan lagi, sebaiknya disimpan di
suatu tempat obat yang terpisah dari penyimpanan barang-barang lain dan
tidak mudah dijangkau oleh anak-anak. Tetapi apabila obat tersebut sudah
rusak, sebaiknya dibuang saja, agar tidak digunakan oleh orang lain yang
tidak mengetahui mengenai masalah obat.
B. Tujuan
Tujuan umum :
Peserta dapat menjelaskan dan menerapkan tentang cara pembuangan obat.
Tujuan khusus :
1. Menjelaskan cara pembuangan obat.
2. Menjelaskan cara pembuangan kemasan obat.
C. Cara pembuangan obat
Pembuangan obat dapat dilakukan apabila obat rusak akibat penyimpanan
yang lama atau kadaluwarsa.
Obat yang rusak dibuang dengan cara :
1. Penimbunan di dalam tanah
Hancurkan obat dan timbun di dalam tanah.
2. Pembuangan ke saluran air
Untuk sediaan cair, encerkan sediaan dan buang kedalam saluran air.
D. Cara Pembuangan Kemasan Obat
1. Wadah berupa botol atau pot plastik
Terlebih dahulu lepaskan etiket obat, dan tutup botol, kemudian dibuang
di tempat sampah, hal ini untuk menghindari penyalah gunaan bekas
wadah obat.
2. Boks / dus / Tube
Gunting dahulu baru dibuang.
35
BAB IV
MATERI DISKUSI
Tata Cara Pelaksanaan Metode CBIA
I. Tahapan Kegiatan
Kegiatan dibagi menjadi 3 tahap,
Kegiatan I dan II dilakukan dalam kelompok, dan kegiatan III dilakukan
secara individual di rumah.
Kegiatan I dan II memakan waktu 2 - 3 jam, tergantung dari dinamika
kelompok.
Makin tinggi tingkat dinamika, makin besar gairah untuk berdiskusi sehingga
akan semakin lama waktu yang diperlukan. Sebaiknya kegiatan dalam
kelompok dibatasi maksimal 4 jam.
Peserta dibagi dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 6 - 8 orang.
Lembar kerja (Lampiran 2) dibagikan kepada tiap peserta.
Petunjuk kegiatan (Lampiran 3) diberikan kepada ketua kelompok.
Kegiatan I ( kelompok)
1 paket obat dibagikan kepada tiap-tiap kelompok.
Kelompok diminta :
1. Mengamati kemasan obat untuk :
(1) Mengenali nama dagang.
(2) Mengenali nama bahan aktif.
(3) Mengenali Kekuatan bahan aktif.
(4) Mengenali bahan utama dan tambahan pada obat kombinasi.
2. Mengelompokkan obat berdasarkan jenis bahan aktif bukan berdasarkan
indikasi.
3. Mendiskusikan hasil - hasil pengamatan di atas.
Dengan pimpinan ketua kelompok dan bila perlu dibantu Tutor/ Narasumber,
diskusi diharapkan dapat mengungkapkan hal - hal berikut :
1. Ternyata informasi dalam kemasan obat lebih lengkap dibanding iklan.
Kemasan obat selalu mencantumkan informasi bahan aktif.
36
2.
3.
4.
5.
6.
37
Kegiatan II (Kelompok)
Tahap kegiatan ini bertujuan agar peserta berlatih mencari informasi dari
kemasan, dengan cara meneliti setiap tulisan yang tercantum dalam
kemasan maupun package insert.
Tahap ini merupakan kegiatan untuk mengumpulkan informasi yang
diperlukan sebagai dasar melakukan self-medication, yaitu :
1. nama bahan aktif,
2. indikasi,
3. aturan penggunaan,
4. efek samping, dan
5. kontraindikasi.
Peran Tutor dalam tahap ini cukup besar, untuk mendorong semua
kebutuhan informasi, yakni 5 komponen utama informasi ditemukan secara
lengkap.
Dalam kegiatan ini digunakan lembar kerja yang telah disediakan (Lampiran
2).
Jumlah lembar kerja tidak perlu dibatasi.
Kelengkapan pengisian lembar kerja diharapkan dapat memacu aktifitas
peserta pada tahap selanjutnya.
Dengan dipimpin ketua kelompok, pencarian informasi dilakukan secara
bersama - sama, sambil membandingkan kelengkapan informasi dari satu
nama dagang dengan nama dagang yang lain.
Walaupun kegiatan ini dilakukan dalam kelompok, namun tiap peserta harus
mencatat untuk diri masing masing.
Sambil mencatat informasi, peserta sekaligus dapat menelaah secara
sederhana, kelengkapan dan kejelasan informasi yang disajikan pada tiap
kemasan.
Kegiatan 3 (individual)
Kegiatan ini bertujuan untuk memupuk keberanian peserta mencari informasi
sendiri.
Perlu dipastikan dahulu bahwa lembar kerja pada kegiatan 2 telah terisi
dengan baik.
Dalam tahap ini, peserta diminta untuk mengerjakan pencatatan informasi
seperti kegiatan 2, terhadap obat yang ada di rumah masing - masing.
38
39
40
41
Lampiran 1
Bodrex tablet
Bodrex Forte tablet
Bodrexin tablet
Bodrexin sirup
Mixagrip tablet
Minigrip tablet
Inza tablet
Inzana tablet
Feminax tablet
Esepuluh tablet
Refagan tablet
Aspirin Bayer tablet
Biogesic tablet
Ultraflu tablet
Sanaflu tablet
Dan lain-lain
Cerebrovit kapsul
Cerebrofort sirup
Pil Sehat
Ultracap
Vitamin C ICI tablet
Enervon C tablet
Calcium D redoxon tablet
Vitamin B1 ICI tablet
Neurobion
Viliron tablet
Engran tablet
Ercevit sirup
Calcivit sirup
Sakatonik Liver
Tonikum Bayer
Dan lain-lain
Obat batuk
Neosanmag tablet
Promag tablet
Magazida tablet
Alumy tablet
Alumy sirup
Mylanta tablet
Mylanta sirup
Dan lain-lain
Bombat tablet
Komix sirup
Vicks Formula 44 sirup
Allerin sirup
Laserin sirup
Dan lain-lain
42
Lampiran 2
CATATAN OBAT
Nama
bahan aktif
Nama dagang
Untuk
mengobati apa?
Aturan pemakaian?
Efek samping ?
Siapa yang
tidak boleh memakai?
Dewasa:
Anak:
Lainnya:
Dewasa:
Anak:
Lainnya:
Dewasa:
Anak:
Lainnya:
43
Lampiran 3
Nama dagang
Untuk
mengobati apa ?
Aturan pemakaian?
Efek samping ?
Siapa yang
tidak boleh memakai?
Dewasa:
Anak:
Lainnya:
Dewasa:
Anak:
Lainnya:
Dewasa:
Anak:
Lainnya:
44
45
BAB V
RENCANA TINDAK LANJUT
A. Pengantar
Tindak lanjut yang akan dilaksanakan setelah mengikuti pelatihan harus
direncanakan dengan rinci dan seksama. Hal ini perlu diperhatikan mengingat
perencanaan yang kurang matang akan mengakibatkan pelaksanaan yang
kurang optimal. Salah satu upaya agar pelaksanaan pelatihan dimasa datang
dapat tercapai sesuai dengan tujuan, maka perlu disusun rencana tindak
lanjut kegiatanpelatihan disertai dengan langkah-langkah yang jelas.
B. Tujuan
Tujuan Umum :
Peserta mampu menyusun rencana tindak lanjut kegiatan pelatihan di
wilayah masing-masing.
Tujuan Khusus :
1. Mampu menganalisis masalah yang dihadapi.
2. Mampu menyusun rencana pelatihan, sesuai dengan tujuan.
3. Mampu melaksanakan pelatihan, dan menetapkan langkah - langkah
kegiatan, meliputi : rekrutmen pelatih, mencari sumber dana, menyusun
jadwal dan melaksanakan evaluasi.
C. Rencana Tindak Lanjut
Dalam merencanakan tindak lanjut kegiatan pelatihan, tenaga kesehatan
diharapkan dapat menyusun dengan sangat rinci dan bertahap melalui
langkah-langkah yang jelas, sebagai berikut :
1. Mengidentiikasi masalah yang dihadapi, antara lain cara memperoleh
sumber dana, dan sumber daya manusia untuk menjadi pelatih atau nara
sumber. Serta sarana lain yang akan digunakan untuk pelatihan, termasuk
penetapan gedung/ruang pelatihan.
2. Menyusun pengorganisasian pelaksanaan pelatihan meliputi penetapan
sumber daya administrasi dan keuangan serta pendukung lainnya.
3. Menyusun jadwal pelatihan, dan keperluan administrasi lainnya.
4. Mempersiapkan materi, dan sarana pelatihan.
45
46
BAGIAN VI
EVALUASI
A. KUESIONER PENGOBATAN SENDIRI
PRE/POST TEST
Nomor Kode
BAGIAN I
Isilah jawaban pada titik-titk dibawah ini, dan pada pertanyaan selanjutnya tandailah
(x) pada kolom jawaban yang dipilih
Nama : . ..
Usia: ..Tahun
Jumlah Anak : .......... Anak
Alamat : ..............................................................................................................
RT .
RW.
Kelurahan ...............................
Kecamatan .................................
Diisi Petugas
47
Diisi Petugas
48
BAGIAN II
1. Apabila Ibu/Saudara merasa sakit apa yang Ibu/Saudara lakukan?
1. Membiarkannya sampai sembuh,
Lanjutkan ke
2. Pergi ke dukun / paranormal
Pertanyaan No. 5
3. Mengobati sendiri
Lanjutkan ke Pertanyaa no.2
4. Pergi ke puskesmas/rumah sakit / klinik
Lanjutkan ke
5. Pergi ke dokter
Pertanyaan No. 5
Diisi Petugas
49
Diisi Petugas
50
Ibu/Saudara lakukan ?
1. Langsung dibuang
2. Langsung disimpan
3. Langsung memakannya
4. Membaca aturan pakainya
5. Melihat kemasan dan membacanya
12. Pada waktu Ibu/Saudara menerima obat informasi apa yang diperoleh
dari apotik?
1. Mendapat informasi dengan jelas tentang cara menggunakannya
2. Mendapat informasi tapi tidak lengkap
3. Mendapat informasi tapi tidak mengerti
4. Mendapat informasi tapi tidak jelas
5. Tidak mendapatkan informasi
Diisi Petugas
51
BAGIAN III
1. Apakah Ibu/ Saudara mengetahui tentang penggolongan obat?
1. Golongan obat bebas
2. Golongan obat bebas terbatas
3. Golongan obat keras
4. Golongan obat psikotropik
5. Golongan obat narkotika
Diisi Petugas
52
Diisi Petugas
53
Diisi Petugas
B. ANALISIS KUESIONER
1. Bagian I digunakan untuk mengetahui karakter responden.
2. Bagian II digunakan untuk mengetahui kebiasaan responden dalam pengobatan
sendiri.
3. Bagian III digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman/ pengetahuan responden.
54
BAGIAN VII
PENUTUP
Dengan semakin meningkatnya kecerdasan masyarakat saat ini, timbul
kecenderungan untuk melakukan pengobatan sendiri (swamedikasi) terhadap
penyakitpenyakit tertentu yang ringan, yang sering diderita oleh masyarakat,
dengan menggunakan obat yang mudah diperoleh baik di sarana kesehatan
maupun di toko obat atau ditempat lain yang menyediakan obat bebas dan obat
bebas terbatas.
Melalui Buku Pedoman Pelatihan Peningkatan Pengetahuan Dan Keterampilan
Memilih Obat, diharapkan masyarakat mampu memilih dan menggunakan obat
secara benar, setelah mendapatkan pelatihan yang diselenggarakan oleh tenaga
kesehatan yang terlebih dahulu mendapatkan pelatihan serupa. Pengetahuan
dan keterampilan para tenaga kesehatan akan sangat membantu para kader
kesehatan dan masyarakat dalam pengobatan sendiri.
Peningkatan pengetahuan dan keterampilan kader kesehatan dan juga
masyarakat dalam melaksanakan pengobatan sendiri, merupakan hasil
rangkaian pelatihan dengan menggunakan Buku Pedoman ini, yang berprinsip
pada sistem Cara Belajar Ibu Aktif (CBIA). Diharapkan kedepan hasil
peningkatan pengetahuan dan keterampilan para kader dan masyarakat
merupakan salah satu pendukung dalam meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat sesuai dengan tujuan Pemerintah, terutama dalam era globalisasi
saat ini.
Semoga Buku Pedoman Pelatihan Peningkatan Pengetahuan Dan Keterampilan
Memilih Obat ini dapat dimanfaatkan diseluruh wilayah Indonesia.
55
Nomor Kode
Nama : . ..
Usia: ..Tahun
Jumlah Anak : .......... Anak
Alamat : ..............................................................................................................
RT .
RW.
Kelurahan ...............................
Kecamatan .................................
Diisi Petugas
Diisi Petugas
PRETEST/POSTEST
Nomor Kode
KUESIONER CBIA
Isilah jawaban pada titik-titk dibawah ini, dan pada pertanyaan selanjutnya tandailah
(x) pada kolom jawaban yang dipilih
BAGIAN I
1. Apabila Ibu/Saudara merasa sakit apa yang Ibu/Saudara lakukan?
1. Mengobati sendiri
lanjutkan ke no.2
2. Pergi ke dokter
3. Pergi ke puskesmas/rumah sakit / klinik
4. Pergi ke dukun / paranormal
lanjutkan ke no 5
5. Membiarkannya sampai sembuh,
6. Lainnya, sebutkan
Diisi Petugas
Diisi Petugas
Diisi Petugas
12. Pada waktu Ibu/Saudara menerima obat informasi apa yang diperoleh
dari apotik?
1. Mendapat informasi dengan jelas tentang cara menggunakannya
2. Mendapat informasi tapi tidak lengkap
3. Mendapat informasi tapi tidak mengerti
4. Mendapat informasi tapi tidak jelas
5. Tidak mendapatkan informasi
Diisi Petugas
BAGIAN II
1. Apakah Ibu/ Saudara mengetahui tentang penggolongan obat?
1. Golongan obat bebas
2. Golongan obat bebas terbatas
3. Golongan obat keras
4. Golongan obat psikotropik
5. Golongan obat narkotika
Diisi Petugas
Diisi Petugas
9. Apabila ada tanda lingkaran hitam dasar biru pada kemasan obat,
artinya obat tersebut termasuk golongan (ada contoh gambar):
1. Golongan obat bebas
2. Golongan obat bebas terbatas
3. Golongan obat keras
4. Golongan obat narkotika
5. Golongan obat psikotropika
Diisi Petugas