PEDOMAN
MANAJEMEN RESIKO
2016
KORPS MARINIR LAMPIRAN SURAT KETETAPAN KA RSMC
RUMKITAL MARINIR CILANDAK Nomor : SK/ / I / 2016
Tanggal : Januari 2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelaksanaan pelayanan kesehatan kepada pasien dengan mengutamakan keselamatan pasien
tidak pernah terlepas dari risiko yang berdampak terhadap pencapaian kualitas pelayanan yang
bermutu, aman dan efektif bagi pasien, dan pencapaian tugas utama serta kewajiban hukum
rumah sakit sebagai suatu korporasi.
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam terjadinya risiko di rumah sakit adalah organisasi dan
manajemen sebagai rumah sakit sebagai suatu korporasi, lingkungan pekerjaan, sumber daya
manusia, dan karakteristik pasien yang berkunjung ke rumah sakit. Faktor-faktor tersebut
berperan penting dalam menentukan kemajuan dan kualitas rumah sakit.
Struktur organisasi
Safety culture
Komunikasi tulisan
Struktur tim
Upaya meminimalisasi risiko dikemas dalam manajemen risiko sebagai upaya untuk
Marinir Cilandak.
B. Tujuan
1. Pencegahan, pengendalian kerugian di rumah sakit, diantaranya:
a. Proteksi terhadap aset finansial rumah sakit
b. Proteksi terhadap aset reputasi rumah sakit
c. Pencegahan cedera pada pasien, pengunjung, karyawan dan properti
2. Memberikan kualitas pelayanan kesehatan yang baik dan aman bagi pasien
C. Manfaat
1. Bagi rumah sakit
a. Manajemen risiko menunjang secara langsung peningkatan laba, dengan mengurangi
pengeluaran dengan mengurangi risiko kerugian
b. Membantu manajemen untuk memutuskan apakah risiko yang dihadapi akan dihindari
atau diambil.
c. Jika penaksiran risiko dilakukan secara akurat maka dapat memaksimalkan keuntungan
rumah sakit
2. Bagi pasien
Mampu melindungi pasien dari kerugian-kerugian yang parah sehingga keluarga terhindar
dari musibah
2
BAB II
DEFINISI
1. Manajemen risiko adalah suatu proses mengidentifikasi, mengukur risiko, serta membentuk
strategi untuk mengelolanya melalui sumber daya yang tersedia di rumah sakit. Strategi
yang dapat digunakan antara lain dengan mentransfer risiko pada pihak lain, menghindari
risiko, mengurangi efek buruk dari risiko dan menerima sebagian maupun seluruh
konsekuensi dari risiko tersebut.
2. Manajemen risiko merupakan suatu kegiatan untuk mengantisipasi, mengurangi, mencegah
terulangnya kejadian pada pelanggan internal dan eksternal dengan identifikasi, analisis,
evaluasi, pengelolaan dan monitoring risiko.
3
BAB III
RUANG LINGKUP
2. Risiko terkait tenaga medis/ tenaga kesehatan (Medical staff-related risks) dilaksanakan
dalam Program Komite Medik RS
Tujuan:
a. Proses kredensial terhadap tenaga kesehatan dengan SPO Kredensial
b. Pendidikan dan pelatihan bagi staf medis maupun tenaga kesehatan lainnya untuk
meningkatkan mutu profesionalisme, sehingga pasien mendapatkan pelayanan yang
sesuai standar dengan tetap mengutamakan keselamatan pasien.
4. Risiko hukum
Tujuan : melakukan pengelolaan gugatan kepada rumah sakit
5
BAB IV
TATA LAKSANA
A. Organisasi Manajemen Risiko
DIREKTUR
Sekretaris
Sekretaris Mutu dan Risiko
Uraian tugas:
Ketua : Manajer Mutu dan Risiko
Tugas :
a. Mengkoordinir pelaksanaan integrated risk management
b. Mengumpulkan dan membuat rekapitulasi laporan insiden
6
c. Melakukan analisa bersama-sama anggota
d. Menyusun rekomendasi penanganan risiko kepada Direktur Rumkitalmar Cilandak
e. Menyusun Risk Register dalam skala rumah sakit dan divisi/instalasi, selanjutnya
bersama-sama anggota melakukan telaah ulang data risiko setiap 6 bulan sekali
f. Memimpin rapat evaluasi manajemen risiko
Rumkital Marinir Cilandakl mengatur tata laksana manajemen risiko melalui tahapan atau proses
sebagai berikut:
1. Identifikasi risiko
2. Analisa risiko
3. Evaluasi risiko
4. Pengelolaan risiko
8
Keterangan:
1. Identifikasi Risiko
Identifikasi risiko adalah proses menemukan, mengenal dan mendeskripsikan
risiko. Proses identifikasi di rumah sakit melalui pendekatan proakrif dan reaktif.
a. Proses identifikasi proaktif melalui kegiatan yang dilakukan dengan cara proaktif mencari
risiko yang berdampak nyata bagi rumah sakit. Metode yang dilakukan adalah:
1) Ronde Keselamatan Pasien
2) Brainstorming
3) HFMEA
4) Survey INOK dan ICRA (format terlampir)
5) Instrumen Penilaian Kerentanan Bahaya / HVA (Hazard And Vulnerability Assessment).
(format terlampir)
6) Pembahasan kasus potensial masalah melalui rapat KSM dan pembahasan kasus sulit.
7) Audit medis
b. Proses identifikasi risiko reaktif merupakan kegiatan identifikasi yang dilakukan setelah
risiko muncul dalam bentuk insiden keselamatan pasien. Metoda yang biasa digunakan
melalui pelaporan insiden keselamatan pasien.
2. Analisa risiko
Analisa risiko adalah proses untuk memahami sifat risiko dan menentukan peringkat risiko.
Setelah dilakukan identifikasi, risiko dianalisa dengan cara menilai seberapa sering peluang
risiko tersebut muncul, serta berat ringannya dampak yang ditimbulkan. Analisa risiko yang
dilakukan dengan menentukan tingkat atau prioritas dari risiko yang mungkin terjadi serta
dampaknya terhadap proses dan kualitas pelayanan rumah sakit melalui penghitungan risk
priority number (RPN) atau Peringkat Risiko. Metode analisa risiko dalam proses asesmen
risiko adalah Root Cause Analysis (RCA) dan Healthcare Failure Mode Effect Analysis
(HFMEA).
Risk Priority Number = Likelihood (Peluang) x Consequence (Konsekuensi)
RPN merupakan alat untuk menetapkan prioritas penanganan risiko, nilai RPN semakin tinggi
maka prioritas penanganan semakin tinggi dan utama.
Untuk kerentanan bahaya, dari instrumen penilaian HVA dilakukan summary of medical center
hazard analysis (ringkasan analisis bahaya), format terlampir.
3. Evaluasi risiko
Evaluasi risiko adalah proses membandingkan antara hasil analisa risiko dengan kriteria risiko
untuk menentukan apakah resiko dan / atau besarnya dapat diterima/ditoleransi.
9
Sedangkan kriteria risiko adalah kerangka acuan untuk mendasari pentingnya risiko
dievaluasi Dengan evaluasi risiko ini, setiap risiko dikelola oleh orang yang bertanggung
jawab sesuai dengan peringkatnya. Dengan demikian, tidak ada risiko yang terlewati, dan
terjadi pendelegasian tugas yang jelas sesuai dengan berat – ringannya risiko.
Evaluasi risiko di Rumkital Marinir Cilandak menggunakan metode:
Risk Ranking
Prioritize the risk
Evaluasi risiko dalam bentuk rapat evaluasi dilakukan setiap 3 bulan sekali oleh tim
manajemen risiko.
4. Pengelolaan risiko
Hasil dari analisa dan evaluasi risiko menghasilkan suatu rekomendasi bagaimana
penanganan dampak risiko terhadap pelayanan kesehatan rumah sakit tersebut dapat
dihindari, diturunkan, dikurangi atau dihilangkan. Penanganan risiko di Rumkital Marinir
Cilandak dapat dilakukan dalam bentuk, diantaranya:
a. Menghindari risiko dengan memutuskan untuk tidak memulai atau melanjutkan
aktivitas/pelayanan yang menimbulkan risiko;
b. Mengambil atau meningkatkan risiko untuk mendapat peluang (lebih baik, lebih
menguntungkan);
c. Menghilangkan sumber risiko;
d. Mengubah kemungkinan;
e. Mengubah konsekuensi;
f. Berbagi risiko dengan pihak lain (termasuk kontrak dan pembiayaan risiko);
g. Mempertahankan risiko dengan informasi pilihan.
Pencatatan dan pelaporan manajemen risiko dibagi berdasarkan kegiatan yang dilakukan di
Rumkital Marinir Cilandak. Kegiatan manajemen rsiko di Rumkital Marinir Cilandak antara lain:
A. Ronde Keselamatan Pasien
B. HFMEA
C. Survey INOK, mengacu pada buku Pedoman INOK Rumkital Marinir Cilandak
D. Audit medis:
1. Pembahasan kasus potensial masalah dan
2. Pembahasan kasus sulit.
3. Pembahasan kasus potensial gugatan
4. Audit klinik
Bentuk format pencatatan dan pelaporan ditentukan oleh tim manajemen risiko, format terlampir.
Jakarta, Januari 2016
Kepala Rumkital Marinir Cilandak
12
Lampiran 1
Tanggal : Instalasi :
Direksi :
Anggota :
1. 4.
2. 5.
3. 6.
Pertanyaan :
1. Apakah anda mengingat kejadian-kejadian dalam beberapa hari belakangan ini
yang menyebabkan perpanjangan hari perawatan pasien?
3. Menurut anda apakah ada tindakan kita yang menyebabkan pasien cedera akhir-akhir ini?
4. Dari kejadian nyaris cedera tersebut, apakah yang dapat kita lakukan untuk dapat
mencegah agar tidak terjadi risiko yang lebih besar yang menyebabkan pasien cedera?
6. Apakah hasil rekomendasi pada kejadian yang nyaris mencederai pasien terdahulu,
tersosialisasi dengan baik?
Lampiran 2.
13
Tabel . Risk Priority Number
Likelihood (Peluang)
Descriptor 1 2 3 4 5
Rare Unlikely Possible Likely Almost Certain
Frequency Tidak bisa Tidak Kadang-kadang Kuat Ini diperkirakan
percaya diaharapkan dapat terjadi, kemungkinan sering terjadi /
kejadian ini terjadi, tetapi telah terjadi bahwa hal ini dalam banyak
akan terjadi – ada potensi – sebelumnya – dapat terjadi – keadaan – lebih
hanya akan tidak mungkin kemungkinan mungkin terjadi mungkin terjadi
terjadi dalam terjadi yang wajar daripada tidak
keadaan luar untuk terjadi
biasa
Consequency (Konsekuensi)
Domains 1 2 3 4 5
Tidak Kecil Sedang Besar Bencana
Bermakna
Dampak Luka minimal Luka atau sakit
Luka sedang Luka besar yang membawa Insiden yang
pada tidak minimal, memerlukan akibat ketidakmampuan jangka mengakibatkan
keselamatan memerlukan memerlukan penanganan panjang / cacat kematian
pasien, staf, pengobatan penanganan profesional Luka permanen di
atau publik minimal minimal Memerlukan istirahat > 14 hari banyak tempat atau
Peningkatan lama rawat sampai yang
(kerugian
Tidak perlu Memerlukan Memerlukan > 15 hari mengakibatkan
fisik / istirahat istirahat < 3 istirahat selama Kesalahan penanganan pasien efek kesehatan
psikologis) hari 4-14 hari dengan efek jangka panjang yang tidak dapat
Peningkatan Peningkatan dipulihkan
lama perawatan lama rawat 4-15 Suatu kejadian
1-3 hari hari yang berdampak
Suatu kejadian pada sejumlah
pada sejumlah besar pasien
kecil pasien
Mutu / Bagian Keseluruhan Penatalaksanaan Ketidaksesuaian dengan standar Tingkat
Keluhan / kelengkapan/ penatalaksanaan / pengobatan nasional dengan risiko yang ketidakberterimaan
Audit pengobatanatau / pengobatan atau pelayanan bermakna bagi pasien jika tidak secara keseluruhan
pelayanan atau pelayanan telah menurun ditanggulangi dari mutu
kurang optimal kurang optimal secara Keluhan berlipat ganda/ pelaksanaan /
Keluhan / Keluhan formal bermakna tinjauan independen pengobatan/
pertanyaan (tingkat 1) keefektifannya Peringkat kinerja rendah pelayanan
tidak resmi Penyelesaian Keluhan formal Laporan kritis Kegagalan umum
lokal (tingkat 2) Tindakan mendesak dari keselamatan
Rekomendasi Kegagalan Penyelesaian Berbagi rekomendasi yg pasien jika temuan
minor tunggal untuk lokal (dengan bermakna tidak
14
Ketidaksesuaian memenuhi potensi menuju Ketidaksesuaian besar terhadap ditindaklanjuti
kecil terhdap standar internaltinjauan standar Pemeriksaan /
standar Implikasi independen) penyelidikan
ringan bagi
Kegagalan ombudsman
keselamatan berulang untuk Kegagalan umum
pasien jika tidak
memenuhi untuk memenuhi
ditanggulangi standar internal standar nasional
Penurunan Implikasi besar Penuntutan
peringkat bagi Laporan kritikal
kinerja jika
keselamatan yang berat
tidak pasien jika
ditanggulangi temuan tidak
Rekomendasi ditindaklanjuti
diberian Rekomendasi
Ketidaksesuaian yang bermakna
dengan standar Ketidaksesuaian
dengan standar
umum
Sumber Tingkat Tingkat Terlambatnya Ketidakpastian penyediaan Tidak terjadi
Daya kepegawaian kepegawaian penyediaan sasaran utama / pelayanan penyediaan sasaran
Manusia / rendah jangka rendah jangka sasaran utama / karena kurangnya staf. utama / pelayanan
Pengembang pendek yang penden yang pelayanan Tingkat kepegawaian atau karena kurangnya
menurunkan menurunkan karena kompetensi yang tidak aman (> staf.
an
mutu pelayanan mutu pelayanan kurangnya staf. 5 hari) Tingkat
Organisasi / sementara (< 1 Tingkat Kehilangan staf utama kepegawaian atau
Kepegawaia hari) kepegawaian Moral staf yang sangat rendah kompetensi yang
n / atau kompetensi Tidak ada staf yang hadir untuk tidak aman secara
Kompetensi yang tidak aman pelatihan yang disyaratkan / terus-menerus
(> 1 hari) utama Kehilangan banyak
Moral staf yang staf utama
rendah Tidak ada staf yang
Tingkat hadir untuk
kehadiran staf pelatihan yang
yang rendah disyaratkan / utama
untuk pelatihan secara terus-
yang menerus
disyaratkan /
utama
Kewajiban Tidak ada/ Pelanggaran Pelanggaran Pelaksanaan tindakan Pelanggaran
Undang- minimal perundang- tunggal Pelanggaran berlipat ganda berlipat ganda
undang / dampak atau undangan kewajiban kewajiban undang-undang kewajiban undang-
Pemeriksaan pelanggaran Penurunan undang-udang Peringatan perbaikan undang
dari pedoman / peringkat Menantang Tingkat kinerja rendah Penuntutan
kewajiban kinerja jika rekomendasi Laporan kirits Diperlukan
undang-undang tidak eksternal / perubahan sistem
ditanggulangi peringatan secara keseluruhan
perbaikan Tingkat kinerja nol
Laporan kritis yg
berat
Pemberitaan Rumor Peliputan media lokal Peliputan media Peliputan media nasional Peliputan media
Potensi – penurunan lokal – dengan < 3 hari nasional dengan >
15
yang perhatian publik sementara dari penurunan Pelayanan jauh dibawah 3 hari
merugikan / kepercayaan publik jangka panjang harapan publik yg wajar Pelayanan jauh
reputasi Bagian-bagian dari dari dibawah harapan
harapan publik tidak kepercayaan publik yg wajar
tercapai publik Kehilangan total
dari kepercayaan
publik
Sasaran Peningkatan < 5% melampaui 5-10% 10-25% melampaui Insiden
bisnis / biaya yang anggaran proyek melampaui anggaran proyek menyebabkan >
proyek tidak berarti / Melesetnya jadwal anggaran proyek Melesetnya jadwal 25% melampaui
melesetnya Melesetnya Sasaran utama tidak anggaran proyek
jadwal jadwal tercapai Melesetnya jadwal
Sasaran utama
tidak tercapai
Keuangan Kehilangan Kehilangan 0,1-0,25% Kehilangan Ketidakpastian Tidak terjadi
termasuk kecil anggaran 0,25-0,5% penyediaan sasaran utama penyediaan
Klaim Risiko klaim Klaim kurang dari Rp. anggaran / kehilangan 0,5-1,0% sasaran utama /
kecil 100 jt Klaim antara anggaran Kehilangan > 1%
Rp. 100 jt – 1 Klaim anatara Rp. 1 M – anggaran
milyar 2M Kegagalan untuk
Pembeli gagal membayar memenuhi
tepat waktu spesifikasi /
meleset
Kehilangan
kontrak/
pembayaran sesuai
hasil
Klaim > Rp. 2 M
Terhentinya Kehilangan / Kehilangan / Kehilangan / Kehilangan / penghentian Kehilangan tetap
usaha / penghentian > 1 penghentian > 8 jam penghentian > 1 1 minggu dari pelayanan
Pelayanan / jam Dampak minimal bagi hari Dampak besar bagi atau fasilitas
Dampak Tidak ada atau lingkungan Dampak sedang lingkungan Dampak
dampak bagi lingkungan malapetaka bagi
Lingkungan
minimal bagi lingkungan
lingkungan
Pelanggaran Pelanggaran kerahasiaan Kerusakanpada Kerusakan pada Kerusakan Kerusakan
Kerahasiaan kecil. Hanya satu orang reputasi individu. reputasi tim. reputasi reputasi
yg terkena dampak Kemungkinan Beberapa perhatian pelayanan / Korporasi/
melibatkan perhatian media, media lokal yg peliputan media Peliputan media
misal keterlibatan mungkin tidak lokal utama nasional
Data
selebriti. tersebar secara tingkat rendah. Pelanggaran serius
Identifikasi
Potensi umum. Kerusakan dengan potensi
Personal pelanggaran serius. Potensi reputasi Kehilangan PID
(PID), Kurang dari 5 pelanggaran serius organisasi / atau lebih dari
termasuk orang terkena dan risiko dinilai peliputan media 1000 org terkena
kehilangan dampak atau risiko tinggi, misal lokal. dampak
data dinilai rendah, kehilangan catatan Pelanggaran
misal file klinis yg tidak kerahasiaan
dienkripsi terenkripsi, sampai serius, misal
20 org terkena sampai 100 org
dampak terkena dampak
16
Pengalaman Ketidakpuasan Ketidakpuasan Kesalahan Kesalahan serius Ketidakpuasan
pasien Pengalaman pasien Pengalaman pengelolaan dalam menyeluruh atas
Tidak berhubungan pasien, pelayanan pasien / pengelolaan pelayanan pasien /
langsung dengan berhubungan pelanggaran pelayanan prosedur kerja.
pelayanan pasien langsung dengan prosedur kerja pasien /
pelayanan pasien – penggaran
mudah diatasi prosedur kerja
Lampiran 3.
18
Lampiran 4.
Kegagalan Saluran
0%
Pembuangan
Kegagalan Fire Alarm 0%
Kegalagan sarana
0%
Komunikasi
Kegagalan gas medis 0%
Kegagalan AC 0%
Kegagalan Sistem
0%
Informasi
Kebakaran Internal 0%
Banjir Internal 0%
Kontaminasi B3 0%
Kekurangan Persediaan 0%
Kerusakan Gedung 0%
NILAI RATA – RATA 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0%
22
Lampiran 8
Paraf Paraf
2. Apakah ruangan dilengkapi dengan ventilasi udara memenuhi kriteria minimal 10% luas lantai?
a. Ya b. Tidak
3. Apakah dalam ruang laboratorium menggunakan pendingin ruang, sepert: AC atau kipas angin?
a. Ya b. Tidak
5. Apakah pekerja sudah menggunakan APD seperti : jas lab, sarung tangan, masker dll, pada saat bekerja
agar bahan kimia yang digunakan tidak mengenai pekerja dan untuk mencegah terjadinya bahaya –
6. Bagaimana keadaan APD yang di gunakan, Apakah serasi / sesuai dengan pekerja?
a. Ya b. Tidak
8. Apakah di dalam laboratorium tersedia container khusus untuk menampung limbah laboratorium?
a. Ya b. Tidak
9. Apakah container yang sediakan memenuhi syarat container yang baik (kedap air, mempunyai
tutup, mempunyai handle, mudah dibawa/diangkat atau dikembalikan, bahannya kuat) ?
a. Ya b. Tidak
27
10. Apakah dicantumkan/ditempelkan peraturan – peraturan untuk petugas laboratorium pada
saat bekerja? a. Ya b. Tidak
11. Apakah di ruangan laboratorium terdapat kerusakan fasilitas alat dan keadaan bangunan di
dalam ruangan tersebut?
a. Ya b. Tidak
13. Apakah lantai laboratorium kedap air, tidak licin dan mudah dibersihkan?
a. Ya b. Tidak
15. Apakah kamar mandi yang tersedia lantainya kedap air, tidak licin dan mudah dibersihkan?
a. Ya b. Tidak
2. Apakah dilakukannya pendidikan dan pelatihan, bagi pekerja dan menejemen tentang
strategi pencegahan dan peningkatan lingkungan kerja yang ergonomis?
..........................................................................................................................................
3. Apakah hubungan pekerja serasi antara pimpinan dan bawahan atau sesama teman kerja?
..........................................................................................................................................
4. Apakah ada peraturan – peraturan yang harus dipatuhi untuk pekerja laboratorium
pada saat bekerja?
..........................................................................................................................................
2. Apakah ruangan dilengkapi dengan ventilasi udara memenuhi kriteria minimal 10% luas lantai?
a. Ya b. Tidak
3. Apakah di dapur tersedia sarana pembuangan asap/cerobong asap untuk pertukaran udara?
a. Ya b. Tidak
4. Apakah dalam ruang dapur menggunakan pendingin ruang, sepert: AC atau kipas angin?
a. Ya b. Tidak
5. Apakah penerangan / pencahayaan dalam dapur sesuai dengan besarnya ruangan dengan intensitas
penerangan 60 lux dan tidak menyilaukan mata?
a. Ya b. Tidak
8. Apakah pekerja sudah menggunakan APD seperti : celemek, sarung tangan, penutup
rambut/topi khusus penjamah makanan dll, pada saat bekerja?
a. Ya b. Tidak
9. Bagaimana keadaan APD yang di gunakan, Apakah serasi / sesuai dengan pekerja?
a. Ya b. Tidak
12. Apakah container yang sediakan memenuhi syarat container yang baik (kedap air, mempunyai
tutup, mempunyai handle, mudah dibawa/diangkat atau dikembalikan, bahannya kuat) ?
a. Ya b. Tidak
13. Apakah lantai dapur kedap air, tidak licin dan mudah dibersihkan?
a. Ya b. Tidak
15. Apakah kamar mandi yang tersedia lantainya kedap air, tidak licin dan mudah dibersihkan?
a. Ya b. Tidak
..........................................................................................................................................
6. Apakah pekerja mengetahui dan memahami tentang Kesehatan Keselamatan Kerja/K3?
..........................................................................................................................................
32
Lampiran 12.
RISK REGISTER
RUMKITAL MARINIR CILANDAK
Tanggal :
Periode :
2. RINCIAN KEJADIAN
1. Tanggal dan Waktu Insiden
Tanggal : ………………………… Jam ……………………….
2. Insiden : ………………………………………………………………
3. Kronologis Insiden :
………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………..
4. Jenis Insiden * :
Kejadian Nyaris Cedera / KNC (Near miss)
Kejadian Tidak diharapkan / KTD (Adverse Event)
Kejadian Sentinel (Sentinel Event)
5. Orang Pertama Yang Melaporkan Insiden *
Karyawan : Dokter / Perawat / Petugas
lainnya/Pasien
Keluarga / Pendamping Pasien
Pengunjung
Lain-lain …………………………………….………..……………… (sebutkan)
24
6. Insiden terjadi pada * :
Pasien
Lain-lain ……………………………………………………………… (sebutkan)
Mis : Karyawan / Pengunjung / Pendamping / Keluarga pasien, lapor ke K3 RS
7. Insiden menyangkut pasien
Pasien rawat inap
-Pasien rawat
jalan Pasien UGD
Lain-lain
8. Tempat Insiden
Lokasi kejadian …………………………………………………………
(sebutkan) (Tempat pasien berada)
9.Insiden terjadi pada pasien : (sesuai kasus penyakit / spesialisasi)
Penyakit Dalam dan Subspesialisasinya
Anak dan Subspesialisasinya
Bedah dan Subspesialisasinya
Obstetri Ginekologi dan Subspesialisasinya
THT dan Subspesialisasinya
Mata dan Subspesialisasinya
Saraf dan Subspesialisasinya
Anestesi dan Subspesialisasinya
Kulit & kelamin dan Subspesialisasinya
Jantung dan Subspesialisasinya
Paru dan Subspesialisasinya
Jiwa dan Subspesialisasinya
Lokasi kejadian ………………………………...................……………… (sebutkan)
9. Unit Kerja tempat terjadinya insiden
Unit kerja ………………………………....................……………… (sebutkan)
10. Akibat Insiden Terhadap Pasien *
Kematian
Cedera Irreversibel / Cedera Berat
Cedera Reversibel / Cedera Sedang
Cedera Ringan
Tidak ada cedera
25
14. Tindakan yang dilakukan segera setelah kejadian, dan hasilnya :
…..……..…………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………….
15. Tindakan dilakukan oleh *
Tim : terdiri dari : ………..………….……………………………….
Dokter
Perawat
Petugas lainnya : ……….………………………………………………
15. Apakah kejadian yang sama pernah terjadi di Unit Kerja lain ? *
Ya Tidak Apabila ya, isi bagian
dibawah ini.
Kapan ? dan Langkah / tindakan apa yang telah diambil pada unit kerja tersebut untuk
mencegah terulangnya kejadian yang sama ?
………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………..
Paraf Paraf
Karu/Kasi
(……………..)
Mengetahui
Dokter Ruangan
K3
(……………..……)
(…………………)