"Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar." 2 Timotius 3:1 Untuk kesekian kalinya kita diingatkan bahwa hari-hari ini telah berada di penghujung zaman. Jadi haruslah kita perhatikan dengan seksama bagaimana kita hidup,"...janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan." (Efesus 5:15-17). Sangatlah jelas digambarkan Paulus bahaya-bahaya akhir zaman agar kita dapat bersikap waspada sehingga tidak memberi peluang kepada bahayabahaya tersebut. Salah satu sifat yang sangat berbahaya adalah: egois dan cinta uang. Paulus berkata,"Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang." (ayat 2a dari 2 Timotius 3). Saat ini banyak orang lebih fokus pada dirinya sendiri. Segala sesuatu dilakukan demi keuntungan diri sendiri. Segala sesuatu dilakukan demi keuntungan diri sendiri dan tidak lagi peduli terhadap orang lain yang dalam bahasa prokem Manado Ngana yaa ngana qta ya qta (kamu urusanmu, aku urusanku). Akhirnya hal ini mengarah kepada sifat tamak. Sifat tamak ini terjadi ketika seseorang cinta uang. Ketamakan dalam bahasa Yunani (epithumeo) berarti keinginan yang begitu kuat dan menggebugebu terhadap sesuatu, baik atau buruk, yang dengan gigih diupayakan diraih berapa pun harganya meski cara yang ditempuh salah dan merugikan orang lain. Ada contoh dalam Alkitab tentang sesorang yang tamak dan mencintai uang yaitu Ananias dan Safira (baca Kisah 5:1-11). Sifat mementingkan diri sendiri dan ketamakan terhadap uang mendorong mereka mendustai Roh Kudus dengan menahan sebagian hasil penjualan sebidang tanah. Hati Ananias dan Safira dikuasai roh cinta uang sehingga mereka mulai berkompromi dan keluar dari jalur kebenaran firman Tuhan. Bukankah kini banyak orang rela melakukan apa saja demi mendapatkan uang sebanyak-banyaknya? Mereka tidak lagi mengindahkan hukum. Anak-anak Tuhan pun rela 'menjual' imannya demi kekayaan dan popularitas yang fana. "Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang...oleh memburu uanglah beberapa orang
telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagaibagai duka." (1 Timotius 6:10).Sikap egois dan tamak akan uang membawa seseorang kepada kehancuran!
Krisis KASIH (2 Timotius 3:1-9)
Baca: 2 Timotius 3:1-9 "Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang." 2 Timotius 3:2a Saat ini krisis kasih terjadi di mana-mana, entah dalam kehidupan masyarakat, bangsa, bahkan juga gereja. Ayat 2-4 menggambarkan keadaan manusia di akhir zaman ini. Intinya: manusia kini memiliki kencenderungan mencintai dirinya sendiri dan tidak lagi mengasihi orang lain. Kini karakter kasih sulit sekali ditemukan dalam diri manusia. Kasih mudah diucapkan, tapi untuk mempraktekkan ada harga yang harus dibayar. Kebanyakan orang menjadikan kasih hanya sebagai slogan saja, tapi ketika dihadapkan pada dunia nyata, kasih hanyalah bayang-bayang dan yang sering muncul justru hal-hal sebaliknya. Bagaimana reaksi kita saat dibenci, difitnah dan disakiti oleh orang lain? Setiap kali kita diperlakukan secara buruk atau menyakitkan selalu timbul keinginan untuk membalas dengan perlakukan yang sama atau malah bahkan lebih buruk. Perhatikan apa yang dikatakan Tuhan Yesus, "Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu." (Matius 5:44). Kasih adalah satu-satunya kekuatan yang mampu mengubah lawan menjadi kawan! Ada banyak hal yang membuat kita tidak dapat menunjukkan kasih kepada sesama. Terkadang kita sudah berusaha mengasihi orang-orang yang membenci kita. Tetapi mereka terus memperlakukan kita dengan buruk sehingga kekuatan kita mulai melemah. Kasih kita menjadi semakin berkurang dan lambat laun menjadi pudar, dan sebagai gantinya, karakterkarakter lama kita kembali muncul. Supaya kita bisa mengasihi orang lain secara bijaksana di tengah situasi yang sulit, adalah baik merenungkan betapa besar kasih Allah kepada kita. Seharusnya hati kita menjadi hancur bila kita mengingat-ingat bagaimana Tuhan berulang-ulang mengampuni kita dan bersabar terhadap kita, padahal kita seringkali memberontak dan menyakiti Dia dengan ketidaktaatan kita. Lalu, bagaimana mungkin kita terus membenci orang lain sedangkan Allah terus-menerus menunjukkan kasihNya kepada kita, sekalipun kita berdosa padaNya? Bahkan, Ia rela menanggung penderitaan karena dosa-dosa kita sehingga kita beroleh keselamatan. Alkitab menyatakan, "Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih." (1 Yohanes 4:8). Allah adalah kasih; jika kita tidak mengasihi kita meyangkal Allah dan meragukan kasihNya dalam Yesus Kristus.