SOP - Snake Bite
SOP - Snake Bite
1. DEFINISI
Snake bite merupakan penyakit okupasional yang dialami oleh petani, pekerja perkebunan, peternak,
nelayan, dan masyarakat umum. Dengan demikian, snake bite merupakan masalah kesehatan yang
berdampak besar terhadap perkembangan perekonomian suatu daerah.
2. TUJUAN
2.1. Tujuan umum
Memahami dan mengerti tanda serta gejala bisa ular, diagnosis dan penatalaksanaan snake bite.
2.2. Tujuan khusus.
Mampu menjelaskan gejala dan tanda klinis ke arah diagnosa snake bite.
Mampu menjelaskan hasil pemeriksaan laboratorium yang diperlukan.
Mampu menjelaskan indikasi dan mengevaluasi hasil pemeriksaan penunjang dalam rangka diagnosis snake
bite.
Mampu menjelaskan komplikasi snake bite.
Mampu menjelaskan prognosis penderita snake bite.
Mampu melakukan perawatan dan mengatasi komplikasi snake bite.
3. TANDA DAN GEJALA SNAKE BITE
Tanda dan gejala lokal pada daerah yang tergigit:
Fang marks.
Nyeri lokal.
Perdarahan lokal.
Hematoma.
Limfangitis.
Pembesaran kelenjar getah bening.
Bula.
Infeksi lokal/abses lokal.
Nekrosis.
Tanda dan gejala sistemik:
Kondisi Umum: Mual, muntah, malaise, nyeri perut, penurunan kesadaran.
Kardiovaskular: Gangguan penglihatan, pusing, syok, hopotensi, aritmia, edema pulmonal, edema
konjungtiva.
Hemostasis: Perdarahan dari luka baru dan lama, perdarahan spontan pada gusi, epistaksis, air mata
bercampur darah, perdarahan intracranial, hemoptysis, perdarahan rektal/melena, hematuria, perdarahan
pervaginam, petechiae, purpura, ekimosis.
Neuromuskular: Penurunan kesadaran, paraestesia, paralisis, regurgitasi, disfagia, gangguan pernafasan,
nyeri seluruh tubuh, trismus, hyperkalemia, gagal jantung, gagal ginjal akut.
Ginjal: Hematuria, hemoglobinuria,m myoglobinuria, oliguria/anuria, tanda dan gejala uremia (nafas
Kussmaul, mual, dst).
4. PEMERIKSAAN PENUNJANG SNAKE BITE
Pemeriksaan Darah Lengkap:
Peningkatan hematocrit: Akibat adanya peningkatan permeabilitas kapiler atau hemolysis intravaskular.
Trombositopenia: Akibat kompensasi gangguan faal hemostasis.
Leukositosis: Neutrofilia absolut menunjukkan adanya bisa ular dalam sirkulasi sistemik.
Pemeriksaan Faal Hemostasis:
Peningkatan INR: Menunjukkan adanya hemolysis intravaskular.
Pemeriksaan Kimia darah:
Peningkatan kreatinin kinase: Menunjukkan adanya kerusakan berat jaringan otot.
Peningkatan BUN/SC: Menunjukkan adanya gagal ginjal akut akibat rhabdomyolisis atau hemolysis.
Hiperkalemia: Menunjukkan adanya rhabdomyolisis yang berat.
Analisa Gas Darah:
Asidosis metabolik/respiratorik: Seringkali disertai dengan desaturasi oksigen arterial akibat kelumpuhan
otot-otot pernafasan.
Pemeriksaan Urinalisis:
Perubahan warna: Merah muda, merah, coklat, atau hitam menunjukkan adanya hematuria atau
hemoglobinuria.
Eritrosuria.
Pemeriksaan Fisik
Evaluasi lokasi gigitan.
Pemeriksaan Status Generalis.
Evaluasi tanda-tanda neurotoksisitas: Paralisis bulbar dan respiratorik.
Evaluasi tanda-tanda rhabdomyolisis.
Evaluasi janin pada perempuan hamil.
Apabila spesies ular yang menggigit tidak diketahui, maka penderita harus diobservasi ketat untuk
mengevaluasi adanya sindrom-sindrom klinis sehingga bisa ditentukan spesies ular yang menggigit.
Sindrom-sindrom klinis akibat gigitan ular berbisa meliputi: