Anda di halaman 1dari 24

SUHU DAN KALOR

Hardianti Medi, Nurasia, Nur Alam Jamaluddin


Pendidikan Fisika ICP B 2015
Abstrak
Telah dilakukan praktikum tentang suhu dan kalor yang bertujuan untuk memahami hubungan
antara jumlah kalor dan kenaikan suhu , memahami hubungan massa zat dengan jumlah kalor ,
merumuskan persamaan kalor ,dan menentukan kalor lebur es. Percobaan ini terdiri atas tiga
kegiatan, kegiatan pertama dilakukan untuk mengetahui hubungan antara jumlah kalor dengan
kenaikan suhu, yakni dengan mengukur suhu akhir air yang dipanaskan dalam selang waktu yang
telah ditentukan. Adapun suhu awal yang digunakan pada percobaan ini yaitu

|40.0 0.5| C

. Kegiatan kedua dilakukan untuk menentukan hubungan antara jumlah kalor

(Q) dengan massa zat cair (m), yakni dengan memanipulasi massa zat cair dan kegiatan ketiga
yaitu menentukan kalor lebur es. Berdasarkan hasil analisis data nilai kalor lebur es yang
didapatkan Les = 134,19 kal/gr. Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa hasil
pengamatan menunjukkan bahwa semakin lama pemanasan maka suhu akhir yang diperoleh
semakin besar sehingga perubahan kenaikan suhu semakin besar.
Kata kunci : kalor, kalor jenis, kalor lebur es, suhu

RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana hubungan antara jumlah kalor dengan kenaikan suhu ?
2. Bagaimana hubungan antara massa zat dengan jumlah kalor ?
3. Bagaimanakah cara merumuskan persamaan kalor?
4. Berapakah kalor lebur es?
TUJUAN PERCOBAAN
1. Dapat memahami hubungan antara jumlah kalor (Q) dengan kenaikan suhu (
T )

2. Dapat memahami hubungan massa zat ( m ) dengan jumlah kalor ( Q )


3. Dapat merumuskan persamaan kalor
4. Dapat menentukan kalor lebur es
METODOLOGI EKSPERIMEN
Teori singkat
Air yang dipanaskan dalam panci akan mulai panas dan lama-kelamaan akan
mendidih. Peristiwa ini sering dijumpai dalam keseharian. Proses air menjadi
panas dan mendidih melibatkan perpindahan kalor dari sumber kalor ke

lingkungan sekitarnya. Sumber kalor adalah api, sehingga dapat dikatakan bahwa
semakin besar nyala api, maka berarti makin besar kalor yang dimiliki, atau
semakin lama dipanaskan maka semakin banyak kalor yang dilepaskan. Akibat
pemberian kalor tersebut, maka suhu air akan mengalami kenaikan dimana
semakin lama dipanaskan maka semakin besar kenaikan suhu pada air. ( Herman,
2015 : 1 )
Dua wadah berisi air yang massanya berbeda, jika dipanaskan dengan waktu
yang sama maka suhu yang terukur pada kedua wadah tersebut akan berbeda.
Suhu air dalam wadah yang memiki air yang massanya lebih kecil akan memilki
suhu yang lebih tinggi dibanding wadah yang berisi air lebih banyak. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara banyak kalor (Q), kenaikan
suhu

( T )

dan massa air (m). Segelas air panas yang dicampurkan dengan

segelas air dingin, akan terasa hangat. Hal disebabkan oleh karena adanya
perpindahan kalor dari air panas ke air dingin. Itulah sebabnya suhu air panas
turun dan suhu air dingin naik setelah keduanya bercampur. Pada proses
pencampuran tersebut, kalor yang dilepaskan air panas diserap oleh air dingin.
Jadi banyaknya kalor yang dilepaskan sama dengan banyaknya kalor yang
diserap. Pernyataan ini disebut Azaz Black yang secara matematis dapat
dituliskan;
Qlepas = Qserap

(1.1)

Selain melakukan percobaan diatas, banyaknya kalor yang diperlukan untuk


menaikkan suhu benda dapat juga kita amati ketika kita memasak air. Untuk
mendidihkan air dalam cerek dengan kompor diperlukan selang waktu tertentu.
Semakin banyak volume air yang didihkan semakin lama selang waktu yang
diperlukan. Hal ini menunjukkan bahwa suhu bergantung pada besarnya kenaikan
suhu benda dan massanya.
Secara matematis dapat dituliskan:
Q=m . c . T

(1.2)

( Herman , 2015 : 2 )
Panas jenis adalah kapasitas panas per satuan massa , satuan energy panas
historis , kalori , mula mula didefinisikan sebagai jumlah energy panas yang
dibutuhkan untuk menaikkan temperature satu gram air satu derajat celcius ( atau
satu Kevin karena derajat celcius dan Kelvin besarnya sama ) ( Tipler , 2015 :
599 ).
Sejumlah energy panas tertentu dibutuhkan untuk mengubah fase sejumllah
zat tertentu . Panas yang dibutuhkan sebanding dengan massa zat . Panas yang
dibutuhkan untuk mencairkan zat bermaassa m tanpa perubahan temperaturnya
adalah
Q=m Lf

Dengan

Lf

(1.3)

dinamakan panas laten peleburan zat tersebut .untuk pencairan

es menjadi air pada tekanan 1 atm ,panaslaten peleburan adalah 333,5 kJ/kg =
79,7 kkal/kg ( Tipler ,2015 : 604 ).
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan , para ilmuwan kemudian
menginterprestasikan kalor bukan sebagai zat , dan bahkan bukan sebagai bentuk
energy . Melainkan , kalor merupakan transfer energy : ketika kalor mengalir
pada benda panas ke benda yang lebih dingin , energy lah yang ditransfer dari
panas ke yang dingin . Dengan demikian , kalor merupakan energy yang ditransfer
dari satu benda ke yang lainnya karena adanya perbedaan temperature . Dalam
satuan SI , satuan untuk kalor adalah adalah joule . Dengan menggunakan teori
kinetic , temperature ( dalam Kelvin ) merupakan pengukuran dari energy kinetic
rata-rata dari molekul secara individu ( Giancoli , 2015:490-491 ).
Alat dan Bahan
1. Termometer ( 1 buah )
2.
3.
4.
5.

Kaki tiga + kasa asbes ( 1 buah )


Pembakar spritus ( 2 buah )
Gelas kimia 250 ml ( 2 buah )
Stopwatch ( 1 buah )

6. Statif ( 1 buah )
7. Neraca ohauss 311 gram ( 1 buah )
8. Korek api ( 1 buah )
9. Spritus ( 1 buah )
10. Air

Identifikasi variabel
Kegiatan 1 :hubungan antara jumlah kalor ( Q ) dengan kenaikan suhu

T
1. Variabel manipulasi : lama pemanasan (s)
2. Variabel respon

: suhu akhir ( )

3. Variabel kontrol

: suhu awal ( ), volume (ml), dan jenis zat cair

Kegiatan 2 : hubungan antara massa zat ( m ) dengan jumlah kalor ( Q )


1. Variabel manipulasi : massa zat cair (gram)
2. Variabel respon

: lama pemanasan (s)

3. Variabel kontrol

: kenaikan suhu ( ) dan jenis zat cair

Defenisi operasional variabel


Kegiatan 1 : hubungan antara jumlah kalor ( Q ) dengan kenaikan suhu (
T

1. Lama pemanasan adalah lama waktu yang digunakan untuk memanaskan air
yang diukur dengan menggunakan stopwatch dalam satuan sekon.
2. Suhu akhir adalah suhu yang dicapai oleh air selama pemanasan dengan waktu
tertentu yang diukur dengan menggunakan termometer dalam satuan
3. Suhu awal adalah suhu yang disepakati sebagai

suhu acuan untuk mulai

melihat kenaikan suhu pada selang waktu tertentu selama pemanasan , yang
diukur dengan menggunakan termometer dalam satuan ( ).
4. Volume adalah banyaknya jumlah zat cair dan pada eksperimen ini diukur
dengan menggunakan gelas kimia dalam satuan milliliter ( ml ) .
5. Jenis zat cair adalah bahan yang digunakan dalam eksperimen yaitu air.
Kegiatan 2 : Hubungan antara massa zat ( m ) dengan jumlah kalor ( Q )
1. Massa zat cair adalah banyaknya materi yang terkandung pada zat cair , dan
pada eksperiment ini di ukur dengan menggunkan neraca ohauss 311 gram
dalam satuan gram.
2. Lama pemanasan adalah lama waktu yang digunakan untuk memanaskan air
yang diukur dengan menggunakan stopwatch dalam satuan sekon .
3. Kenaikan suhu adalah besar selisih suhu dari suhu awal air dengan suhu akhir
air yang telah dipanaskan , yang diukur dengan menggunakan termometer
dalam satuan

4. Jenis zat cair adalah bahan yang digunakan dalam eksperimen yaitu air.

Prosedur Kerja
Kegiatan 1 : hubungan antara jumlah kalor ( Q ) dengan kenaikan suhu (
T

1. Air dituangkan ke dalam gelas ukur secukupnya


2. Suhu awal air yang akan dipanaskan diukur
3. Air dipanaskan diatas kaki tiga yang dilapisi dengan asbes dengan
menggunakan waktu pembakar spritus
4. Penunjukan suhu diamati pada selang waktu tertentu ( gunakan selang waktu
yang sama untuk setiap data ), hasilnya dicatat pada tabel hasil pengamatan
5. Kegiatan yang sama dilakukan dengan suhu mula mula yang berbeda.
6. Waktu yang dibutuhkan setiap selang waktu kenaikan suhu dicatat ke dalam
tabel pengamatan.
Table 1.1 Hubungan antara jumlah kalor ( Q ) dengan kenaikan suhu ( T
No

Suhu Awal (
T0
)
()

Lama Pemanasan
(s)

T
Suhu Akhir ( C)

()

1.
2
3
4
5
6
Kegiatan 2 : hubungan antara massa zat ( m ) dengan jumlah kalor ( Q )
1. Massa gelas ukur ditimbang dengan menggunakan neraca ohauss 311 gram
2. Air dimasukkan ke dalam gelas ukur sehingga menunjukkan volume tertentu
catat volume air yang digunakan ( gunakan volume terkecil pada gelas ukur
yang digunakan ) dan perhatikan penunjukan suhu dengan termometer .
3. Massa air dalam gelas diukur dengan menggunakan neraca ohauss 311 gram

4. Menentukan suhu acuan ( lebih besar dari suhu mula- mula sekitar 5 )
dan besar kenaikan suhu yang diinginkan
5. Memanaskan air diatas kaki tiga yang dilapisi dengan asbes dengan
menggunakan pembakar spiritus .
6. Mengamati kenaikan suhu pada termometer dan menyalakan stopwatch tepat
ketika termometer menunjukkan suhu acuan . mengukur waktu yang
dibutuhkan untuk menaikkan suhu air sebesar kenaikan suhu yang telah
ditentukan . Catat hasilnya dalamtabel pengamatan .
7. Mengganti air yang digunakan dan mengulangi langah 5 dan 6 untk volume air
yang berbeda ( lebih besar dari volume sebelumnya ) . mengulangi sampai
memperoleh minimal 6 data.
Tabel 1.2 Hubungan antara massa zat ( m ) dengan jumlah kalor ( Q )
No

Jenis Zat Cair

Massa Zat Cair ( gr )

Lama Pemanasan( s )

1.
2
3
4
5
Kegiatan 3 : menentukan kalor lebur es
1. Memanaskan air dalam gelas kimia sampai suhunya mencapai sekitar 75

2. Menimbang calorimeter kosong beserta pengaduknya


3. Memasukkan air panas kedalam calorimeter ,

mengukur suhunya dan

menimbang untuk menentukan massa air panas + calorimeter beserta


pengaduknya

4. Mengukur suhu es batu dan memasukkan es batu kedalam calorimeter yang


berisi air panas , menutup dan mengaduk sejenak sampai semua es batu
mencair . mengukur suhu es pada saat itu sebagai suhu campuran kemudian
menimbang massa campuran untuk menentukan massa es batu
5. Mencatat hasilnya pada tabel pengamatan.

Kegiatan 3 . Menentukan kalor lebur es


No
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Pengukuran
Massa calorimeter kosong beserta
pengaduknya
Massa calorimeter + pengaduk + air panas
Suhu air panas dan calorimeter
Suhu es batu
Suhu campuran
Massa calorimeter + pengaduk + air panas _+
air ( es batu yang mencair )

Hasil pengukuran

HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS DATA


Hasil Pengamatan
Kegiatan 1. Hubungan antara jumlah kalor ( Q ) dengan kenaikan suhu ( T
|100 1|ml

Volume

= |94,500 0,005|gram

Massa
Jenis zat cair

Air

Table 1.1 Hubungan antara jumlah kalor ( Q ) dengan kenaikan suhu ( T


No

Suhu Awal (
T0
)
()

Lama Pemanasan
(s)

T
(
C)
Suhu Akhir

()

1.

|40.0 0.5|

|60.0 0.1|

|48.0 0.5|

2.

|40.0 0.5|

|120.0 0.1|

|55.0 0.5|

3.

|40.0 0.5|

|180.0 0.1|

|63.0 0.5|

4.

|40.0 05|

|240.0 0.1|

|69.0 0.5|

5.

|40.0 0.5|

|300.0 0.1|

|74.0 0.5|

6.

|40.0 0.5|

|360.0 0.1|

|79.0 0.5|

Kegiatan 2. Hubungan antara massa zat ( m ) dengan jumlah kalor ( Q )


T =|5.0 0.5|
Tabel 1.2 Hubungan antara massa zat ( m ) dengan jumlah kalor ( Q )
No

Jenis Zat Cair

1.

Massa Zat Cair ( gr )

Lama Pemanasan( s )

Air

|49.900 0.005|

|20.5 0.1|

2.

Air

|60,650 0.005|

|31.5 0.1|

3.

Air

|84.380 0.005|

|39.0 0.1|

4.

Air

|108.830 0.005|

|49.8 0.1|

5.

Air

|136.690 0.005|

|52.2 0.1|

Kegiatan 3 . Menentukan kalor lebur es


No

Pengukuran

Hasil pengukuran

1.

Massa calorimeter kosong beserta


pengaduknya

|62.000 0.005| gram

2.

Massa calorimeter + pengaduk + air panas

|145.600 0.005| gram

3.

Suhu air panas dan calorimeter

|66.0 0.5|

4.

Suhu es batu

|10.0 0.05|

5.

Suhu campuran

|46.0 0.5|

6.

Massa calorimeter + pengaduk + air panas _+


air ( es batu yang mencair )

|156.100 0.005| gr

Analisis Grafik
Kegiatan 1. Hubungan antara jumlah kalor dengan kenaikan suhu
90
80

f(x) = 0.1x + 42.87


R = 0.99

70
60
50
final temperature (C) 40
30
20
10
0
0

50

100 150 200 250 300 350 400


prolonged heating (s)

Grafik 1. Hubungan antara lama pemanasan dengan temperature akhir jika suhu
awalnya 40C.
Kegiatan 2. Hubungan antara massa zat dengan jumlah kalor

60
f(x) = 0.35x + 7.39
R = 0.91

50
40
prolonged heating (s)

30
20
10
0
40

60

80

100

120

140

160

mass of liquid (gram)

Grafik 2. Hubungan antara massa zat cair dengan lama pemanasan, jika T = 5C.
Analisis Data
Berdasarkan hasil percobaan , maka satuan dari kalor jenis dalam analisis dimensi
adalah :
Q=mc T
2

M L T =M c

c=

M L2 T 2
M

L2 T 2
c=

c=

J
kg K

Kegiatan 3. Menentukan kalor lebur es


1. Kalor untuk menaikkan suhu 10,5 gram es dari -10 oC sampai 0 oC.
Q1 = mes ces T

Q1 = 10,5 gram 0,5 kal/gr.oC (0 oC (-10 oC))


Q1 = 5,25 kal/oC 10oC
Q1 = 52,5 kalori
Kesalahan relative ( Q)
Q1 = mes T

dQ1 =

| |

dQ1 =

| |

Q1
d mes +
mes

Q1
d T
T

mes T
d m es +
mes

mes T
d T
T

d Q1=| T |d mes +|mes|d T

d Q1
Q1

| |

d Q1
Q1

| |

Q1
Q1

Q1 =

d mes
mes

| |

mes
d T
Q1

T
d mes
+
Q1

| |
mes
mes

mes T
+
mes
T

|dTT |

|TT |

Q1

gram 1
+
|0.01
10,5 gram 10 |

Q1 =

52,5 kal

Q1 = |0.00095+0.1| 52,5 kal


Q1 = |0.1095| 52,5 kal
Q1 = 5,75 kalori

KR =

Q1
Q1

100 % =

5,75 kal
52.5 kal

100 % = 10.95 %

DK = 100% - KR
= 100% - 10,95 %
=89.05 %
Pelaporan Fisika;
PF = Q1 Q1
Q1 = 52 5kal
2. Kalor untuk menaikkan suhu 10,5 gram air dari 0 oC sampai suhu campuran (Tc
= 46 oC).
Q3 = mes cair T
Q3 = 10,5 gram 1 kal/gr.oC (46 oC 0 oC)
Q3 = 483 kal
Kesalahan relative ( Q)

Q3 = mes T

dQ3 =

| |

dQ3 =

| |

Q3
d mes +
mes

Q3
d T
T

mes T
d m es +
mes

m es T
d T
T

d Q3=|T |d mes +|mes|d T

d Q3
Q3

d Q3
Q3

Q3
Q3

| |

| |

| | | |

mes
d T
Q3

T
d mes
+
Q3

d mes
m es

dT
T

| | | |
mes
mes

Q3 =

Q3 =

gram 1
+
|0.01
10,5 gram 46 |

mes T
+
mes
T

T
T

Q1

483 kal

Q3 = |0.00095+0.02| 483 kal


Q3 = |0.022| 483 kal
Q3 = 10,62 kal

KR =

Q3
Q3

100 % =

10,62 kal
483 kal

100 % = 2,2 %

DK = 100% - KR
= 100% - 2,2%
= 97,8 %
Pelaporan Fisika;
PF = Q3 Q3
Q3 = 483 10 kal
3. Kalor yang hilang dari 83,6 gram air yamg mendingin dari 66 oC sampai suhu
campuran (Tc = 46 oC).
Q4 = mair cair T
Q4 = 83,6 gram 1 kal/gr.oC (66oC 46 oC)
Q4 = 83,6 kal/ oC 20
Q4 = 1672 kalori
Kesalahan relative ( Q)
Q4 = mes T

dQ4 =

| |

dQ4 =

Q4
d mair +
mair

| |

Q4
d T
T

mair T
d mair +
mair

mair T
d T
T

d Q4=| T| d mair +|mair| d T

d Q4
Q4

d Q4
Q4

Q4
Q4

| |

| |

| | | |

mair
d T
Q4

T
d m air
+
Q4

d mair
mair

d T
T

| | | |
mair
mair

T
T

Q4 =

Q4 =

gram 1
+
|0.01
83,6 gram 20 |

mair T
+
mair
T

Q4 = |0.0001+0.05|

Q1

1672 kal

1672 kal

Q4 = |0.0501| 1672 kal


Q4 = 83.79 kal

KR =

Q4
Q4

100 % =

DK = 100% - KR
= 100% - 5.01%
= 94.99 %

83.79 kal
1672kal

100 % = 5.01 %

Pelaporan Fisika;
PF = Q4 Q4
Q4 = 1672.0 83.7 kal
4. Kalor yang hilang dari kalorimeter dengan mendingin dari suhu 66 oC sampai
suhu campuran (Tc = 46 oC).
Q5 = mcalorimeter caluminium T
Q5 = 62,000 gram 0.22 kal/gr.oC (66oC 46 oC)
Q5 = 13.64 kal/ oC 20
Q5 = 272,8 kal
Kesalahan relative ( Q)
Q5 = m calorimeter

dQ5 =

Q5
d mcalorimeter +
mcalorimeter

dQ5 =

mcalorimeter T
d mair +
mcalorimeter

| |

Q5
d T
T

mair T
d T
T

d Q5=|T |d mcalorimeter +|mcalorimeter|d T

d Q5
Q5

| |

T
d m calorimeter
+
Q5

mcalorimeter
d T
Q5

d Q5
Q5

Q5
Q5

d mcalorimeter
mcalorimeter

mcalorimeter
mcalorimeter

|dTT |

|TT |

Q1

Q5 =

Q5 =

0.005 gram 1
+
|62,000
gram 20 |

mcalorimeter T
+
mcalorimeter
T

Q5 = |0.00008+0.05|

272,8 kal

272,8 kal

Q5 = |0.05008| 272,8 kal


Q5 = 13,66 kal

KR =

Q5
Q5

100 % =

13,66 kal
272,8 kal

100 % = 5,0

DK = 100% - KR
= 100% - 5,0 %
= 95 %
Pelaporan Fisika;
PF = Q5 Q5
Q5 = 272 13kal
5. Untuk menentukan kalor lebur es , maka digunakan asas black :

Qterima = Qlepas
Q1 + Qlebur + Q3 = Q4 + Q5
mes Les = (Q4 + Q5) - (Q1 + Q3)

Les =

( Q4 +Q5 )(Q1 +Q3)


m es

Les =

( 1672 kal+272 kal )(52 kal+483 kal)


10,5 gram

Les =

1409 kal
10,5 gram

Les = 134,19 kal/gr


Kesalahan relative
Qterima=Qlepas

Les =

( Q4 +Q5 )(Q1 +Q3)


m es

Les = ((Q4 + Q5) - (Q1 + Q3)) mes-1


Les = Q4 mes-1 + Q5 mes-1 - Q1 mes-1 Q3 mes-1

dLes =

L es
d Q4
Q4

L es
d mes
mes

L es
d Q5
Q5

L es
d Q1
Q1

L es
d Q3
Q3

|mes1|

dLes =

d Q4

|mes1|d Q 5

|mes1|d Q 1

|mes1|d Q 3

| |

| |
d Q3
mes

kal
|10,510gram
|

Q
( 4 +Q5Q1Q3)

dLes

| |
d Q4
mes

| |
d Q5
mes

d Q1
mes

Q
2
( 4 +Q5Q1Q3)mes d mes

| || || || |

Les =

Les =

Q 4 Q 5 Q 1 Q3
+
+
+
+ ( Q 4 +Q5Q1Q 3 ) mes2
mes
mes
mes
mes

83,7 kal
|10,5
gram|

kal
|10,513gram
|

|10,55 kalgram|

( 1672kal+272 kal52kal483 kal ) 0,01 gram


2
(10,5 gram)

Les =

111,7 kal
|10,5
gram|

14,09 kal. gram


110,25 gram2

Les = 10,64 kal/gr + 0,127 kal/gr


Les = 10,767 kal/gr

Les
L es

KR =

100 % =

10,767 kal/gr
134,19 kal /gr

100 % = 8.02 %

Pelaporan Fisika;
PF = Les Les
Les = 134 10kal/gr

%diff =

LteoriL praktikum
Lratarata

|80134
78.5 |

|54
107 |

100 %

100 %

100 %

= 50,46 %
PEMBAHASAN
Pada kegiatan 1 kita akan memahami hubungan antara jumlah kalor
dengan perubahan kenaikan suhu, dari data hasil pengamatan yang telah
diperoleh, kami dapat memahami bahwa jumlah kalor berbanding lurus dengan
perubahan kenaikan suhu, artinya semakin besar jumlah kalor yang dihasilkan
maka semakin besar pula tingkat kenaikan suhunya, peningkatan jumlah kalor
ditandai dengan lama pemanasan zat cair yang berbeda di tiap selang waktunya,
misalnya saja pada data pertama, digunakan lama pemanasan |60,0 0,1| sekon,
dan diperoleh perubahan kenaikan suhunya sebesar |48,0 0,5| C, sedangkan
pada data kedua mengalami peningkatan dimana digunakan lama pemanasan
sebesar |120,0 0,1| sekon dan perubahan suhu sebesar |55 0,5| C. Adapun
suhu awal yang digunakan pada percobaan ini yaitu |40 0,5| C. Hasil yang

didapatkan menunjukkan bahwa percobaan yang telah dilakukan sudah sesuai


dengan teori.
Sedangkan pada kegiatan 2 kita akan memahami hubungan antara jumlah
kalor dengan massa zat cair (m), peningkatan massa zat cair ditandi dengan
banyaknya volume zat cair yang digunakan dalam percobaan. Berdasarkan hasil
pengamatan, hubungan antara jumlah kalor dengan massa zat cair yaitu
berbanding lurus dan ini juga dapat dilihat pada grafik 2 hubungan antara massa
dengan jumlah kalor dimana pada grafik menunjukkan garis linier yang artinya
bahwa semakin besar massa zat maka semakin lama waktu yang diperlukan untuk
menaikkan suhu sebesar |5,0 0,5| C , hal ini juga berarti semakin pula jumlah
kalornya. Pada data pertama ketika kami menggunakan massa air sebesar

|49.900 0.005|

gram maka lama pemanasannya adalah

|20,5 0,1|

Pada data kedua kami menggunakan massa air sebesar |60,650 0.005|
maka lama pemanasannya adalah

s.

gram

|31,5 0,1| s. Hal ini menunjukkan bahwa

semakin besar massa zat cair maka semakin lama pula waktu yang diperlukan
untuk menaikkan suhu tertentu dan itu berarti semakin besar pula jumlah
kalornya.
Berdasarkan hasil percobaan dan anlisis data pada kegiatan pertama dan
kedua , dapat disimpulkan bahwa factor - factor yang mempengaruhi jumlah
kalor suatu zat adalah massa dari zat tersebut dan perubahan keaikan suhunya. Hal
ini telah sesuai dengan teori. Dengan menggunakan analisis dimensi maka
didaptkan persamaan matematisnya adalah
adalah jumlah kalor ( Joule ) ,
jenis zat (J/Kg.K) dan T

Q=m c T . Dimana

adalah massa zat ( grams ) , c adalah kalor

adalah perubahan temperature ( )

Pada kegiatan ketiga yaitu menentukan kalor lebur es. Untuk menentukan
kalor lebur es, kita membutuhkan variable-variabel yang diukur diantaranya yaitu
massa calorimeter kosong beserta pengaduknya, massa calorimeter dan air panas,
suhu air panas dan calorimeter, suhu es batu, suhu campuran, serta massa
calorimeter, air panas, dan es batu yang mencair. Dari hasil analisis data, kita
mendapatkan nilai kalor lebur es sebesar 134,19 kalori/gram. Nilai yang
didapatkan sangat jauh berbeda dengan teori, dimana nilai kaor lebur es pada teori
sebesar 80 kal/gram. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor, diantaranya
adalah tingkat ketelitian praktikan yang kurang terutama pada saat melakukan
pengukuran temperature, massa, maupun waktu dan pada saat pembacaan skala
baik pada neraca ohauss 311 gram, termometer maupun stopwatch. Akan tetapi
faktor utama yang mempengaruhi nilai kalor lebur es yaitu kesalahan pada
pengukuran temperature es batu, dimana besar suhu es batu yang digunakan yaitu
-10C. Suhu es tersebut diukur pada saat masih berada pada lemari es. Olehnya
itu, suhu es yang sebenarnya tidak kita ketahui, karena pada saat es dikeluarkan
dari lemari es, kita tidak mengukur suhunya. Dan kitan tahu bahwa suhu e situ
masih dipengaruhi oleh lingkungan sekitar.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan percobaan yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa:
1. Jumlah kalor berbanding lurus dengan kenaikan suhu artinya semakin lama
pemanasan maka semakin banyak

kalor yang diberikan maka kenaikan

suhunya pun semakin besar .


2. Massa zat berbanding lurus dengan jumlah kalor, artinya semakin besar massa
zat cair maka semakin besar pula jumlah kalor yang
menaikkan suhunya.
3. persamaan kalor secara matematis adalah

dibutuhkan untuk

Q=m c T

4. kalor lebur es yang diperoleh dari percobaan yaitu 134,19 kalori/gram.

SARAN

1. Dalam melakukan percobaan, sebaiknya praktikan mengamati dengan saksama


dan lebih teliti agar data yang dipoeroleh lebih akurat.
2. Sebaiknya suhu es diukur tepat pada saat es akan dimasukkan ke dalam
calorimeter karena jika tidak, suu es bisa saja berubah karena pengaruh suhu
lingkungan disekitarnya.

DAFTAR RUJUKAN
Giancoli.2001.Fisika Edisi Kelima Jilid 1(Terjemahan).Jakarta: Erlangga.
Herman. 2015. Penuntun Praktikum Fisika Dasar 2. Makassar: Jurusan Fisika
FMIPA UNM.
Tipler, Paul A. 2001. Fisika untuk Sains dan Teknik Edisi Ketiga Jilid I.Jakarta:
Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai