Anda di halaman 1dari 2

Egois dan cinta uang (2 Timotius 3:1-9)

Baca: 2 Timotius 3:1-9


"Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang
sukar."
2
Timotius
3:1
Untuk kesekian kalinya kita diingatkan bahwa hari-hari ini telah berada
di penghujung zaman. Jadi haruslah kita perhatikan dengan seksama
bagaimana kita hidup,"...janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti
orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini
adalah jahat. Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah
supaya kamu mengerti kehendak Tuhan." (Efesus 5:15-17). Sangatlah
jelas digambarkan Paulus bahaya-bahaya akhir zaman agar kita dapat
bersikap waspada sehingga tidak memberi peluang kepada bahayabahaya tersebut.
Salah satu sifat yang sangat berbahaya adalah: egois dan cinta
uang. Paulus berkata,"Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan
menjadi hamba uang." (ayat 2a dari 2 Timotius 3). Saat ini banyak
orang lebih fokus pada dirinya sendiri. Segala sesuatu dilakukan demi
keuntungan diri sendiri. Segala sesuatu dilakukan demi keuntungan diri
sendiri dan tidak lagi peduli terhadap orang lain yang dalam bahasa
prokem Manado Ngana yaa ngana qta ya qta (kamu urusanmu, aku
urusanku). Akhirnya hal ini mengarah kepada sifat tamak. Sifat tamak
ini terjadi ketika seseorang cinta uang. Ketamakan dalam bahasa
Yunani (epithumeo) berarti keinginan yang begitu kuat dan menggebugebu terhadap sesuatu, baik atau buruk, yang dengan gigih
diupayakan diraih berapa pun harganya meski cara yang ditempuh
salah dan merugikan orang lain. Ada contoh dalam Alkitab tentang
sesorang yang tamak dan mencintai uang yaitu Ananias dan Safira
(baca Kisah 5:1-11). Sifat mementingkan diri sendiri dan ketamakan
terhadap uang mendorong mereka mendustai Roh Kudus dengan
menahan sebagian hasil penjualan sebidang tanah. Hati Ananias dan
Safira dikuasai roh cinta uang sehingga mereka mulai berkompromi
dan keluar dari jalur kebenaran firman Tuhan.
Bukankah kini banyak orang rela melakukan apa saja demi
mendapatkan uang sebanyak-banyaknya? Mereka tidak lagi
mengindahkan hukum. Anak-anak Tuhan pun rela 'menjual' imannya
demi kekayaan dan popularitas yang fana. "Karena akar segala
kejahatan ialah cinta uang...oleh memburu uanglah beberapa orang

telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagaibagai duka." (1 Timotius 6:10).Sikap egois dan tamak akan uang
membawa seseorang kepada kehancuran!

Krisis KASIH (2 Timotius 3:1-9)


Baca: 2 Timotius 3:1-9
"Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang." 2 Timotius 3:2a
Saat ini krisis kasih terjadi di mana-mana, entah dalam kehidupan masyarakat, bangsa, bahkan
juga gereja. Ayat 2-4 menggambarkan keadaan manusia di akhir zaman ini. Intinya: manusia
kini memiliki kencenderungan mencintai dirinya sendiri dan tidak lagi mengasihi orang lain.
Kini karakter kasih sulit sekali ditemukan dalam diri manusia.
Kasih mudah diucapkan, tapi untuk mempraktekkan ada harga yang harus dibayar.
Kebanyakan orang menjadikan kasih hanya sebagai slogan saja, tapi ketika dihadapkan pada
dunia nyata, kasih hanyalah bayang-bayang dan yang sering muncul justru hal-hal sebaliknya.
Bagaimana reaksi kita saat dibenci, difitnah dan disakiti oleh orang lain? Setiap kali kita
diperlakukan secara buruk atau menyakitkan selalu timbul keinginan untuk membalas dengan
perlakukan yang sama atau malah bahkan lebih buruk. Perhatikan apa yang dikatakan Tuhan
Yesus, "Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu." (Matius
5:44). Kasih adalah satu-satunya kekuatan yang mampu mengubah lawan menjadi kawan!
Ada banyak hal yang membuat kita tidak dapat menunjukkan kasih kepada sesama.
Terkadang kita sudah berusaha mengasihi orang-orang yang membenci kita. Tetapi mereka
terus memperlakukan kita dengan buruk sehingga kekuatan kita mulai melemah. Kasih kita
menjadi semakin berkurang dan lambat laun menjadi pudar, dan sebagai gantinya, karakterkarakter lama kita kembali muncul. Supaya kita bisa mengasihi orang lain secara bijaksana di
tengah situasi yang sulit, adalah baik merenungkan betapa besar kasih Allah kepada kita.
Seharusnya hati kita menjadi hancur bila kita mengingat-ingat bagaimana Tuhan berulang-ulang
mengampuni kita dan bersabar terhadap kita, padahal kita seringkali memberontak dan menyakiti
Dia dengan ketidaktaatan kita. Lalu, bagaimana mungkin kita terus membenci orang lain
sedangkan Allah terus-menerus menunjukkan kasihNya kepada kita, sekalipun kita berdosa
padaNya? Bahkan, Ia rela menanggung penderitaan karena dosa-dosa kita sehingga kita beroleh
keselamatan. Alkitab menyatakan, "Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah,
sebab Allah adalah kasih." (1 Yohanes 4:8).
Allah adalah kasih; jika kita tidak mengasihi kita meyangkal Allah dan meragukan
kasihNya dalam Yesus Kristus.

Anda mungkin juga menyukai