PLC - SIEMENS
A
0
0
1
1
B
0
1
0
1
Q
0
1
1
1
Ladder diagram :
Fernando Sihombing
PLC - SIEMENS
A
Q
B
A
Q
B
Ladder diagram :
A
B
B
0
1
0
1
Q
0
0
0
1
A
0
1
Q
1
0
Ladder diagram :
A
A
0
0
1
1
B
0
1
0
1
Q
1
0
0
0
A
0
0
1
1
B
0
1
0
1
Q
1
1
1
0
Ladder diagram :
Fernando Sihombing
PLC - SIEMENS
Flip flop
Jenis-jenis flip-flop antara lain : RS flip-flop, JK Flip-flop, D Flip-flop. Didalam PLC,
yang biasa digunakan adalah RS Flip-flop.
R
RS
Flip-flop
R
0
0
1
1
S
0
1
0
0
Q
0
0
1
TOGLE
Bilangan Dasar
Sistem bilangan yang biasa digunakan :
Sistem Bilangan Biner (Basis 2)
Pada sistem bilangan ini hanya mengenal 2 macam angka saja yaitu 0 dan 1.
Sistem bilangan oktal ( Basis 8 )
Pada sistem bilangan ini mengenal 8 angka yaitu 0,1,2,3,4,5,6,7.
Sistem bilangan desimal (Basis 10)
Pada basis 10 adalah bilangan yang biasa kita gunakan, yaitu 10 angka dasar :
0,1,2,3,4,5,6,7,8,9.
Sistem bilangan hexa desimal (Basis 16)
Pada sistem bilangan Hexadesimal mengenal 16 angka dasar antara lain :
0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,A,B,C,D,E dan F.
Konversi Bilangan
Masing-masing sistem bilangan diatas dapat dikonversikan satu sama lain misalnya :
a. Bilangan Biner ke desimal :
(1101) = (1X23) + (1X22) + (0X21) + (1X20)
= 8+4+0+1
= 13
b. Bilangan Oktal ke desimal :
(137) = (1X82) + (3X81) + (7x80)
= 64 + 24 + 7
= 95
c. Bilangan hexadesimal ke desimal :
(1A5) = (1X162) + (10X161) + (5X160)
= 256 + 160 + 5
= 421
Dasar PLC siemens
PLC Siemens S5 menggunakan logic control yang sederhana dengan sinyal biner (0
dan 1 atau low dan high) dan dapat bekerja dengan kompleks dalam suatu proses
otomatisasi.
PLC Siemens terdiri dari beberapa komponen utama :
Modul Power Supply
Central Processing Unit (CPU)
Modul Input dan Output (I/O)
Modul Intelligent input/output (IPs)
Communication Processor (CPs)
Perencanaan pemograman dilakukan dengan bahasa step 5 (S5D), yaitu :
3
Fernando Sihombing
1.
2.
3.
4.
5.
PLC - SIEMENS
CSF
LAD
STL
Fernando Sihombing
PLC - SIEMENS
Dalam semua
Blok
STL, CSF, LAD
Operasi
Supplementary
Hanya dalam
Function Blok
STL
Feature khusus
Operasi System
Hanya dalam Function
Blok
STL
Hanya untuk pemakai
dengan pengetahuan
System yang baik
Operand Area
Pemrograman STEP 5 memiliki area operasi :
I
(input)
Interface dari proses ke Programmable Controller
Q
(Output)
Interface dari Programmable Controller ke proses
F
(Flags)
Memory untuk hasil dari operasi biner
D
(data)
Memory untuk hasil dari operasi digital
T
(Timer)
Memory untuk implementasi timer
C
(Counter)
Memory untuk implementasi Counters
P
(Peripherals) Interface dari proses ke Programmable Controller
K
(Constants) Mendefinisikan numeric value
OB,PB,SB,
FB,DB (Blok)
Struktur Program
Konversi Sirkuit diagram
Jika otomatisasi yang dibuat dalam bentuk sebuah sirkuit diagram, apabila akan
dibuat dalam pemrograman STEP 5 harus dikonversikan terlebih dahulu kedalam
bentuk STL, CSF atau LAD.
Contoh konversi penulisan dari Circuit diagram ke bentuk STL, CSF, dan LAD
misalnya :
Operasi AND
Contoh :
Output Q 3.5 bernilai 1 ketika ketiga inputnya adalah 1. Output akan berlogika 0
jika ada salah satu inputnya 0.
Circuit Diagram
STL
I1.1
I1.3
I1.7
A
A
A
=
I
I
I
Q
1.1
1.3
1.7
3.5
Q3.5
Fernando Sihombing
PLC - SIEMENS
CSF
LAD
I1.1
I1.1 I1.3
I1.3
I1.7
Q3.5
&
I1.7
Q3.5
Operasi OR
Output Q3.2 akan 1 ketika setidaknya salah satu input adalah 1.
Output Q3.2 adalah 0 ketika semua input adalah 0
Circuit Diagram
I1.2
I1.7
STL
1.5
O
O
O
=
Q3.2
I
I
I
Q
1.2
1.7
1.5
3.2
CSF
LAD
I1.2
Q3.2
I1.2
I1.7
>/ 1
I1.7
I1.5
Q3.2
I1.5
Circuit Diagram
I1.5
I1.4
I1.6
I1.3
Q3.1
STL
A
A
O
A
A
=
I 1.5
I 1.6
I 1.4
I 1.3
Q 3.1
Fernando Sihombing
PLC - SIEMENS
CSF
I1.5
&
I1.5
I1.6
I1.4
I1.3
Q3.1
>=1
I1.6
I1.4
LAD
&
I1.3
Q3.1
I6.0
I6.1
I6.2
I6.0
&
Q2.1
I6.2
I6.1
&
I6.3
Q2.1
I6.3
RS FLIP-FLOP
Contoh :
Sebuah input 1 pada I2.7 menjadikan output flip-flop Q3.5 adalah 1. Jika status
sinyal pada input I2.7 dirubah menjadi 0 maka status Q3.5 akan tetap
dipertahankan (terkunci).
Sebuah input 1 pada I1.4 akan mereset flip-flop (status sinyalnya 0).
Circuit Diagram
I1.4
I2.7
STL
A
S
1
R
I
Q
I
Q
2.7
3.5
1.4
3.5
Q3.5
Fernando Sihombing
PLC - SIEMENS
CSF
LAD
Q3.5
Q3.5
I2.7
I2.7
S
I1.4
I1.4
Pulsa
Contoh :
Output Q4.0 akan diset apabila status siyal pada input I 3.0 berubah dari 0 ke 1.
Tetapi output tidak boleh diset lebih dari 5 detik.
Timing Diagram
Circuit Diagram
Signal state
1
I3.0
0
I3.0
T1
Q4.0
Q4.0
time in sec
5
STL
CSF
LAD
T1
I3.0
T1
BI
KT 50.1 TV
BI
DE
Q
I3.0
A
L
SP
A
=
I
KT
T
T
Q
3.0
50.1
1
1
4.0
KT 50.1 TV
DE
Q
Q4.0
Q4.0
Fernando Sihombing
PLC - SIEMENS
Extended Pulsa
Contoh ;
Output Q4.1 diset untuk sebuah waktu tertentu ketika sinyal pada input I3.1
berubah menjadi 1. Waktu ditentukan pada IW 15.
Timing Diagram
Circuit Diagram
Signal state
1
I3.1
1
I3.1
T2
1
0
Q4.1
T2
time in sec
t
Q4.1
STL
CSF
LAD
T2
T2
I3.1
A
L
SE
A
=
I
IW
T
T
Q
3.1
15
2
2
4.1
I3.1
IW 15 TV
BI
IW 15
TV
DE
BI
DE
Q4.1
Q4.1
On Delay
Contoh :
Output Q4.2 akan diset 9 detik setelah input I3.5. selama waktu itu input harus
bernilai 1.
Timing Diagram
Circuit Diagram
Signal state
1
I3.5
2
I3.5
1
T3
0
Q4.2
time in sec
9
Q4.2
Fernando Sihombing
PLC - SIEMENS
STL
CSF
LAD
T3
I3.5
A
L
SP
A
=
I
KT
T
T
Q
3.3
9.2
3
3
4.2
T3
I3.5
KT9.2 TV
BI
DE
KT 9.2 TV
BI
DE
Q4.2
Q4.2
R
Circuit Diagram
Signal state
1
I3.2
0
I3.3
H1
1
0
I3.2
T4
I3.3
H1
1
0
Q4.3
H1
Q4.3
time in sec
STL
CSF
LAD
T4
A
L
SS
A
R
A
=
I
KT
T
I
T
T
Q
3.3
50.1
4
3.2
4
4
4.3
I3.3
T4
KT 50.1 TV
I3.3
BI
KT 50.1 TV
DE
BI
DE
Q4.3
I3.2
Q4.3
I3.2
Off Delay
Contoh :
Ketika input I3.4 direset, output Q4.4 akan diset ke nol setelah ada delay (t). Value
pada spesifikasi waktu delaynya ada pada FW 13.
10
Fernando Sihombing
PLC - SIEMENS
Timing Diagram
Circuit Diagram
Signal state
1
I3.4
0
I3.4
I3.4
1
0
Q4.4
T5
time in sec
Q4.4
STL
CSF
LAD
T5
T5
I3.4
A
L
SF
A
=
I
FW
T
T
Q
3.4
13
5
5
4.4
I3.4
FW13 TV
BI
DE
Q
FW13
TV
BI
DE
Q4.4
Q4.4
R
Struktur Program
Sebuah program STEP 5 dapat dibuat dalam dua macam bentuk :
- Linear
- Terstruktur
Pemograman Linear
Pemrograman operasi tersendiri didalam satu seksi (blok) sudah cukup untuk
menangani pekerjaan-pekerjaan otomatisasi. Untuk STEP 5 100U ia akan men-scan
organization Blok (OB) secara berkala. Setelah scaning mencapai statement terakhir,
ia akan kembali ke statement pertama dan memulai scanning kembali. Beberapa Hal
yang perlu diingat :
- Ketika OB1 Dipanggil, 5 words dimasukkan ke block header dalam program
memory.
- Umumnya sebuah statement memakai 1 word dalam program memory.
Dua word statement termasuk yang telah ada (mis dengan operasi Load
Constant) statement ini akan dihitung dua kali ketika sedang mengkalkukasi
panjang program.
- Seperti semua blok, OB1 harus diakhiri dengan sebuah Blok End Statement (BE).
Pemrograman Terstruktur
Untuk memecahkan task yang kompleks, disarankan untuk memecah sebuah
program menjadi beberapa program dengan isi program tersendiri (blok). Prosedur
ini memiliki keuntungan :
- Sederhana dan pemrograman yang mudah, sekalipun untuk program yang besar
- Bagian-bagian program dapat distandarisasikan
- Mudah dalam pengubahan
- Pengetesannya mudah
11
Fernando Sihombing
PLC - SIEMENS
Start-ups-nya mudah
Teknik subrutin (Blok dipanggil dari lokasi yang berbeda)
Sebuah program menggunakan blok pemanggil untuk keluar dari satu blok dan
lompat ke blok yang lain. Oleh karena itu Kita dapat menggunakan sekumpulan
program, fungsi, dan sequence blok secara acak sampai dengan 16 level. Kumpulan
program ini dapat sampai mencapai 32 level untuk CPU 103 versi 8MA03.
Total kedalaman kumpulan (Nesting depth) program adalah jumlah dari kedalaman
kumpulan dari call yang diprogramkan pada organization block. Jika kumpulan
melebihi dari 16 level, CPU akan berubah ke STOP mode dengan pesan error
STUEB, blok stack over flow. Gambar berikut menjelaskan prinsip nesting.
OB 1
Level 1
Level 2
Level 3
Level 16
12
Fernando Sihombing
PLC - SIEMENS
Struktur Blok
Setiap Blok berisi bagian-bagian sebagai berikut :
- Blok Header yang menjelaskan type blok, nomor dan panjang.
Dibuat oleh pemrogram ketika dirubah kedalam blok
- Badan blok sebagai STEP 5 program atau data.
Pemrograman
Dalam membuat suatu program, blok program (kecuali untuk data blok) yang dibuat
harus:
- Menjelaskan Type bloknya (contoh PB)
- Menjelaskan nomor bloknya (contoh 27)
- Memasukkan Statement Control Program
- Mengakhiri blok dengan BE statement.
A. Organization Blok
Organization Blok (OB) adalah sebagai penghubung antara Operating system dan
control program. Organization Blok ditangani dengan cara :
- Organization Blok OB1 dipanggil secara berkala oleh operating system.
- Beberapa Organization blok adalah event-driven atau pengontrolan waktu.
Mereka dapat dipanggil untuk merespon ke keadaan atau waktu tertentu:
- Dengan sebuah switch dari STOP ke RUN (OB21)
- Dengan sebuah switch dari power OFF ke power ON (OB22)
- Dengan interupts (OB2 dan OB13)
- Beberapa Organization Blok lain memperlihatkan fungsi operasi (sama dengan
function Blok integral). Mereka dapat dipanggil oleh control program.
OB No.
Fungsi
OB22
OB34
Battery failure
13
Fernando Sihombing
PLC - SIEMENS
OB1
System program
PB1
SB1
FB2
FB61
Control Program
B. Program Blok
Isi dari bagian program itu sendiri diprogram pada program blok (PB).
Keuntungannya: Fungsi kontrol dapat diperlihatkan secara grafik di program blok .
Call
Blok Call JU dan JC sebagai pengaktif program blok. Kita dapat memprogram operasi
ini dalam semua type blok kecuali data blok. Blok call dan blok end menyebabkan
RLO dimuat kembali. Akan tetapi RLO dapat saja termasuk dalam blok baru dan
dievaluasi disana.
C. Sequence Blok (untuk CPU 103 keatas)
Sequence Block (SB) adalah program blok khusus yang memproses kontrol sequens.
Sequence blok diperlakukan seperti program blok.
D. Function Block
Fungsi kontrol yang komplek atau yang berulang-ulang diprogramkan didalam
function Block (FB).
Fungction Blok memiliki spesifikasi khusus :
FB dapat memberikan parameter.
Parameter sesungguhnya dapat diberikan ketika blok dipanggil.
FB dapat menyampaikan set operasi yang tidak tersedia ke blok lainnya.
Program FB hanya dapat dituliskan dan didokumentasikan dalam STL.
Untuk CPU 102 ver 8MA02 keatas, beberapa type FB yang tersedia :
FB yang dapat kita program
FB yang terintegrasi dalam satu operating system
FB yang tersedia dalam paket software.
14
Fernando Sihombing
PLC - SIEMENS
Block header
Disampin Blok Header, Function Block memiliki informasi yang terorganisaisi dimana
tidak dimiliki oleh blok yang lain.
Sebuah memory Function Blok memerlukan :
Blok header (5 words) seperti blok lain.
Nama Blok (5 words)
Block parameter untuk penempatan parameter
Pembuatan sebuah Function Blok (untuk CPU 103 keatas)
Yang paling membedakan dengan blok lainnya, adalah parameter dapat diserahkan
di FB.
Untuk menempatkan parameter, kita harus memprogram parameter intormasi blok
yang bersangkutan.
Nama Blok Parameter (Formal Operand)
Setiap parameter blok sebagai sebuah formal operand akan memberikan sebuah
Designation (DES). Dibawah DES ini akan ditimpa oleh parameter yang
sebenarnya ketika function block dipanggil.
Nama yang dibuat dapat memuat 4 karakter panjang dan harus diawali dengan
sebuah karakter alpha. Kita dapat memprogram sampai dengan 40 blok
parameter untuk setiap function block.
Type Block Parameter
Kita dapat memasukkan type-type parameter berikut :
- I Input parameter
- Q Output Parameter
- D Data
- B Blok
- T Timer
- C Counters
Dalam bentuk grafik, parameter output ditunjukkan di kanan dari function
symbol, dan parameter lain ditunjukkan disebelah kirinya.
Type Block Parameter Data
Kita dapat menjelaskan type data sebagai berikut :
- BI
untuk operand dengan sebuah bit address
- BY
Untuk operand dengan sebuah byte address
-W
Untuk operand dengan sebuah word address
-K
Untuk Konstanta
Ketika menentukan parameter, kita harus memasukkan spesifikasi dari semua
parameter blok.
15
Fernando Sihombing
PLC - SIEMENS
Block Header
Name
Block
Parameter
Control
Program
Penempatan memory
NAME : EXAMPLE
DES: IN 1
I
DES: IN 2
I
DES: OUT1
Q
BI
BI
BI
Block Parameter
Name
Data type
Parameter type
:A = IN 1
:A = IN 2
:= = OUT 1
Contoh program
16
Fernando Sihombing
PLC - SIEMENS
Nama (DES) dari sebuah parameter adalah IN1, type parameter adalah I
(sebagai input). Type datanya adalah BI (dalam bit). Formal operand untuk
FB memiliki struktur :
DES: IN1
BI
Jelaskan di parameter list blok yang dipanggil dengan operan sebenarnya
yang menggantikan formal operand di FB call. Didalam contoh ini : I 1.0
Masukkan dalam parameter list :
IN1
: I 1.0
Ketika FB dipanggil, ia akan menggantikan formal operand IN1 dengan
operand sebenarnya I 1.0
FB Call memerlukan 2 words di program memory internal. Setiap parameter
memerlukan beberapa memory word tambahan.
Nama dari function block disimpan didalam function block. Designations (DES) dari
function block input dan output yang terlihat di programmer selama pemrograman
juga tersimpan di function block. Sebelum kita memprogram, kita harus memlilih
salah satu dari dua pilihan :
Transfer semua function block yang dibutuhkan ke disket program (Untuk
pemrograman off-line)
Masukkan semua function block yang dibutuhkan langsung kedalam memory
program dari PLC).
E. Data Blok
Data blok (DB) merupakan tempat penyimpanan data yang akan diproses didalam
sebuah program.
Type data yang diperbolehkan :
Bit pattern (menunjukkan status system yang dikontrol)
penomoran Hexadesimal, binary, atau desimal (waktu, hasil atau operasi
aritmatika).
Karakter Alphanumerik (pesan text dalam bentuk ASCII)
Pemrograman Data Blok
Program dimulai dengan menjelaskan nomor blok antara 2 dan 63 (untuk CPU100 &
102) dan antara 2 dan 255 (untuk CPU 103 ). DB0 disediakan untuk operating
system. DB1 untuk setting parameter untuk funsi internal. Data disimpan di blok ini
dalam words.
Jika informasi memerlukan lebih dari 16 bits, bits teratas akan di
dengan
nol.
Input data dimulai di data word 0 dan terus berurut secara ascending. Sebuah data
blok dapat memuat sampai 256 data words. Kita dapat merubah isi dari data words
dengan opersi load atau transfer.
Stored Values
DW0 A13C
DW1 2100
DW2 5572
block didalam kontrol program.
17
Fernando Sihombing
PLC - SIEMENS
Didalam sebuah blok, sebuah data blok kembali valid sampai data blok lain
dipanggil.
Ketika program lompat kembali kedalam blok level tertinggi, data blok yang telah
valid sebelum blok yang dipanggil kembali valid.
Setelah OB1, 2, 13, 21, 22 telah dipanggil oleh operating Sytem, tidak ada DB
yang valid.
18
Fernando Sihombing
PLC - SIEMENS
19
Fernando Sihombing
PLC - SIEMENS
Timers
Counters
Flags
Process I/O
image tables
Interrupt
process I/O
images table
System
data
RAM
ROM (Operating
System)
Submodul
Memory
Processor
ALU
(ACCU 1 DAN 2,
bit ACCU (RLO)
Serial Port
I/O BUS
Modul Digital :
-Input
-Output
Modul Analog :
- Input
- Output
Modul
Fungsional
I/O modules
20
Fernando Sihombing
PLC - SIEMENS
Memproses
informasi di ACCU
1 dan ACCU 2
Mengirim
informasi ke
PIQ
Processor
Berdasarkan pada kontrol program, prosesor memanggil statements di program
memory dan mengeksekusinya. Ia memproses inforamasi dari PII dan membawanya
ke value pertimbangan dari internal timers dan counters seperti sinyal status dari
internal flags.
External I/O Bus
Bus I/O adalah penghubung electrical untuk semua sinyal yang berubah-ubah antara
CPU dan modul S5-100U didalam sebual programmable controller.
21
Fernando Sihombing
PLC - SIEMENS
Konfigurasi Electrical
Konfigurasi Electrical untuk S5-100 U
Power Supply
Seluruh kontrol untuk S5-100U terdiri dari beberapa bagian sirkuit elektrik :
- Control circuit untuk S5 100 U (24 V DC)
- Control circuit untuk sensor (24 V DC)
- Load circuit untuk actuator (24 V DC atau 115/230 V AC)
Control Circuit
Sumber power untuk control circuit digunakan untuk mensuplai CPU, unit bus,
programmer interface, dan control circuit internal untuk modul I/O. Ketika incoming
supply sebesar 24 V DC /1 A, modul power supply PS 931 menyediakan sebuah
internal supply + 9 V sampai dengan total 1 A arus input ke modul I/O. Grounding
spring harus juga terlindung dari interferensi dan harus di ketanahkan.
Load Circuit
Sumber power untuk load circuit mensuplai actuator dari peralatan proses.
Power supplai 24 V DC yang dianjurkan untuk digunakan
- PS 931 power supply modul
- Sebuah siemens Load power supply dari seri 6EV1
Jika menggunakan power supplai selain yang dianjurkan diatas, harus dipastikan
bahwa load voltage range berada diantara 20 30 V (termasuk ripple).
Konfigurasi Electrical dengan External I/O
Gambar dibawah ini memperlihatkan beberapa macam konfigurasi yang dapat
dibentuk. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merancang konfigurasi :
- Kita harus memiliki sebuah switch utama sesuai dengan VDE 0100 untuk S5-100,
sensor, dan actuators.
- Kita tidak memerlukan fuse tambahan untuk menghubungkan S5-100U dan
memberikan power ke sirkuit jika radial line kita memiliki panjang maksimum 3
meter dan dan bersifat earth fault proof dan short circuit proof.
- Kita memerlukan sebuah load power supply untuk 24 V DC load circuit.
Kita memerlukan sebuah back up kapasitor (rating 200 uF per 1 A dari arus
beban) jika memiliki power supply yang tidak distabilkan.
- Jika kita mempunyai load circuit AC dengan lebih dari 5 actuating coil, disarankan
untuk menggunakan isolasi galvanis melalui sebuah transformer.
- Kita harus menggroundkan load circuit pada ujungnya.
- Kita harus membagi fuse load voltage untuk sensor circuit dan untuk actuator
circuit.
22
Fernando Sihombing
PLC - SIEMENS
L1
L2
L3
N
PE
PS
CPU
DI
DI
DO
DO
230 V AC
23
Fernando Sihombing
PLC - SIEMENS
L1
L2
L3
N
PE
CPU
L+
M
GND
DI
DI
DO
DO
L+
24
Fernando Sihombing
PLC - SIEMENS
L1
L2
L3
N
PE
100K
1 uF/
500 V AC
Install the standard mounting
rail electrically isolated
CPU
L+
L+
M
GND
DI
DI
DO
DO
L+
25
Fernando Sihombing
PLC - SIEMENS
CPU
Central
Grounding point
PS
L+
M
GND
Common chassis
ground
M
L+
Load
power supply
CPU
Central
Grounding point
PS
L+
M
GND
L+
Load
power supply
26
Fernando Sihombing
PLC - SIEMENS
Wiring (pengkabelan)
Metode koneksi pada hardware Siemens dibagi atas:
Metode penyambungan type terminal SIGUT screw dan Crimp snap in
terminal type SIGUT screw
Ketika menggunakan type screw terminal, kita dapat menjepit dua kabel sekaligus
per terminal. untuk mengencangkan sekrupnya, sebaiknya digunakan obeng yang
berukuran 3.5 mm
Kabel yang dapat dipergunakan :
Kabel serabut dengan inti dan pembungkus
2 x 0.5 s/d 1.5 mm2
Kabel isi tunggal (solid)
2 x 0.5 s/d 2.5 mm2
Terminal crimp snap in
Seperti pada CPU, pada Unit bus juga menggunakan konektor metode crimp snap-in.
Pada terminal ini kita dapat menghubungkan konduktor kabel serabut dengan
ukuran dari 0.5 s/d 1.5 mm2.
Penyusunan Kabel
Penyusunan kabel didalam kabinet
Untuk menginstalasikan sistem pengkabelan didalam sebuah kabinet, penyusunan
kabel tersebut harus memperhatikan EMC (ElectroMagnetic Compability) agar kebal
terhadap pengaruh interferansi. Untuk itu ketika dalam perencanaan dan sebelum
pemasangan, kita harus membagi kabel yang akan digunakan dalam tiga group:
Group 1 :
Kabel data berpelindung
Kabel analog berpelindung
Kabel tanpa pelindung untuk DC dan AC < 60 V
Kabel berpelindung untuk DC dan AC < 230 V
Group 2 :
Kabel tanpa pelindung untuk DC dan AC > 60 V dan < 230 V
Group 3 :
Kabel tanpa pelindung untuk DC dan AC > 230 V dan < 1 kV
Kita harus memasang setiap group dari kabel tersebut secara terpisah misalnya
dengan mengikatnya menjadi satu menurut groupnya atau mengurut secara terpisah
pada cabel ducts.
Penyusunan kabel diluar kabinet
Sebaiknya selalu menggunakan kabel sinyal analog berpelindung.
Pemasangan kabel berikut harus pada jalur/ cable ducts yang sama:
Kabel digital tanpa pelindung < 60 V
kabel data berpelindung dan kabel analog berpelindung
Kabel sinyal berpelindung s/d 230 V
Pemasangan kabel dengan voltage > 230 V harus terpisah.
Hal yang harus diperhatikan dalam instalasi kabel :
1. Pemasangan kabel sinyal tidak boleh diletakkan secara paralel langsung dengan
kabel power.
2. Pemasangan kabel yang sensitif terhadap elektromagetik setidaknya berjarak 1
meter dari sumber interferensi (kontaktor, transformator, motor, arc welder,
dsb).
27
Fernando Sihombing
PLC - SIEMENS
3. jika dua komponen kontrol terdiri dari beberapa kabel sinyal, sebaiknya di ikat
menjadi satu kabel.
4. Kabel-kabel sinyal dibundel menjadi satu dan dilewatkan dengan jarak sependek
mungkin.
5. Untuk kabel-kabel yang terpisah dan membawa type sinyal yang sama sebaiknya
diikat menjadi satu.
6. Rute kabel sebaiknya mengikuti sepanjang permukaan ground chasis.
7. Sebaiknya tidak menggunakan terminal untuk memperpanjang kabel.
8. Pemasangan kabel power dan kabel sinyal sebaiknya dilakukan secara terpisah
pada cable ducts dan switch boxs.
PENYAMBUNGAN MODUL DIGITAL
Semua modul I/O yang ada harus dihubungkan ke bus unit, dan Modul I/O ini
dihubungkan ke terminal blok dari bus unit.
PENYAMBUNGAN MODUL DIGITAL 4 CHANNEL
Semua modul ini dirancang untuk two wire connection, untuk itu kita dapat
menghubungkan langsung ke sensor atau ke device output. Kita tidak memerlukan
block distribusi.
4 channel dari modul diberi nomor dari .0 sampai .3. (nomor .4 sampai .7 hanya
penting untuk ET 100 distribution I/O system). Setiap channel memiliki sepasang
terminal di terminal blok.
Penyambungan modul input 4 channel
Contoh : Penyambungan sebuah sensor ke channel 2 (address I3.2) pada
modul input di slot 3
L+
10
Sensor
2
L+
10
lamp
28
Fernando Sihombing
PLC - SIEMENS
L+
10
sensor
L+ terminal
Penyambungan modul output 8 channel
Actuator harus terhubung ke terminal 2 melalui M (Negative) blok terminal.
Hal ini tidak diterapkan pada modul digital output 8 x 5 ke 24 V DC/0.1 A.
Contoh :
Penyambungan sebuah lampu ke channel 6 (address output Q 5.6) pada
sebuah modul output di slot 5.
L+
10
lamp
M terminal
29
Fernando Sihombing
PLC - SIEMENS
IN
L+
A7.3
L+
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
E6.4
M
L+
L+
Sensor
Lamp
M TERMINAL
L + TERMINAL
30
Fernando Sihombing
PLC - SIEMENS
Sistem Addressing
Input dan output mempunyai alamat address yang berbeda, sehingga kita harus
mengakesnya secara khusus. Pengalamatan I/O mempunyai cara yang sama dengan
pengalamatan untuk slot.
Ketika kita memasangkan sebuah modul pada suatu slot di bus unit, modul
disesuaikan dengan nomor slot dan secara berurutan dengan byte address yang
tetap di sebuah atau kedua proses image I/O tables.
Pada penyambungan sensor dan aktuator ke terminal blok, terminal yang dipilih
menentukan nomor dari channelnya.
Process Image I/O
Tables dalam CPU
Control Program
Modul I/O
Alamat di
Process Image Input
Table (PII)
Nomor Slot
+
Nomor Channel
Alamat di
Process Image Output
Table (PIQ)
Address
di sebuah
statement
Penomoran Slot
Sebuah PLC dapat mempunyai maksimum empat deretan tingkat. Kita dapat
menggunakan sampai dengan 16 bus unit (32 slot). Penomoran dari slot ini selalu
dilakukan secara berurutan. Penomoran dimulai dengan 0 dimulai pada slot
disamping CPU. Apakah modul terpasang atau tidak terpasang, tidak mempunyai
efek pada sistem penomoran.
Nomor Slot
CPU
30
31
Jika Programmable Controller terdiri dari lebih dari satu tingkat, penomoran dari
expansions tiers dilanjutkan pada slot berikutnya dari sisi sebelah kiri.
31
Fernando Sihombing
PLC - SIEMENS
Nomor slot
26 27 28 29 30 31
18 19 20 21 22 23 24 25
9 10 11 12 13 14 15 16 17
CPU
Ketika memperluas sistem, kita harus selalu menambahkan bus unit baru ke tingkat
tertinggi dari tier pada sisi disebelah kanannya. Sebaliknya, nomor slot pada sisi
sebelah kanan dari bus unit yang baru akan bertambah, dan memerlukan perubahan
alamat pada kontrol program.
Contoh berikut ini menunjukkan cara untuk melakukan exspansi dari 14 menjadi 18
slots :
Konfigurasi yang sudah ada
9 10 11 12 13
CPU
32
Fernando Sihombing
PLC - SIEMENS
9 10 11 12 13 14 15 16 17
CPU
Bus unit yang baru ditambahkan pada sisi sebelah kanan. Modul interface
disesuaikan pada sisi sebelah kanan. Nomor slot yang lama tetap dipakai, dan
penomoran slot yang baru dilakukan secara berurutan.
Modul Digital
Modul digital ini dapat digunakan pada semua slot yang ada (0 sampai 31).
Hanya dua informasi status (0 dan 1, OFF dan ON) pada setiap channel yang
dapat dikirimkan dari atau ke digital modul, dan membutuhkan memory satu bit.
Setiap channel dari modul digital diperlihatkan dalam sebuah bit. Inilah alasannya
mengapa setiap bit tersebut harus mewakili nomornya sendiri. Bentuk untuk
pengalamatan digital :
X
Y
Nomor bit (nomor channel)
Nomor Byte (nomor Slot )
33
Fernando Sihombing
PLC - SIEMENS
Slot number 0 1
64+65 72...
CPU
80...
88...
4
96...
5
104...
6
112...
7 channel number
120...
66+67
68+69
70+71
2
...79
...87
...95
...103
..111
..119
...127
I X.1
Fernando Sihombing
PLC - SIEMENS
Alamat terdiri dari byte address n atau n+1 dan nomor channel Y. n adalah
address permulaaan dari sebuah slot, atau bytes pertama dari byte yang tersedia
(misalnya byte 64 untuk slot 0). n+1 adalah byte kedua dari byte yang tersedia.
Penandaaan n dan n+1 ini tertera pada permukaan modul.
Informasi Input dan output menempati pengalamatan yang sama.
Channel number didefinisikan dengan koneksi dari aktuator dan sensor ke crimp
connector. Nomor channel tertera pada permukaannya.
Slot Number
Address
PII (IN)
dan
PIQ
(OUT)
Channel
n.0
s/d
n.7
Channel
n+1.0
s/d
n+1.7
64.0
s/d
64.7
72.0
s/d
72.7
80.0
s/d
80.7
88.0
s/d
88.7
96/0
s/d
96.7
104.0
s/d
104.7
112.0
s/d
112.7
120.0
s/d
120.7
65.0
s/d
65.7
73.0
s/d
73.7
81.0
s/d
81.7
89.0
s/d
89.7
97.0
s/d
97.9
105.0
s/d
105.7
113.0
s/d
113.7
121.0
s/d
121.7
Function Modul
Function Modul dapat saja terdiri dari :
Comparator Modul 2 x 1 s/d 20 mA /0.5 s/d 10 V
Timer Modul 2 x 0.3 s/d 300 s
Simulator Modul
Diagnostic Modul
Counter modul 25/500 Hz
Function modul ini memiliki addressing khusus. Beberapa function modul mempunyai
alamat seperti pada modul digital, dan ada juga function modul lainnya yang
mempunyai alamat seperti modul analog.
35
Fernando Sihombing
PLC - SIEMENS
Modul
Nomor Slot
0 s/d 31
Modul digital
0 s/d 31
32 s/d 63
64 s/d 127
Modul Analog
0 s/d 7
Ruang address untuk bytes 0 s/d disediakan untuk informasi dari atau ke modul
yang dialamati seperti modul digital.
Ruang address yang belum digunakan pada bytes 32 s/d 63 dapat digunakan
untuk menyimpan hasil-hasil intermediate.
Ruang address pada byte 64 s/d 127 disediakan untuk informasi dari atau ke
modul yang dialamati seperti untuk modul analog.
Slot
27
28
29
30
31
....
CPU
A1
Bit
7 6
AQ
DI
DI
DQ
DQ
Bit
7 6
0
0
1
2
3
4
0
1
2
3
4
27
31
31
64
65
72
79
byte
127
PII
PIQ
byte
127
36
Fernando Sihombing
PLC - SIEMENS
PII
Bit number
7 6 5 4 3 21 0
Byte 2
A I2.2
High byte
Byte 12
1
low byte
Pembacaan
setiap word IW <word
address>
Contoh : Pembacaan analog value dari
channel 3 dari 4 channel modul input
analog di slot 4.
L IW 102
ACCU 1
15
Byte 102
Byte 103
1
High byte
low byte
Selalu diset ke 0
37
Fernando Sihombing
PLC - SIEMENS
PII
Bit number
7 6 5 4 3 21 0
Byte 4
= Q 4.6
High byte
Byte 29
1
low byte
ACCU 1
15
Byte 116
Byte 117
1
High byte
low byte
Selalu diset ke 0
38
Fernando Sihombing
PLC - SIEMENS
Byte Address di
interrupt PII dan
interrupt PIQ
Modul
Nomor Slot
0 s/d 31
Modul digital
0 s/d 31
32 s/d 63
64 s/d 127
0 s/d 7
39
Fernando Sihombing
PLC - SIEMENS
Byte 21
high byte
Interupt PII
low bye
ACCU 1
15
high byte
0
low bye
40
Fernando Sihombing
PLC - SIEMENS
Interupt PIQ
Byte 13
T PB/PY* 13
ACCU 1
15
high byte
0
low byte
Penulisaan
setiap
word
PW
<word address>
Contoh : Penulisan analog value
ke channel 3 dari sebuah 4
channel modul output analog di
slot 5
Byte 110
Byte 111
T PW 110
ACCU 1
15
high byte
0
low byte
41
Fernando Sihombing
PLC - SIEMENS
Pendahuluan
Untuk dapat berkomunikasi dengan PLC siemens S5 digunakan sebuah program
yang disebut STEP 5 Software dan yang digunakan saat ini adalah Step 5/ST
Version 7.0. Software ini diinstalasikan pada sebuah komputer dalam hal ini disebut
SIEMENS PG 720. Dengan menggunakan PG 720, kita dapat berkomunikasi secara
on-line ataupun off-line dengan PLC, dapat merancang dan mengedit program
otomatisasi dan kita juga dapat menggunakannya untuk trouble shooting pada PLC .
A
B
C
D
H
F
G
42
Fernando Sihombing
PLC - SIEMENS
A Title Bar
Title bar ini mempunyai nama STEP 5. Button yang ada di title bar
ini biasa digunakan pada Windows 95.
B Menu Bar
Ketika kita memilih sebuah item di menu bar, baik dengan mouse
ataupun dengan keyboard, menu ini berisikan pilihan fungsi yang
berkaitan dengan item menu utama.
C Menu
Jika kita memilih menu dengan tanda panah (>) dikanannya,
berarti kita membuka sub menu yang ada.
Jika kita memilih menu dengan tanda (...) dikanannya, berarti kita
membuka sebuah dialog box.
D Working area Apabila kita memasukkan setting, informasi, pesan box dan
windows program editor semua ini ditampilkan didalam screen di
working area.
E S5 Identifier
Display ini menunjukkan paket tempat kita bekerja aktif,
contohnya dengan STEP 5/ST atau program S5 lain seperti GRAPH
5.
F Function key Function key menu digunakan untuk memanggil beberapa list box
atau editors secara langsung tanpa perlu memasukkan beberapa
tombol fungsi.
Untuk menampilkan fungsi key yang ada, digunakan TAB key atau
dengan meng-click symbol (>>) disebelah ujung kanan dari
display.
Kita dapat menggunakan fungsi yang ada dengan function key
menu dengan beberapa cara :
Klik pada bagian yang berisikan nama atau fungsi dengan
menggunakan mouse,
Fungsi pada bagian kolom paling bawah dapat diaktifkan
dengan menekan function key sesuai dengan nomor yang
tertera (F1 sampai dengan F12)
Kita dapat mengaktifkan fungsi yang ada di kolom teratas (ada
backgroundnya) dengan menekan kebawah SHIFT key lalu
menekan function key sesuai dengan nomor yang tertera di
kirinya (SHIFT F1 sampai SHIFT F12)
Dalam beberapa situasi, kita dapat melakukan kombinasi dari
function key dengan menekan CTRL/SHIFT + CTRL.
HELP
Kita dapat memperoleh informasi secara detail tentang
penggunaan fungsi yang ada dengan mengaktifkan key assigment
list function di Help menu atau dengan CTRL+F12.
G Info Line
Information line memberikan informasi tentang menu item yang
dapat kita pilih, (sub menu atau menu function) tetapi belum kita
aktifkan.
H Project file
Line ini menampilkan project file (PX.INI) dimana tempat kita
sedang aktif bekerja.
43
Fernando Sihombing
PLC - SIEMENS
A. PROJECT SETTINGS
Sebelum kita bekerja dengan STEP 5 Program, informasi yang harus dipersiapkan:
Beberapa atau semua file name yang dibutuhkan oleh user program
Direktory kerja yang berisikan semua file
Parameter spesifik project seperti type representasi atau mode-nya.
Kita hanya membutuhkan sekali saja pembuatan setting STEP5. Penjelasan sebuah
direktory yang unik yang berisikan kepemilikan file oleh suatu project akan
membuat kita lebih mudah dalam pengorganisasian program. STEP 5 menyimpan
semua seting dalam sebuah project file (*PX.INI) dan kita dapat membuat copynya. Dengan setting ini kita memiliki sebuah list dari semua data yang relevan untuk
sebuah project.
Kita dapat merubah seting setiap saat untuk menyesuaikannya dengan kondisi yang
baru. Sekali kita meload project file,data langsung tersedia dan kita dapat memulai
pemrograman tanpa harus membuat seting yang baru.
Project file berada di direktory yang sama dengan file. Setting di project file akan
menghubungkan ke file tersebut. Pengecualian untuk hal ini adalah printer file dan
path file. Semua ini selalu di direktory S5_SYS dan di S5_HOME direktory setelah
dimodifikasi.
Fungsi yang tersedia di File Project menu adalah sebagai berikut:
File >Project >set F4. Kita dapat men-set semua parameter yang dibutuhkan
untuk sebuah proyek spesifik. Ini termasuk :
Kepemilikan file dalam sebuah proyek. File ini selalu diset dalam job dan list box
atau dialog box dimana mereka berada.
Parameter seperti symbol, method representation (LAD, STL, CSF), character set,
dsb. Sekali kita memilih seting sebuah project, kita hanya dapat mengedit projet
ini.
File >Project>load... F10. Semua seting dari project yang telah dipilih akan di
load. Sekali project diload, hanya file milik project ini yang dapat diedit.
File >projet >save. Semua seting disimpan dalam file untuk suatu spesifik
project.
File >Project >Save as... Semua seting disimpan dalam bentuk file yang baru
untuk suatu spesifik project.
Sebuah bagian dari nama system file sudah fix (tidak dapat dirubah) seperti *ZO.INI
dan bagian lain memiliki 1 s/d 6 character yang dapat kita pilih. Untuk contoh,
symbol file EXA409ZO.INI berisikan bagian yang fix dan mempunyai nama EXA409.
1. Project Settings
File >Project >Set F4
44
Fernando Sihombing
PLC - SIEMENS
Pengoperasian
Kita dapat memindahkan input file dengan menggunakan cursor atau menggunakan
TAB key (forwards) atau SHIFT+TAB (backward). Pada project seting terdiri dari
beberapa tabs yaitu PLC, Blocks, Symbols, Documentation, Option, EPROM.
Pada PLC tab berisikan beberapa parameter diantaranya :
Mode:
Offline
tidak ada koneksi de PLC
On line
Terjadi hubungan permanen dengan PLC. Program (block) dapat ditest
dan diedit di PLC melalui hubungan phisical dan logical ;
Jika sebuah path name diset, hubungan melalui bus path.
Jika tidak ada path name diset, koneksinya langsung.
Terjadinya hubungan melalui pengecekan. Jika tidak ada hubungan yang
terjadi, pesan PLC timeout akan muncul.
Jika hubungan PG-PLC diinterupt,, PG hanya dapat beroperasi kembali
ketika monitoring time set telah terlewati.
Dynamic
Mode ini hanya mungkin ketika terjadi hubungan melalui bus path.
Hubungan hanya dapat terjadi ketika ada permintaan access dan akan
terputus segera setelah access selesai.
Modifiable:
Kita dapat memilih apa dan bagaimana program dapat dimodifikasi di
PLc. Dengan F3 key, sebuah box akan tampil dengan kemungkinan
mode modifikasi dimana kita dapat menset :
No
Kita tidak dapat memodifikasi program di PLC
Stop
Kita hanya dapat memodifikasi program di PLC ketika PLC didalam stop
mode
Cyclic
Kita dapat memodifikasi sebuah program PLC setelah processing cycle.
PLC type:
Jika terjadi sebuah hubungan, type dari PLC akan tampil disini.
Interface:
Jika kita menekan tombol F3, beberapa interface tampil dimana kita
dapat memilih salah satu. Defaultnya adalah AS511 interface. Dengan
interface ini kita dapat memilih mode secara langsung. Jika kita memilih
interface lain, sebuah bus path harus diedit sebelum kita dapat memilih
mode.
Parameter:
Dalam hubungan dengan interface yang akan diaktifkan, seting yang
dapat dilakukan :
Standard: Default untuk particular interface
Untuk AS511: COM1 s/d 4 dan drivers spesial tambahan 1 s/d 7.
Path name:
tempat nama /dipath mana file yang akan diedit tersimpan. Suksesnya
suatu hubungan yang terjadi diindikasikan dengan pesan Path ACTIVE.
Jika tidak ada hubungan yang terjadi, ini diindikasikan dengan pesan
PLC timeout.
Path file:
Nama dari file dimana path name tersimpan. File ini disimpan di
directory S5_SYS\AP.INI sebagai template dan setelah dimodifikasi ia
berada di S5_HOME directory. Jika kita membuat sebuah AP.INI baru, ia
selalu tersimpan di S5_HOME.
45
Fernando Sihombing
PLC - SIEMENS
Path option :
No
File yang ditunjukkan ke sebuah bus path tidak dapat dimasukkan.
Confirm
Jika files ditujukan ke sebuah bus path, dan jika path itu diset, file
hanya dimasukkan global di seting setelah konfirmasi dari user.
Always
Jika files ditujukan ke sebuah bus path, dan jika path itu diset, file
dimasukkan secara global dalam seting tanpa menunggu konfirmasi
user.
2. Load Project
File > Project >Load.. F10
Dengan fungsi ini kita dapat me-load setting yang kita pilih dan tersimpan dalam
sebuah file *PX.INI. Semua setting akan ditimpa ulang ketika kita menggunakan
load function. Begitu kita me-load setting yang baru, hanya file PX.INI baru yang
valid. Kita dapat merubah settingnya jika perlu.
3. Save Project
File > Project >Save
Dengan fungsi ini kita menyimpan setting yang ada yang kita buat. Setting ini
tersimpan di file *PX.INI yang telah ada.
4. Save Project As
File >Project > Save As...
Dengan fungsi ini kita dapat menyimpan seting yang kita buat dalam sebuah file
*PX.INI yang baru kita pilih.
B. MANAGING BLOCKS
Dengan fungsi yang ada di sub menu ini, kita dapat
dokumentasi files sesuai dengan direktori kerjanya.
Fernando Sihombing
PLC - SIEMENS
47
Fernando Sihombing
PLC - SIEMENS
C. DOS FILES
Dengan fungsi yang ada di sub menu ini, kita dapat mengatur file tanpa harus
kembali ke operating system. Fungsi yang tersedia :
Menampilkan single file atau group file dari directory yang dipilih di screen
Copy single file atau group file
Menghapus single file atau group file di directory yang dipilih.
48
Fernando Sihombing
PLC - SIEMENS
1. Display Directory
File >PCP/M File >Directory ...
Kita dapat menampilkan file list dari area pilihan user dari PCP/M disk.
2. Copy PCP/M files ke DOS Files
File >PCP/M Files >Copy PCP/M -> DOS
Dengan fungsi ini, kita dapat mengkonversi PCP/M file ke S5-DOS file
3. Copy DOS file ke PCP/M File
File >PCP/M Files >Copy DOS ->PCP/M Files
Dengan fungsi ini, kita dapat mengkonversi S5-DOS ke PCP/M file
4. Delete PCP/M File
File > PCP/M Files >Delete...
Kita dapat menghapus PCP/M file, baik single file ataupun semua file di user area.
E. DOS Command CTRL+F10
MS DOS Prompt
Dengan memilih menu File >Dos Commands atau CTRL+F10, maka akan tampil
Prompt MS_DOS system dan kita dapat memasukkan MS DOS Commands.
Keluar dari DOS
Ketikkan perintah EXIT untuk kembali ke STEP 5 user interface
F. Exit SHIFT+F4
Dengan menu ini kita mengakhiri program STEP 5. Jika kita memilih confirm always
di project settings, akan diminta konfirmasi bahwa kita akan keluar dari program
atau tidak, untuk menghindari pengakhiran program tanpa disengaja.
49
Fernando Sihombing
PLC - SIEMENS
Source :
Program files
menjelaskan dimana tempat file tersimpan, dan dibuat di project settings
PLC
Menjelaskan PLC dimana block tersimpan dan hanya dapat dilakukan pada online
mode.
Block list
Pada block list dapat kita isi dengan :
Single block
Block list
Block range
Block type
50
Fernando Sihombing
PLC - SIEMENS
DOC block
Jika kita menekan F7, STEP 5 akan menampilkan daftar dari tampilan yang mungkin.
Jika kita akan mengedit block yang sudah ada, atau menampilkan type block, tekan
tombol F3.
Options
Confirm befor overwritting
Ketika kita melakukan perubahan, kita akan ditampilkan pertanyaan konfirmasi
perubahan pada blok tersebut
Update assigment list
Jika kita akan mengedit symbol operand, seperti file *ZO.INI maka file *ZO.SEQ
akan diupdate ketika kita menyimpan input yang kita masukkan.
Update XRF
Cross reference list (*XR.INI) akan diupdate ketika sebuah block diubah.
Penjelasan
Edit symbol operand secara langsung dlm block
Membuat dan menampilkan cross reference,
Mencari sebuah operand
Halaman, copy, mark, insert, append dan delete
sebuah segment
Berubah ke edit mode,
Simpan block jika terjadi perubahan, atau kembali ke
main menu
Kembali ke main menu, semua perubahan tidak
disimpan.
Menampilkan relative operation address dlm byte atau
words,
Nomor Input library
Mengubah simbol on atau off
Mengubah line dan symbol comment on atau off
Mengubah metode tampilan LAD, CSF atau STL
Mengedit segment title atau segment comment
Menyimpan block tanpa konfirmasi, kita tidak perlu
keluar dari menu editor.
Menjelaskan penggunaan Function keys
Pengeditan Comments
Kita dapat menambahkan comments berikut ke STEP5 Block type OB, PB, SB, FB dan
FX:
Plant comments
Statement comment
Segment comment
Segment title
Operand comments
51
Fernando Sihombing
PLC - SIEMENS
Type Comment
Plant comment
Tempat pengeditan
File Documentation
Tempat penyimpanan
File Documentation
Statement comment
#OBDO.nnn,#PBDO.nnn
#SBOO.nnn,#FBDO.nnn,
#FXDO.nnn
Segment title
Operand comment
*ZO.INI
*ZO.SEQ
52
Fernando Sihombing
PLC - SIEMENS
Fernando Sihombing
PLC - SIEMENS
Untuk setiap segment kita dapat menuliskan sampai dengan maksimum 255 words.
Dalam penulisan statement list (STL), sebuah statement dituliskan dalam setiap line
termasuk absolute atau symbolic form. Sebuah statement berisikan operation dan
operand sebagai contoh :
Operation
Operand
Absolute statement
AN
I1.1
Symbolic statement
AN
-INPUT
Sebelum memulai pengeditan, check dahulu project settingnya, pastikan bahwa
program file, symbol file, mode, type representation yang dimasukkan sudah benar.
Statement selalu dimasukkan dalam edit mode. Jika kita membuka sebuah block
baru, STEP5 dalam Edit mode, jika kita membuka block yang telah ada, STEP5 dalam
output mode. Dalam hal ini kita dapat mengubah ke edit mode dengan F6=Edit.
Untuk memulai pengeditan, pilih menu Editor >STEP5 Block, setelah kita konfirmasi
dengan Edit, maka STL editor dimulai.
Setelah selesai, tekan insert key, maka STEP5 kembali ke output mode, lalu tekan
insert sekali lagi.
Dengan fungsi addresses kita dapat menampilkan relative operation address dalam
bytes atau word ketika mengedit STL. Ketika address ditampilkan, kita tidak dapat
mengedit statement.
BLOK FUNGSI
Sebuah function block (FB, Fx) adalah STEP5 program blok yang sama dengan OB,
PB dan SB.FB blok ini berisi operasi basic STEP5 sedangkan FB atau FX dapat
berisikan basic operation, suplementary operation dan system operation.
Untuk mengedit blok fungsi, STEP5 dalam mode edit (STL), dan segment 1 telah
terbuka. Jika kita menggunakan symbol operand symbol file harus ada dan kita
harus men set symbols:yes dalam project setings. Dengan sebuah function block,
langgkah yang harus diikuti :
54
Fernando Sihombing
PLC - SIEMENS
55
Fernando Sihombing
PLC - SIEMENS
56
Fernando Sihombing
PLC - SIEMENS
Gambar berikut menunjukkan sebuah contoh dari segment dalam LAD Representasi.
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(22)
(23)
(24)
(25)
Baris
Tampilan
Keterangan
(1)
(3)
PB1
-PROG1
C:CRANE2ST.S5D
LIB:25056
LEN : 53
Segment 5
Segment 1
Segment title
Edit
Symbolic operand
(4)...(22)
Editing area
(23)
(24) (25)
Messae line
Function keys
(2)
Nomor Segment
Text dlm max 32 karakter
STEP5 mode
Assigment Absolute operand->
Symbol operand -> operand
comment
Field input untuk logic
operation, call dan operand
Pesan STEP5 atau prompt
Key assigment untuk untuk
fungsi yg sedang aktif
57
Fernando Sihombing
PLC - SIEMENS
Editing Functions
Setelah kita memilih editor, STEP 5 akan menampilkan block yang telah dipilih dalam
job box di segment 1. Jika kita inngin membuat sebuah blok baru, maka segment ini
akan terlihat kosong.
Dengan menggunakan function keys, kita dapat memasukkan contacts, output dan
function element. Dalam tabel berikut menunjukkan function keys, dimana pada sisi
sebelah kiri dari tabel berisikan operation untuk proses, dimana kita dapat
memanggilnya dalam edit mode dengan menggunakan keystroke yang ditunjukkan.
Operation
Function Keys
Keterangan
F1
Contact NO
F2
Contact NC
F3
F4
Output
Bin Oper
F5
Pemanggilan Fungsi yg
kompeks
F5+F4
Connector
F5+F5
Negated connector
() Cursor right
Element kosong
Penamaan Operand
Setelah kita memasukkan LAD symbol, cursor akan melompat ke field name (mak 8
karakter) untuk setiap operand.
Ada dua cara penamaan operand :
1. Operand dapat diberi nama secara langsung setelah pemilihan symbol atau
setelah nama field dengan menggunakan tombol return.
2. Memasukkan nama operand dalam name fields dari segment yang komplet
mengikuti sepanjang kursor.
Pengeditan Operand Symbols
Ketika kita menekan F1=Disp Symb dalam output mode, STEP 5 menampilkan
sebuah list operand dalam absolute dan symbolic form dalam membuka sebuah
segment. Kita dapat mengedit list ini. Jika kita memasukkan symbol, pastikan bahwa
kita tidak melebihi dari 8 karakter. Jika kita melakukan perubahan, disarankan untuk
mengupdate assigment list.
Pengeditan Rungs Seri dan Paralel
Ketika kita memasukkan contact pertama pada posisi kursor disegment yang
kosong, kita dapat memasukkan sebuah rung secara kontinyu termasuk output
symbol. Kita dapat memasukkan sampai dengan 7 contact secara seri di rung ini
dengan menempatkan cursor pada element yang kososng dan memilih fungsi yang
diinginkan. Rung paralel akan tersambung secara langsung, dan kita dapat selalu
menyambungkan rung paralel ke power rail. Branches dapat dibuat dengan
58
Fernando Sihombing
PLC - SIEMENS
menempatkan kursor di sebuah contact, maka branch point dapat akan tampil
sebelum contact ini. Kita dapat memilih close brach point jika perlu dnegan
menggunakan F3= Close branch.
Memasukkan contact
Kita dapat selalu memasukkan sebuah contact pada element yang kosong. Sebelum
kita dapat memasukkan sebuah contact disebuah rung, kita terlebih dahulu harus
mengexspand rung dengan menggunakan SHIFT F7=Extras, F6=Exp Hor atau
expand (horizontal).
59
Fernando Sihombing
PLC - SIEMENS
60
Fernando Sihombing
PLC - SIEMENS
(1)
(2)
(3)
(4)
(22)
(23)
(24)
(25)
Baris
Tampilan
Keterangan
(1)
(3)
PB1
-PROG1
C:CRANE2ST.S5D
LIB:25056
LEN : 53
Segment 5
Segment 7
Segment title
Edit
Symbolic operand
(4)...(22)
Editing area
(23)
(24) (25)
Message line
Function keys
(2)
Nomor Segment
Text dlm max 32 karakter
STEP5 mode
Assigment Absolute operand->
Symbol operand -> operand
comment
Field input untuk logic
operation, call dan operand
Pesan STEP5 atau prompt
Key assigment untuk untuk
fungsi yg sedang aktif
61
Fernando Sihombing
PLC - SIEMENS
Function Keys
Keterangan
&
F1
Operasi AND
>=1
F2
Operasi OR
F3
Input
F4
Negated input
Bin Oper
F5
F5 DAN F4
Konektor
F5 DAN F5
Negated, konektor
Penamaan Operand
Penamaan operand dapat dilakukan secara langsung setelah memilih symbol yang
digunakan, setelah itu dengan menekan return key.
Pengeditan Symbol Operand
Ketika kita menekan F1=Disp Symb dalam output mode STEP5 menampilkan sebuah
list operand dalam form absolute and simbolic untuk segment yang dibuka.Kita
dapat mengedit list ini, maksimum 8 karakter. Jika kita melakukan perubahan,
disarankan untuk memilih update assigment list didalam job box.
Fungsi Editor untuk Modifikasi dan Delete
Ketika kita pertama kali memasukkan fungsi operasi yang ditunjukkan dengan kursor
dalam segment yang kosong, akan terbentuk sebuah fungsi blok dengan dua input
operand dan satu buah output. Kita dapat membuat sebuah serial chain dari fungsi
dengan maksimum 5 operator AND/OR.
Fungsi editor ini dapat digunakan untuk memodifikasi segment, mendelete segment,
editing connector, insert function block.
Untuk memodifikasi sebuah segment, jumlah operand input dapat diperbesar,
dengan meletakkan kursor dibawah input, dan dengan menyisipkan sebuah function
block.
Kita dapat mengkonvert input menjadi function block dengan meletakkan cursor
pada operand yang berhubungan dan menekan F1=& atau F2=>=1.
Beberapa aturan untuk mendelete operand dan function didalam segment :
- Lokasi input harus berada dibawah kursor yang akan didelete, function blok itu
sendiri akan berkurang sebanyak satu baris.
- Jika kita menghapus sebuah input yang terhubung, fungsi element sebelum input
ini juga akan terhapus.
62
Fernando Sihombing
PLC - SIEMENS
Untuk menambahkan operand, letakkan kursor pada posisi terbawah dari function
block dan tekan F3, maka operand yang belum terdefinisi akan ditambahkan pada
sisi terbawah dari block.
Jika kita akan menambahkan function block, letakkan kursor di input operand yang
akan ditimpakan dan tekan F1 atau F2, dan Step 5 akan menempatkan fungsi blok
dengan dua input sebelum input terdahulu.
Untuk menyisipkan operand, letakkan kursor pada input dari function block dimana
kita akan menyisipkan input operand.
Tekan SHIFT F7=Extras, F7=Exp Vert lalu F3=Input.
Sebuah operand yang belum terhubung akan disisipkan didalam block. Setelah kita
menamakan operand tersebut, kita dapat menginvert-nya dengan F4.
Untuk menyisipkan function block, letakkan kursor pada input sebelumnya dimana
kita akan menyisipkan fungsi baru, lalu tekan F7=Extras, F6=Exp Hor dan pilih
fungsi yang diinginkan.
63
Fernando Sihombing
PLC - SIEMENS
Kita dapat memilih panjang dari symbol operand dan comments operand dengan File
> Project> Set F4.
Symbol operand : 8 s/d 24 karakter (8default)
Comment Maksimum 40 karakter (40 default)
Setting ini sudah tetap untuk semua assigment list dan semua setting ini dapat kita
rubah baik ditambah atau dikurangi panjangngnya.
Setelah pengeditan, file ????Z?.INI akan dikonversikan kedalam symbol file
(*ZO.INI).Kita harus memasukkan nama dari symbol file didalam settings pertama.
Nama ini secara otomatis digunakan untuk assigment list.
Untuk memanggil Editor ini, pilih menu command Editor> Assigment list, maka akan
tampil sebuah editor untuk assigment list (*ZO.SEQ). STEP5 menampilkan sebuah
assigment list dengan kolomnya yang berisikan :
- Absolute operand
- Symbolic ooperand
- Operand comments
- Additional comments, dimulai dengan semicolon
- Form feed
Untuk membuat assigment list, langkah yang harus diperhatikan :
Edit assigment list sebagai source file (dengan extension *ZO.SEQ)
Assigment list ditranslate kedalam symbol file (tiga buah file dengan extension
Zx.INI, X=0,1,2) ketika kita menyimpan symbol file. Jika terjadi error ketika
konversi, maka STEP5 akan menuliskan error yang terjadi dalam error file (Extension
*ZF.SEQ). Kita dapat mencetak error yang terjadi dengan fungsi Management>
Assigment list> output Error list.
Tabel berikut memperlihatkan type operand yang dimasukkan sebagai symbol name
dalam assigment list :
64
Fernando Sihombing
PLC - SIEMENS
Operand
Keterangan
Operand
Keterangan
C
D
DB
DD
DL
DR
DW
DX
F
FB
FD
FW
FX
FY
I
IB
ID
Counter
Bit dalam data word
Data Block
Data double word
Data word, left byte
Data word, right byte
Data word
Extended data block
Flag
Function block
Flag double word
Flag word
Extended function block
Flag byte
Input
Input byte
Input double word
IW
OB
OW
OY
PB
PW
PY
Q
QB
QD
QW
S
SB
SD
SW
SY
T
Input word
Organization block
Word in ext. I/Os
Byte in ext. I/Os
Program block
Peripheral word
Peripheral byte
Output
Output Byte
Output Double word
Output word
Extended Flag
Sequence Flag
Ext. flag double word
Extended flag word
Extended flag byte
Timer
Screen Layout
Gambar berikut mrupakan tampilan dari field editing untuk assigment list:
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
65
Fernando Sihombing
PLC - SIEMENS
Keterangan
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
66
Fernando Sihombing
PLC - SIEMENS
67
Fernando Sihombing
PLC - SIEMENS
TEST MENU
Test menu ini hanya dapat dijalankan pada keadaan online mode.
Untuk memilih fungsi online, harus terdapat sebuah physical atau logical koneksi
antara PG dan PLC. Selain itu kita harus menset sebuah bus link (SINEC H1, SINEC
L2 atau AS511) dan mode dari PG itu sendiri.
Fungsi Online
Fungsi
Status PLC
Status Block
RUN
User checkpoint
Status Variable
RUN
System checkpoint
Start PLC
Stop PLC
Compress Memory
Force Variable
Force output
STOP>Run
RUN>STOP
RUN,STOP
RUN
STOP
ISTACK/BSTACK
STOP
Output Memory
contents
Memory configuration
RUN,STOP
RUN,STOP
Start cycle
Stop Cycle
PLC RAM area
System check point
System checkpoint
peripheral
PLC memory system
area
RAM/EPROM, S5 Bus,
I/Os
PLC RAM, EPROM
System Parameter
RUN,STOP
Program test ON
Program test OFF
PROG TEST
PROG
TEST>STOP
User checkpoint
User checkpoint
Keterangan
Test sequence dari statement di
user program
Output status sinyal dari process
variable (I,Q,F,S,T,C,D)
Seperti operasi manual
Seperti operasi manual
Compress memory
Modifikasi process variable
Set output ke status signal
(QB,QW,QD)
Output interupt stack/block stack
Output memory dan I/O address
dalam hexadesimal
Data tentang user memory dari
PLC (RAM/EPROM)
Informasi tentang struktur PLC
internal dan software release
(CPU)
Test single program
Mengakhiri program Test
Block Status
Dengan fungsi ini kita dapat mentest dan mengkoreksi block yang diload PLC. STEP5
akan menampilkan status signal yang ada dari variable prosess :
- Input (I), Timer (T) dan counter (C)
- Output (Q)
- Flags (F,S)
- Data (D)
Setelah kita memilih fungsi di menu Test, akan tampil Box Block Status List. Disini
kita memasukkan block yang akan di test.
Didalam ladder diagram dan control system flowchart, status sinyal diindikasikan
dengan sebuah garis koneksi
68
Fernando Sihombing
=======
...............
------------
PLC - SIEMENS
Status sinyal 1
Status sinyal 0
Status sinyal tidak dapat diperlihatkan
Status Variable
Dengan fungsi ini kita dapat menampilkan status sinyal dari operand yang dipilih
dalam sebuah list form ketika program dieksekusi.
Kita memasukkan operand yang akan dimonitor (process variable) dalam sebuah list
yang kosong dan tampil ketika kita memanggil fungsi test status variable.
Key
F1 = Fetch
F3 = Delete
F4 = Field
F5 =
F6 =
F7 =
F8 =
Shift
Save As
Activate
Save
Return
F8 = Help
Fungsi
Memanggil sebuah variable block
Menghapus line yang ada
Menampilkan variable di field, tombol + atau
untuk sebelum dan sesudahnya
Save operand list sebagai variable block
Mengaktifkan status processing
Save operand list dalam variable block yang ada
Kembali ke menu pilihan
Informasi help
Force Variable
Fungsi ini digunakan secara online untuk memodifikasi proses variable dan
memasukkannya secara langsung kedalam proses. Sebelum kita melakukan force
variable, terlebih dahulu harus diperhatikan akibat yang akan ditimbulkan terhadap
proses yang sedang berlangsung. Variable yang dapat dimodifikasi adalah I, Q, F, S,
T, C, D.
Fungsi ini dapat dieksekusi baik ketika STOP atau RUN mode dari programable
controller.
Status sinyal tidak akan ditampilkan jika terdapat format operand yang tidak sesuai.
Prosedur untuk bekerja dengan fungsi force variable :
1. Pilih menu Test >Force variable
STEP5 akan menampilkan sebuah tabel kosong untuk operand list.
2. Masukkan operand pada operand list dan diikuti dengan insert key, maka akan
tampil status dari variable tersebut.
3. Tekan tombol esc untuk membatalkan tampilan status
4. Modifikasi value yang ada dan diikuti dengan insert key.
Force Output
Dengan fungsi ini kita dapat menset output ke status sinyal yang diinginkan secara
langsung.
Output dari Programmable controller dapat diforce secara terpisah. Dengan fungsi ini
kita dapat memeriksa opakah output modul rusak atau tidak terpasang dengan
benar ataupun wiringnya tidak benar.
Untuk menggunakan Force output :
1. Rubah PLC ke STOP mode
2. Panggil fungsi Force output
STEP5 akan menampilkan sebuah tabel kosong untuk operand list.
3. Masukkan operand dan ikuti dengan insert key.
4. Masukkan modifikasi yang diinginkan, dan akhiri dengan insert key, maka PG
akan mentransfer value tersebut ke output PLC.
Ketika kita memilih fungsi force output , STEP5 menampilkan sebuah tabel kosong
untuk operand list atau variable block yang terakhir dipilih untuk force variable.
69
Fernando Sihombing
PLC - SIEMENS
Untuk memodifikasi output value, STEP5 menampilkan variable block yang terakhir
dipilih atau sebuah list kosong dimana kita dapat memasukkan sinyal dan status.
Ketikkan force value yang diinginkan baris per baris dan tekan return key setelah
memasukkan setiap input.
STEP5 menampilkan X setelah setiap value. Jika kita memasukkan karakter kurang
dari panjang maksimum, karakter significant akan ditambahkan secara otomatis.
Untuk mengakhiri masukan input,
Tekan Insert key
PG akan menampilkan pesan : End of force fct. Dan mentransfer output
yangdimodifikasi ke PLC.
Jika kita ingin menstop fungsi force output,
Tekan Esc=cancel
Jika kita membuat perubahan yang belum disimpan di variable block, akan tampil
prompt : (Discard changes? Atau Discard modofied block?)
Jika kita tidak membuat perubahan atau kita menjawab prompt dengan yes maka
STEP5 akan kembali ke basic menu dari fungsi.
Program Test ON
Dengan fungsi ini, PLC akan memproses sebuah blok step by step, dan kita dapat
memberhentikannya pada point yang diberi tanda breakpoint (statement dimana
kursor berada) dan semua command untuk output akan didisable (semua output
diblock). Artinya program hanya memproses selama statement yang dipilih dan
status sinyal yang ada juga output RLO.
Di program test mode :
Processing cycle berhenti
Tidak ada input atau output yang di proses, hanya proses image yang dapat
dimodifikasi.
Program dapat dipindahkan untuk setiap operasi dengan memindahkan breakpoint.
Setelah memanggil fungsi program test ON, masukkan informasi berikut dibawah
box selection :
Block (absolute atau simbolic name) atau sebuah list (nesting) dari block yang akan
kita check.
Dengan search key, cari operand yang akan kita check dalam block yang kita pilih.
Tekan OK
STEP5 akan menampilkan blok tersebut dalam STL.
Pindahkan kursor kebawah
Maka breakpoint akan diselect,
STEP5 menampilkan informasi tentang operasi yang telah dieksekusi. Posisi kursor
akan berada di line statement berikutnya. Processor dari PLC akan berhenti, artinya
tidak ada operasi didalam user program yang dieksekusi.
Pindahkan kursor kebawah
Maka breakpoin berikutnya akan diselect
PLC mengeksekusi operasi berikutnya dan prosesor akan berhenti memproses lagi.
Jika kita menemukan error yang perlu dikoreksi, tekan Esc= cancel dua kali untuk
keluar dari program test dan panggil sebuah editor.
Untuk kembali ke program test mode, panggil program test ON lagi, maka kita dapat
mengetest program yang dikoreksi tadi.
70
Fernando Sihombing
PLC - SIEMENS
71
Fernando Sihombing
PLC - SIEMENS
PLC MENU
Dengan menu ini, kita dapat melakukan start dan stop hubungan PLC secara online
Start PLC
Fungsi start PLC membangkitkan cold restart atau warm restart dalam Programable
Controller. Sebelum PLC dapat di start dengan fungsi ini, akan ditampilkan prompt
sebagai konfirmasi, bila dijawab dengan yes, maka PLC akan di start, dan bila
dijawab no maka PLC tidak akan distart.
Jika terdapat error, maka akan ditampilkan melalui sebuah pesan.
Stop PLC
Fungsi stop PLC akan merubah Programmable Controller ke Stop mode. Processor
akan berhenti mengeksekusi program statement.
Sebelum PLC dapat di stop dengan fungsi ini, akan tampil prompt oleh PLC sebagai
konfirmasi, bila dijawab dengan yes, maka PLC akan di stop, dan bil dijawab no
maka PLC tidak akan di stop.
Jika terdapat error, maka akan ditampilkan melalui sebuah pesan.
Compressing PLC memory
Ketika kita mendelete sebuah block dalam PLC, akan menyebabkan invalid dalam
PLC RAM, akan tetapi belum terdelete secara phisical. Ketika kita memperbaiki
sebuah blok, blok versi terdahulu akan invalid akan tetapi tetap ada dimemory dan
blok yang diperbaiki akan dituliskan di RAM. Ini berarti PLC memory dapat menjadi
penuh. Fungsi Compress memory akan menghapus invalid blok dan merubahnya
menjadi blok valid sehingga tersedia memory untuk blok yang baru.
Jika STEP5 mendeteksi adanya error, fungsi tersebut akan dibatalkan dan pesan
error yang berhubungan akan tampil dilayar.
PLC info ISTACK
Fungsi ini dapat dipilih secara online dan menyediakan informasi tentang status dari
PLC yang terhubung, yaitu:
Interrupt Stack (ISTACK)
Block Stack (BSTACK)
Memory dan I/O address, hexadesimal
Informasi tentang penggunaan memory di PLC (konfigurasi memory)
Informasi tentang struktur PLC internal dan software release dari CPU
72
Fernando Sihombing
PLC - SIEMENS
73
Fernando Sihombing
PLC - SIEMENS
MANAGEMENT MENU
Menu ini mempunyai beberapa utility :
Make XRF
Dengan fungsi ini kita dapat membuat sebuah reference list (cross reference list)
dari default program file dengan nama *XR.INI. Ini merupakan source untuk cross
reference didalam LAD, CSF dan STL segment di I/Q/F list, di program struktur dan
di checklist juga untuk print out cross reference list itu sendiri.
EPROM Handling
Dengan fungsi ini, kita dapat mentransfer block STEP5 dari sebuah program file ke
EPROM/ EEPROM. Ini disebut juga blowing an EPROM
Sub modul memory ini terlebih dahulu harus dimasukkan kedalam EPROM port di PG.
74
Fernando Sihombing
PLC - SIEMENS
Dengan automaticc rewiring, semua dari symbol yang sama (dalam SYMOLDZO.INI
dan
SYMNEWZO.INI)
digunakan
untuk
operand
baru
dalam
program
REWNEWST.S5D.
75
Fernando Sihombing
PLC - SIEMENS
76
Fernando Sihombing
PLC - SIEMENS
Assigment lists
Dengan fungsi assigment list kita dapat mengedit assigment list yang digunakan oleh
operand secara symbolic dalam user program.
Fungsi ini dapat :
- Merubah assigment list kedalam symbol file (*ZO.SEQ ke *ZO.INI)
- Merubah symbol file kedalam assigment list menurut absolute operand atau
symbolic operand (*ZO.INI ke *ZO.SEQ)
- Koreksi secara cepat assigment list secara langsung dalam symbol file (*ZO.INI)
- Merubah sebuah symbol file lama kedalam assigment list (convert V1.x V2.x)
- Menghapus assigment list yang behubungan dengan error file
- Menghapus sebuah symbol file
- Menampilkan list dari error saat translasi (error file)
Convert
Fungsi ini digunakan untuk mengkonversi project data dan file user dari file format
STEP5/ST Version 6.x kedalam version 7.x.
77
Fernando Sihombing
PLC - SIEMENS
78