berpegang teguh dengan agama-Nya dan tidak berpecah belah, dan Allah membenci kalian
dari mengatakan sesuatu yang tidak jelas sumbernya, banyak bertanya dan menyia-nyiakan
harta. (Riwayat Muslim)
Berdasarkan dalil-dalil di atas kita meyakini bahwa Allah Taala hanya memberikan
pertolongan kepada kaum Muslim yang unggul dalam kualitas, bukan sekadar mayoritas.
Lantas bagaimanakah cara membebaskan umat Islam dari kungkungan perpecahan yang
menguras energi serta mengubahnya menjadi persatuan yang indah? Berikut kiat-kiatnya.
Bangun Ukhuwah di Level Bawah
1. Salamatush shadr min afatil qalb. Ungkapan ini berarti lapang dada menyelamatkan hati.
Amalan ini terlihat sepele tapi efeknya dalam membangun persatuan sungguh luar biasa.
Mengapa? Sebab sikap lapang dada melahirkan kenyamanan dalam kebersamaan.
2. Saling memberi hadiah. Rasulullah SAW bersabda, Hendaklah kalian saling memberi
hadiah niscaya akan saling mencintai dan menghilanglah permusuhan, (Riwayat Malik).
Sementara ahli sastra Arab mengatakan, Jika hadiah datang maka permusuhan akan terbang
(idza jaal hada thorol ida).
3. Ucapkan salam dan jabatlah tangan. Rasulullah SAW bersabda, Tidaklah dua orang
Muslim yang bertemu dan saling berjabat tangan, kecuali dosa mereka berdua akan diampuni
sebelum berpisah, (Riwayat Abu Daud).
4. Menyatu dengan perasaan kaum Muslim yang lain. Rasulullah SAW bersabda,
Perumpamaan orang-orang beriman dalam kasih sayang mereka dan kecintaan mereka
bagaikan satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh tubuh ikut
merasakan sakit dengan tidak bisa tidur dan panas tubuhnya meninggi, (Riwayat Bukhari
dan Muslim).
5. Bergaul sesama Muslim dan bersabar atas gangguannya. Rasulullah SAW bersabda,
Seorang Muslim bergaul (berinteraksi sosial) dengan orang lain dan bersabar atas gangguan
mereka lebih baik dari pada seorang Muslim yang tidak bergaul (tidak berinteraksi sosial)
dengan orang lain dan tidak bersabar atas gangguan mereka, (Riwayat Tirmidzi).
6. Saling menguatkan dan memasukkan rasa bahagia di hati. Rasulullah SAW bersabda,
Seorang mukmin yang satu dengan yang lain bagaikan suatu bangunan. Sebagiannya
memperkuat sebagian yang lain, lalu beliau menyilangkan jari-jarinya, (Riwayat Bukhari
dan Muslim).
7. Memaafkan kesalahan, mengingat kelebihan, melupakan sisi gelap, dan menolak untuk
melanggar kehormatan mereka. Rasulullah SAW bersabda, Barangsiapa menolak untuk
melanggar kehormatan saudaranya (misalnya ghibah), maka Allah memalingkannya dari api
neraka pada hari kiamat, (Riwayat Tirmidzi).
8. Mendoakan kebaikan tanpa sepengetahuan mereka.
9. Bersilaturrahim ke rumahnya. Syauqi Beik mengatakan, Jagalah dirimu sebelum
kematianmu dengan menjaga sebutan baik (silaturrahim). Sesungguhnya sebutan baik
merupakan umur kedua bagi manusia.
10. Bertemu dan berpisah karena Allah Taala.
11. Saling berdiam maksimal tiga hari. Rasulullah SAW bersabda, Tidak dihalalkan bagi
seorang Muslim mendiamkan saudaranya melebihi tiga malam. Mereka bertemu, yang satu
berpaling ke kiri dan yang lainnya berpaling ke kanan. Yang terbaik di antara mereka berdua
adalah yang mengawali member salam, (Riwayat Bukhari dan Muslim).
Bangun Ukhuwah di Level Atas
1. Al-Itsar, atau mengutamakan saudara sekalipun dirinya kekurangan (al-Hasyr [59]: 9).
2. Mencintai saudara Muslim melebihi kecintaannya terhadap dirinya sendiri.
3. Akrab, dekat, dan erat kepada sesama seperti dengan saudara seketurunan (al-mawaddata
fil qurba).
4. Memandang saudara Muslim sebagai anugrah, bukan sebagai pesaing.
5. Meluruskan saudara yang bengkok bukan selalu membenarkannya.
6. Rela mati demi keselamatan saudara (kisah dalam perang Yarmuk).
Resep Nabi Menyatukan Madinah
1. Menyebarkan salam.
2. Memberi makan kepada yang lapar.
3. Memperkuat jalinan silaturrahim.
4. Shalat malam.
Kisah Persaudaraan Hingga ke Kubur
Dalam perang Uhud, kaum Muslim mengalami kekalahan setelah pada perang-perang
sebelumnya mengukir kemenangan demi kemenangan. Kaum Muslimin kehilangan 70
sahabat yang syahid. Di antara mereka terdapat Hamzah, paman Nabi SAW sekaligus saudara
sepersusuannya.
Rasulullah SAW kemudian memberi instruksi agar setiap dua sahabat yang meninggal
dikubur dalam satu liang lahat saja. Saat kaum Muslim mulai menggali makam untuk para
syuhada tersebut tiba-tiba Rasulullah berteriak menghentikan mereka.
Para sahabat bertanya, Ada apa ya Rasulullah?
Rasulullah SAW menjawab, Carilah dua orang di antara korban peperangan ini, Amru bin
Jamuh dan Abdullah ibn Haram.
Mengapa mereka berdua ya Rasulullah? tanya para sahabat lagi.
Rasulullah SAW menjawab, Kuburlah mereka berdua di dalam satu lubang karena mereka
berdua ketika di dunia saling mengasihi dan menyayangi karena Allah (Ibnu Saad, AthThabaqat Al Kubra: 3/106).