Anda di halaman 1dari 39

PERJANJIAN KERJA SAMA

ANTARA
BPJS KESEHATAN CABANG UTAMA JAKARTA TIMUR
DENGAN
KLINIK PRATAMA ..........................................
TENTANG
PELAYANAN KESEHATAN TINGKAT PERTAMA BAGI PESERTA
BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN

Nomor :

/PKS/IV.03/1215

Nomor : ...

Perjanjian Kerja Sama ini yang selanjutnya disebut Perjanjian, dibuat dan ditandatangani
di ., pada hari tanggal . Bulan.. tahun.., oleh dan antara :

I.

dr. Donni Hendrawan, MPH selaku Kepala BPJS Kesehatan Cabang Utama Jakarta
Timur yang berkedudukan dan berkantor di Komplek Ruko Balai Pustaka Indah Permai
Jalan Balai Pustaka Timur No. 39 Blok B 10, Rawamangun, Jakarta Timur. Dalam hal
ini bertindak dalam jabatannya berdasarkan Surat Keputusan Direktur Utama BPJS
Kesehatan Nomor : 5785/Peg-04/0715 tanggal 15 Juli 2015, bertindak untuk dan atas
nama serta sah mewakili Direksi, selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA;

II. ...............................,
selaku
..
Klinik
Pratama
.............
berdasarkan Surat Ijin Usaha/Operasional ...................... Nomor.....
.. yang berkedudukan dan beralamat usaha di ....,

PARAF

PIHAK 1:
PIHAK 2:
1

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Klinik Pratama
......................, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.
Selanjutnya PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA yang secara bersama-sama disebut
PARA PIHAK dan masing-masing disebut PIHAK sepakat untuk menandatangani
Perjanjian dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut :

PASAL 1
DEFINISI DAN PENGERTIAN

Kecuali apabila ditentukan lain secara tegas dalam Perjanjian ini, istilah-istilah di bawah
ini memiliki pengertian-pengertian sebagai berikut :

1. Jaminan Kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan


agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan
perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan
yang
diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya
dibayar oleh pemerintah;
2. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan yang selanjutnya
disingkat BPJS Kesehatan adalah badan hukum yang dibentuk untuk
menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan;
3. Peserta adalah setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling
singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah membayar iuran;

PARAF

PIHAK 1:
PIHAK 2:
2

4. Identitas Peserta adalah nomor identitas Peserta BPJS Kesehatan yang


diberikan kepada setiap Peserta sebagai bukti yang sah untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai ketentuan yang berlaku;
5. Fasilitas Kesehatan yang selanjutnya disebut Faskes adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya
pelayanan kesehatan perorangan, baik promotif, preventif, kuratif
maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah
Daerah, dan/atau Masyarakat;
6. Klinik Pratama adalah fasilitas kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan medik dasar umum dalam rangka upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama
7. Pelayanan kesehatan tingkat pertama adalah pelayanan kesehatan
perorangan yang bersifat non spesialistik (primer) meliputi pelayanan
rawat jalan dan rawat inap;
8. Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP) adalah pelayanan kesehatan
perorangan yang bersifat non spesialistik yang dilaksanakan pada
Faskes tingkat pertama untuk keperluan observasi, diagnosis,
pengobatan, dan/atau pelayanan kesehatan lainnya;
9. Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP) adalah pelayanan kesehatan
perorangan yang bersifat non spesialistik dan dilaksanakan pada Klinik
Pratama dengan perawatan, untuk keperluan observasi, perawatan,
diagnosis, pengobatan, dan/atau pelayanan medis lainnya, dimana
peserta dan/atau anggota keluarganya dirawat inap paling singkat 1
(satu) hari;
10. Formulir Pengajuan Klaim yang selanjutnya disebut FPK adalah
formulir baku yang dikeluarkan oleh PIHAK PERTAMA yang wajib diisi
oleh PIHAK KEDUA dan disertakan sebagai salah satu syarat dalam
pengajuan klaim/tagihan atas biaya pelayanan kesehatan;
11. Tindakan Medis adalah tindakan yang bersifat operatif maupun non
operatif yang dilaksanakan baik untuk tujuan diagnostik maupun
pengobatan;
12. Pelayanan Obat adalah pemberian obat-obatan sesuai kebutuhan
medis bagi Peserta baik pelayanan obat Rawat Jalan Tingkat Pertama
(RJTP) dan Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP);
13. Kapitasi adalah sistem pembayaran pelayanan kesehatan kepada
Faskes tingkat pertama berdasarkan jumlah peserta yang terdaftar pada
PIHAK KEDUA;
14. Tarif Kapitasi adalah besaran pembayaran per-bulan yang dibayar
dimuka oleh BPJS Kesehatan kepada Fasilitas Kesehatan Tingkat
PARAF

PIHAK 1:
PIHAK 2:
3

Pertama
berdasarkan
jumlah
peserta
yang
terdaftar
tanpa
memperhitungkan jenis dan jumlah pelayanan kesehatan yang
diberikan;
15. Norma penetapan besaran Kapitasi adalah kriteria mengenai tingkat
kelengkapan sumber daya dan pelayanan FKTP yang digunakan untuk
penetapan besaran kapitasi bagi FKTP
16. Tarif Non Kapitasi adalah besaran pembayaran klaim oleh BPJS
Kesehatan kepada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama berdasarkan
jenis dan jumlah pelayanan kesehatan yang diberikan;
17. Klaim adalah besaran tagihan atas pelayanan rawat jalan maupun
rawat inap yang dibayarkan ke Fasilitas Kesehatan
18. Asosiasi Faskes adalah kumpulan asosiasi dan perhimpunan yang
akan melakukan negosiasi tarif kapitasi bagi FKTP (Puskesmas, Praktik
Perorangan Dokter/Dokter Gigi, Klinik Pratama dan RS Kelas D
Pratama) yang terdiri dari Asosiasi Dinas Kesehatan (ADINKES), Asosiasi
Klinik Indonesia (ASKLIN) dan Perhimpunan Klinik dan Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Primer Indonesia (PKFI);
19. Pelayanan non kapitasi adalah pelayanan yang diberikan kepada
peserta dan tercakup dalam benefit yang berhak diterima oleh peserta
BPJS Kesehatan dan dibayarkan sesuai dengan jenis dan jumlah
pelayanan;
20. Pelayanan Rujuk Balik adalah adalah pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada penderita di Fasilitas Kesehatan rujukan Tingkat
Lanjutan atas rekomendasi dari dokter spesialis/sub-spesialis yang
merawat
21. Program Rujuk Balik adalah pelayanan kesehatan yang diberikan pada
bagi penderita penyakit kronis dengan kondisi stabil dan masih
membutuhkan pengobatan atau asuhan keperawatan jangka
panjang yang dilaksanakan di Faskes Tingkat Pertama atas
rekomendasi/rujukan dari dokter spesialis/sub-spesialis yang merawat
22. Home Visit adalah kegiatan pelayanan kunjungan ke rumah peserta
untuk pemberian informasi/edukasi kesehatan diri dan lingkungan bagi
peserta dan keluarga;
23. Kontak pertama (First Contact) adalah fungsi Faskes tingkat pertama sebagai tempat
pertama yang dikunjungi peserta setiap kali mendapat masalah kesehatan dan peserta
mempercayakan
pemenuhan
kebutuhan
medis
spesialistiknya
berdasarkan
rekomendasi dari FKTP;
24. Kontinuitas pelayanan (Continuity) adalah hubungan Faskes tingkat pertama dengan
peserta yang berlangsung secara terus menerus sehingga penanganan penyakit dapat
berjalan optimal serta monitoring/control kesehatan oleh FKTP peserta berkelanjutan;
25. Komprehensif (Comprehensiveness) adalah fungsi Faskes tingkat pertama memberikan

PARAF

PIHAK 1:
PIHAK 2:
4

pelayanan secara komprehensif mencakup promotif,


preventif, kuratif dan
rehabilitative sesuai dengan kebutuhan peserta untuk mengurangi angka morbiditas;

26. Koordinasi (Coordination) adalah fungsi Faskes tingkat pertama yang


berperan sebagai koordinator pelayanan bagi peserta untuk
mendapatkan pelayanan sesuai kebutuhannya;
27. Komitmen pelayanan adalah komitmen Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama untuk meningkatkan mutu pelayanan melalui pencapaian
indikator pelayanan kesehatan perseorangan yang disepakati.
28. Rate kunjungan adalah indikator rate yang berguna untuk memantau
tingkat utilisasi pelayanan dalam satu populasi tertentu (per 1000 jiwa);

29. Rasio rujukan adalah indikator rasio utilisasi yang membandingkan jumlah peserta
yang dirujuk dengan jumlah peserta yang berkunjung ke FKTP;

PASAL 2
MAKSUD DAN TUJUAN

PARA PIHAK sepakat untuk melakukan kerja sama dalam penyediaan


layanan kesehatan bagi peserta dengan syarat dan ketentuan yang diatur
dalam Perjanjian ini.

PASAL 3
RUANG LINGKUP DAN PROSEDUR

(1) Ruang lingkup perjanjian ini meliputi pemberian Pelayanan Kesehatan


Tingkat Pertama berupa pelayanan kesehatan perorangan yang bersifat
non spesialistik (primer) meliputi pelayanan rawat jalan dan rawat inap;
(2) Uraian Ruang lingkup dan Prosedur Pelayanan Kesehatan bagi Peserta
sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Perjanjian ini;

PARAF

PIHAK 1:
PIHAK 2:
5

PASAL 4
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK

Tanpa mengesampingkan hak dan kewajiban dalam pasal-pasal lain dari Perjanjian ini,
PARA PIHAK sepakat untuk merinci hak dan kewajiban masing-masing sebagaimana
diuraikan sebagai berikut:

Hak PIHAK PERTAMA

1.
a.

Melakukan evaluasi dan penilaian atas pelayanan kesehatan yang diberikan


PIHAK KEDUA;

b.

Mendapatkan data dan informasi tentang Sumber Daya Manusia dan sarana
prasarana PIHAK KEDUA dan informasi lain tentang pelayanan kepada peserta
(termasuk melihat rekam medis untuk kepentingan kesehatan peserta) yang
dianggap perlu atas seijin peserta oleh PIHAK PERTAMA sesuai dengan Lampiran
III;

c.

Menerima laporan pelayanan bulanan yang mencakup pencatatan atas


jumlah kunjungan Peserta, jumlah rujukan dan diagnosis sesuai dengan Lampiran
IV untuk Laporan Pelayanan Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP) dan Lampiran V
untuk Laporan Pelayanan Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP) dan/atau laporan
lainnya yang berkaitan dengan Program Jaminan Kesehatan;

d.

Melihat Kartu Status dan bukti pelayanan peserta;

e.

Menyesuaikan besaran kapitasi yang dibayarkan sesuai norma penetapan


besaran kapitasi dan komitmen pelayanan PIHAK KEDUA sesuai ketentuan yang
berlaku;

f.

Mengakhiri Perjanjian (tidak melanjutkan kerjasama) apabila PIHAK KEDUA


tidak lulus tahap evaluasi dan penilaian atas kesiapan dalam memberikan
pelayanan kesehatan bagi Peserta sesuai ketentuan perundang-undangan;

PARAF

PIHAK 1:
PIHAK 2:
6

Kewajiban PIHAK PERTAMA

2.
a.

Menyediakan data nama peserta terdaftar secara berkala setiap bulan;

b.

Membayar kapitasi sesuai norma penetapan besaran tarif kapitasi dan


komitmen pelayanan PIHAK KEDUA sesuai ketentuan yang berlaku dan/atau tarif
non kapitasi atas pelayanan kesehatan yang diberikan oleh PIHAK KEDUA kepada
peserta sesuai kesepakatan dengan Asosiasi Faskes;

c.

Membayar biaya kapitasi kepada PIHAK KEDUA paling lambat tanggal 15


(lima belas) bulan berjalan;

d.

Membayar biaya atas pelayanan kesehatan non kapitasi yang diberikan oleh
PIHAK KEDUA kepada Peserta, sesuai tagihan yang diajukan berdasarkan
ketentuan dan prosedur yang telah disepakati PARA PIHAK;

e.

Melakukan pembayaran klaim non kapitasi kepada Fasilitas Kesehatan atas


pelayanan yang diberikan kepada Peserta paling lambat 15 (lima belas) hari kerja
sejak dokumen klaim diterima lengkap

f.

Menyediakan aplikasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama


pelayanan pasien pada Faskes tingkat pertama dan user manualnya;

g.

3.

(P-Care)

Menyediakan format pencatatan pelaporan pada Faskes;

h.

Memberikan daftar Faskes rujukan dalam wilayah kerja yang ditunjuk oleh
PIHAK PERTAMA;

i.

Memberikan informasi tentang ruang lingkup, pembayaran, prosedur


pelayanan kesehatan dan mekanisme kerja sama kepada PIHAK KEDUA

j.

Memberikan informasi daftar pilihan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama


yang telah bekerjasama dengan PIHAK PERTAMA kepada peserta

Hak PIHAK KEDUA

a.

Mendapatkan data awal nama peserta terdaftar dan perubahan data peserta secara
berkala setiap bulan;

b.

Menerima pembayaran dari PIHAK PERTAMA berdasarkan tarif


kapitasi dan/atau tarif non kapitasi atas pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada peserta;

PARAF

PIHAK 1:
PIHAK 2:
7

c.

Menerima pembayaran biaya kapitasi sesuai norma penetapan


besaran kapitasi dan komitmen pelayanan dari PIHAK PERTAMA paling
lambat tanggal 15 (lima belas) bulan berjalan
d.
Menerima pembayaran klaim non kapitasi atas pelayanan yang
diberikan kepada Peserta paling lambat 15 (lima belas) hari kerja sejak
dokumen klaim diterima lengkap oleh PIHAK PERTAMA
e.
Mendapatkan aplikasi pengolahan data pelayanan pasien pada Faskes
tingkat pertama dan user manualnya;
f.

Memperoleh informasi tentang ruang lingkup, pembayaran, prosedur pelayanan


kesehatan dan mekanisme kerja sama dari PIHAK PERTAMA;

g.
h.

Memperoleh format pencatatan pelaporan;


Memperoleh daftar Faskes rujukan dalam wilayah kerja yang ditunjuk
atau bekerjasama dengan PIHAK PERTAMA.
4.
a.

b.

c.

d.

e.

f.

Kewajiban PIHAK KEDUA


Melakukan fungsi gate keeper sebagai kontak pertama (first
contact), kontinuitas pelayanan, pelayanan komprehensif dan
koordinasi (sebagai care manager);
Memberikan pelayanan kesehatan kepada peserta dengan baik
sesuai Panduan Praktik Klinik (PPK) dari Standar Kompetensi Dokter
Indonesia (SKDI) yang telah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan dan
Panduan Praktik Klinik (PPK) bagi dokter gigi dari Persatuan Dokter
Gigi Indonesia (PDGI);
Memberikan pelayanan kesehatan kepada peserta selain
peserta terdaftar dalam kondisi kegawatdaruratan medis atau peserta
berada diluar wilayah FKTP tempat peserta terdaftar;
Memberikan data dan informasi tentang Sumber Daya Manusia
dan sarana prasarana PIHAK KEDUA dan informasi lain tentang
pelayanan kepada peserta (termasuk melihat rekam medis untuk
kepentingan kesehatan peserta) yang dianggap perlu oleh PIHAK
PERTAMA;
Membuat dan menyampaikan laporan bulanan kepada PIHAK
PERTAMA yang mencakup pencatatan atas jumlah kunjungan
Peserta dan rujukan serta pelayanan lainnya yang diberikan kepada
Peserta dengan format terlampir dan/atau laporan lainnya yang
berkaitan dengan Program Jaminan Kesehatan;
Menunjuk pengganti, memberitahukan secara tertulis serta
mendapat persetujuan tertulis dari PIHAK PERTAMA apabila PIHAK
PARAF

PIHAK 1:
PIHAK 2:
8

KEDUA tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai waktu


praktik yang disepakati;
g.
Memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA
dalam hal terjadi perubahan tempat praktik atau berhenti praktik.
Adapun tempat dan waktu praktek PIHAK KEDUA adalah sebagai berikut :
Alamat Praktek
:

Hari Praktek
:
Waktu Praktek
: .............................

Memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA


dalam hal terjadi perubahan ketersediaan sumber daya manusia
khususnya tenaga kesehatan, kelengkapan sarana prasarana dan
lingkup pelayanan yang mempengaruhi kapasitas layanan dan
besaran kapitasi yang dibayarkan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku dan apabila PIHAK KEDUA tidak memberitahukannya
sehingga terjadi kelebihan ataupun kekurangan pembayaran kapitasi
maka akan dikompensasikan pada bulan berikutnya;
i.
Menyediakan perangkat keras (hardware) dan jaringan
komunikasi data yang berfungsi dengan baik;
j.
Merekam seluruh data pelayanan kesehatan yang telah
diberikan kepada peserta melalui aplikasi Faskes tingkat pertama (PCare) yang diberikan PIHAK PERTAMA;
k.
Melaksanakan dan mendukung seluruh program pelayanan
kesehatan yang dilaksanakan PIHAK PERTAMA;
l.
Menyediakan jejaring pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan;
m.
Menyampaikan
daftar
nama
puskesmas
selaku
penanggungjawab puskesmas dalam lingkungan kerjanya;
n.
Menyampaikan Perjanjian Kerjasama (PKS) dengan jejaring
pelayanan kesehatan;
o.
Membayarkan biaya pelayanan kepada jejaring sesuai pelayanan
yang telah diberikan berdasarkan ketentuan yang berlaku;
PASAL 5
BIAYA DAN TATA CARA PEMBAYARAN
PELAYANAN KESEHATAN
h.

Biaya dan tata cara pembayaran pelayanan kesehatan yang dilakukan


dalam pelaksanaan Perjanjian ini diuraikan sebagaimana pada Lampiran II
Perjanjian ini.

PARAF

PIHAK 1:
PIHAK 2:
9

PASAL 6
JANGKA WAKTU PERJANJIAN

(1) Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal .....
(bulan)... (tahun) ... dan berakhir pada tanggal ..... (bulan)... (tahun)..........;

(2) Selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya Jangka Waktu Perjanjian, PARA
PIHAK sepakat untuk saling
memperpanjang Perjanjian ini.

memberitahukan

maksudnya

apabila

hendak

(3) Pada jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) Pasal ini PIHAK PERTAMA
akan melakukan penilaian kembali terhadap PIHAK KEDUA atas :
a. fasilitas dan kemampuan pelayanan kesehatan;
b. penyelenggaraan pelayanan kesehatan selama jangka waktu Perjanjian;
c. kepatuhan dan komitmen terhadap Perjanjian.

PASAL 7
EVALUASI DAN PENILAIAN
PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN

(1) PIHAK PERTAMA akan melakukan penilaian penyelenggaraan pelayanan kesehatan


yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA secara berkala melalui Utilization Review.

(2) Hasil penilaian penyelenggaraan pelayanan kesehatan sebagaimana ayat (1) Pasal ini
akan disampaikan secara tertulis kepada PIHAK KEDUA dengan disertai rekomendasi
(apabila diperlukan).

(3) Dalam rangka melakukan monitoring dan evaluasi, PIHAK PERTAMA secara langsung
dan/atau dengan akademisi, profesi, dinas kesehatan, berhak untuk melakukan
pemeriksaan terhadap penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh
PIHAK KEDUA.

(4) Evaluasi yang dilakukan meliputi indikator kualitas mutu (QI-9) antara lain : rate
PARAF

PIHAK 1:
PIHAK 2:
10

kunjungan dan rasio rujukan, fungsi /kinerja gatekeeper yang diperoleh dari hasil
walk trough audit dan utilisasi review, angka rujukan penyakit yang termasuk dalam
kompetensi level 4A, komitmen pelayanan, serta absensi laporan (ketepatan dan
keakuratan data) yang dikirim ke BPJS Kesehatan;
PASAL 8
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

(1)

Dalam rangka melakukan pengawasan dan pengendalian, PIHAK PERTAMA secara


langsung atau dengan menunjuk pihak lain berhak untuk melakukan pemeriksaan
terhadap penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA;

(2)

Apabila ternyata dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan, ditemukan


penyimpangan terhadap Perjanjian yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA, maka PIHAK
PERTAMA berhak menegur PIHAK KEDUA secara tertulis sebanyak maksimal 3 (tiga)
kali dengan tenggang waktu masing-masing surat peringatan/teguran tertulis minimal
7 (tujuh) hari kerja;

(3)

Setelah melakukan teguran secara tertulis sebanyak 3 (tiga) kali sebagaimana


dimaksud dalam ayat (2) Pasal ini dan tidak ada tanggapan atau perbaikan dari PIHAK
KEDUA, maka PIHAK PERTAMA berhak mengakhiri Perjanjian ini;

PASAL 9
SANKSI

(1)

Dalam hal PIHAK KEDUA terbukti secara nyata melakukan hal-hal sebagai
berikut:

a. tidak melayani Peserta sesuai dengan kewajibannya;


b. tidak memberikan fasilitas dan pelayanan kesehatan kepada Peserta sesuai dengan
haknya;

c. memungut biaya tambahan kepada Peserta; dan atau


d. melanggar ketentuan sebagaimana diatur dalam Perjanjian ini
PARAF

PIHAK 1:
PIHAK 2:
11

maka PIHAK PERTAMA berhak menegur PIHAK KEDUA secara tertulis;

(2)

Teguran tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini akan
disampaikan PIHAK PERTAMA pada PIHAK KEDUA sebanyak maksimal 3 (tiga) kali
dengan tenggang waktu masing-masing surat peringatan/teguran tertulis minimal 7
(tujuh) hari kerja;

(3)

PIHAK PERTAMA berhak meninjau kembali Perjanjian ini apabila ternyata


dikemudian hari tidak ada tanggapan atau perbaikan dari PIHAK KEDUA setelah
PIHAK PERTAMA melakukan teguran sebanyak maksimal 3 (tiga) kali sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2) Pasal ini;

(4) Dalam hal salah satu pihak diketahui menyalahgunakan wewenang dengan melakukan
kegiatan moral hazard atau fraud seperti membuat klaim fiktif atau tidak
memberitahukan adanya perubahan ketersediaan sumber daya manusia khususnya
tenaga kesehatan, kelengkapan sarana prasarana dan lingkup pelayanan yang
mempengaruhi kapasitas layanan dan besaran kapitasi yang dibayarkan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku yang dibuktikan dari hasil pemeriksaan Tim Pemeriksa
Internal maupun Eksternal sehingga terbukti merugikan pihak lainnya, maka pihak
yang menyalahgunakan wewenang tersebut berkewajiban untuk memulihkan kerugian
yang terjadi dan pihak yang dirugikan dapat membatalkan Perjanjian ini secara
sepihak;

(5) Pengakhiran Perjanjian yang diakibatkan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) Pasal

ini dapat dilakukan tanpa harus memenuhi ketentuan sebagaimana tertuang pada
pasal 7 Perjanjian ini dan tidak membebaskan PARA PIHAK dalam menyelesaikan
kewajiban masing-masing yang masih ada kepada pihak lainnya;

(6) Dalam hal PIHAK PERTAMA tidak melakukan pembayaran kepada PIHAK KEDUA

sesuai dengan waktu yang telah disepakati dalam Perjanjian ini PIHAK KEDUA berhak
menegur PIHAK PERTAMA secara tertulis;

(7) Teguran tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (6) Pasal ini akan disampaikan
PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA sebanyak maksimal 3 (tiga) kali dengan
tenggang waktu masing-masing surat teguran minimal 7 (tujuh) hari kerja;

(8) Dalam hal teguran PIHAK KEDUA yang dimaksud pada ayat (7) Pasal ini tidak

ditanggapi oleh PIHAK PERTAMA, dapat menyampaikan pengaduan kepada Menteri


Kesehatan.

(9) Dalam hal keterlambatan pembayaran kapitasi oleh PIHAK PERTAMA sebagaimana
diatur dalam Pasal 5 ayat (1), maka PIHAK PERTAMA membayar ganti rugi kepada
PIHAK KEDUA sebesar 1% (satu persen) dari jumlah yang harus dibayarkan untuk
setiap 1 (satu) bulan keterlambatan;

PARAF

PIHAK 1:
PIHAK 2:
12

PASAL 10
PENGAKHIRAN PERJANJIAN

(1) Perjanjian ini dapat diakhiri oleh salah satu Pihak sebelum berakhirnya Jangka Waktu
Perjanjian, berdasarkan hal-hal sebagai berikut:

a.

Dalam hal PIHAK KEDUA pindah lokasi praktek ke lokasi yang tidak disepakati
oleh PIHAK PERTAMA;

b.

Salah satu Pihak tidak memenuhi atau melanggar salah satu atau lebih ketentuan
yang diatur dalam Perjanjian ini dan tetap tidak memenuhi atau tidak berusaha
untuk memperbaikinya setelah menerima surat peringatan/teguran tertulis
sebanyak maksimal 3 (tiga) kali dengan tenggang waktu masing-masing surat
peringatan/teguran tertulis minimal 7 (tujuh) hari kerja sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8 ayat (3) dan Pasal 9 ayat (3) Perjanjian ini. Pengakhiran berlaku efektif
secara seketika pada tanggal surat pemberitahuan pengakhiran Perjanjian ini dari
Pihak yang dirugikan;

c.

Ijin operasional / ijin praktek PIHAK KEDUA dicabut oleh Pemerintah atau asosiasi
profesi. Pengakhiran berlaku efektif pada tanggal pencabutan ijin usaha atau
operasional Pihak atau ijin praktek yang bersangkutan oleh Pemerintah atau
asosiasi profesi;

d.

Salah satu Pihak melakukan merger, konsolidasi atau diakuisisi oleh perusahaan
lain. Pengakhiran berlaku efektif pada tanggal disahkannya pelaksanaan merger,
konsolidasi atau akuisisi tersebut oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia;

e.

Salah satu Pihak dinyatakan bangkrut atau pailit oleh Pengadilan. Pengakhiran
berlaku efektif pada tanggal dikeluarkannya keputusan pailit oleh Pengadilan;

f.

Salah satu Pihak melakukan/berada dalam keadaan likuidasi. Pengakhiran berlaku


efektif pada tanggal Pihak yang bersangkutan telah dinyatakan di likuidasi secara
sah menurut ketentuan dan prosedur hukum yang berlaku;

g.

PIHAK KEDUA berhenti praktek yang disebabkan karena kehendaknya sendiri.

(2) Dalam hal PIHAK KEDUA bermaksud untuk mengakhiri Perjanjian ini secara sepihak
sebelum berakhirnya Jangka Waktu Perjanjian, PIHAK KEDUA wajib memberikan
pemberitahuan tertulis kepada PIHAK PERTAMA mengenai maksudnya tersebut
sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sebelumnya.

PARAF

PIHAK 1:
PIHAK 2:
13

(3) PARA PIHAK dengan ini sepakat untuk mengesampingkan berlakunya ketentuan
dalam Pasal 1266 Kitab Undang-undang Hukum Perdata, sejauh yang mensyaratkan
diperlukannya suatu putusan atau penetapan Hakim/Pengadilan terlebih dahulu
untuk membatalkan/ mengakhiri suatu Perjanjian.

(4) Berakhirnya Perjanjian ini tidak menghapuskan hak dan kewajiban yang telah timbul
dan tetap berlaku sampai terselesaikannya hak dan kewajibannya tersebut.

PASAL 11
MALPRAKTEK

Dalam hal PIHAK KEDUA atau tenaga medis maupun paramedis yang berkerja pada
institusi PIHAK KEDUA tidak melakukan kewajiban sebagaimana seharusnya, yaitu :
a.

Melakukan kesalahan dalam tindakan medis, seperti kekeliruan diagnosa, interpretasi


hasil pemeriksaan penunjang, indikasi tindakan, tindakan tidak sesuai dengan standar
pelayanan, kesalahan pemberian obat, kekeliruan transfuse, dan kesalahan lainnya;

b.

Melakukan kelalaian berat. Tidak melakukan hal-hal yang seharusnya dilakukan


menurut asas-asas dan standar praktik kedokteran yang baik;

sehingga mengakibatkan terjadinya cedera pada pasien, berupa cedera fisik, psikologis,
mental, cacat tetap atau meninggal. Maka PIHAK PERTAMA tidak bertanggungjawab atas
akibat dari tindakan PIHAK KEDUA tersebut.

PASAL 12
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)

(1) Yang dimaksud dengan keadaan memaksa (selanjutnya disebut Force


Majeure) adalah suatu keadaan yang terjadinya diluar kemampuan,
kesalahan, atau kekuasaan PARA PIHAK dan yang menyebabkan Pihak
yang mengalaminya tidak dapat melaksanakan atau terpaksa menunda
pelaksanaan kewajibannya dalam Perjanjian ini. Force Majeure tersebut
PARAF

PIHAK 1:
PIHAK 2:
14

meliputi banjir, wabah, perang (yang dinyatakan maupun yang tidak


dinyatakan),
pemberontakan,
huru-hara,
pemogokkan
umum,
kebakaran dan kebijaksanaan Pemerintah yang berpengaruh secara
langsung terhadap pelaksanaan Perjanjian ini.
(2) Dalam hal terjadinya peristiwa Force Majeure, maka Pihak yang
terhalang untuk melaksanakan kewajibannya tidak dapat dituntut oleh
Pihak lainnya. Pihak yang terkena Force Majeure wajib memberitahukan
adanya peristiwa Force Majeure tersebut kepada Pihak yang lain secara
tertulis paling lambat 14 (empat belas) hari kalender sejak saat
terjadinya peristiwa Force Majeure, yang dikuatkan oleh surat
keterangan dari pejabat yang berwenang yang menerangkan adanya
peristiwa Force Majeure tersebut. Pihak yang terkena Force Majeure wajib
mengupayakan dengan sebaik-baiknya untuk tetap melaksanakan
kewajibannya sebagaimana diatur dalam Perjanjian ini segera setelah
peristiwa Force Majeure berakhir.
(3) Apabila peristiwa Force Majeure tersebut berlangsung terus hingga
melebihi atau diduga oleh Pihak yang mengalami Force Majeure akan
melebihi jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kalender, maka PARA PIHAK
sepakat untuk meninjau kembali Jangka Waktu Perjanjian ini.
(4) Semua kerugian dan biaya yang diderita oleh salah satu Pihak sebagai
akibat terjadinya peristiwa Force Majeure bukan merupakan tanggung
jawab pihak yang lain.
PASAL 13
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
(1) Setiap perselisihan dan perbedaan pendapat sehubungan dengan Perjanjian ini akan
diselesaikan secara musyawarah dan mufakat oleh PARA PIHAK.

(2) Apabila musyawarah dan mufakat tidak tercapai, maka PARA PIHAK sepakat untuk
menyerahkan penyelesaian perselisihan tersebut melalui Pengadilan.

(3) Mengenai Perjanjian ini dan segala akibatnya, PARA PIHAK memilih kediaman hukum

atau domisili yang tetap dan umum di Kantor Panitera Pengadilan Negeri Jakarta
Timur.

PASAL 14

PARAF

PIHAK 1:
PIHAK 2:
15

PEMBERITAHUAN

(1) Semua surat-menyurat atau pemberitahuan-pemberitahuan atau


pernyataan-pernyataan atau persetujuan-persetujuan yang wajib dan
perlu dilakukan oleh salah satu Pihak kepada Pihak lainnya dalam
pelaksanaan Perjanjian ini, harus dilakukan secara tertulis dan
disampaikan secara langsung, pos, ekspedisi, atau faksimili
dialamatkan kepada:
PIHAK PERTAMA:

BPJS Kesehatan
Cabang Jakarta Timur
Komplek Balai Pustaka Indah Permai
Jalan Balai Pustaka Timur No.39
Blok B-10 Rawamangun Jakarta Timur

PIHAK KEDUA:

Telp.

: 021-47862347/47869778

Faksimili

: 021-47862347

Up.

: .

Faksimili

: .

atau kepada alamat lain yang dari waktu ke waktu diberitahukan oleh
PARA PIHAK, satu kepada yang lain, secara tertulis.

PARAF

PIHAK 1:
PIHAK 2:
16

(2) Pemberitahuan yang diserahkan secara langsung dianggap telah


diterima pada hari penyerahan dengan bukti tanda tangan penerimaan
pada buku ekspedisi atau buku tanda terima pengiriman, apabila
pengiriman dilakukan melalui pos atau ekspedisi maka dianggap
diterima sejak ditandatanganinya tanda terima atau maksimal 5 (lima)
hari kerja sejak dikirimkannya surat tersebut sedangkan pengiriman
melalui telex atau faksimili dianggap telah diterima pada saat telah
diterima kode jawabannya (answerback) pada pengiriman telex dan
konfirmasi faksimile pada pengiriman faksimili.

PASAL 15
LAIN-LAIN

(1) Pengalihan Hak dan Kewajiban


Hak dan kewajiban Perjanjian ini tidak boleh dialihkan, baik sebagian maupun
seluruhnya kepada pihak lain, kecuali dilakukan berdasarkan persetujuan tertulis.

(2) Keterpisahan
Jika ada salah satu atau lebih ketentuan dalam Perjanjian ini ternyata
tidak sah, tidak berlaku atau tidak dapat dilaksanakan berdasarkan
hukum atau keputusan yang berlaku, maka PARA PIHAK dengan ini
setuju dan menyatakan bahwa keabsahan, dapat berlakunya, dan dapat
dilaksanakannya ketentuan lainnya dalam Perjanjian ini tidak akan
terpengaruh olehnya.

(3) Perubahan

Perjanjian ini tidak dapat diubah atau ditambah, kecuali dibuat dengan suatu
Perjanjian perubahan atau tambahan (addendum/amandemen) yang ditandatangani
oleh PARA PIHAK dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.

(4) Batasan Tanggung Jawab

PARAF

PIHAK 1:
PIHAK 2:
17

PIHAK PERTAMA tidak bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas dan pelayanan
kesehatan dari PIHAK KEDUA kepada Peserta dan terhadap kerugian maupun
tuntutan yang diajukan oleh Peserta kepada PIHAK KEDUA yang disebabkan karena
kesalahan atau pelanggaran yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA dalam menjalankan
tanggung jawab profesinya seperti, termasuk tetapi tidak terbatas pada, kesalahan
dalam melakukan pemeriksaan dan pengobatan, kesalahan dalam memberikan
indikasi medis atau kesalahan dalam memberikan tindakan medis.

(5) Hukum Yang Berlaku


Interpretasi dan pelaksanaan dari syarat dan ketentuan
Perjanjian ini adalah menurut hukum Republik Indonesia.

dalam

(6) Kesatuan
Setiap dan semua lampiran yang disebut dan dilampirkan pada
Perjanjian ini, merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak
terpisahkan dari Perjanjian ini.

Demikianlah, Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua), asli masingmasing sama bunyinya di atas kertas bermaterai cukup serta mempunyai
kekuatan hukum yang sama setelah ditanda-tangani oleh PARA PIHAK.

PARAF

PIHAK 1:
PIHAK 2:
18

PIHAK PERTAMA
BPJS KESEHATAN
CABANG UTAMA JAKARTA TIMUR

PIHAK KEDUA
KLINIK PRATAMA
.

dr. DONNI HENDRAWAN, MPH

..

SENIOR MANAGER

PARAF

PIHAK 1:
PIHAK 2:
19

Lampiran I Perjanjian
Nomor :

/PKS/IV.03/1215

Nomor :

RUANG LINGKUP DAN PROSEDUR


PELAYANAN KESEHATAN

I.

RUANG LINGKUP
A. Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP)
1. Jenis pelayanan Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP)
a)

administrasi pelayanan, meliputi biaya administrasi


pendaftaran peserta untuk berobat, penyediaan dan pemberian surat rujukan
ke Faskes lanjutan untuk penyakit yang tidak dapat ditangani di Faskes
tingkat pertama;

b)

pelayanan promotif preventif, meliputi kegiatan


penyuluhan kesehatan perorangan, imunisasi dasar, keluarga berencana,
skrining kesehatan;

c)

pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis;

d)

pemeriksaan ibu hamil, nifas, ibu menyusui dan bayi;

e)

upaya

penyembuhan

terhadap

efek

samping

kontrasepsi;
f)

tindakan medis non spesialistik, baik operatif maupun


non operatif;

g)

pelayanan obat dan bahan medis habis


termasuk pil dan kondom untuk pelayanan Keluarga Berencana;

h)

pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium


tingkat pratama (pemeriksaan darah sederhana (Hemoglobin, apusan darah
tepi, trombosit, leukosit, hematokrit, eosinofil, eritrosit, golongan darah, laju

PARAF

pakai,

PIHAK 1:
PIHAK 2:
20

endap darah, malaria), urin sederhana (warna, berat jenis, kejernihan, pH,
leukosit, eritrosit), feses sederhana (benzidin test, mikroskopik cacing), gula
darah sewaktu;
i)

pemeriksaan penunjang sederhana lain yang dapat


dilakukan di Faskes tingkat pertama;

j)

pelayanan rujuk balik dari Faskes lanjutan;

k)

pelayanan Program Rujuk Balik

l)

Pelaksanaan Prolanis dan home visit.

Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama untuk Pelayanan Medis mencakup:


a. Kasus medis yang dapat diselesaikan
kesehatan tingkat pertama
b. Kasus medis yang membutuhkan
rujukan

secara

tuntas

di

pelayanan

penanganan awal sebelum dilakukan

c. Kasus medis rujuk balik


d. Pemeriksaan,
pertama

pengobatan, dan tindakan pelayanan kesehatan gigi tingkat

e. Pemeriksaan ibu hamil, nifas, ibu menyusui, bayi dan anak balita oleh bidan
atau dokter, dan
f.

Rehabilitasi medik dasar

Manfaat pelayanan promotif dan preventif:


a. Penyuluhan kesehatan perorangan, meliputi paling sedikit penyuluhan
mengenai pengelolaan faktor resiko penyakit dan perilaku hidup bersih dan
sehat
b. Imunisasi dasar, meliputi Baccile Calmett Guerin (BCG), Difteri Pertusis
Tetanus dan Hepatitis-B (DPT-HB), Polio dan Campak
c. Keluarga Berencana, meliputi konseling, kontrasepsi dasar, vasektomi,
tubektomi, termasuk komplikasi KB bekerja sama dengan lembaga yang
membidangi keluarga berencana
d. Vaksin untuk imunisasi dasar dan alat kontrasepsi dasar disediakan oleh

PARAF

PIHAK 1:
PIHAK 2:
21

Pemerintah dan /atau Pemerintah Daerah


e. Pelayanan skrining
kesehatan tertentu diberikan secara selektif
untuk mendeteksi resiko penyakit dan mencegah dampak lanjutan,
yaitu:

f.

Diabetes Mellitus Type II

Hipertensi

Kanker Leher Rahim

Kaker payudara; dan

Penyakit lain yang ditetapkan Menteri.

Pelayanan skrining
kesehatan tertentu
dalam poin e)
merupakan
Pelayanan
yang
termasuk
dalam
lingkup non
kapitasi, yang
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pemeriksaan penunjang pelayanan skrining meliputi:
-

Pemeriksaan Gula Darah

Pemeriksaan IVA untuk kasus Ca Cervix; dan

Pemeriksaan Pap Smear

g. Khusus untuk kasus dengan pemeriksaan IVA positif dapat


pelayanan Terapi Krio .

dilakukan

Manfaat Pelayanan Kebidanan dan Neonatal dalam JKN :


a. Pemeriksaan ANC berupa pemeriksaan fisik, pengukuran tinggi badan
dan berat badan, pemeriksaan tekanan darah, pengukuran lingkar
lengan atas, pemeriksaan tinggi fundus uteri, pemeriksaan denyut
jantung janin, pemeriksaan posisi janin, pemeriksaan posisi janin,
pemeriksaan Hb, pemeriksaan golongan darah, tes celup gluko protein
urin, imunisasi, pemberian suplemen besi, dan asam folat, dan konseling,
serta mengkonsultasikan ke dokter
pada trismester pertama atau
sedini mungkin
b. Pemeriksaan ANC sesuai standar diberikan dalam bentuk paket minimal 4
(empat) kali pemeriksaan
c. Pemeriksaan PNC/Neonatus sesuai standar diberikan dalam bentuk paket
minimal 3 (tiga)kali kunjungan ibu dan 3 (tiga) kali kunjungan bayi

PARAF

PIHAK 1:
PIHAK 2:
22

d. Pelayanan kebidanan dan neonatal yang dilakukan oleh bidan atau dokter,
sesuai kompetensi dan kewenangannya.
2.

Jenis pemeriksaan, pengobatan, konsultasi medis, tindakan


medis non spesialistik, baik operatif maupun non operatif, pelayanan obat dan
bahan medis habis pakai serta pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium
tingkat pertama yang dilakukan di Faskes tingkat pertama sesuai dengan
Panduan Praktik Klinik (PPK) dari Standar Kompetensi Dokter Indonesia yang
berlaku.

3. Pelayanan gigi
a. administrasi pelayanan, meliputi biaya administrasi pendaftaran peserta
untuk berobat, penyediaan dan pemberian surat rujukan ke Faskes lanjutan
untuk penyakit yang tidak dapat ditangani di Faskes tingkat pertama
b. pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis
c. premedikasi
d. kegawatdaruratan oro-dental
e. pencabutan gigi sulung (topikal, infiltrasi)
f. pencabutan gigi permanen tanpa penyulit
g. obat pasca ekstraksi
h. tumpatan komposit/GIC
i. scalling (1 tahun sekali)

B. Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP)


1. Jenis pelayanan Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP)
a. administrasi pelayanan, meliputi biaya administrasi pendaftaran peserta
untuk berobat, penyediaan dan pemberian surat rujukan ke Faskes lanjutan
untuk penyakit yang tidak dapat ditangani di Faskes tingkat pertama
b. pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis
c. perawatan dan akomodasi di ruang perawatan
d. tindakan medis kecil/sederhana oleh Dokter ataupun paramedis
e. persalinan per vaginam tanpa penyulit maupun dengan penyulit
f.

pemeriksaan penunjang diagnostik selama masa perawatan

g. pelayanan obat dan bahan medis habis pakai selama masa perawatan
h. pelayanan transfusi darah sesuai indikasi medis

PARAF

PIHAK 1:
PIHAK 2:
23

2. Jenis pemeriksaan, pengobatan, konsultasi medis, tindakan medis non spesialistik,


baik operatif maupun non operatif, pelayanan obat dan bahan medis habis pakai
serta pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium tingkat pertama yang
dilakukan di Faskes tingkat pertama sesuai dengan Panduan Praktik Klinik (PPK)
dari Standar Kompetensi Dokter Indonesia yang berlaku.

II. PROSEDUR PELAYANAN KESEHATAN


1. Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP)
a. Peserta menunjukkan kartu peserta yang ditetapkan PIHAK PERTAMA (proses
administrasi);
b. Faskes melakukan pengecekan keabsahan kartu peserta;
c. Faskes melakukan pemeriksaan kesehatan/pelayanan penunjang/pemberian
tindakan/obat;
d. Setelah mendapatkan pelayanan, peserta menandatangani bukti pelayanan pada
lembar yang disediakan. Lembar bukti pelayanan disediakan oleh masing-masing
Faskes;
e. Faskes melakukan pencatatan pelayanan dan tindakan yang telah dilakukan;
f. Bila diperlukan peserta akan memperoleh obat;
g. Apabila peserta membutuhkan pemeriksaan kehamilan, persalinan dan pasca
melahirkan, maka pelayanan dapat dilakukan oleh bidan atau dokter umum;
h. Bila berdasarkan hasil pemeriksaan dokter ternyata peserta memerlukan
pemeriksaan ataupun tindakan spesialis/sub-spesialis sesuai dengan indikasi
medis, maka Faskes tingkat pertama akan memberikan surat rujukan ke Faskes
tingkat lanjutan yang bekerjasama dengan PIHAK PERTAMA sesuai dengan
sistem rujukan yang berlaku;
i. Masa berlaku surat rujukan dari Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)
ditetapkan berdasarkan rekomendasi yang diberikan oleh dokter spesialis di
Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL) sesuai ketentuan yang
berlaku. Surat rujukan dan lembar DPJP disediakan oleh masing-masing Faskes
dengan format sesuai ketentuan PIHAK PERTAMA;
j. Faskes wajib menginput pelayanan yang diberikan ke dalam aplikasi pelayanan
Faskes tingkat pertama.

2. Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP)

a. Peserta datang ke Faskes tingkat pertama yang memiliki fasilitas rawat inap;
b. Faskes dapat melayani peserta yang terdaftar maupun peserta yang dirujuk dari
Faskes tingkat pertama lain;

c. Peserta menunjukkan kartu peserta;


PARAF

PIHAK 1:
PIHAK 2:
24

d. Faskes melakukan pengecekan keabsahan kartu peserta;


e. Faskes melakukan pemeriksaan, perawatan, pemberian tindakan, obat dan
BMHP;

f. Setelah mendapatkan pelayanan, peserta menandatangani bukti pelayanan pada


lembar yang disediakan. Lembar bukti pelayanan disediakan oleh masing-masing
Faskes;

g. Faskes melakukan pencatatan pelayanan dan tindakan yang telah dilakukan;


h. Peserta dapat dirujuk ke Faskes rujukan tingkat lanjutan bila berdasarkan
indikasi medis diperlukan.

PIHAK PERTAMA
BPJS KESEHATAN
CABANG UTAMA JAKARTA TIMUR

PIHAK KEDUA
KLINIK PRATAMA
.

dr. DONNI HENDRAWAN, MPH

..

SENIOR MANAGER

PARAF

PIHAK 1:
PIHAK 2:
25

Lampiran II Perjanjian
Nomor :

PKS/IV.03/1215

Nomor :

BIAYA DAN TATA CARA PEMBAYARAN


PELAYANAN KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

I.

BIAYA PELAYANAN KESEHATAN


A. Tarif Kapitasi
a. Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP)
-

Dibayarkan berdasarkan Kapitasi perjiwa perbulan sudah termasuk pajak

Besaran tarif Kapitasi per FKTP

No
1

TARIF (Rp)

Jenis Faskes
Klinik Pratama ...

...............

B. Tarif non kapitasi

No

Pemeriksaan

Tarif

Keterangan

Pelayanan Rujuk Balik


- Pemeriksaan GDP

PARAF

PIHAK 1:
PIHAK 2:
26

No

Pemeriksaan

Tarif

Keterangan

Rp. 15.000,-

1 bulan 1 kali

Rp. 15.000,-

1 bulan 1 kali

- Pemeriksaan GDPP

Pelayanan Skrining Kesehatan


- Pemeriksaan IVA

Per tindakan
Rp. 25.000,-

- Pemeriksaan papsmear

Per tindakan
Rp. 125.000,-

- Terapi Krio

Untuk kasus IVA Positif


Rp. 150.000,-

- Pemeriksaan GDP

Rp. 15.000,-

- Pemeriksaan GDPP

Rp. 15.000,-

Jasa Kebidanan, Neonatal dan KB


a. Paket ANC
- Trimester I : 1 kali
- Trimester II : 1 kali

Rp. 200.000,- (dua


ratus ribu rupiah)

- Trimester III : 2 kali

diberikan
dalam
bentuk
paket
paling
sedikit
4
(empat) kali pemeriksaan
jenis pemeriksaan sesuai
dengan
ketentuan
yang
berlaku
dibayar setelah 4x ANC

b.Persalinan Pervaginam Normal

Rp. 600.000,-

c. Pemeriksaan PNC
- 1 kali KF1 & KN1

Rp.
25.000,(dua
puluh
lima
ribu
rupiah)/kunjungan

- 1 kali KF2 & KN2

Maksimal 4x

- 1 kali KF3
- 1 kali KN3

diberikan
dalam
kurun
waktu kunjungan dengan
ketentuan 2 (dua) kali
kunjungan ibu nifas dan
neonatus
pertama
dan
kedua (KF1-KN1 dan KF2KN2),
1
(satu)
kali
kunjungan neonatus ketiga
(KN3), serta 1 (satu) kali
kunjungan ibu nifas ketiga

PIHAK 1:
PARAFNote : kolom
PIHAK 2:
27

No

Pemeriksaan

Tarif

Keterangan

(KF3).

d. Pelayanan Pra Rujukan pada


komplikasi
kebidanan
dan
neonatal

Rp. 125.000,-

e. Pelayanan KB
- Pemasangan atau pencabutan
IUD/implant

Rp. 100.000 (seratus


ribu
rupiah)

- Penanganan komplikasi KB paska


persalinan

Rp. 125.000,-

- Pelayanan KB MOP/Vasektomi

Rp. 300.000,-

- Pelayanan suntik KB

Rp.
15.000,(lima
belas ribu rupiah)

Diberikan
dalam
kurun
waktu 5 (lima) tahun sekali

Per kali suntik. Diberikan


dalam kurun waktu 3 (tiga)
bulan sekali.

Mekanisme pengenaan pajak terhadap jenis pelayanan diatas mengacu pada


peraturan perundangan yang berlaku.

b. Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP)


-

Dibayarkan berdasarkan Tarif Non Kapitasi

No
1

Jenis Pelayanan
Paket Rawat Inap per hari

Tarif (Rp)
100.000

PARAF

PIHAK 1:
PIHAK 2:
28

Mekanisme pengenaan pajak terhadap jenis pelayanan diatas mengacu pada


peraturan perundangan yang berlaku.

c.

Pelayanan Gigi
No
1

Jenis Pelayanan

Tarif (Rp)

Protesa gigi

Maksimal Rp. 1.000.000

Ketentuan Protesa gigi :


1.

Diberikan paling cepat 2 (dua) tahun


sekali atas indikasi medis untuk gigi yang sama

2.

Maksimal tarif penggantian prothesa


gigi Rp.1.000.000,-

3. Ketentuan penggantian prothesa gigi


a) Full prothesa gigi maksimal Rp.1.000.000,b) Masing-masing rahang maksimal Rp. 500.000,c) Rincian per rahang adalah :

d.

- 1 sampai dengan 8 gigi

: Rp. 250.000,-

- 9 sampai dengan 16 gigi

: Rp. 500.000,-

Manfaat ambulans hanya diberikan untuk pasien rujukan antar


Fasilitas Kesehatan, dengan kondisi tertentu sesuai rekomendasi dokter.
Penggantian biaya
pelayanan
ambulans sesuai
dengan standar biaya
ambulans yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah.

e.

Tarif pelayanan darah disesuaikan dengan tarif yang diatur di


masing-masing daerah paling banyak sebesar Rp. 360.000,- per
kantong (bag).
Biaya bahan medis habis pakai pada pelayanan darah termasuk set
transfusi sudah termasuk dalam paket rawat inap per hari.

PARAF

PIHAK 1:
PIHAK 2:
29

II. TATA CARA PEMBAYARAN


A. Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP)
1. Biaya pelayanan Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP) dibayar dengan kapitasi,
yaitu berdasarkan norma penetapan besaran kapitasi dan jumlah peserta
terdaftar di PIHAK KEDUA sesuai ketentuan pendaftaran peserta di FKTP yang
berlaku
2. Pemilihan fasilitas kesehatan
berdasarkan pilihan peserta.

tingkat

pertama

tempat

peserta

terdaftar

3. Ketentuan mutasi tambah kurang peserta


a. Peserta lama yang melakukan pergantian Faskes tingkat pertama
-

Apabila peserta melakukan perpindahan (mutasi) dari Faskes tingkat


pertama ke Faskes tingkat pertama lainnya pada bulan berjalan, maka
perhitungan kapitasi pada Faskes tingkat pertama yang baru akan
dihitung pada bulan berikutnya.
Peserta yang melakukan mutasi pada bulan berjalan tidak dapat
langsung mendapatkan pelayanan di Faskes tingkat pertama yang baru
sampai dengan bulan berjalan selesai. Peserta berhak mendapatkan
pelayanan di Faskes tingkat pertama yang baru pada bulan berikutnya.

b. Peserta baru
-

Peserta baru yang masuk pada tanggal 1 sd 31 bulan berjalan, dapat


langsung dilayani meskipun kapitasi belum dibayarkan.

Perhitungan kapitasi dengan penambahan peserta baru yang masuk pada


tanggal 1 sd 31 bulan berjalan, maka kapitasi pada bulan berjalan
tersebut akan dibayarkan dengan menambahkan pada pembayaran
kapitasi pada bulan berikutnya tanpa dikenakan sanksi ganti rugi
keterlambatan pembayaran kapitasi.

4. Pembayaran kapitasi kepada PIHAK KEDUA dilaksanakan setiap bulan


selambat-lambatnya tanggal 15 (lima belas) sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
5. Biaya pelayanan kesehatan yang dibayar dengan tarif non kapitasi diajukan
secara kolektif oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA dengan
kelengkapan administrasi umum sebagai berikut:
a) Rekapitulasi pelayanan meliputi nama pasien, nomor identitas, alamat dan
nomor telp pasien, tanggal pelayanan, diagnosa penyakit, jenis pelayanan,
besaran tarif paket, jumlah tagihan

PARAF

PIHAK 1:
PIHAK 2:
30

b) Klaim maternal dan neonatal


1.

Rekapitulasi pelayanan meliputi:


-

nama penderita;

nomor identitas;

alamat dan nomor telp pasien;

tanggal pelayanan;

diagnosa penyakit/GPA (Gravida, Partus, Abortus);

besaran tarif paket;

jumlah tagihan;

2.

c)

Berkas pendukung sesuai kebutuhan seperti:


-

salinan identitas peserta BPJS Kesehatan;

salinan lembar pelayanan pada buku KIA/kartu ibu/keterangan


pelayanan lain sesuai pelayanan yang diberikan untuk pemeriksaan
kehamilan, pelayanan nifas, termasuk pelayanan bayi baru lahir dan
KB pasca persalinan. Apabila peserta tidak memiliki buku KIA, dapat
digunakan kartu ibu atau keterangan pelayanan lainnya penggati
buku KIA yang ditandatangani ibu hamil/bersalin dan petugas yang
menangani

partograf yang ditandatangani oleh tenaga kesehatan penolong


persalinan untuk pertolongan persalinan. Pada kondisi tidak ada
partograf dapat digunakan keterangan lain yang menjelaskan tentang
pelayanan persalinan yang diberikan.

surat keterangan kelahiran

kwitansi asli rangkap 3 (tiga), bermaterai secukupnya;

bukti pelayanan yang sudah ditandatangani oleh faskes dan peserta


atau anggota keluarga;

Klaim Pelayanan KB

1. Rekapitulasi Pelayanan meliputi :


-

nama penderita;

nomor identitas;

PARAF

PIHAK 1:
PIHAK 2:
31

alamat dan nomor telp pasien;

tanggal pelayanan;

jenis tindakan (pemasangan/pencabutan KB)

jumlah seluruh tagihan;

keterangan dilakukan tindakan;

tanda tangan pasien;

alasan dilakukan tindakan;

2. Berkas pendukung sesuai kebutuhan meliputi :

d)

salinan identitas peserta BPJS Kesehatan;

salinan lembar pelayanan pada buku KIA/kartu ibu/keterangan


pelayanan lain sesuai pelayanan yang diberikan untuk pemeriksaan
kehamilan, pelayanan nifas, termasuk pelayanan bayi baru lahir dan
KB pasca persalinan. Apabila peserta tidak memiliki buku KIA, dapat
digunakan kartu ibu atau keterangan pelayanan lainnya penggati
buku KIA yang ditandatangani ibu hamil/bersalin dan petugas yang
menangani.

Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP)


Pengajuan klaim Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP) diajukan kepada Kantor
Cabang/Kantor wilayah/Kantor Layanan Operasional Kabupaten/Kota
PIHAK PERTAMA yang dilakukan oleh Faskes tingkat pertama secara
kolektif setiap bulan atas pelayanan yang sudah diberikan kepada peserta
pada bulan sebelumnya dengan menyampaikan kelengkapan administrasi
sebagai berikut :
a)

Kwitansi asli rangkap 3 (tiga), bermaterai secukupnya.

b)

FPK rangkap 3 (tiga)

c) Rekapitulasi pelayanan
-

Nama penderita;

Nomor Identitas;

Alamat dan nomor telepon pasien;

Diagnosa penyakit;

PARAF

PIHAK 1:
PIHAK 2:
32

Tindakan yang diberikan;

Tanggal masuk perawatan dan tanggal keluar perawatan;

Jumlah hari rawat;

Jumlah darah per kantong (jika diperlukan)

Besaran tarif paket;

Jumlah tagihan paket Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP) (besaran


tarip paket dikalikan jumlah hari rawat);
Jumlah seluruh tagihan

d) Berkas pendukung masing-masing pasien


-

Salinan/fotocopy kartu identitas yang ditetapkan PIHAK PERTAMA;

Surat perintah rawat inap dari Dokter;

Lembar permohonan darah (untuk penagihan klaim pelayanan


darah);

Partograf yang ditandatangani oleh dokter/tenaga kesehatan yang


menolong persalinan (untuk penagihan klaim persalinan);

Surat keterangan lahir (untuk penagihan klaim persalinan);


Bukti pelayanan yang sudah ditandatangani oleh peserta atau
anggota keluarga;

B.

Pembayaran pelayanan non kapitasi termasuk persalinan dan pelayanan kebidanan


lainnya kepada PIHAK KEDUA dilaksanakan selambat-lambatnya 15 hari kerja
setelah berkas diterima lengkap;

C.

Kadaluarsa klaim kolektif yang diajukan PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA
adalah 2 (dua) tahun terhitung sejak pelayanan diberikan;

D.

PIHAK KEDUA tidak diperkenankan menarik biaya apapun terhadap Peserta


sepanjang pelayanan kesehatan yang diberikan masih tercakup dalam ruang
lingkup Perjanjian ini;

E.

Pembayaran untuk jejaring Faskes tingkat pertama sudah termasuk dalam


pembayaran yang diterima oleh PIHAK KEDUA;

F.

Pembayaran pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh jejaring Faskes tingkat


pertama disepakati antara PIHAK KEDUA dengan Jejaringnya (apotik,
laboratorium, bidan, perawat atau jejaring lainnya);

PARAF

PIHAK 1:
PIHAK 2:
33

G.

Pembayaran dari PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA melalui nomor rekening
bank, sebagai berikut :
Atas nama

: ...

Rekening Bank

: ...

Nomor Rekening

: ...

No. NPWP

: ..a.n .

PIHAK PERTAMA
BPJS KESEHATAN
CABANG UTAMA JAKARTA TIMUR

PIHAK KEDUA
KLINIK PRATAMA
.

dr. DONNI HENDRAWAN, MPH

..

SENIOR MANAGER
FORMULIR

PERNYATAAN PESERTA

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama
:

Tempat/Tanggal Lahir
:

Jenis
Kelamin
:
Lampiran
III Perjanjian

NIK
:
Nomor :
/PKS/IV.03/1215

Nomor :
Nomor Telepon

Dengan sadar, terkait pemanfaatan jaminan pelayanan kesehatan BPJS Kesehatan,


dengan ini menyatakan:
PIHAK
1:
kesediaan atas data medis (rekam medis) diri saya untuk dipergunakan
oleh Dokter
/
PARAF
Rumah Sakit / BPJS Kesehatan sesuai kepentingannya

PIHAK 2:

., 20..
Yang Membuat Pernyataan

34

PARAF

PIHAK 1:
PIHAK 2:
35

PIHAK PERTAMA
BPJS KESEHATAN
CABANG UTAMA JAKARTA TIMUR

PIHAK KEDUA
KLINIK PRATAMA
.

dr. DONNI HENDRAWAN, MPH

..

SENIOR MANAGER

Lampiran IV Perjanjian
Nomor :

/PKS/IV.03/1215

Nomor :

LAPORAN PELAYANAN
RAWAT JALAN TINGKAT PERTAMA (RJTP)
BULAN ......... TAHUN ......

Nama Faskes :

PARAF

PIHAK 1:
PIHAK 2:
36

Alamat

N
O

TANGGAL

NO
KARTU
PESERTA

NAMA PESERTA

DIAGNO
SA

DI
RUJUK

TANDA
TANGAN
PASIEN

Total Peserta yang berkunjung = ..........


Total Peserta yang dirujuk

= ...........

PARAF

PIHAK 1:
PIHAK 2:
37

PIHAK PERTAMA
BPJS KESEHATAN
CABANG UTAMA JAKARTA TIMUR

PIHAK KEDUA
KLINIK PRATAMA
.

dr. DONNI HENDRAWAN, MPH

..

SENIOR MANAGER

Lampiran V Perjanjian
Nomor :

/PKS/IV.03/1215

Nomor :

LAPORAN PELAYANAN
RAWAT INAP TINGKAT PERTAMA (RITP)
BULAN ......... TAHUN ......
Nama Faskes :
Alamat
:

N
O

TANGGA
L

NO
KARTU
PESERTA

NAMA
PESERTA

DIAGNO
SA

LOS

DI
RUJU
K

PARAF

TANDA
TANGAN
PASIEN

PIHAK 1:
PIHAK 2:
38

Total
Peserta
= ..........
Total
Peserta
= ...........

yang

berkunjung

yang

dirujuk

PIHAK PERTAMA
BPJS KESEHATAN
CABANG UTAMA JAKARTA TIMUR

PIHAK KEDUA
KLINIK PRATAMA
.

dr. DONNI HENDRAWAN, MPH

..

SENIOR MANAGER

PARAF

PIHAK 1:
PIHAK 2:
39

Anda mungkin juga menyukai