Eco Friendly Vertical Housing
Eco Friendly Vertical Housing
Ardanik Hatinawati
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
sebagai retarding pond, ancaman bencana banjir dan tanah longsor, menurunnya
kualitas dan kelestarian lingkungan. Kondisi ini akhirnya meningkatkan volume
air permukaan yang masuk ke saluran drainase dan sungai karena semakin
menyempitnya luasan lahan yang memiliki daya serap atas air hujan yang turun.
6. Manajemen
Lingkungan
Bangunan
(Building
and
Environment
Management/BEM)
lingkungan,
vitalitas
ekonomi dan
keuntungan
sosial
melalui
KESIMPULAN
Populasi manusia yang terus bertambah dapat disebabkan oleh dua faktor
yakni
fenomena migrasi masuk yang melebihi angka migrasi keluar. Fenomena migrasi
yang terjadi dapat menyebabkan banyaknya kebutuhan akan tempat tinggal,
sehingga banyak dari migran yang mendirikan bangunan (tempat tinggal) pada
daerah bantaran sungai. Berkembangnya bangunan bantaran sungai akan
membawa dampak negatif kepada alam dan manusia itu sendiri.
Inovasi yang ditawarkan adalah dengan mentransformasi dari permukiman
yang ada di bantaran sungai menjadi vertical housing yang sesuai dengan standart
GBCI yakni :
1. Tepat Guna Lahan (Appropriate Site Development/ASD),
2. Konservasi dan Efisiensi Energi (Energy Efficiency and Conservation/EEC),
3. Konservasi Air (Water Conservation/WAC),
4. Siklus dan Sumber Material (Material Resources and Cycle/MRC),
5. Kesehatan dan Kenyamanan dalam Ruang (Indoor Health and Comfort/IHC),
6. Manajemen
Lingkungan
Bangunan
(Building
and
Environment
Management/BEM)
dan juga adanya ruang terbuka hijau (RTH) dan jarak yang cukup antara sungai
dengan vertical housing diharapkan dapat mengatasi kerusakan lingkungan dan
ancaman bencana alam yang dapat merusak bumi.
DAFTAR PUSTAKA
Deva Kurniawan Rahmadi. 2009. Permukiman Bantaran Sungai : Pendekatan
Penataan Kawasan Tepi Air. http://penataanruang.pu.go.id/bulletin/index.asp?
mod=_fullart&idart=221. 17 Maret 2016.
Diningrat, Rendy Adriyan., Mayang Rahmi Novita Sari., & Wahyu Kusuma
Astuti. 2015. KOTA RUMAH MANUSIA. Yogyakarta: Teknosain.
Eva Rosmala Okezone. 2012. Enam Prinsip Dasar Bangunan Ramah
Lingkungan. http://property.okezone.com/read/2012/08/25/471/680649/enamprinsip-dasar-bangunanramah-lingkungan. 19 Maret 2016.
Olivia Moningka. 2012. PERANAN ARSITEK DALAM MENYELAMATKAN
BUMI DENGAN KONSEP ECO-FRIENDLY ARCHITECTURE. Ir. Steenie
E. Wallah,MSc. PhD, Prof. DR. Jefrey I. Kindangen, DEA, DR. Ir. Oktovian
B.A. Sompie, M.Eng Servie O. Dapas, ST. MT Windy J. Mononimbar, ST.
MT. Prosiding Seminar Nasional Dalam Rangka Dies Natalis ke-47 Fakultas
Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado 12 September 2011 dengan tema
Selamatkan Bumi dengan Eco-Friendly Engineering. Manado. 12 September
2011. Manado. Tim Penerbit JTS FT Unsrat Manado. Hal 92-98
Purnomo, Didit. 2009. FENOMENA MIGRASI TENAGA KERJA DAN
PERANNYA BAGI PEMBANGUNAN DAERAH ASAL: STUDI EMPIRIS