Anda di halaman 1dari 14

PANDUAN PENGURANGAN RESIKO

PASIEN JATUH

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JATI PADANG


Jalan Raya Ragunan No.16 -17, Pasar Minggu, Jakarta Selatan
2018
LEMBAR PENGESAHAN

PANDUAN PENGURANGAN RESIKO PASIEN JATUH

No. Dokumen No. Revisi Halaman


00 1 dari 13

Ditetapkan,

Direktur RSUD Jati Padang

PANDUAN Tanggal terbit:

dr. Rismasari

NIP.197204102006042033

Hal 1 dari 13
BAB I

DEFINISI

Program keselamatan pasien rumah sakit atau lebih terkenal dengan istilah
patient safety adalah suatu sistem di mana rumah sakit membuat asuhan pasien
menjadi lebih aman. Komponen-komponen yang termasuk di dalamnya adalah
pengkajian resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko
pasien, pelaporan dan analisa insiden, kemampuan belajar dari insiden, dan tindak
lanjutnya serta implementasi solusiuntuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem ini
mencegah terjadinya cedera yang di sebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan
suatu tindakan yang seharusnya yang aman melalui suatu system yang dapat
mencegah terjadinya kejadian yang tidak di harapkan atau KTD.

Kesadaran akan hal tersebutlah yang mendasari pelaksanaan program


patient safety. Dalam upaya mencegah terjadinya kejadian yang tidak di harapkan
pada pasien yang di rawat perlu di tumbuh kembangkan kepemimpinan dan budaya
rumah sakit yang mencakup keselamatan pasien dan peningkatan mutu pelayanan.
Dalam sarana pelayanan kesehatan rumah sakit dalam hal ini, terdapat berbagai
pasien dengan berbagai keadaan dan berbagai macam kasus penyakit. Tiap-tiap
pasien adalah suatu pribadi yang unik dengan berbagai kelainan dan kekhasan
masing-masing.

Dalam hal kasus penyakit terdapat juga berbagai macam kondisi pasien yang
akan berpengaruh terhadap cara pemberian pelayanan dan perawatan yang di
berikan karena kondisi pasien yang sarat resiko. Salah satu risiko yang akan timbul
adalah pasien jatuh ( fall ). Untuk mangantisipasi dan mencegah terjadinya pasien
jatuh dengan atau tanpa cedera, perlu di lakukan pengkajian di awal maupun
kemudian pengkajian ulang secara berkala mengenai risiko pasien jatuh, termasuk
risiko potensial yang berhubungan dengan jadwal pemberian obat serta mengambil
tindakan untuk mengurangi semua risiko yang telah di identifikasi tersebut,
pengkajian risiko jatuh ini telah dapat di laksanakan sejak pasien mulai mendaftar,
yaitu dengan menggunakan skala jatuh. Tim patient safety atau Tim Keselamatan
pasien yang di bentuk RSUD Jati Padang telah menetapkan Morse Fall Scale (MFS)
sebagai instrument yang di gunakan untuk mengidentifikasi pasien dewasa yang

Hal 2 dari 13
berisiko jatuh. Penilaian pasien anak menggunakan Scoring Humty Dumpty dan
pada pasien geriatric menggunakan Ontario modified straftify-sidney Scoring

Hal 3 dari 13
BAB II

RUANG LINGKUP

A. Ruang Lingkup Lokasi


1. Poli Pelayanan Rawat Jalan
2. Unit Gawat Darurat
3. Ruang Rawat Inap
4. Kamar Operasi
5. Instansi Radiologi

B. Ruang Lingkup Usia


1. Anak-anak dari usia 0-13 tahun
2. Dewasa dari rentang usia > 13-65 tahun
3. Geriatri dari usia > 65 tahun

Hal 4 dari 13
BAB III

TATA LAKSANA

Prinsip pencegahan injury termasuk pendidikan mengenai hal-hal yang


membahayakan keamanan dan strategi pencegahan, pengontrolan lingkungan dan
mesin-mesin (keamanan aktif atau pasif di kemudian hari yang mungkin mencegah
injury dari produk atau alat yang di gunakan), dan penguatan pada pengaturan di
antara peralatan pengaman, tenaga kerja dan sebagainya.

Keamanan aktif termasuk pemberian pen gaturan pada tingkah laku


seseorang yang dapat menguntungkannya. Keamanan pasif atau automatic
termasuk pengaturan yang menggunakan mesin dan peralatan dan tidak
membutuhkan tingkah laku seseorang yang spesifik untuk menjadi aktif. Kantung
udara, pengaman tempat tidur adalah contoh dari keamanan pasif. Keamanan pasif
adalah lebih menguntungkan dari pada keamanan aktif dalam pengerjaan nya,
karena tidak membutuhkan penjelasan dan pendidikan kepada klien atau individu
tersebut. Salah satu risiko keamana pasien selama berada dalam pelayanan di
rumah sakit adalah kemungkinan pasien jatuh ( fall ).

Pengkajian resiko jatuh ini telah dapat di laksanakan sejak pasien mulai
mendaftar, dangan menggunakan skala jatuh. Tim Patient Safety atau Tim
Keselamatan Pasien di bentuk oleh RSUD Jati Padang telah menetapkan Morse Fall
Scale (MFS) sebagai instrumen yang di gunakan utuk mengidentifikasi pasien
dewasa yang berisiko jatuh, pada pasien anak manggunakan Scoring humpty jatuh,
dengan menghitung skor MFS Pada pasien di tentukan resiko jatuh dari pasien
tersebut, sehingga dengan demikian di upayakan pencegahan dumpty dan pada
pasien Geriatric menggunakan Ontario Stratify-Sidney Scoring.

MORSE FALL SCALE (MFS)

Merupakan salah satu instrument yang dapat di gunakan untuk


mengidentifikasi pasien berisiko jatuh yang perlu dilakukan. Dengan menghitung
skor MFS pada pasien dapat menentukan resiko jatuh pada pasien tersebut,
sehingga dengan demikian dapat di upayakan pencegahan yang perlu di lakukan.

Hal 5 dari 13
Tingkatan risiko jatuh terbagi menjadi risiko tinggi, sedang dan rendah, untuk
pasien dengan risiko jatuh yang tinggi pada tempat tidur pasien di pasang kode atau
lambang berupa gambaran orang yang akan jatuh dengan layar warna merah,
sedangkan risiko sedang berlatar warna kuning, kode jatuh ini harus menempel
pada tempat tidur pasien dan mudah terlihat oleh petugas, kode berupa gambar
orang yang akan jatuh tersebut dipasang menempel pada tempat tidur dengan
maksud apabila pasien pindah maka kode akan terbawa bersama pasien. Apabila
pasien jatuh maka petugas harus dapat segera melakukan penanganan pasien jatuh
sesuai dengan SPO yang ada. Buat pelaporan mengenai pasien jatuh ke Tim
Patient safety. Dari laporan insiden ini nantinya akan di gunakan sebagai bahan
pembelajaran untuk memperbaiki system sehingga dapat mengurangi atau menekan
angka KTD karena jatuh

Pengkajian tersebut di lakukan oleh perawat dan kemudian dapat di jadikan


dasar pemberian rekomendasi kepada dokter untuk tata laksana lebih lanjut.
Perawat memasang gelang resiko jatuh berwarna kuning di pergelangan tangan
pasien dan mengedukasi pasien atau keluarga tentang maksud pemasangan gelang
tersebut.

Hal hal umum yang perlu di perhatikan oleh perawat dalam ruang lingkup
pelayanan di rumah sakit pada pasien dengan resiko jatuh :

1. Faktor lingkungan
Perawat senantiasa memperhatikan resiko pasien jatuh diantara nya : Lantai
yang licin, penerangannya kurang, tidak ada pegangan atau tumpuan, ada
tangga di perbatasan ruangan, adanya furniture diruangan yang memungkinkan
ruang gerak pasien terbatas, alas kaki klien yang licin, tempat yang disertai
dengan pengaman (hek atau side rail). Antisipasi faktor-faktor lingkungan di
lakukan dengan mengadakan ronde lingkungan di tiap-tiap bagian. Dengan
ronde lingkungan akan di temukan hal-hal yang mungkin akan menjadi risiko
untuk terjadinya jatuh. Bila di temukan maka perlu di lakukan penanganan
segera atau di beri tanda (merah/kuning) agar dapat terlihat oleh pasien,
keluarga maupun petugas sehingga akan lebih hati-hati tindakan keperawatan
yang perawat ruangan lakukan di RSUD Jati Padang dalam melaksanakan ronde
lingkungan adalah :
Hal 6 dari 13
1. Selalu meninggalkan tempat tidur dengan posisi horizontal terendah
(untuk tempat tidur dengan ketinggian yang bisa diubah ubah) ketika
perawat sudah selesai memberikan asuhan.
2. Memasang penghalang tempat tidur dan memeriksa keamanannya.
3. Memeriksa dan menyesuaikan obyek-obyek yang menonjol seperti roda
tempat tidur.
4. Membersihkan dan memindahkan alat-alat yang tidak di butuhkan lagi.
5. Menganjurkan untuk menggunakan pegangan sepanjang dinding koridor
pada saat berjalan.
6. Mengobservasi pasien ambulasi dangan baik akan adanya tanda-tanda
kelemahan atau gaya berjalan yang tidak stabil.
7. Memastikan bahwa ada cukup cahaya, terutama di waktu senja dan
malam hari.

2. Faktor Pasien
Faktor pasien yang menjadi perhatian perawat ruangan di RSUD Jati Padang
antara lain : Obat yang di gunakan pasien (multi pharmacy), penglihatan,
perubahan status mental atau perilaku pasien , kekurangan cairan dan elektrolit,
kelemahan fisik atau anggota gerak, riwayat atau penyakit yang sedang di derita
dan lainnya. Untuk mengantisipasi dan mencegah terjadinya pasien jatuh
“dengan atau tanpa cidera” perlu di lakukan pengkajian di awal maupun
kemudian pengkajian ulang secara berkala mengenai risiko pasien jatuh,
termasuk risiko potensial yang berhubungan dengan jadwal pemberian obat
serta mengambil tindakan untuk mengurangi semua risiko yang telah di
identifikasikan tersebut. Pengkajian risiko jatuh telah dapat di laksanakan sejak
pasien mulai mendaftar, yaitu dengan menggunakan skala jatuh. Risiko jatuh
jatuh dapat terjadi karena beberapa hal, di antaranya :
1. Salah memperkirakan jarak dari tempat tidur ke lantai.
2. Merasa lemah atau pusing pada saat mencoba untuk bangun.
3. Merubah posisi terlalu cepat dan kehilangan keseimbangan ketika mencoba
untuk bangun dari kursi. Hal ini umum terjadi khususnya pada pasien lanjut
usia.
4. Tidak mengenal lingkungan sekelilingnya.

Hal 7 dari 13
5. Meminum obat yang membuat kesadaran mereka terhadap lingkungan
berkurang.
6. Berada di tempat gelap.
7. Gangguan status mental (misalnya : Bingung atau disorientasi).
8. Gangguan mobilitas ( misalnya : gangguan berjalan, kelemahan fisik,
menurunnya mobilitas tungkai bawah, gangguan keseimbangan).
9. Riwayat jatuh sebelumnya.
10. Obat-obatan ( sedative dan penenang, Obat-obatan yang berlebihan).
11. Berkebutuhan khusus dalam hal toileting ( memerlukan bantuan untuk buang
air, mengalami inkontinensia, diare dan tidak dapat menahan keinginan buang
air).
12. Usia lanjut.

Antisipasi dari faktor pasien adalah melibatkan keluarga / penunggu pasien


dan pencegahan jatuh ini, mengajak untuk terlibat dan berperan aktif,
mengajarkan hal-hal tindakan yang dapat di lakukan untuk mencegah pasien
jatuh, misalnya tidak meninggalkan pasien sendiri, menutup pengaman tempat
tidur dan anjurkan keluarga untuk memberitahukan perawat bila meninggalkan
pasien. Segala upaya pencegahan jatuh telah perawat lakukan dalam
meminimalkan dan tidak terjadinya pasien jatuh.
3. Penerapan SPO oleh perawat Perawat sebagai anggota ini tenaga kesehatan
yang jumlahnya terbesar di rumah sakit ( sebesar 40-60 % ) dan pelayanan
keperawatan yang di berikan merupakan bagian dari pelayanan kesehatan,
memiliki peran kunci dalam mewujudkan keselamatan dengan latar belakang
pendidikan diploma III keperawatan dan S1 keperawatan. Perawat ruangan
sudah dapat menerapkan dengan baik dalam melaksanakan standar prosedur
operasional : identifikasi risiko pasien jatuh.
Dengan menggunakan skala jatuh morse, hal ini di ketahui bahwa perawat
langsung akan menilai pasien baru di ruangan dengan menggunakan skala jatuh
morse dan setelah di peroleh nilainya maka akan memasang kode jatuh tersebut.
Perawat di ruangan sudah memahami tanggung jawab dalam hal : memberikan
informasi pada pasien dak kaluarga tentang kemungkinan-kemungkinan risiko :
1. Melaporkan kejadian-kejadian tak di harapkan (KTD) pada yang
berwenang.
Hal 8 dari 13
2. Berperan aktif dalam melakukan pengkajian terhadap keamanan dan
kualitas atau mutu pelayanan.
3. Meningkatkan komunikasi dengan pasien dan tenaga kesehatan
profesional lainnya.
4. Mengusulkan peningkatan kemampuan staf yang cukup.
5. Membantu pengukuran terhadap peningkatan patient safety.
6. Meningkatkan standar baku untuk program pengendalian infeksi (infection
control).
7. Mengusulkan SOP dan protocol pengobatan yang dapat meminimalisasi
kejadian error.
8. Berhubungan dengan badan badan profesional yang mewakili dokter para
ahli farmasi dan lain lain.
9. Meningkatkan cara pengemasan dan pelabelan obat.
10. Berkolaborasi dengan system pelaporan nasional untuk mencatat,
menganalisa data mempelajari kejadian kejadian tak diharapkan (KTD).
11. Mengembangkan mekanisme peningkatan kesadaran,sebagai contoh
pelaksanaan akreditasi.
12. Karakteristik dari peberi pelayan kesehatan menjadi tolak ukur terhadap
excel dalam patient safety.
Dalam buku“preventing falls in hospitals”: A Toolkit for Improving Qualit of
disebutkan upaya upaya untuk mengurangi terjadinya kejadian pasien terjatuh di
rumah yaitu :
1. Membiasakan pasien dengan lingkungan sekitarnya.
2. Menunjukan pada pasien alat bantu panggilan darurat.
3. Posisikan alat bantu panggil darurat dalam jangkauan.
4. Menyediakan pegangan tangan yang kokoh di kamar mandi, kamar dan
lorong.
5. Posiskan sandaran tempat tidur rumah sakit di posisi rendah ketika pasien
sedang beristirahat , dan posisikan sandaran tempat tidur rumah sakit di
posisi rendah ketika pasien tidak tidur.
6. Posisikan rem tempat tidur terkunci pada saat berada di bangsal rumah
sakit.
7. Menjaga roda kursi roda di posisi terkunci ketika stasioner.
8. Gunakan alas kaki yang nyaman , baik , dan tepat pada pasien.
Hal 9 dari 13
9. Gunakan lampu malam hari atau pencahayaan tambahan.
10. Kondisikan permukaan lantai bersih dan kering. Bersihkan semua
tumpahan.
11. Kondisikan daerah perawatan pasien rapih.
12. Ikuti praktek yang aman ketika membantu pasien pada saat akan ke
tempat tidur dan meninggalkan tempat tidur.

Hal 10 dari 13
BAB IV

DOKUMENTASI

1. Lembar monitoring pencegahan pasien jatuh


2. Formulir Assesmen Resiko Pasien Jatuh “MORSE FALL SCALE”
3. Formulir Assesmen Resiko Pasien Jatuh Anak “HUMPTY DUMPTY”

Hal 11 dari 13
RSUD JATI PADANG Nomor RM : ………………………..
Jl. Raya Ragunan No. 16-17
Kelurahan Pasar Minggu Nama : ………………………..
Kecamatan Pasar Minggu
Jakarta Selatan Tanggal Lahir : ………………………..

Jenis Kelamin : L/P


ASSESSMENT RESIKO JATUH PASIEN
DEWASA (Tempet Stiker Identitas Pasien bila ada)

No Pengkajian Skor Nilai Ket


1 Riwayat jatuh baru Tidak 0
atau jatuh dalam 3
Ya 2
bulan terakhir.
5
2 Diagnosa sekunder ( Tidak 0
Diagnosa medis >1 )
Ya 1
5
3 Alat Bantu jalan : 0
Bedrest / dibantu
perawat
Penopang / tongkat / 1
walker. 5
Berpegangan pada 3
benda – benda sekitar. 0
(Kursi, lemari, meja).

4 Memakai Alat invasif Tidak 0


Ya 2
5
5 Gaya Berjalan / cara 0
Berpindah:
Normal / Besrest /
immobile (tidak dapat
bergerak sendiri)
Lemah tidak 1
bertenaga. 5
Gangguan atau tidak 3
normal (pincang atau 0
diseret).
6 Status mental: 0
Orientasi sesuai
kemampuan diri
Mengalami 1
keterbatasan daya 5
ingat.
Total nilai
Nama Yang Melakukan Assesmen
Hal 12 dari 13
Keterangan
Skor 0 - 24 : Tidak Beresiko
Skor 25 – 50 : Resiko Sedang
Skor ≥ 51 : Resiko Tinggi

Hal 13 dari 13

Anda mungkin juga menyukai