Dahulukala berdirilah suatu Kawedanan di sebelah selatan Kabupaten pati yang bernama
Kawedanan Ngerang(Kec.Tambakromo,Pati). Kawedanan ngerang ini berdiri cukup lama
hingga masuknya jaman kolonial Belanda pada tahun 1511. Salah satu tokoh yang terkenal
ialah Nyai Ageng Ngerang yang makamnya di Tambakromo,Pati.Selain itu kawedanan
Ngerang juga melahirkan kesatria dan para Raja di Pulau Jawa salah satunya kerajan
Mataram.
Mbah Suwijaya tidak mau membantu pemerintah Belanda ,beliau lebih memilih melakukan
perampokan dan penculikan pada orang-orang Beland . Kemudian hasilnya beliau berikan
kepada masyrakat miskin. Mendengar berita tersebut Wedana ngerang(kakak Mbah
Suwijaya) marah pada adiknya . Kemudian Mbah Suwijaya di usir dari lingkungan
kawedanan Ngerang.
Tahun demi tahun perkembangan desa adat semakin pesat,kemudian banyak berdiri
dukuhan . Kumpulan dari dukuhan tersebut di beri nama SITIMULYO. Sitimulyo terdiri dari
dukuh Tengkal, Oro-oro ombo,Koro,sobo,Sentul,pringapus dan Pohijo.
Mbah Suwijaya memiliki dua orang putra yaitu Raden Sukijan dan Raden Si'un. Raden
Sukijan menikah dengan seorang Putri dari dukuh Tengkal ,sementara Radin Si'un menikah
dengan putri dari daerah Pohijo.Raden sukijan memerintah di wilayah timur yaitu
Koro,tengkal dan oro-oro ombo. Sementara raden Si'un di wilayah barat yang meliputi Sentul
dan Pohijo (Pringapus belum terbentuk).Tetapi kerena Raden Si'un tidak memiliki keturunan
maka wilayah kekuasaanya di berikan kepada Raden Sukijan. Kemudian Raden Sukijan
menjadi ketua adat SITIMULYO.