Anda di halaman 1dari 12

HASIL PENELITIAN

A DATA UMUM DESA MENOREH


1

KEADAAN GEOGRAFIS

a. Letak wilayah
Desa Menoreh terletak di wilayah Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, provinsi Jawa
Tengah. Terdapat 16 dusun di Desa Menoreh, yaitu Dusun Ngemplak, Candi, Jetis, Derepan,
Mlangen, Pranan Kulon, Pranan Wetan, Beteng, Kempul, Ngaglik, Kamal, Sewan, Alun-alun,
Jurusawah, Margorejo, dan Bhumi Menoreh. Pelaksanaan kegiatan penelitian dilakukan di
Dusun Sewan.

Menoreh5

Gambar 8. Peta desa


b. Batas wilayah
Wilayah

desa

Menoreh

dibatasi oleh:
i

Sebelah
utara : Desa
Salaman

ii Sebelah Timur
iii Sebelah Selatan
iv Sebelah Barat

: Desa Ngadirejo
: Desa Kalirejo
: Desa Kalisalak

c. Luas Wilayah
Luas wilayah Desa Menoreh berdasarkan data statistik tahun 2012 adalah 600 hektar.5
a. KEADAAN DEMOGRAFI

Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk desa Menoreh pada tahun 2015 adalah 7716 jiwa. Sedangkan jumlah
kepala keluarga adalah 2205 KK.5
b Data Penduduk
Daftar tabel dibawah ini memberikan gambaran jumlah penduduk Desa Menoreh menurut dusun
masing-masing.
Jumlah
Dusun

Jiwa

KK

Ngemplak

319

93

Candi

307

82

Derepan

364

118

Jetis

414

119

Mlangen

861

229

Pranan Kulon

729

205

Pranan Wetan

559

145

Beteng

519

131

Kempul

568

163

10

Ngaglik

261

85

11

Kamal

704

208

12

Sewan

239

103

13

Alun-alun

572

163

14

Jurusawah

714

198

15

Margorejo

272

78

16

Bhumi Menoreh

314

85

7716

2205

NO

Jumlah

Tabel 5. Jumlah penduduk Desa Menoreh menurut tahun 20155

Hasil Survey

Data cakupan pelayanan pra usila dan usila di Desa Menoreh diperoleh dari data primer yaitu
data diperoleh langsung dari responden dengan wawancara dan pengisian kuesioner; serta data
sekunder yaitu data diperoleh dari laporan Puskesmas Salaman. Responden diambil dari 30 pra
usila dan usila di Desa Menoreh, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang Periode Januari-Juli
2016.
Pengambilan data dilakukan dengan mendatangi rumah responden dan dilakukan dengan
wawancara terpimpin serta pengisian kuesioner. Kuesioner dibacakan oleh dokter muda kepada
responden. Sebelum pengambilan data primer, dilakukan pengambilan data sekunder dari laporan
program Lansia Puskesmas Salaman dan bidan Desa Salaman.
1. Hasil Survei Dengan Pengisian Kuesioner
Pengamatan dilakukan dengan cara wawancara serta pengisian kuesioner terhadap 30 responden
diambil dari pra usila dan usila yang tidak datang ke Posyandu lansia di Dusun Pranan Wetan,
Desa Menoreh, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang Periode Januari-Juli 2016. Kuesioner
terdiri dari 14 pertanyaan yang terdiri dari, 5 pertanyaan pengetahuan, 5 pertanyaan sikap, 2
pertanyaan perilaku dan 2 pertanyaan umum.
2. Wawancara Terpimpin
Wawancara yang dilakukan kepada 30 responden diambil dari pra usila dan usila yang tidak
datang ke Posyandu lansia di Dusun Pranan Wetan, Desa Menoreh, Kecamatan Salaman,
Kabupaten Magelang Periode Januari-Juli 2016.
3. Hasil kuesioner Pra lansia dan Lansia yang Tidak Datang ke Posyandu Lansia

Kuesioner Usila
Nama:
Umur:
Pekerjaan:
Pendidikan:
a. Pengetahuan
Tabel 7. Lima Pertanyaan Kuisioner Pengetahuan
No
1
2
3
4
5

Pertanyaan
Apakah Bapak/Ibu tahu tentang Posyandu lansia? (Total responden: 30)
Adakah Posyandu lansia di tempat Bapak/Ibu? (Total responden: 30)
Apakah kegiatan-kegiatan di Posyandu lansia? (Total responden: 30)
Apakah di Posyandu lansia melakukan pengobatan? (Total responden: 30)
Apakah Bapak/Ibu tahu informasi mengenai Posyandu lansia? (Total responden:
30)

Tabel 8. Hasil Kuisioner Pengetahuan


Pertanyaan

Total

Prosentase

Responden

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

60%
100%
80%
100%
80%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%

16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

* Nilai 1
Nilai 0

60%
0%
80%
80%
60%
60%
20%
60%
60%
100%
60%
80%
80%
80%
80%

: untuk jawaban YA
: untuk jawaban TIDAK/TIDAK TAHU

Skala :
Tingkat pengetahuan baik: 76%-100%
Tingkat pengetahuan cukup: 56%-75%
Tingkat pengetahuan kurang: <56%

Tabel 10. Hasil Pertanyaan Kuesioner Pengetahuan


Kriteria
Baik
Cukup

Total
21 (70%)
7 (23%)

Kurang

2(7%)

Dari tabel hasil wawancara terhadap 30 orang responden, didapatkan hasil bahwa
sebanyak dua puluh satu orang pra usila dan usila memiliki tingkat pengetahuan yang baik
mengenai posyandu lansia, sebanyak tujuh orang memiliki pengetahuan yang cukup mengenai
posyandu lansia dan sebanyak dua orang memiliki pengetahuan yang kurang mengenai posyandu
lansia.
b. Sikap
Tabel 11. Lima Pertanyaan Kuesioner Sikap
N
o
1
2
3
4
5

Pertanyaan
Apakah Bapak/Ibu setuju untuk menghadiri Posyandu lansia setiap bulannya? (Total
responden: 30)
Apakah Bapak/Ibu setuju apabila Posyandu lansia diadakan dan bermanfaat bagi
Bapak/Ibu? (Total responden: 30)
Apakah Bapak/Ibu setuju apabila di Posyandu lansia dilakukan penyuluhan kesehatan?
(Total responden: 30)
Apakah Bapak/Ibu setuju apabila dilakukan pemeriksaan kesehatan pada saat kegiatan
Posyandu lansia berlangsung? (Total responden: 30)
Apakah Bapak/Ibu setuju apabila ada keikutsertaan keluarga pada setiap kegiatan
Posyandu lansia? (Total responden: 30)

Tabel 11. Hasil Kuisioner Sikap


Pertanyaan

Total

Prosentase

Responden

1
2
3
4
5
6
7
8

100%

100%

100%

100%

100%

100%

80%

100%

9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

* Nilai 1
Nilai 0

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

: untuk jawaban SETUJU


: untuk jawaban TIDAK SETUJU

Skala:
Sikap baik bila skor 81% - 100%
Sikap cukup bila skor 60% - 80%

Sikap kurang bila skor <60%

Dari hasil survei sikap para pra usila dan usila, memiliki sikap yang sudah baik dalam kegiatan
Posyandu lansia yang ada di Desa Menoreh sebanyak 29 orang. Jadi, pra usila dan usila di
Dusun Pranan Wetan sudah memiliki sikap yang sudah baik dalam merespon kegiatan Posyandu
lansia.
c. Perilaku
i. Apakah Bapak/Ibu datang ke Posyandu lansia?
YANG DIHARAPKAN

YANG TIDAK DIHARAPKAN

Datang (29)

Tidak (1)

97%

3%

ii. Mengapa Bapak/Ibu tidak datang ke Posyandu lansia?


Tidak tahu

2 orang

Tidak ada waktu

3 orang

Keterbatasan Fisik

5 orang

d. Umum
i.

ii.

Apakah jarak rumah Bapak/Ibu ke Posyandu lansia jauh?


Jauh

10 (33%)

Tidak jauh

20 (67%)

Apa sarana transportasi yang Bapak/Ibu gunakan?


Jalan kaki

25 (83%)

Kendaraan Pribadi

5 (17%)

Berdasarkan hasil wawancara, rendahnya pelayanan pra usila dan usila, dapat disebabkan karena
kurangnya kesadaran betapa pentingnya untuk melakukan kunjungan ke Posyandu lansia karena
masih ada lansia yang tidak tahu tentang pelaksanaan Posyandu lansia, ada yang tahu tapi
enggan untuk berangkat. Adapun beberapa alasan lain responden tidak menghadiri kegiatan
posyandu lansia selain ketidaktahuan adanya posyandu lansia adalah tidak hadirnya dokter pada
posyandu, tidak adanya waktu, dan responden masih merasa sehat sehingga tidak perlu datang ke
posyandu lansia. Ada juga lansia yang menganggap kegiatan posyandu lansia hanya untuk
wanita, sehingga pria enggan datang. Ada juga lansia yang memiliki keterbatasan fisik sehingga
kesulitan untuk melakukan kunjungan Posyandu lansia. Alasan lainnya adalah tidak mempunyai
waktu untuk hadir di kegiatan posyandu dikarenakan harus pergi ke ladang, adanya anak kecil
yang dititipkan (mengurus cucu) sehingga tidak dapat meninggalkan rumah. Para lansia
menginginkan adanya kegiatan menarik di posyandu lansia seperti diadakan senam lansia
kembali, pengobatan dan penyuluhan.

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil SPM Puskesmas Salaman periode Januari-Juli 2016, didapatkan bahwa besar
cakupan pelayanan pra usila dan usila yang ditargetkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Dilihat
dari cakupan pelayanan pra usila dan usila dari masing masing desa, masih terdapat beberapa
desa yang belum memenuhi target yang disarankan oleh Dinas Kesehatan, salah satunya Desa
Menoreh. Di Desa Menoreh, besar cakupan pelayanan pra usila dan usila yaitu sebesar 35,61%
dan pencapaiannya sebesar 50,87%. sehingga masih merupakan suatu masalah.
Setelah dilakukan survei terhadap 30 responden pra usila dan usila yang tidak datang ke
posyandu lansia,2

kader, 1 bidan desa, dan 1 koordinator KIA maka ditarik kesimpulan

mengenai attitude, dan practice dilanjutkan dengan analisis penyebab masalah. Setelah
melakukan analisis penyebab masalah dan konfirmasi kepada bidan desa, ditemukan beberapa
penyebab masalah yang paling mungkin sebagai berikut masih kurangnya jumlah kader aktif
untuk mengelola posyandu lansia, kurangnya pemahaman lansia akan kegiatan di posyandu
lansia serta manfaatnya, jadwal posyandu lansia yang bersamaan dengan kegiatan keseharian
lansia khususnya lansia yang masih bekerja atau bedagang, serta berbagai penyebab masalah lain
yang sudah di bahas di bab sebelumnya.
Dari penyebab masalah tersebut dibuat alternatif pemecahan masalah kemudian
ditentukan prioritas alternatif pemecahan masalah menggunakan kriteria matriks, antara lain
mendatangkan dokter ke posyandu lansia secara berkala, pengajuan proposal dana kegiatan
Posyandu lansia dan pengadaan alat-alat untuk Posyandu lansia ke Dinas Kesehatan Daerah,
bekerjasama dengan perangkat dusun dan tokoh masyarakat untuk mensosialisasikan kepada

lansia dan keluarga mengenai kegiatan posyandu lansia dan manfaatnya, dilakukan musyawarah
untuk menetapkan jadwal posyandu yang sangat memungkinkan bagi banyak pihak, dan
membuat jadwal program penyuluhan bekerjasama dengan program promosi kesehatan dan gizi
disertai penyebaran media promosi seperti brosur, leaflet, poster.
Selanjutnya dibuat suatu POA dan Gann chart untuk periode enam bulan mengenai
bekerjasama dengan perangkat dusun dan tokoh masyarakat untuk mensosialisasikan kepada
lansia dan keluarga mengenai kegiatan posyandu lansia dan manfaatnya sebagai pemecahan
masalah yang menduduki urutan prioritas teratas dalam memecahkan masalah rendahnya
cakupan pelayanan pra usila dan usila di Desa Menoreh, Kecamatan Salaman, Kabupaten
Magelang periode Januari 2016.

B. Saran
Dalam rangka peningkatan cakupan kunjungan Pra usila dan usila maka dapat dilakukan
hal-hal berikut:
1. Pelaksanaan program posyandu lansia yang telah ada harus dimaksimalkan. Pembekalan
dan pembinaan kader harus dioptimalkan karena kader mempunyai peran yang penting
dalam mengajak para lansia untuk ikut serta di posyandu lansia. Pelaksanaan posyandu
perlu di tingkatkan khususnya di pelayanan kesehatan.
2. Kepada Bidan Koordinator Program Lansia, agar memaksimalkan kinerja Bidan Desa
dan membangun koordinasi yang baik dengan lintas sektor, khususnya kader aktif dalam
rangka peningkatan pelayanan pra usila dan usila.
3. Kepada Bidan desa, agar membuat jadwal efektif pembinaan kader serta penyuluhan

kepada para pra usila dan usila serta memaksimalkan perannya sebagai bidan desa, serta
meningkatkan media promosi seperti brosur, leaflet atau poster.

4. Diperlukan pula dokter muda yang datang secara berkala di posyandu lansia untuk
melakukan pemeriksaan dan pengobatan terhadap lansia dan dapat memperdayakan
dokter muda yang ada dalam pelayanan kesehatan
.

Anda mungkin juga menyukai