Hal Keberagaman
Langkah afirmatif Tamil Nadu untuk mendobrak stereotip yang mengelilingi transgender harus dijadikan
sebagai contoh bagi negara lain. Mahkamah Agung India pada tahun 2015 menyatakan dengan sangat
jelas bahwa tidak adanya hukum yang mengakui hijra (sebutan lazim yang dipakai untuk menyebut
transgender perempuan di India) sebagai jenis kelamin ketiga tidak bisa dilanjutkan sebagai dasar untuk
membedakan mereka dalam memperoleh kesempatan yang sama dalam pendidikan dan pekerjaan.
Oleh karena itu transgender India berhak mendapatkan kesempatan yang sama dalam mendapatkan
pendidikan dan pekerjaan.
Tidak ada lagi yang dapat mencegah transgender mendobrak stereotip dan stigma yang memarjinalkan
mereka. Kini hukum berpihak kepada mereka, dengan Tamil Nadu sebagai contoh, hak kesetaraan bagi
transgender semakin terlihat. Keberagaman orientasi seksual dan identitas gender adalah sebuah
kenyataan. Dan orang-orang harus dapat menerimanya. (R.A.W)
Hari Transgender Dunia: "Kami bukanlah insan yang harus ditakuti dan dianggap tidak normal"
22 November 2015
Kirim
Indonesia pada umumnya, sebab kami juga mempunya hak dan kewajiban yang sama
dengan yang lain.
Sedangkan isu transgender dalam pergesekan nilai dan pemahaman agama tentu
masih bersinggungan dengan stigma masarakat yang menganggap trangender sebagai
pendosa dan menyalahi kodrat Tuhan. Padahal, stigma tersebut sangat berkaitan
dengan sosio-kultural yang mempengaruhi perkembagan doktrim agama saat ini. Sebut
saja adanya dikotomi laki-laki dan perempuan dalam berbagai kepercayaaan agama
yang kemudian menjadi status quo. Akhirnya, posisi transgender cenderung sulit
diterima dalam pandangan agama apapun. Karena itu, saya mengharapkan agar urusan
agama kembali ke ranah pivat atau personal. Hal ini akan memungkinkan terciptanya
penerimaan transgender di masyarakat.
Image copyrightAFP
Soe Gie: Dalam komunitas transgander, apakah priawan sadar kalau pelaku priawan itu
sebuah kelainan yang perlu disembuhkan?
Setya: Trangender bukanlah sebuah penyakit dan trangender sama halnya dengan
warga negara lainnya yang harus diperlakukan dengan adil. Hak-hak kami sama dengan
masyrakat pada umumnya, antara lain kami berhak untuk mengenyam pendidikan,
berkerja, dan bermasyarakat tanpa adanya bentuk-bentuk diskriminasi.
Mohammad Sahrul: Yang dimaksud perempuan bertubuh laki-laki itu bagaimana ya?
Bisa dijelaskan lebih detail? Lalu, apakah transgender itu bawaan sejak lahir atau
kerena pergaulan dengan sesama transgender?
Setya: Ada beberapa faktor yang menyebabkan untuk memilih merubah kelamin. Salah
satunya karena mereka merasa tidak nyaman dengan bagian tubuhnya yang dihayati
sesuai dengan gendernya.
Jika mereka hanya menghayati dirinya pada aspek penampilan dan tingkah laku, tanpa
diikuti perubahan kelamin, maka mereka bisa disebut transgender. Seperti halnya saya,
saya menghayati diri sebagai laki-laki; maka saya berperilaku seperti laki-laki dan tidak
melakukan perubahan fisik.
Image
copyrightREUTERS
Faiiz Mia: Apakah Seorang Transgender itu bisa dipengaruhi oleh lingkungan? Semisal
orang berteman dengan waria dia bisa ikut menjadi waria? Atau gara -gara trauma
sewaktu kecil pernah dicabuli sehingga sewaktu besar menjadi waria?
Setya: Menjadi trangender sama sekali tidak dipengaruhi oleh faktor lingkungan,
seperti bersosialisasi dengan teman-teman transgender ataupun faktor trauma masa
kecil yang disebabkan pencabulan atau pelecehan seksual.
Robin Makmur: Bukankah mereka adalah orang-orang yang mengidap kelainan jiwa?
Mendukung kegilaan mereka sama saja merusak masa depan mereka. Sepengetahuan
kami sangat sedikit banci yang sukses.
Setya: Transgender bukanlah orang orang yang mengalami gangguan kejiwaan.
Pernyataan bahwa transgender adalah suatu penyakit kejiwaan sudah DIHAPUS dalam
daftar penyakit jiwa oleh American Psychiatric Association (APA) sejak tahun 1970an.
Bahkan, keberadaan transgender sudah dijelaskan secara ilmiah oleh ahli biologi Anne
Fausto-Sterling dalam artikelnya yang berjudul the Five Sexes in the Sciences pada
1993. Sebagai tambahan, WHO juga sudah mengakui keberadaan transgender.
Mendukung kami sama sekali tidak merusak masa depan kami. Dengan adanya
dukungan dan tidak adanya diskriminasi dari masyarakat, kami bisa lebih berkarya dan
membangun masa depan kami. Saya rasa, menjadi banci atau tidak bukan pokok
masalah dalam berintergritas dan bernegera. Semua hal ini tergantung pada individu
masing-masing. Misalkan Anda bukan transgender, tapi anda tidak berkarya dan
berkontribusi pada kemajuan bangsa ini, maka eksistensi Anda juga sia-sia. Contohnya,
banyak kasus korupsi dinegeri ini yang dilakukan oleh orang yang bukan transgender
dan berasal dari keluarga yang katanya beragama. Apakah karena mereka bukan
transgender lantas mereka tidak perlu dipersalahkan? Ini hanya salah satu contoh,
masih banyak contoh lain yang bisa bapak baca di media massa. Secara garis besar,
saya ingin mengungkapkan bahwa integritas seseorang tidak dipengaruhi oleh orientasi
gendernya. Banyak transgender yang sukses, bahkan kami bisa menciptakan lapangan
perkerjaan untuk masyarakat sekitar. Sayangnya, hal-hal positif seperti ini tidak diliput
media sehingga tidak banyak masyarakat yang mengetahuinya.
Kaum transgender adalah perilaku yang tidak lazim baik pria maupun wanita.
Mereka merasa dirinya adalah lain jenis dari yang dikodratkan. Merasa jiwa mereka
terjebak dari tubuh yang tidak seharusnya.
Kaum ini bisa terbentuk karena beberapa faktor, salah satunya adalah faktor
lingkungan, trauma psikolog saat masa kecil, korban pelecehan dan lainnya. mereka
memang kaum minoritas tapi mereka juga berhak untuk diperlakukan adil. Fakta
berikut ini bisa membuka matamu bahwa kita tidak berhak untuk mengucilkannya.
Tahu negara Thailand dong, bila kamu sampai di sana bisa dipastikan deh gak bisa
bedain antara wanita tulen dan trangender. Karena sama-sama cantik jangan salah
ngegebetnya....
Tapi ada sebagian juga yang menerima bentuk tubuhnya apa adanya. Berusaha
menyamankan diri padahal sama sekali tidak nyaman.
Itu hanya mitos, so tidak semua kaum trangender seperti ini. Pandangan seperti
membuat mereka tidak nyaman berada di lingkungan kita loh.
Jati diri itu penting untuk setiap orang, ada masalah besar yang bergejolak di dalam
dirinya. Kebingungan yang bisa membuat frustasi karena tidak menemukan jalan
keluar. Tapi pada akhirnya mereka memilih menjadi diri mereka yang nyaman.
Trangender adalah masalah sosial, bukan masalah gender. Untuk gender setiap
orang berhak untuk memilih karena mereka memiliki kehidupan sendiri.
Tapi seiringnya waktu orang-orang akan mengerti mengapa hal ini harus terjadi
padanya. Semua perubahan membutuhkan proses dan waktu. Jadi hargailah
keputusannya dan tetap pandang dia sebagai makhluk yang biasa.
Dalam beberapa kasus ada transgender yang tidak masuk dalam golongan gay atau
lesbian. Banyak yang menemukan pasangan masing-masing berasal dari kaum
transgender juga. Contohnya pasangan transgender Nick dan Bianca, kodrat Nick
adalah wanita dan Bianca adalah pria. pasangan unik ini juga dikarunia 2 anak loh!
Karena masing-masing tidak mengubah jenis kelaminnya.
Wanita transgender masih memiliki sifat pria, di mana mereka bisa sekuat layaknya
pria. Sedangkan transgender pria masih memiliki sifat feminim wanita, di mana
perasaan mereka selembut sutra.
razia dari satpol PP, banyak para trangender yang sedang mengamen atau
menjajakan dirinya diciduk oleh satpol PP. Mereka juga diperlakukan keras bahkan
dipukuli atas dasar kesalahan yang menurut mereka tidak dilakukan.
Trangender memang kaum minoritas tapi mereka bukan bahan untuk disiksa.
Tubuh, perasaan dan hatinya sudah bahagia dengan keadaan yang seperti ini.
ini. Mereka sadar menangis hanya membuatnya semakin lemah dan menjadi
sasaran empuk.
Tapi, jika transgender wanita rasanya tidak masalah karena toilet wanita semuanya
tertutup ya... berbeda dengan pria. Hehehe
transgender tidak perlu khawatir karena media sosial sudah menyediakan istilah
lain.
Media sosial aja sudah mengakui keberadaan mereka gimana dengan kamu?
Solena kini telah memiliki pacar berwarganegaraan Jerman dan telah kembali ke
Indonesia untuk menjajal peruntungannya. Dia benar-benar merasa enjoy dengan
dirinya yang penuh bakat.
persetujuan medis maupun operasi perpindahan kelamin. Tak hanya setatus saja,
negara-negara ini juga memperbolehkan trangender untuk menikah.
Banyak aturan hukum yang menuliskan bahwa kaum ini mendapat hak-hak dan
perlindungan yang sama.
Kenapa? Karena adanya mereka mewarnai dunia ini, mereka mengajarkan kita
bahwa perbedaan bukan hal yang mustahil untuk dapat bersatu. Perubahan mereka
tidak mengganggu kehidupan kita. So, dukung dan rangkul mereka ya guys....
Hanya beberapa kaum transgender yang nyaman dengan pergaulan orang normal
lainnya. banyak diantaranya merasa terkucilkan bila bersama dengan orang lain.
alhasil mereka hanya dapat bergaul dengan kaumnya saja. Bila mereka berani
keluar dari zona ini pasti dunianya akan tambah berwarna.
Urusan antara Tuhan adalah urusan masing-masing. Ingat ya ini bukan aib namun
hanya permasalahan sosial.
Dena Rachman
via www.tempo.co
Masih inget gak dengan Renaldy Rachman mantan personel Trio Wek Wek. Berkat
perubahannya ini dia kebanjiran tawaran untuk menjadi model dan berlenggaklenggok diatas cat walk. Tubuhnya yang hampir sempurna layaknya wanita ini
memang patut diacungi jempol. Banyak yang tidak tahu bahwa sebelumnya dia
adalah seorang pria.
Desainer cantik ini mengambil S2 jurusan Design, Fashion & Luxury Good di Alma
Graduate School, Universitas of Bologna, Italia. Sepulangnya dari Italia Dena sempat
menjadi perbincangan besar dikalangan masyarakat. Tapi pemberitaan ini dari
waktu ke waktu sirna dnegan sendirinya.
Nong Poy
via www.memobee.com
Pemenang Miss Internasional Queen ini berasal dari Thailand, memang sangat
cantik. Postur tubuhnya 171 cm dan berat badan hanya 48 cm memang pantas
menyandang gelar ini. Selain itu Poy juga cerdas dalam menjawab semua
pertanyaan yang diberikan kepada juri. Yang lebih menghebohkan lagi adalah
wajahnya benar-benar asli cantik tanpa operasi.
Dia hanya melakukan operasi pada kelamin dan bagian tubuhnya saja. Pantas ya
kecantikannya memiliki aura yang berbeda dari yang lainnya. Wajah imutnya sudah
ia dapatkan sejak dia terlahir sebagai pria.
Piyada Ithavong
via himmag.com
Model cantik ini kelahiran Laos yang menetap di Bangkok, Thailand. Banyak yang
menyandingkan Piyada lebih cantik dari Poy. Bagaimanapun juga kecantikan
seseorang itu berbeda-beda ya.... kecantikannya ini membuat orang salah sangka
bahwa dia benar-benar wanita seutuhnya.
Lee Si Yeon
via www.kdramastars.com
Model asal Korea ini bernama asli Lee De Haak, bahkan menjadi satu-satunya model
pakaian dalam transgender pertama di Korea Selatan. Bisa dikatakan tubuhnya
memang sangat ramping, putih, dan mulus. Tahukan operasi plastik Korea Selatan
memang sangat bagus.
Kayo Sao
via kaorinusantara.web.id
Dikenal sebagai pemain Street Fighter IV yang sangat berbakat ini memang sangat
cantik. Dia sering cosplay dan menjadi model. dia membantah telah melakukan
operasi plastik di wajahnya. Orang Jepang pria memang terkenal cantik ya... jadi
gak heran deh...
Lucas Silveira
via bafon.pop.com.br
Orang pertama yang benar-benar terbuka mengenai jati dirinya. Dia adalah seorang
penyanyi rock dari band The Kick. Tidak merasa masalah mengemukakan jati
dirinya. Lucas piawai memainkan gitar, dan menulis lagu. Bandnya berada di bawah
naungan label besar dan ternama. Album solonya pun sudah liris.
Tak banyak yang tahu bahwa dia adalah wanita, yup... badan yang penuh tato dan
style pakaian yang cowok banget. Darah Portugis-Kanada
Thomas Beatie
via labourtv.blogspot.com
Ayah bertubuh berotot ini tidak masalah jika dia yang mengandung. Pasalnya
instrinya juga seorang trangender. Dia bahagia dengan 3 buah hati dan keluarga
kecil mereka. Sekilas keluarga ini terlihat seperti keluarga normal lainnya. Di usia
20an Thomas mulai menjalankan terapi hormon laki-laki.
Ian Harvie
via comeoutlaughing.com
Ia adalah seorang stand up comedian yang kiprahnya sudah diakui. Pelawak ini
memang selalu tajam dalam menyampaikan jobnya. Statusnya ini tidak menjadi
masalah dalam mencri rezeki, bahkan para penonton menikmati gayanya yang
seperti itu. ini tandanya masyarakat disana sudah menerima kehadiran mereka
yang benar berbeda.
Jadi ngertikan kenapa transgender itu harus kita hargai, dengarkan apa yang
mereka katakan. Jadikan kaum ini merasa nyaman bersanding dengan kita.
Hello love,.. baik pertama-tama mari kita berdoa menurut agama dan kepercayaan masingmasing, karena pembahasaan kali ini sedikit berat yang berkaitan dengan kebebesaan seseorang
dalam mendapatkan sebuah puncak orgasme. Tau dong akhir-akhir ini lagi heboh-hebohnya
pemberitaan soal LGBT ( lesbian, gay, biseksual, dan transgender ) atau biasa kita sebut penyuka
sesama
jenis.
LGBT semakin berani menunjukkan eksistensinya setelah lebih dari 20 negara mengakui
keberadaan mereka dan puncaknya ketika pada 26 Juni 2015 lalu Supreme Court, Amerika
Serikat memutuskan bahwa konstitusi Amerika Serikat menjamin pernikahan sesama jenis. Tidak
dapat dipungkiri bahwa keputusan Amerika Serikat tersebut membawa dampak yang besar,
kaum LBGT di negara-negara lain mulai memperjuangkan nasib mereka supaya di terima di
masyarakat
dan
pemerintah,
tidak
terkecuali
di
Indonesia.
Saya pribadi tidak terlalu peduli dengan kaum yang mengkalaim dirinya sebagai LGBT, kenapa ?
karena mereka juga manusia yang memiliki kebebasan dalam memilih, termasuk pilihan
bagaimana cara untuk mendapatkan sebuah puncak orgasme. Mereka para LGBT juga
melakukannya ke orang yang mau, suka sama suka, tanpa paksaan, sama seperti orang normal.
Kalau
udah
main
paksa,
ya
siap-siap
aja
di
tangkap
sama
pihak
berwenang.
Namun, bukan berarti saya setuju bahwa LGBT itu harus dilegalkan di bumi Indonesia, alasannya
penolaknya simpel saja, karena Indonesia terdiri dari masyarakat beragama, suku dan budaya
yang sangat kuat, dimana norma dan nilai di masyarakat menolak keras perilaku LGBT. Silahkan
mereka membentuk komunistas tapi jangan pernah paksa orang lain untuk mengakui
keberadaan mereka, apalagi merubah cara pandang orang selama ini, biarkanlah waktu yang
merubah
semua
itu.
Oke biar lebih kerinyis-kerinyis ini dia 5 alasan kenapa LGBT susah diterima di Indonesia
Secara politik negara kita Indonesia Raya menganut sistem demokrasi, namun Indonesia tetap
mengutamakan agama sebagai landasan negara hal ini termuat dalam Pancasila sila ke satu.
Dikesemua agama yang diakui di Indonesia tidak ada satupun yang mengakui bahkan sangat
menentang para kaum LGBT. Hal ini tentunya membawa andil besar terhadap pola pikir
masyarakat Indonesia. Agama adalah nomor satu, demi agama banyak orang rela mati, jadi
masih
minta
diakui
Suku dan budaya yang ada di Indonesia sangat kuat dan berhubungan erat dengan agama,
norma dan nilai kebudayaan yang ada di Indonesia tidak lepas dari agama itu sendiri. Bahkan
ada beberapa suku di Indonesia yang memiliki pantangan menikah dengan satu marga, kalau
ada yang melanggar mereka harus siap nerima hukum adat dan ditambah di coret dari kartu
keluarga,
apalagi
buat
yang
satu
jenis
sudah
lah
kau
pikirkan
sendiri
aja.
Ini masih sangat berkaitan dengan agama dan budaya yang sangat kuat di Indonesia. Mungkin
bagi yang pernah mengikuti pelajaran Sosiologi di SMA sudah tau, kalau yang suka bolos dan
lupa ini sedikit penjelasannya. Perilaku menyimpang adalah perilaku yang tidak sesuai dengan
norma dan nilai yang berlaku di masyarakat. LBGT sendiri merupakan perilaku yang tidak sesuai
dengan nilai dan norma yang ada di Indonesia dimana sebagian besar norma sosila berasal dari
agama,
suku
dan
budaya.
Kalau hal ini memang masih membingungkan untuk orang awam, karena pada ahli kejiwaan saja
masih ada yang pro dan kontra tentang LGBT, apakah LGBT penyakit atau tidak. Jika bertanya
kepada saya, maka akan saya jawab LGBT adalah penyakit kejiwaan, karena menyalahi kodrat
dan tak lazim dalam orientasi seksual sejak dari zaman adam dan hawa jatuh dalam dosa. Tapi
kembali lagi seperti pernyataan awal saya, setiap manusia bebas dalam memilih, sama seperti
adam
dan
hawa
yang
lebih
memilih
jatuh
dalam
dosa.
Namun, jika dilihat dari penyataan seorang psikiater Dr. Fidiansyah di sebuah acara diskusi
Indonesian Lawyer's Club (ILC) yang disiarkan salah satu stasiun televisi swasta yang bertajuk
"LGBT Marak, Apa Sikap Kita?" Dr. Fidiansyah menyatakan kaum ini termasuk gangguan jiwa.
Karena merupakan salah satu bagian dari gangguan jiwa, penyakit ini pun juga bisa menular
kepada
orang
lain.
Dr. Fidiansyah juga menambahkan bahwa, dalam sebuah buku Pedoman Penggolongan Diagnosis
Gangguan Jiwa (PPDGJ) halaman 228 disebutkan homoseksual dan biseksual termasuk dalam
gangguan psikologis dan perilaku yang berhubungan dengan perkembangan dan orientasi
seksual.
Masih berkaitan dengan pernyataan psikiater Dr. Fidiansyah yang mengungkapkan bahwa LGBT
adalah penyakit yang dapat menular ke orang lain. Tau sendiri masyarakat Indonesia itu paling
tidak suka dengan penyakit apa lagi yang menular, takut gak bisa diklaim di BPJS.
Selain itu dalam ilmu Sosiologi ada istilah Sosialisasi yaitu proses belajar individu terhadap norma
dan nilai yang ada disekitanya. Manusia sebagai makhluk sosial secara sadar atau tidak sadar
melakukan proses sosialisasi dengan lingkungannya, jadi dengan semakin maraknya perilaku
LBGT
disekitarnya
tidak
menutup
kemungkinan
dia
menjadi
pengikut
LBGT.
Gak percaya ? Indonesia termasuk negara yang tingkat latahnya diatas rata-rata. Sebagai contoh
fenomena seperti K-POP, Goyang Dumang, JKT48, bahasa Gaul, Sinetron naga-naga dan hewan
buas lainnya, Drama Korea, Drama Turki, Dram India, dan yang paling fenomenal adalah sensor
KPI, sangkin latahnya sensor KPI juga merambah ke para hewan, mungkin mereka berpikir kalau
ada yang meras susu sapi dapat membuat orang jadi konak. ehmm maaf jadi curcol.
Oke, itu lah 5 alasan kenapa LGBT susah diterima di Indonesia. Mungkina ada yang kurang atau
berbeda pendapat silahkan comment yaw. Tapi kalo pendapatnya memaksa agar LGBT di akui
silahkan di copot dulu agama, dan sukunya.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa Thailand adalah salah satu negara yang
melegalkan
pernikahan
sesama
jenis,
banyak
juga
warganya
yang
melakukan transgender dan disana sudah menjadi hal yang biasa. Bahkan kalau
kita ditanya apa yang paling mencirikan negara Thailand, adalah banci Thailand
atau biasa disebut ladyboy. Dengan keterbiasaan tersebut, jangan heran bila
menemukan toilet khusus transgender di tempat-tempat umum seperti; sekolah,
restoran, mall dll. Dan tak perlu tercengang bila melihat artis, model, pelayan atau
pramugari yang cantiknya bak bidadari tapi ternyata mereka termasuk kedalam
'gender ketiga'. Bahkan mereka berhak memilki prospek karir yang cemerlang juga.
Itulah Thailand.
Namun hal itu membuat saya bertanya, sebenarnya alasan apa yang mendasari
Thailand bisa menerima kehadiran gender ketiga tesebut? Padahal Thailand
termasuk
negara
Timur
yang
katanya
menjunjung
tinggi
moralitas
dan
kebudayaan santun? Lihat saja negara kita, misal tentang kaum gay. Sangat tabu
untuk hal seperti itu, apalagi mau menerimanya? Itu jelas sangat kontradiktif.
Jadi alasan utama negara Thailand dapat menerima adanya kaum homoseksual
Buddha.
Buddha tidak mendukung seseorang menjadi gay atau lesbian. Buddha juga tidak
pernah mengutuk homoseksual atau siapapun (dapat dibuktikan, bahwa tidak ada
segala jenis pengutukan dalam kitab suci Tripitaka). Karena Buddha berlandaskan
pada kasih sayang dan kebijaksanaan. Buddha juga menerima siapa saja dalam
kondisi alami mereka untuk menggapai kebahagiaan, karena semua orang berhak
untuk
Ajaran
memperoleh
agama
Buddha
hanya
kebahagiaan.
sesederhana
ini;
menghindari
pembunuhan,
pencurian, perjinahan, kata kata bohong, dan juga menghindari mabukmabukan. Theyre called Pancasila Buddhis. Tidak akan pernah ada kutukan,
hukuman atau penolakan terhadap suatu kaum tertentu. Yang penting pancasila
buddhis
terpenuhi
dalam
kehidupan
sehari
hari.
Intinya adalah ini semua karena pengaruh agama Buddha yang manusiawi dan
penuh toleransi. Termasuk toleransi yang tinggi pada keputusan orang lain untuk
melakukan transgender atau memilih orientasi seksual berbeda dari yang lain.
dan
menjunjung
tinggi
toleransi.
Kalau dari saya pribadi, ini merupakan mindset yang terpuji yang dapat
menciptakan banyak perdamaian. Namun, mungkin butuh proses untuk bisa
langsung menerimanya secara utuh. Ada banyak orang yang memiliki pandangan
yang jauh berbeda dari kita atau Buddha yang mungkin jauh lebih bijak untuk
diterapkan. Tapi sikap toleransi yang tinggi patutlah kita contoh dari ajaran Buddha.
Ilustrasi: Internet
Suarakita.org- Gay atau homoseks adalah seseorang yang tingkah laku atau orientasi seksualnya
tertarik kepada orang yang berjenis kelamin sama dalam hal ini lelaki. Orientasi seksual dan daya tarik
eksklusif terhadap jenis kelamin yang sama. Dari aspek lain, orientasi seks dibedakan dalam hal:
-Secara biologis (berdasarkan anatomi, fisiologi, kondisi genetik yang menunjukan seseorang itu
perempuan atau lelaki),
-Identitas gender (perasaan secara psikologis sebagai perempuan atau lelaki), dan
-Norma sosial gender (terkait dengan norma kultur yang mendefinisikan perilaku perempuam atau lelaki).
Secara etimologi kata homoseksual berasal dari Yunani dan Latin. Homo dalam bahasa Latin berarti
lelaki dan dalam bahasa Yunani berarti sama, sehingga pengertiannya adalah aktifitas dan
ketertarikan seks yang terjadi diantara mereka yang jenis kelaminnya sama. Kata gay umumnya
digunakan pada homoseks lelaki, tetapi kata ini lebih sering digunakan secara lebih luas terutama di
media yang menggambarkan homoseksual secara umum. Sedangkan kata Lesbian selalu berarti
homoseks perempuan. Homosexual merupakan kata sifat karena menggambarkan perilaku, orientasi
dan hubungan antar orang. Sekarang kata tersebut dijadikan kata benda termasuk kata gay dan lesbian.
Akhir-akhir ini kelompok ini lebih sering menggunakan inisial yaitu GLBT (G = gay, L = lesbian, B =
biseks, T = transgender).
Sepanjang abad 20, di kawasan barat homoseks menjadi topik penting untuk diteliti dan seringkali
menimbulkan perdebatan, terutama dimulai tahun 1969 dimana muncul gerakan-gerakan dari kelompok
gay. Dalam beberapa dekade terakhir ini, meskipun tetap terjadi aktifitas represif seperti perdebatan yang
hangat ditingkat politik maupun pandangan agama, nampaknya telah berkembang kondisi-kondisi yang
menunjukan penerimaan terhadap kelompok ini. Misalnya di beberapa negara barat telah disetujui legal
rights for homosexual yang mengakomodasi perkawinan, berserikat dan akses dibidang pelayanan
kesehatan.
Masyarakat menyikapi hubungan seks sesama ini beraneka ragam, sesuai perkembangan waktu dan
kawasan dimana masalah ini muncul kepermukaan. Mulai dari yang mengharapkan kondisi ini bisa
diterima, sampai pada penilaian itu sebagai suatu dosa, atau upaya melalui penerapan hukum dan
mekanisme pengadilan, bahkan mengharamkan dengan penalti kematian.
Beberapa negara tidak menghalangi adanya kompromi untuk mengakomodasi orientasi seks ini. Hak-hak
hukum yang mengatur pengakuan identitas, perlindungan dan kekhususan tentang struktur pasangan
sesama seks mulai berlaku termasuk perkawinan. Disisi lain tetap ada negara yang secara tegas
menetapkan bahwa semua individu harus menerapkan kondisi hubungan heteroseks, dan homoseks
adalah aktifitas terlarang. Di Iran dan Nigeria pelanggaran atas penganut orientasi seks sesama dapat di
hukum mati.
Legenda homoseks
Iukstrasi: Internet
Dikalangan prajurit dibeberapa suku Afrika, biasanya memelihara remaja lelaki berumur 12 -20 tahun
disamping sudah memiliki istri, remaja ini pun untuk sewaktu-waktu dapat diajak sebagai pasangan seks.
Sementara, diantara penduduk asli Amerika sebelum masuknya orang-orang Eropa, dikenal hubungan
seks sesama didasarkan adanya kepercayaan yang disebut Two-Spirit individual.
Sedemikian rupa, orang tua menerapkan kepercayaan ini kepada anak-anak sejak mereka masih kecil,
sehingga anak tersebut akan menerimanya sebagai suatu yang harus dijalaninya dan belajar
menyesuaikan diri dengan jenis kelamin yang telah ditetapkan. Kepercayaan ini ditetapkan oleh para
dukun untuk anggota sukunya. Kehidupan seksualnya diabadikan untuk anggota sukunya karena diyakini
mampu meningkatkan kemampuan fisik.
Di China homoseks dikenal dengan nama duanbei dan di Thailand kathoey. Pada zaman Romawi pun
para kaisar umumnya memiliki teman lelaki untuk berkencan. Sejak era Renaissance seiring
perkembangan kota di Italia seperti Florence dab Venice, maka praktek hubungan seks sesama makin
berkembang. Antara tahun 1864 1880 Karl Heinrich Ulrichs mempublikasikan beberapa seri risalah
tentang Manly Love. Pada 1867 dia mendorong para homoseks untuk secara terbuka mau dan berjuang
di parlemen Jerman untuk mencabut perundang-undangan yang melarang homoseks.
Kriminalitas
Di Amerika, FBI pada tahun 2004 melaporkan bahwa 15.6% kasus hate criminal disebabkan karena
masalah orientasi seks. Dan 61% dari kasus ini terjadi pada pria gay. Pembunuhan terhadap Matthew
Shepard, seorang gay pada tahun 1998 merupakan salah satu peristiwa yang menggegerkan Amerika.
Istilah Coming Out
Coming Out terdiri dari 3 (tiga) fase. Pada fase pertama atau internal coming out, terjadi proses
pemahaman diri sendiri dan memutuskan untuk membuka hubungan dengan sesama jenis. Fase kedua
terjadi penyampaian keputusannya itu kepihak lain; misalnya keluarga, teman, dan kolega lainnya.
Biasanya ini terjadi sekitar usia 11 tahun, tetapi ada juga yang tidak pernah mengklarifikasi orientasi seks
sampai usia sekitar 40 tahun. Di fase ketiga mereka sudah lebih terbuka sebagai seorang GLBT.
Di Amerika umumnya mereka mengalami coming out saat duduk di sekolah setingkat SMA atau
perguruan tinggi. Di usia ini mereka tidak mempercayai atau mengharapkan pertolongan orang lain, yang
dimana orientasinya tidak diterima oleh masyarakat sekitarnya. Tidak jarang orang tuanya sendiri tidak
diberitahu.
Peran orang tua
Banyak GLBT menjadi orang tua melalui cara adopsi anak, donor inseminasi, hubungan dengan istri
sebelumnya atau hidup bersama selaku suami istri dalam perkawinan mixed orientation. Meskipun
kenyataannya sebagian anak-anak tidak mengetahui kalau orang tua mereka adalah GLBT.
Sensus di Amerika tahun 2000 mencatat 22% pria penyuka sesama jenis yang hidup sebagai pasangan
rumah tangga, memiliki paling tidak satu orang anak dibawah usia 18 tahun. Di Amerika GLBT
diperbolehkan mengadopsi anak diseluruh negara bagian kecuali Florida. Penelitian American
Psychological Association menyatakan bahwa tidak ada bukti ilmiah yang menunjukan bahwa efektifitas
sebagai orang tua untuk mengasuh anak dengan orientasi seksual orang tuanya.
Stigma, prasangka buruk dan perlakuan deskriminasi dari masyarakat menyebabkan umumnya
gangguan kejiwaan yang lebih tinggi dibanding kelompok heteroseksual. Ada indikasi terjadi penurunan
resiko gangguan kejiwaan ini pada GLBT muda seiring dengan liberalisasi kondisi-kondisi yang mereka
harapkan.
Transgender
Transgender merupakan terminasi umum yang digunakan untuk individu atau kelompok yang mempunyai
kecenderungan memahami secara berbeda dengan jenis kelamin (perempuan atau lelaki) yang
dimilikinya. Dapat pula diartikan sebagai seseorang yang identitas jenis kelaminnya (mengidentifikasi
sendiri sebagai perempuan atau lelaki) berbeda dengan kenyataan jenis kelamin yang sebenarnya
(identifikasi oleh orang lain sebagai perempuan atau lelaki berdasarkan kenyataan fisiknya atau genetik
seksnya). Satu hal yang haruslah Anda ketahui, bahwa transgender bukan merupakan salah satu bentuk
kelainan orientasi seksual, karena mereka bisa teridentifikasi sebagai heteroseksual, homoseksual,
biseksual bahkan aseksual.
Istilah transgender mulai muncul ditahun 1960 dan mulai populer pada 1970-an, yang diartikan sebagai
seseorang yang menginginkan hidup dengan jenis kelamin yang berbeda tanpa tindakan operasi. Pada
tahun 1980 pengertiannya meluas, dimana diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang tampil
dengan kondisi yang berbeda dengan jenis kelaminnya. Pengertian istilah ini terus berkembang, dan
tahun 1990-an istilah ini mulai merambah dunia politik dimana terjadi aliansi oleh mereka yang merasa
tidak nyaman dengan norma-norma jenis kelamin, dan memperjuangkan persamaan hak dan perundangundangan anti-diskriminasi yang dilakukan terutama melalui media, dunia akademik dan hukum.
Identitas Transgender
Ketika seseorang teridentifikasi sebagai transgender, maka identitas transgendernya dapat digolongkan
dalam beberapa kelompok seperti transsexual (TS), cross-dresser (CD), dll. Umumnya orang dengan
transsexual (TS) memiliki keinginan kuat untuk merubah kondisi fisik badannya, melalui tindakan operasi
dan terapi hormon. Mereka yang telah mengalami perubahan ingin diidentifikasi sebagai perempuan atau
lelaki.
Cross-dresser (CD), umunya mereka menyadari bahwa mereka teridentifikasi dalam salah satu jenis
kelamin sesuai saat dilahirkan, tetapi dalam berbusana mereka sering menggunakan pakaian dari jenis
kelamin yang berlawanan. Tidak termasuk disini mereka yang memakai pakaian dari jenis kelamin
berbeda untuk maksud tertentu, misalnya penyamaran, sebagai mata pencaharian, aktor,dll. Crossdresser tidak ingin diidentifikasikan mengikuti tingkah laku jenis kelamin yang berlawanan. Umumnya
mereka tidak menginginkan perubahan tubuhnya secara medis, dan mayoritas mereka adalah
heteroseksual.
Kesehatan jiwa & fisik
Terapi awal dianjurkan kepada mereka yang frustasi berkaitan dengan jenis kelaminnya, terutama bagi
yang menginginkan dilakukan perubahan. Rata-rata mereka merasakan adanya konflik dengan tubuhnya
sehubungan dengan jenis kelamin. Untuk mendiagnosa Gender Identity Disorder (GID) dimana
seorang transgender mengalami penderitaan tentang kondisinya, bermanifestasi tidak mampu bekerja,
serta gangguan hubungan kerja dengan pihak lain, merupakan hal yang tidak mudah. Isu transgender
merupakan hal yang tidak mudah. Isu teransgender merupakan hal baru, sehingga pengetahuan dan
studi tentang kondisi kesehatan jiwanya relatif masih terbatas. Disisi lain transgender yang merasa tidak
menimbulkan frustasi ataupun gangguan fungsional, biasanya tidak mudah mengalami gangguan mental.
Tindakan medis dan prosedur pembedahan diperlukan untuk transeksual dan beberapa transgender.
Sulih hormon untuk transmen diperlukan untuk merangsang pertumbuhan kumis, jenggot, maskulinisasi
kulit, suara dll. Untuk transwomen prosesnya dikenal dengan sebutan feminisasi; seperti pertumbuhan
payudara, dsb. Prosedur hukumpun diperlukan dalam hal merubah jenis kelamin, serta nama yang
merefleksi kan identitasnya. Untuk itu diperlukan keterangan dari dokter tentang adanya proses transisi
ini.