Anda di halaman 1dari 36

SURAT KEPUTUSAN

DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN AMANAH PROBOLINGGO


NOMOR : 179/RSBAMN/SK/1/2014
TENTANG
PEMBERLAKUAN PANDUAN KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH
SAKIT BERSALIN AMANAH PROBOLINGGO
DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN AMANAH PROBOLINGGO,

Menimbang

: a. Bahwa dalam

memberikan pelayanan medis dengan

berfokus pada keselamatan pasien;


b. bahwa untuk pelaksanaannya seperti dimaksud pada butir
a konsideran menimbang, perlu ditetapkan dengan surat
Keputusan Direktur.
Mengingat

: 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun


2009 Tentang Kesehatan;
2. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun
2009 Tentang Rumah Sakit;
3. Kepmenkes Nomor 938/Menkes/SK/V III/2007 tentang
Standar Asuhan Kebidanan;
4. Permenkes/No.1691/Menkes/Per/VIII/2011
Keselamtan Pasien Rumah Sakit.

tentang

M E M U T U S K AN
Menetapkan

KESATU

: KEPUTUSAN DIREKTUR TENTANG PEMBERLAKUAN


PANDUAN KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT
BERSALIN AMANAH PROBOLINGGO.

KEDUA

: Pemberlakuan Panduan keselamatan pasien Rumah Sakit


Bersalin Amanah Probolinggo telah ditetapkan dalam surat
keputusan ini sebagaimana tercantum dalam lampiran surat
keputusan ini.

KETIGA

: Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila


dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan
ini, akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya

Ditetapkan di

: Probolinggo

Pada Tanggal

: 05 Januari 2015

DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN AMANAH PROBOLINGGO

dr. Hj. Evariani


Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas perkenanNya, kami
telah menyusun Panduan Keselamatan Pasien RSB Amanah Probolinggo.
Panduan

Keselamatan Pasien

ini merupakan salah satu

upaya untuk

meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit khususnya dalam setiap prosedur


tindakan pelayanan medis yang dilakukan, sehingga dengan adanya panduan ini ,
seluruh elemen yang terkait di RSB AMANAH, dapat menggunakan panduan ini
dalam kegiatan peningkatan mutu pelayanan kepada pasien yang bertujuan untuk
terciptanya kepuasan pasien yang menuju keselamatan pasien menghindari dan
mencegah kejadian-kejadian yang tidak diharapkan. .
Rumah Sakit Bersalin Amanah Probolinggo merupakan rumah sakit bersalin
yang modern dan professional dikota probolinggo.Dalam menjaga kualitas
pelayanan di era globalisasi dan persaingan pasar bebas,diperlukan peningkatan mutu
dalam segala bidang,salah satunya peningkatan mutu pelayanan melalui akreditasi
Rumah sakit menujung kualitas pelayanan ,dalam menjawab tantangan tersebut
peningkatan kualitas pelayanan sangatlah penting agar rumah sakit mampu
berkompentisi .
Rumah sakit Bersalin Amanah Probolinggo adalah rumah sakit swasta yang
memberikan pelayanan khusus pada ibu bersalin atau kebidanan dan penyakit
kandungan,berdiri pada tahun 2009.Pada tahun 2012 lalu RSB AMANAH
PROBOLINGGO telah memenuhi standart akreditasi sempurna untuk pelayanan
dasar.Dengan standart akreditasi versi 2012,maka kami perlu memantapkan lagi
pemahaman terutama pada KESELAMATAN PASIEN agar rumah sakit dapat
mempersiapkan dan mengikuti akreditasi dengan standart yang baru.
Panduan keselamatan pasien ini dicetak sebagai salah satu dokumen penting
akreditasi yang bertujuan peningkatan pelayanan kesehatan yang bermutu kepada
lapisan masyarakat Probolinggo dan sekitarnya.

Akhirnya terima kasih diucapkan kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga tersusunnya PANDUAN KESELAMATAN PASIEN RSB AMANAH
PROBOLINGGO.

Probolinggo,06 Januari 2014

Komite Keselamatan Pasien

DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL.1
SK PANDUAN KESELAMATAN PASIEN2
KATA PENGANTAR.4
DAFTAR ISI
BAB I DEFINISI..7
1.Latar belakang...8
1.1.1tujuan umum dan khusus......9
1.1.3 manfaat....9
BAB II RUANG LINGKUP
A.6 SASARAN Keselamatan pasien rumah sakit....10
B. Langkah menuju keselamatan rumah sakit ..13
BAB III TATA LAKSANA
A.Pencatatan dan Pelaporan.....18
B. Monitoring dan evaluasi...19
BAB IV DOKUMENTASI
Lampiran 120
Lampiran 222

Lampiran 325
Glosarium KKP-RS dan SPO Keselamatan Pasien..29

LAMPIRAN
Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Bersalin Amanah Probolinggo
Nomor

: 179/RSBAMN/SK/I/2015

Tanggal : 05 Januari 2015

BAB 1
DEFINISI
1. Keselamatan Pasien
Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera
yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil.Insiden keselamatan pasien adalah
setiap kejadian yang tidak disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau
berpotensi mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada pasien, Kejadian Tidak
Diharapkan, Kejadian Nyaris Cedera, Kejadian Tidak Cedera dan kejadian
Potensi cedera.
Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk juga untuk rumah
sakit. Ada lima isu pentingyang terkait dengan keselamatan (safety) di rumah
sakit yaitu : keselamatan pasien (patient safety),keselamatan pekerja atau petugas
kesehatan, keselamatan bangunan dan peralatan di rumah sakit yang bias
berdampak terhadap keselamatan pasien dan petugas, keselamatan lingkungan

(green productivity) yangberdampak terhadap pencemaran lingkungan dan


keselamatan bisnis rumah sakit yang terkait dengan kelangsungan hidup rumah
sakit. Ke lima aspek keselamatan tersebut sangatlah penting untuk dilaksanakan
disetiap rumah sakit. Namun harus diakui kegiatan institusi rumah sakit dapat
berjalan apabila ada pasien.Karenaitu keselamatan pasien merupakan prioritas
utama untuk dilaksanakan dan hal tersebut terkait dengan isu mutudan citra
perumahsakitan.
Harus diakui, pelayanan kesehatan pada dasarnya adalah untuk
menyelamatkan pasien sesuai denganyang diucapkan Hiprocrates kira-kira 2400
tahun yang lalu yaitu Primum, non nocere (First, do no harm).Namun diakui
dengan semakin berkembangnya ilmu dan teknologi pelayanan kesehatan
khususnya di rumahsakit menjadi semakin kompleks dan berpotensi terjadinya
Kejadian Tidak Diharapkan - KTD (Adverse event)apabila tidak dilakukan
dengan hati-hati.Di rumah sakit terdapat ratusan macam obat, ratusan tes dan
prosedur, banyak alat denganteknologinya, bermacam jenis tenaga profesi dan
non profesi yang siap memberikan pelayanan pasien 24 jamterus menerus.
Keberagaman dan kerutinan pelayanan tersebut apabila tidak dikelola dengan baik
dapat terjadiKTD.
Di Indonesia data tentang KTD apalagi Kejadian Nyaris Cedera (Near
miss) masih langka, namun dilainpihak terjadi peningkatan tuduhan mal
praktek, yang belum tentu sesuai dengan pembuktian akhir. Dalam rangka
meningkatkan keselamatan pasien di rumah sakit maka Perhimpunan Rumah
Sakit

Seluruh

Indonesiatelah

mengambil

inisiatif

membentuk

Komite

Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKP-RS). Komite tersebut telah aktif


melaksanakan langkah langkah persiapan pelaksanaan keselamatan pasien rumah
sakit denganmengembangkan program keselamatan pasien rumah sakit.

Mengingat keselamatan pasien sudah menjadi tuntutan masyarakat maka


pelaksanaan program keselamatan pasien rumah sakit perlu dilakukan..Karena itu
diperlukan

acuan

yang

jelas

untuk

melaksanakan

keselamatan

pasien

tersebut.Panduan Keselamatan Pasien Rumah Sakit Bersalin Amanah yang berisi


enam sasaran yaitu tentang 1.Ketepatan identifikasi pasien 2.Peningkatan
komunikasi yang efektif 3.Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
4.Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat

pasien operasi 5.Pengurangan

risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan dan 6.Pengurangan risiko pasien jatuh.
Diharapkan panduan keselamatan pasien ini dapat membantu rumah sakit
dalam melaksanakan kegiatannya. Panduan ini dilengkapi dengan Instrumen
Penilaian yang akan dimasukkan di dalam program akreditasi rumah sakit.

2.Tujuan keselamatan pasien


Tujuan disusunnya Panduan Keselamatan Pasien Rumah Sakit Bersalin Amanah
Probolinggo adalah :
Tujuan Umum :
Sebagai

panduan

bagi

manajemen,pelayan

kesehatan

RSB

AMANAH

PROBOLINGGO untuk dapat melaksanakan program keselamatan pasien


dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.
Tujuan Khusus :
1. Sebagai acuan yang jelas bagi manajemen,pelayan kesehatan

RSB

AMANAH didalam pengambilan keputusan terhadap keselamtan pasien.


2. Sebagai acuan bagi para dokter untuk dapat meningkatkan keselamtan
pasien.
3. Terlaksananya program keselamatan pasien secara sistematis dan terarah.

3.Manfaat keselamtan pasien


1.

Dapat meningkatkan mutu pelayanan yang berkualitas dan citra yang baik
bagi Rumah Sakit Bersalin Amanah Probolinggo

2. Agar seluruh personil rumah sakit memahami tentang tanggung jawab dan
rasa nilai kemanusiaan terhadap keselamatan pasien di Rumah Sakit Bersalin
Amanah Probolinggo.
3. Dapat meningkatkan kepercayaan antar dokter ,petugas lainnya dengan pasien
serta keluarga terhadap tindakan yang akan dilakukan
4. Mengurangi kejadian KTD dirumah sakit.
1.Mengapa dan apa Keselamatan Pasien?
Sejak awaltahun 1990 instusi rumah sakit selalu meningkatkan mutu pada 3
elemen yaitu input,proses dan output sampai outcome dengan bermacam macam
konsep dasar.program regulasi yang berwenang misalkan antara lain penerapan
standar pelayanan rumah sakit ,perizinan,akreditasi,kredensialing,audit
medis,indicator clinis ,clinical governance,iso dan lain sebagainya.harus diakui
program-program tersebut telah meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit baik
pada aspek input,proses,maupun output dan out come.Namun harus diakui pada
pelayanan yang telah berkualitas tersebut masih terjad i KTD yang tidak jarang
berakhir dengan tuntutan hukum.oleh sebab itu perlu program untuk lebih
memperbaiki proses pelayanan.karena KTD sebagian merupakan kesalahan dalam
proses pelayanan yang sebetulnya dapat dicegah melalui rencana pelayanan yang
komprehensif dengan melibatkan pasien berdasarka n dengan haknya.program
tersebut yang kemudian dikenal dengan istilah pasien safety/keselamatan
pasien.denga n meningkatkan keselamatan pasien rumah sakit diharapkan
kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan rumah sakit dapat meningkat.selai itu
keselamatan pasien juga dapat mengurangi KTD,selain berdampak pada peningkatan
biaya pelayanan juga dapat membawa rumah sakit kearena blawwing. menimbulkan

10

konflik antara dokter,petugas dan pasien,menimbulkan sengketa medis,tuntutan dan


proses hukum,tuduhan malpraktek,blow up kemedia massa yang akhirnya
menimbulkan opini negative terhadap pelayanan rumah sakit.selain itu rumah sakit
dan dokter bersusah payah melindungi dirinya dengan asuransi,pengacara dsb.tetapi
pada akhirnya tidak ada pihak yang menang bahkan menurunkan kepercyaan
masyarakat terhadap rumah sakit.
Keselamatan rumah sakit(pasien safety) adalah suatu sitem dimana rumah
sakit membuat asuhan pasien lebih aman .sistem tersebut meliputi:asesmen
risiko,identifikasi,dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan
resikopasien,pelaporan,dan analis insiden,kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya serta implementsi solusi untuk meminimlkan timbulnya resiko .sistem
tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cidera yang disebakan oleh kesalahan
akibat melaksankan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya
dilakukan.

11

BAB II
RUANG LINGKUP

A.Program WHO World Alliance for patient safety


Pada januari 2002 Execative Board WHO menyusun usulan resolusi ,dan
kemudian diajukan kepada World health assembly ke 57 mei 2004,diputuskan
membentuk aliansi international untuk peningkatan keselamatan pasien dengan
sebutan worl alliance for patient safety,dan ditunjuk sir liamdomaldson sebagai
ketua.
Worl alliance for patient safety pada tahun 2004 menerbitkan 6 program
keselamatan pasien,dan tahun 2005 menambah 4 program lagi, keseluruhan program
who untuk keselamatan pasien adalah sbb:
1. G lobal patient safety challenge
Isichallenge;2005-2006:CLEAN CAREIS SAFE CARE
Challenge :2007-2008: safe surgery safe live
2. Patient for patient safety
3. Taconomi for patient safety
4. Research for patient safety
5. Solution for patient safety
6. Reporting andlearning
7. Safety In action
8. Technologi for patient safety
9. Care of ill patients
10. Patien safety knowled geat your fingertips.

B.Sembilan solusi keselamatan pasien di rumah sakit


Who collaborating centre for patient safety,dimotori oleh joint commission
international,suatu badan akreditasi dari amerika serikat mulai tahun 2005
mengumpulkan pakar keselamatan pasien dari lebih 100 negara dengan kegiatan

12

mengidentifikasi dan mempelajari berbagai masalah keselamatan pasien dan


mencari solusi berupasistem atau intervensi sehingga mampu mencegah atau
mengurangi cedera pasien dan meningkatkan keselamatan pasien.pada tangga l 2 mei
2007 WHO resmi menerbitkan panduan Sembilan solusi keselamatan pasien rumah
sakit.
Sembilan topik yang diberikan solusinya sebagai ruang lingkup keselamatan pasien
rumah sakita yaitu sbb:
1. Perhatikan nama obat ,rupa,dan ucapan mirip (look alike sound a
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

like,medications names)
Pastikan identifikasi pasien
Komunikasi secara benar saat serah terima/pengoperan pasien
Pastikn tindakan yang benar pada sisi tubuh yang benar
Kendalikan cairan elektrolit pekat
Pastikan akurasi pemberian obat pada pengalihan pelayanan
Hindari salah cateter dan salah sambung selang
Gunakan alat injeksi sekali pakai
Tinhgkatkan kebersihan tanaga untuk mencegah infeksi nosokomial

BAB III
TATA LAKSANA

Tata Laksana Menagcu Pada tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien


Rumah Sakit
Mengacu pada standart keselamtan pasien , maka Rumah Sakit Bersalin

Amanah Probolinggo harus merancang proses baru atau memperbaiki proses yang
ada ,memonitor dan mengevaluasi kinerja melalui pengumpulan data ,menganalisis
secara intensif ktd,dan melakukan perubahan untuk meningkatkan kinerja mutu
serta keselamtan pasien .

13

Proses perancangan tersebut harus mengacu pada visi,misi dan tujuan Rumah Sakit
Bersalin Amanah Probolinggo ,kebutuhan pasien,petugas pelayanan kesehatan,dan
factor-faktor lain yang berpotensi risiko bagi pasien sesuai dengan 7 langkah
keselamatan pasien rumah sakit.
Uraian tujuh langkah menuju keselamatan pasien rumah sakit adalah sbb:
1. BANGUN KESADARAN AKAN NILAI KESELAMATAN PASIEN
Ciptakan kepemimpinan dan budaya yang terbuka dan adil
Langkah penerapan:
A.Tingkat Rumah Sakit
Rumah Sakit Bersalin Amanah Probolinggo telah memiliki kebijakan yang
menjabarakan apa yang harus dilakukan staf segera setelah terjadi insiden
,bagaimana langkah-langkah pengumpulan fakta harus dilakukan dan dukungan apa
yang harus diberikan kepada staf ,pasien dan kelurga.

Rumah Sakit Bersalin Amanah Probolinggo memiliki kebijakan dan prosedur

yang menjabarkan peran dan akuntabilitas individual bila mana terjadi insiden
Rumah Sakit Bersalin Amanah Probolinggo telah berupaya menumbuhkan

budaya pelaporan dan belajar dari Insiden yang terjadi dirumah sakit
Lakukan assesmen dengan menggunakan survey penilaian keselamatan
pasien.

B.Tingkat Unit Kerja/Tim

Pastikan semua rekan kerja merasa mampu untuk berbicara mengenai

kepedulian mereka dan berani melaporkan bila mana ada insiden.


Sosialisasikan kepada seluruh personil ukuran ukuran yang dipakai untuk
memastikan semua laporan dibuat secara terbuka dan terjadi proses
pembelajaran serta pelaksanaan tindakan/solusi yang tepat.

2.

PIMPIN DAN DUKUNG STAF

14

Bangunlah komitmen dan focus yang kuat dan jelas tentang keselamatan
pasien diseluruh jajaran Rumah Sakit Bersalin Amanah Probolinggo.
Langkah penerapan :
A.Tingkat Rumah Sakit
Dokter bertanggung jawab atas keselamatan pasien
Telah dibentuk panitia mutu dan keselamatan pasien yang ditugaskan

untuk menjadi penggerak dalam gerakan keselamatan pasien.


Prioritaskan keselamatan pasien dalam rapat rutin bulanan

B. Tingkat Unit Kerja/Tim

Semua pimpinan unit kerja wajib memimpin gerakan keselamatan

pasien
Selalu jelaskan kepada seluruh personil pentingnya serta manfaat
bagi merekadengan menjalankan gerakan keselamatan
pasien.tumbuhkan sikap bertanggung jawab dalam pelaoporan
insiden.

3. INTEGRASIKAN AKTIVITAS PENGELOLAAN RISIKO


Kembangkan sistem dan proses pengelolaan resiko ,serta lakukan identifikasi
dan assesmen hal yang potensial bermasalah.
Langkah penerapan;
A.Tingkt Rumh Sakit
Telaah kembali input dan proses yang ada dalam manajemen risiko
klinis dan non klinis serta pastikan hal tersebut mencakup dan

terintregitas dengan keselamatan pasien dan staf.


Gunakan informasi yang jelas dan benar yang diperoleh dari sitem
pelaporan insiden dan asesmen risiko untuk dapat secara pro aktif
meningkatkan kepedulian terhadap pasien

B.Tingkat Unit Kerja/Tim

15

Lakukan proaes asesmen secara teratur untuk menentukan kemungkinan

yang terjadi dan memperkecil resiko tersebut


Pastikan penilaiana resiktersebut disampaikan sebagai masukan keproses
asesmen dan pencataatan risikrumah sakit

4. KEMBANGKAN SISTEM PELAPORAN


Pastikna staf agar dengan mudah dapat melaporkan kejadian/insiden ,serta
rumah sakit mengatur pelaporan kepada komite keselamatan pasien rumah
sakit (kprs)
Langkah Penerapan:
A.Tingkat Rumaha Sakit
Sistem palaporan insiden kedalam rumah sakit maupun keluar rumah sakit
mengacu pada pedoman keselamatan pasien rumah sakit Rumah Sakit
Bersalin Amanah Probolinggo.
B.Tingkat Unit Kerja/Tim
Berikan semangat kepada seluruh personil untuik secara aktif melaporkan
setiap insiden yanag terjadi dan insiden yang telah dicegah tetapi tepat terjadi
juga,karena mengandung bahan pelajaran yang penting.
5. LIBATKAN DAN BERKOMUNIKASI DENGANPASIEN
Kembangkan cara komunikasi yang terbuka dengan pasien
Langkah penerapan;
A.Tingkat Rumah Sakit
Memiliki kebijakan dan pedoman yang jelas tentang cara-cara

komunikasi terbuka selama proses Asuhan tentang insiden.


Seluruh staf rumah sakit harus mampu memastikan bahwa pasien dan
keluarga mendapat informasi yang benar,

B.Tingkat Unit Kerja/Tim

Pastikan seluruh personil menghargai dan mendukung keterlibatan


pasien dan keluarganya bila telah terjadi insiden

16

Proiritaskan pemberitahun kepada pasien dan keluarga bilamana


terjadi insiden dan segera berikan kepada mereka informasi yang tepat.

6. BELAJAR DAN BERBAGI PENGALAMAN TENTANG


KESELAMATAN PASIEN
Seluruh staf harus mampu melakukan analisis akar masalah untuk belajar
bagaimana dan mengapa KTD itu timbul.
Langakah penerapan:
A.Rumah Sakit
Pastikan staf yang terkait telah terlatih untuk melaukuan kajian insiden

secara tepat,yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi peneyebab


Kembangkan kebijakan yang menjabarakan dengan jelas criteria
pelaksanaan rca.

7. CEGAH CIDERA MELALAUI IMPLEMENTASI SISTEM


KESELAMATAN PASIEN
Menggunakan informasi yang ada tentang kejadian /masalah untuk melakukan
perubahan pada sistem pelayanan.
Langkah penerapan:
A.Untuk Rumah Sakit
1. Gunakan informasi yang benar dan jelas yang diperoleh dari sitem
pelaporan ,asesmen risisko,kajian insiden,dan audit serta analisis ,untuk
menetukan solusi yang tepat.
2. Solusi tersebut dapat mencakup penjabaran ulang system (struktur dan
proses)penyesuaian pelatihan staf dan kegiatan klinis termasuk
penggunaan instrument yang menjamin keselamatan pasien
3. Lakukan assesmen risiko untuk setiap perubahan yang direncanakan
4. Beri umpan balik kepada staf tentang setiap tindakan yang diambil atas
insiden yang dilaporkan
B.Untuk Unit/Tim

17

1. Libatkan tim dalam mengembangkan berbagai cara untuk membuat


asuhan pasien menjadi lebih baik dan lebih aman
2. Pastikan tim menerima umpan balik atas setiap tindak lanjut tentang
insiden yang dilaporkan
Tujuh langkah keselamatan rumah sakit merupakan panduan yang
komprehensif untuk menuju keselamatan pasien ,sehingga tujuh langkah tersebut
secara menyeluruh harus dilaksanakan oleh setiap rumah sakit .Dalam
pelaksanaan,tujuh langkah tersebut tidak harus berurutan dan tidak harus
serentak.pilih langkah yang strategis dan paling mudah dilaksanakan dirumah
sakit.Bila langkah-langkah ini berhasil maka kembangkan langkah yang belum
dilaksanakan.
Bila tujuh langkah ini telah dilaksankan dengan baik maka dapat menambah
penggunaan metode-metode lainnya.

BAB IV

18

DOKUMENTASI

A.PENCATATAN DAN PELAPORAN


1. Rumah sakit wajib melakukan pencatatan dan pelaporan insiden yang
meliputi kejadian tidak diharapkan (KTD,kejadian nyaris cidera
(KNC),dan.kejadian semtinel
2. Pencatan dan pelaporan insiden keselamatan pasien menagcu pada
pedoman yang dikeluarkan oleh komite keselamatan pasien rumah sakit
persi.
3. Pelaporan insiden terdiri dari:
a) Pelaporan internal yaitu mekanisme /alur pelaporan kprs diinternal
Rumah Sakit Bersalin Amanah Probolinggo.
b) Pelaporan eksternal yaitu pelaporan dari Rumah Sakit Bersalin
Amanah Probolinggo.
4. Panitia mutu dan keselamatan pasien melakukan pencatatan kegiatan yang
telah dilakukan dan membuat laporan kegiatan kepada direktur secara
berkala.
B.MONITORING DAN EVALUASI
1. Seluruh jajaran manajemen Rumah Sakit Bersalin Amanah Probolinggo
secara berkala melakukan monitoring dan evaluasi program keselamatan
pasien yang dilaksanakan oleh panitia mutu dan keselamatan pasien rumah
sakit Rumah Sakit Bersalin Amanah Probolinggo.
2. Panitia mutu dan keselamatan pasien Rumah Sakit Bersalin Amanah
Probolinggo secara berkala (paling lama 2 tahun) melakukan evaluasi
pedoman kebijakan dan prosedur keselamatan pasien yang dipergunakan di
Rumah Sakit Bersalin Amanah Probolinggo

19

3. Komite mutu dan keselamatan pasien Rumah Sakit Bersalin Amanah


Probolinggo melakukan evaluasi kegiatan setiap triwulan dan membuat
tindak lanjutnya.

20

Lampiran 1:
Deklarasi Jakarta
Pasien untuk Keselamtan Pasien
Di Negara-negara South-East asia Region
Kami,
Pasien, konsumen pendukung para professional pelayanan kesehatan
,pembuat kebijakan dan wakil lembaga swadya ,masyarakat,sosiasi
professional

dan

dewan

pengarah,setelah

dipaparkan

pada

isu

keselamatan pasien pada who regional workshop tentang pasien untuk


keselamatan pasien.17-19 juli 2007,dijakarta Indonesia
Mengacu pada resolution SEA /RC59/53 tentang promotion patien
safety in health care, yang diadopsi pada sesi yang 59 tahun regional
committee untuk asia tenggara yang mencatat keprihatinan atas
banyaknya korban manusia dan biaya akibat kejadian tidak diharapkan
(adverse events) dan lingkaran setan adverse events tuntutan hukum dan
praktek kedokteran yang devensive,dengan ini mendesak Negara-neraga
anggiota untuk melibatkan para pasien,asosiasi konsumen para pekerja
pelayanan kesehatan dan asosiasi profesional dalam membangun system
asuhan kesehatan yang lebih aman dan menciptakan suatu budaya
keselamatan didalam institusi pelayan kesehatan.
Dengan diilhami oleh patients for patients safety London declaration
yang didukung oleh WHO World Aliance for patient safety.

21

Menimbang rekomendasi WHO Regional workshop yang pertama


tentang patient safety 12-14 juli 2006 dinew delhi ,india
1. Menyatakan bahwa tidak boleh ada pasien menderita cedera yang
dapat dicegah
2. Menyepakati bahwa pasien adalah pusat dari semua upaya
keselamatan pasien
3. Menyatakan bahawa rasa takut disalahkan dan hukuman
seharusnya tidak menghalangi kominikasi yang terbuka dan jujur
antar pasien dan pemberi pelayan kesehatan
4. Mengakui bahwa kami harus bekerja dalampola kemitraan
untukmencaoaiperubahan perilkau utama dan system yang
dibutuhkan untuk penerapan keselamatanpasiendiregional kami.
5. Percaya bahwa:
Transparansi,tanggung
jawab
dan
pendekatan
manusiawiadalah yang utama padasuatu sistempelayanan

keehtanyang aman,
Dasarhubunganadalah

saling

percay

dan

saling

menghormatianatra paraprofessional pelayan kesehatan

dan p[asien.
Pasien dan pendampnya perlu mengetahui mengapa suatu
pengobstsn diberiksn dsn dibri tshu tentsngsemus
risikokecil atau besar sehingga mereka dapat mengambil
bagiandidalam keputusan-keputusan yangbberhubungan

dengan asuhan kepada mereka


Pasien perlu mempunyai akses kepada rekammedisnya
6. Mengakui bahwa ketika cidera terjadi
Harus ada suatu system dimana kejadian itu dapat

dilaporkan dan diperiksa secara rahasia


Pasien dan keluarganya harus memperoleh informasi dan
dukungan sepenuhnya

22

Pemberi pelayananyang terlibat padacidera yang tak

disengaja perlu juga mnerima dukungan


Tindakan korektif harus diambil untuk mencegah cedera
dimasa depan dan pelajaran yang dapat perlu disebar

luaskan
Harus ada suatu mekanisme untuk kompensasi yang wajar

atas kerugian pasien dan keluarganaya


7. Komit terhadap
Pemberdayaan konsumen melalui pendidikan yang jujur

dan tulus
Bekerja sama dengan media untuk mendorong pelaporan
yang

bertanggungjawab

dan

untuk

berkesempatan

mendidik masyarakat
Berpatisipasi aktif konsumen dalam pelaporan ktd
Komunikasi dua arah antara pasien dan
pemberi
pelayanan kesehatan untuk mendorong adanya Tanya

jawab
Wakil pasien yang bermakna dalam komite keselamatan

pasien dan forum-forum


8. Berikrar melalui upaya yang berkesinambungan untuk mencapai
sasaran sbb:
Berfungsi system mutu dan keselamatan pasien pada
setiap sarana pelayanan

kesehatan,baik pemerintah

maupun swasta,mulai dengan pembentukan suatu komite


keselamatan pasien dan dalam suatu system pelaporan

kejadian tidak diharapkan dan system tanggapannya


Taat pada pedoman berbasis bukti dan etik dan
mneghindari pengobatan yang irasional seperti pemberian

obat ,pemeriksaan dan operasi yang tidak perlu


Pendidikan kedokteran berkelanjutan untuk
professional kesehatan

23

para

Indikasi yang rasional untuk admisi pasien pada setiap


sarana pelayanan Kesehatan.

Lampiran 2:
FORMULIR LAPORAN INSIDEN INTRNAL DI RUMAH SAKIT BERSALIN
AMANAH PROBOLINGGO
RAHASIA,TIDAK BOLEH DIFOTOKOPI,DILAPORKAN MAKSIMAL 2X24 JAM

24

LAPORAN INSIDEN
(INTERNAL)
1.DATA PASIEN
Nama

No Rm

Ruangan

Umur

Jenis kelamin:
Penanggung biaya pasien:
o
o
o
o

Pribadi
BPJS
Perusahaan
Dll

Tanggal masuk:

jam:

II.RINCIAN KEJADIAN
1.Tanggal dan waktu insiden
Tanggal:

jam:

2.Insiden:

25


..
3.Kronologis
insiden...................................

.
4.Jenis insiden:
o KNC
o KTD
5.Orang pertama yang melaporkan insiden
o
o
o
o
o

Karyawan :dokter ,perawat/bidan ,petugas lainnya


Pasien
Keluarga/pendamping pasien
Pengunjung
Lain-lain

6.insiden terjadi pada:


o Pasien
o Lain-lain
7.insiden manyangkut pasien:
o
o
o
o

Pasien rawat inap


Pasien rawat jalan
PasienUGD
Pasien Ruang bayi

8.Tempat insiden:

26

Lokasi kejadian..
9.Akibat insiden kepada pasien
o Kematian
o Cedera berat/ringan /sedang
o Tidak ada cidera
10.Tindakan yang dilakukan segera setelah kejadian dan hasilnya:
........

11.Tindakan dilakukan oleh :


o Dokter
o Perwat/bidan
o Petugas lainnya
12.apakan kejadian yang sama pernah terjadi di unit kerja lain?
o Ya
o Tidak
Apabila ya isi bagian bawah ini
Kapan? dan langkah /tindakan apa yang telah diambil pada unit kerja tersebut
untuk mencegah terulangnya kejadian yang sama?

Pembuat
laporan
Paraf

:..

Penerima

:.

:..

laporan
Paraf

27

Tanggal terima

:.

Tanggal lapor

Grading resiko kejadian


o
o
o
o

BIRU
HIJAU
KUNING
MERAH

Lampiran 3:
FORMUOLIR INSIDEN KESELAMATAN PASIEN ke KKP RSB AMANAH
KOMITE KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT
LAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN
KKP-RS
1. Laporan ini dibuat jika ada kejadian yang menyangkut dengan pasien.

28

2. Laporan bersifat anonym ,tidak mencantumkan nama pasien ,hanya


diperlukan rincian kejadian,analisa penyebab dan rekomendasi
3. Isilah semua data pada laporan ini dengan lengkap ,jangan dikosongkan agar
data dapat dianalisa.
4. Segera kirimkan langsung ke komite nasional keselamatan pasien(KNKP)
5. Kode rumah sakit
I.DATA RUMAH SAKIT
Kepemilikan rumah sakit:
o Pemerintah
o Privat
o BUMN/BUMD
o TNI/POLRI
Jenis rumah sakit:
o RS Umum
o RS Khusus

Kapasitas tempat tidur:


Tanggal pelaporan insiden ke KNKP

II.DATA PASIEN
Umur

Jenis kelamin

Jenis pembayaran

o Pribadi
o Bpjs

29

o Asuransi swasta
o Perusahaan
Tanggal masuk RS

:..

jam:.

III.RINCIAN KEJADIAN
1. Tanggal Dan Waktu Insiden
Tanggal:
Jam :
2. Insiden

..
3. Kronologis insiden:
..
4. Jenis insiden
o KNC
o KTC
o KTD
o SENTINEL
5. Orang yang pertama melaporkan:
o Dokter
o Perawat/bidan
o Pasien
o Kelurga pasien
o Pengunjung
o Dll
o
6. insiden terjadi pada
o Pasien
o Lain-lain
7. insiden menyangkut pasien:
o Pasien rawat jalan
o Pasien rawat inap

30

o Pasien ugd
o Pasien bayi
o Pasien ruang bersalin
9. Tempat Insiden
10. lokasi kejadian
11. akibat insiden terhadap pasien :
o Kematian
o Cidera ringan,sedang,barat
o Tidak cidera
12. tindakan yang dilakukan segera setelah kejadian
13. tindakan dilakukan oleh
o Dokter
o Perwat/bidan
o Dll

14. apakah kejadian yang sma pernah terjadi diunit lainnya?


o Ya
o Tidak

Apabila iya ,isi bagian dibawah ini:


Kapan/dan langkah /tindakan apa yang telah diambil,untuk mencegah
terulangnya kejadian yang sama.
IV.TIPE INSIDEN

31


..

V.ANALISA PENYEBAB INSIDEN


Dalam pengisian penyebab langsung atau akar penyebab masalah
dapat mengunakan factor contributor
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)

Factor eksternal
Factor organisasi dan manajemen
Factor lingkunga kerja
Factor tim kerja
Fartor tugas
Factor pasien
Factor komunikasi

1. Penyebab langsung
..
..................................................................................................
........................
2. Akar penyebab
masalah
..................................................................................................
........................
3. Rekomendasi/solusi
.

..

No

Akar masalah

Rekomendasi/solusi

32

33

GLOSARIUM KKP-RS
NO
1

ISTILAH
Keselamatan pasien rumah sakit

DEFINISI
Suatu sitem dimana rumah sakit membuat
asuhan

pasien

lebih

aman

.Hal

ini

termasuk:asesmen risiko ,identifikasi dan


pengolahan hal yang berhubungan dengan
risiko

pasien,pelaporan

dan

analisis

insiden,kemampuan belajar dari insiden dan


tindak lanjutnya serta implementasi solusi
untuk

meminimalkan

timbulnmyaresiko

.sitem mencegah terjadinya cedera yang


disebabakan

oleh

kesalahan

akibat

melaksankan suatu tindakan atau tidak


2

Kejadian tidak diharapkan (KTD)

melakukan suatu tindakan yang seharusnya.


Suatu kejadian yang tidak digarapkan yang
mengakibatkan
melaksankasuatu

cidera

pasien

tindakan

atau

akibat
tidak

menmgambiltindakanyang
seharusnyabdiambil,dan

bukankarena

penyakit dasarnya atau kondisipasien.cedra


dapat diakibatkan oleh kesalahan medis atau
bukan kesalahan medis kaarena tidak dapat
3

dicegah
Suatu kesalhan akibat melaksankan suatu

Kejadian nyaris cidera (KNC)

tindakan

atau

tidak

melakukan

suatu

tindakan yang seharusnya dilakukan yang


dapat mencideraipasien ,tetapi cidera serius
tidak tidak terjadi,karena keberuntungan.
(pasien terima suatu obat kontra ibdikasi

34

tetapi tidak timbul reaksi obat)

Kesalahan medis (medical errors)

Kesalahan yangterjadi dalamasuhan medis


yang

mengakibatkan

mengakibatkan
,kesalahan

atau

cedera

termasuk

berpotensi

pada

pasien

gagal melaksankan

sepenuhnya suatu rencana atau menggunkan


rencana
5

Insiden keselamatan pasien(IKP)

yang

salah

untuk

mencapai

tujuannya.
Setiapkejadian yang tidak disengaja dan
tidak diharapkan yang dapat mengakibatkan
aatau berpotensi mengakibatkan cidera pada

6.

pasien.
Suatu

Analisis akar masalah

proses

terstruktur

untukmengidentifikasi factor penyebab atau


factor yang berpengaruh terhadap terjadinya
7

penyimpanagan kinerja ,termasuknKTD


Suatu ktd yang mengakiobatkan kematian

Kejadian Sentinel

atau cidera yang serius seperti operasi


padabagian tubuh yang salah.

35

36

Anda mungkin juga menyukai