Mohammaf Natsir dalam bukunya yang berjudul Fiqhul Da'wah, merangkum tiga prinsip pokok dari isi
risalah Nabi Muhammad SAW.
Ketiga, mengadakan keseimbangan (tawazun) di antara kedua hal yang disebutkan sebelumnya supaya
bisa berjalan beriiringan.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa hidup beragama bagi seorang Muslim bukan sekedar iman
atau percaya kepada Allah SWT dan melaksanaka ibadah, namun juga berbuat baik di dalam kehidupan.
Nabi Muhammad SAW mengingatkan setiap Muslim agar membuktikan keimanannya dengan perbuatan.
Muslim yang baik adalah, dia yang hatinya terbuka untuk segala kebaikan .
Kehidupan sejatinya tidak melulu masalah perebutan rezeki, jabatan, penindasan, kekuasaan, dan lain
sebagainya.
Namun kehidupan sejatinya esensinya dapat megantarkan kita pada kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Islam mengajarkan kita semua bahwa derajat manusia tidak dilihat dari status sosialnya, namun
ketakwaannya.
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah, orang yang paling taqwa di
antara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha mengenal (QS: Al Hujarat 13).
"Sesungguhnya Allah tidak memandang bentuk fisik dan hartamu, tetapi memandang hati dan
perbuatannmu." (HR. Muslim).
Jadi, hendaknya setiap muslim setelah melaksanakan hablum minallah tak lupa untuk berbuat baik
kepada sesama.
"Demi Allah yang jiwaku berada di tanganNya, belum beriman seseorang kamu, sampai dia mencintai
saudaranya (sesama muslim) seperti dia mencintai dirinya sendiri." (HR. Bukhari-Muslim).
Tidak termasuk umat kami, siapa yang tidur karena kekenyangan, sementara tetangganya tidak dapat
tidur karena kelaparan, sedangkan dia mengetahuinya." (HR. Thabrani).
Islam mengingatkan, bahwa manusia adalah makhluk sosial yang bertanggung jawab dalam kehidupan
bermasyarakat.
Masyarakat yang kuat tentu dibangun dari pribadi-pribadi yang memiliki norma luhur serta ikatan kuat
antara sesamanya.
"Allah tidak akan menyayangi siapa yang tidak menyayangi manusia lainnya." (HR. Bukhari Muslim).