Anda di halaman 1dari 49

BAB I

Jalan untuk Mencapai Moksa


dengan Yoga
Sikap sikap Yoga Asanas
1. Padmasana

Penjelasan yoga asanas : kedua kaki diluruskan kedepan lalu tempatkan


kaki kanan diatas paha kiri,kemudian kaki kiri diatas paha kanan. Kedua
tangan boleh ditempatkan dilutut.
Manfaat yoga asanas : dapat menopang tubuh dalam jangka waktu yang
lama, hal ini disebabkan karena tubuh mulai dapat dikendalikan oleh
pikiran.
2. Siddhasana

Penjelasan yoga asanas : letakkan salah satu tumit dipantat, dan tumit yang
lain dipangkal kemaluan. Kedua kaki diletakkan begitu rupa sehingga
kedua ugel ugel mengenai satu dengan yang lain.
Manfaat yoga asanas : memberikan efek ketenangan pada seluruh jaringan
saraf dan mengendalikan fungsi seksual.
3. Swastikasana

Penjelasan yoga asanas : kedua kaki lurus kedepan kemudian lipat kaki
dan taruh dekat otot paha kanan, bengkokkan kaki kanan dan dorong
telapak kaki dalam ruang antara paha dengan otot betis.
Manfaat yoga asanas : menghilangkan reumatik, menghilangkan penyakit
empedu dan lendir dalam keadaan sehat, membersihkan dan menguatkan
urat urat kaki dan paha.
4. Sarvangasana

Penjelasan yoga asanas : berbaring dengan punggung diatas selimut, angkat


kedua kaki perlahan kemudian angkat tubuh bagian atas, pinggang, paha, dan
kaki lurus keatas. Punggung ditunjang oleh kedua tangan.
Manfaat yoga asanas : memelihara kelenjar thyroid.

5. Halasana

Penjelasan yoga asanas : posisi tubuh rebah dengan telapak tangan


telungkup disamping badan. Kedua kaki rapat lalu diangkat keatas dengan
posisi lurus. Tubuh jangan bengkok. Kaki dan tubuh buat siku lebar.
Turunkan kedua kaki melalui muka sampai jari kaki mengenai lantai. Paha
dan kaki membentuk garis lurus.
Manfaat yoga asanas : menguatkan urat dan otot tulang belakang dan
susunan urat-urat disisi kanan kiri tulang punggung.
6. Matsyasana

Penjelasan yoga asanas : rebahkan diri diatas punggung, dengan kepala


diletakkan pada kedua tangan yang disalibkan.
Manfaat yoga asanas : membasmi bermacam penyakit seperti asma, paru
paru, bronchitis.

7. Paschimottanasana

Penjelasan yoga asanas : duduk dilantai dengan kaki menjulur lurus,


pegang jari kaki dengan tangan tubuh dibengkokkan kedepan.
Manfaat yoga asanas : membuat nafas berjalan dibrahma nadi (sumsum)
dan menyalakan pencernaan , dan untuk mengurangi lemah diperut.
8. Mayurasana ( burung merak )

Penjelasan yoga asana : berlutut diatas lantai, jongkok diatas jari kaki,
angkat tumit keatas dengan kedua tangan berdekatan, dengan telapak
tangan diatas lantai, ibu jari kedua tangan harus mengenai lantai dan harus
berhadapan dengan kaki.
Manfaat yoga asanas : menguatkan pencernaan, membetulkan salah
pencernaan dan salah perut seperti kembung, juga murung hati dan limpa
yang bekerja lemah akan baik kembali.

9. Ardhamatsyendrasana

Penjelasan yoga asanas : letakkan tumit kiri didekat lubang pantat dan
dibawah kemaluan mengenai tempat diantara lubang pantat dan kemaluan.
Belokkan lutut kanan dan letakkan ugel ugel kanan dipangkal paha kiri,
dan kaki kanan diletakkan diatas lantai berdekatan dengan sambungan kiri,
letakkan ketiak kiri diatas lutut kanan kemudian dorong sedikit kebelakang
sehingga mengenai bagian belakang dari ketiak.
Manfaat yoga asanas : memperbaiki alat alat pencernaan, menambah
nafsu makan.
10. Salabhasana

Penjelasan yoga asanas : rebahkan diri dengan telungkup, kedua tangan


disisi badan terlentang. Tangan diletakkan dibawah perut, hirup nafas
seenaknya kemudian keluarkan perlahan.
Manfaat yoga asanas : menguatkan otot perut, paha, dan kaki,
menyembuhkan penyakit perut dan usus juga penyakit limpa dan penyakit
bungkuk dapat dikurangi.

11. Bhuyanggasana

Penjelasan yoga asanas : merebahkan diri dengan telungkup, lemaskan


otot, dan tenangkan hati, letakkan telapak tangan dilantai dibawah bahu
dan siku, tubuh dan pusar sampai jari jari kaki tetap dilantai. Angkat
kepala dan tubuh keatas perlahan seperti kobra keatas, bengkokkan tulang
punggung keatas.
Manfaat yoga asanas : istimewa untuk wanita, dapat memberi banyak
faedah, Rahim dan kantung kemih akan dikuatkan.
12. Dhanurasana

Penjelasan yoga asanas : rebahkan diri dengan dada dan muka dibawah,
kedua tangan diletakkan disisi, kedua kaki ditepuk kebelakang, naikkan
tangan kebelakang dan pegang ugel ugel , angkat dada dan kepala keatas,
lebarkan dada, tangan dan kaki kaku dan luruskan, tahan nafas dan
keluarkan nafas perlahan.
Manfaat yoga asanas : menghilangkan sakit bungkuk, reumatik dikaki,
lutut dan tangan, mengurangi kegemukan, dan melancarkan peredaran
darah.

13. Gomukhasana

Penjelasan yoga asanas : tumit kaki kiri diletakkan dibawah pantat kiri,
kaki kanan diletakkan sedemikian rupa, sehingga lutut kanan berada diatas
lutut kiri dan telapak kaki kana nada disebelah paha kiri berdekatan.
Manfaat yoga asanas : menghilangkan reumatik dikaki, ambeen, sakit kaki,
dan paha, menghilangkan susah BAB.
14. Trikonasana

Penjelasan yoga asanas : berdiri tegak, kedua kaki terpisah 65-70cm,


kemudian luruskan tangan dengan lebar, segaris dengan pundak.
Manfaat yoga asanas : menguatkan urat-urat punggung dan alat-alat di
perut.

15. Baddha Padmasana

Penjelasan yoga asanas : duduk dengan sikap padmasana, tumit mengenai


perut, tangan kanan ke belakang memegang ibu jari kanan, begitu juga
tangan kiri.
Manfaat yoga asanas : memperkuat kesehatan dan menguatkan badan.
Dapat menyembuhkan liver, ulu hati, usus.
16. Padahasthasana

Penjelasan yoga asanas : berdiri tegak, tangan di gantung di sebelah badan,


kedua tumit harus rapat tapi jari harus terpisah, angkat tangan keduanya ke
atas kepala. Perlahan bengkokan badan ke bawah, jangan bengkokan siku
lalu pegang jari kaki dengan ibu jari, jaru telunjuk, dan jari tengah.
Manfaat yoga asanas : menghilangkan hawa nafsu, tamas, menghilangkan
lemak.

17. Matsyendrasana

Penjelasan yoga asana : duduk dengan kaki menjulur, letakan kaki kiri di
atas pangkal paha dan letakan tumit kaki kiri di pusat. Kaki kanan letakan
di lantai di pinggir lutuk kiri tangan kiri melalui lutut kanan. Di luaranya
memegang jari kaki kanan dengan ibu jari, telunjuk dan jari tengah lalu
tekankan pada lutut kanan dan kiri
Manfaat yoga asanas : menghilangkan rematik dan menyembuhkan banyak
penyakit
18. Chakrasana

Penjelasan yoga asanas : berdiri dengan tangan kanan di angkat ke atas,


perlahan lahan turunkan ke belakang dengan membengkokan tulang
punggung.
Manfaat yoga asanas : melatih kegesitangkas, segala pekerjaan akan
dilaksanakan dengan cepat.

19. Savasana

Penjelasan yoga asanas : tidur terlentang, tangan lurus di samping badan,


luruskan kaki dan tumit berdekatan.
Manfaat yoga asanas : memberikan istrahat pada badan dan pikiran.
20. Janusirasana

Penjelasan yoga asanas : letakan tumit kiri di antara lubang pantat dan
kemaluan, dan tekanlah tempat tersebut.kaki kanan menjulur dengan lurus.
Pegang jari kaki kanan dengan kedua tangan.
Manfaat yoga asanas : menambah semangat dan menolong pencernaan.
21. Garbhasana

Penjelasan yoga asanas : kedua tangan di antara paha dan betis, keluarkan
kedua siku lalu pegang telinga kanan dengan tangan kanan dan sebaliknya.

22. Kukutasana

Penjelasan yoga asanas : lebih dulu membuat padmasana. Masukan tangan


satu persatu dalm betis hingga sampai kira-kira disiku, telapak tangan di
letakan di lantai dengan jari terbuka kedepan, angkat badan ke atas salib
kaki kira kira sampai di siku
Manfaat yoga asanas : menguatkan otot-otot dada dan pundak.

BAB II
Definisi Kebudayaan Menurut Para Ahli dalam
Negeri dan Luar Negeri
1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Edward B. Taylor
Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya terkandung
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adapt istiadat, dan kemampuankemampuan lain yang didapat oleh seseorang sebagai anggota masyarakat.
M. Jacobs dan B.J. Stern
Kebudayaan mencakup keseluruhan yang meliputi bentuk teknologi social, ideologi,
religi, dan kesenian serta benda, yang kesemuanya merupakan warisan social.
Koentjaraningrat
Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia
dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan relajar.
Dr. K. Kupper
Kebudayaan merupakan sistem gagasan yang menjadi pedoman dan pengarah bagi
manusia dalam bersikap dan berperilaku, baik secara individu maupun kelompok.
William H. Haviland
Kebudayaan adalah seperangkat peraturan dan norma yang dimiliki bersama oleh para
anggota masyarakat, yang jika dilaksanakan oleh para anggotanya akan melahirkan
perilaku yang dipandang layak dan dapat di terima oleh semua masyarakat.
Ki Hajar Dewantara
Kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua
pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia
untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupannya
guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan
damai.
Francis Merill
Pola-pola perilaku yang di hasilkan oleh interaksi social Semua perilaku dan semua
produk yang dihasilkan oleh sesorang sebagai anggota suatu masyarakat yang di
temukan melalui interaksi simbolis.
Bounded et.al
Kebudayaan adalah sesuatu yang terbentuk oleh pengembangan dan transmisi dari
kepercayaan manusia melalui simbol-simbol tertentu, misalnya simbol bahasa sebagai
rangkaian simbol yang digunakan untuk mengalihkan keyakinan budaya di antara para
anggota suatu masyarakat. Pesan-pesan tentang kebudayaan yang di harapkan dapat di
temukan di dalam media, pemerintahan, intitusi agama, sistem pendidikan dan
semacam itu.

9. Mitchell (Dictionary of Soriblogy)


Kebudayaan adalah sebagian perulangan keseluruhan tindakan atau aktivitas manusia

dan produk yang dihasilkan manusia yang telah memasyarakat secara sosial dan bukan
sekedar di alihkan secara genetikal.
10. Robert H Lowie
Kebudayaan adalah segala sesuatu yang di peroleh individu dari masyarakat,
mencakup kepercayaan, adat istiadat, norma-norma artistic, kebiasaan makan, keahlian
yang di peroleh bukan dari kreatifitasnya sendiri melainkan merupakan warisan masa
lampau yang di dapat melalui pendidikan formal atau informal.
11. Arkeolog R. Seokmono
Kebudayaan adalah seluruh hasil usaha manusia, baik berupa benda ataupun hanya
berupa buah pikiran dan dalam penghidupan.
12. Malinowski
Mengatakan bahwa kebudayaan merupakan kesatuan dari dua aspek fundamental,
kesatuan pengorganisasian yaitu tubuh artifak dan sistem adat istiadat.
13. Sidi Gazalba
Mengatakan budaya sebagai cara berfikir dan merasa untuk kemudian dinyatakan
dalam seluruh kehidupan sekelompok manusia yang membentuk masyarakat dalam
suatu ruang dan waktu tertentu
14. Soemardjan dan soelaeman Soemardi
Budaya sebagai hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat
15. Clifford geertz
Mengartikan kebudayaan sebagai sebuah sistem berupa konsepsi-2 yang diwariskan
dalam bentuk simbolik sehingga dengan cara ini manusia mampu berkomunikasi,
melestarikan, mengembangkan pengetahuan serta sikapnya terhadapkehidupan
16. Ralph L. Beals dan Harry Hoijer
Menyatakan konsep kebudayaan ialah mengenal pasti kelakuan yang biasa
dipraktikkan, diperolehi melalui pembelajaran oleh sesuatu kumpulan masyarakat.
17. Lucy Mair
Menyatakan bahawa kebudayaan ialah milik bersama sesuatu masyarakat yang
mempunyai tradisi yang sama.
18. Sultan Takdir Alisyahbana
Kebudayaan adalah manifestasi dan cara berfikir yang dipakai dan mempengaruhi
manusia.
19. Djojodigono
Memberikan defenisi mengenai kebudayaan dengan mengatakan kebudayaan itu
adalah daya dari budi, yang berupa cipta, karsa dan rasa.
20. Mangunsarkoro
Kebudayaan adalah segala yang bersifat hasi kegiatan manusia dalam arti yang seluasluasnya.
21. Moh. Hatta
Memberikan definisi singkat mengenai apa itu kebudayaan yang mengatakan
kebudayaan itu adalah ciptaan hidup dari suatu bangsa.
22. Ralph Linton ( 1839-1953 )
Memberikan definisi mengenai kebudayaan yaitu Mans social heredi yang artinya
sifat social yang dimiliki oleh manusia secara turun temurun.
23. J.P.H. Dryvendaf

Memberikan pendapat mengenai definisi kebudayaan, bahwa kebudayaan itu adalah


kumpulan dari letusan jiwa manusia sebagai yang beraneka ragam berlaku dalam suatu
mansyarakat tertentu.
24. Dawson
Memberikan definisi mengenai konsep kebudayaan bahwa kebudayaan itu adalah cara
hidup bersama (culture is common way of life).
25. W.H.Kelly
Memberikan sebuah definisi bahwa kebudayaan itu adalah sebuah pedoman yang
potensial bagi tingkah laku manusia.
26. Melville J. Herskovits
Kebudayaan itu adalah bagian dari lingkungan bantuan manusia (Man made past of
the eviroment)
27. R. Linton
Kebudayaan adalah konfigurasi dari tingkah laku dan hasil dari perilaku tersebut,
yang kemudian unsure-unsur pembentukannya didukung serta diteruskan oleh
kelompok masyarakat tertentu.
28. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang
berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut
culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa
diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang
diterjemahkan sebagai kultur dalam bahasa Indonesia
29. Andreas Eppink
Kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu
pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain,
tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu
masyarakat.
30. Hofstede (1984)
Menjelaskan budaya adalah pemrograman kolektif terhadap pikiran yang
membedakan antara kelompok satu dengan lainnya.
31. Kroeber dan Kluckhohn
Budaya terdiri dari pola, eksplisit dan implisit, dan untuk perilaku yang diperoleh dan
dan ditularkan oleh simbol, yang merupakan prestasi khas dari kelompok manusia,
termasuk perwujudan mereka di artefak, inti penting dari budaya terdiri dari
tradisional (yaitu historis berasal dan dipilih) ide-ide dan terutama nilai-nilai yang
melekat mereka, sistem kultur dapat, di satu sisi, dianggap sebagai produk dari
tindakan, di sisi lain sebagai elemen pengkondisian tindakan lebih lanjut.
32. Edward said
Kebudayaan adalah satu cara perjuangan melawan pemusnahan dan pelenyapan.
Kebudayaan adalah suatu bentuk ingatan melawan penghapusan.
33. Fuad Hassan, 1998
Kebudayaan adalah suatu kerangka acuan bagi perikehidupan suatu masyarakat yang
sekaligus untuk mengukuhkan jati diri sebagai kebersamaan yang berciri khas.
34. Herskovits
Memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke
generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic

35. C. Wisser, A.Davis & A. Hoebel


Mereka semua mengartikan kebudayaan sebagai Perbuatan yang pada dasarnya
merupakan insting selanjutnya dimodifikasi / diperbaharui dan dikembangkan melalui
suatu proses belajar
36. Harjoso
Mengemukakan inti kebudayaan adalah 1. Kebudayaan yang terdapat didalam
masyarakat berbeda antara satu dengan yang lain 2. Kebudayaan itu dapat diteruskan
dan dapat diajarkan 3. Kebudayaan itu terjabarkan dari komponen-komponen biologis,
psikologis, dan sosiologis dari eksistensi/keberadaan manusia.4. Kebudayaan itu
berstruktur atau mempunyai cara atau aturan tertentu 5. Kebudayaan terbagi atas
berbagi aspek-aspek baik itu social, psikologis 6. Kebudayaan itu bersifat dinamis atau
selalu berubah 7. Nilai-nilai dalam kebudayaan itu bersifat relative atau antara
masyarakat yang satu berbeda dengan denga masyarakat yang lain
37. Roucek & Warren
Kebudayaan itu terwujud bukan hanya seni tetapi juga terwujud dalam benda-benda
yang terdapat disekeliling maupun yang dibuat oleh manusia, jadi menurut Roucek dan
Warren Kebudayaan adalah cara hidup yang dikembangkan oleh sebuah masyarakat
guna memenuhi keperluan dasarnya untuk dapat bertahan hidup, meneruskan
keturunannya dan mengatur pengalaman sosialnya
38. Abdul Syani
Mengemukakan tiga hal yang terkandung dalam kebudayaan yakni : kebudayaan
hanya dimiliki oleh masyarakat manusia, kebudayaan itu diturunkan melalui proses
belajar dari tiap individu, kebudayaan merupakan pernyataan perasaan dan pikiran
manusia
39. Sukidin, Basrowi & Agus Wijaka
Mendefenisikan kebudayaan sebagai keseluruhan system gagasan, tindakan dan hasil
karya manusia untuk memenuhi kehidupannya dengan cara belajar
40. Bekker
Mengartikan kebudayaan sebegai penciptaan, penerbitan dan pengolahan nilai- nilai
insani/manusiawi, tercakup didalamnya usaha membudayakan bahan alam mentah
serta hasilnya dimana hal ini dapat dilihat dari hasil kerajinan
41. C.A.Van Peursen
Kebudayaan adalah sebagai manifestasi kehidupan setiap orang dan kehidupan setiap
kelompok orang-orang berlainan dengan hewa-hewa, maka manusia tidak hidup begitu
saja ditengah alam, melainkan selalu mengubah alam.

42. Haji Agus Salim


Kebudayaan adalah merupakan persatuan istilah budi dan daya menjadi makna sejiwa
dan tidak dapat dipisah-pisahkan
43. Elwood
Menyatakan bahwa kebudayaan itu mencakup benda-benda material dan spiritual,
yang pada kedua-duanya diperoleh dalam interaksi kelompok atau dipelajari dalam
kelompok, kebudayaan mencakup kekuatan untuk menguasai alam dan dirinya sendiri
44. Edward Spranger

Kebudayaan sebagai segala bentuk atau ekspresi dari kehidupan batin masyarakat.
Sedangkan peradaban ialah perwujudan kemajuan teknologi dan pola material
kehidupannya.
45. Raymond Williams (1961: 16)
Budaya adalah seluruh kehidupan, materi, intelektual, dan spiritual
46. Larson dan Smalley (1972: 39)
Kebudayaan sebagai blue print yang memandu perilaku orang dalam suatu
komunitas dan diinkubasi dalam kehidupan keluarga. Ini mengatur perilaku kita dalam
kelompok, membuat kita peka terhadap masalah status, dan membantu kita
mengetahui apa tanggung jawab kita adalah untuk grup. budaya yang berbeda struktur
yang mendasari yang membuat bulat bulat masyarakat dan komunitas persegi persegi.
47. Nostrand (1989: 51)
Mendefinisikan budaya sebagai sikap dan kepercayaan, cara berpikir, berperilaku, dan
mengingat bersama oleh anggota komunitas tersebut.
48. Richard brisling (1990: 11)
Kebudayaan sebagai mengacu pada cita-cita bersama secara luas, nilai, pembentukan
dan penggunaan kategori, asumsi tentang kehidupan, dan kegiatan goal-directed yang
menjadi sadar tidak sadar diterima sebagai benar dan benar oleh orang-orang yang
mengidentifikasi diri mereka sebagai anggota masyarakat.
49. Croydon (1973: 4)
Budaya adalah suatu sistem pola terpadu, yang sebagian besar berada di bawah
ambang batas kesadaran, namun semua yang mengatur perilaku manusia sepasti senar
dimanipulasi dari kontrol boneka gerakannya.
50. Effat al-Syarqawi
Kebudayaan sebagai khazanah sejarah suatu bangsa/masyarakat yang tercermin dalam
pengakuan/kesaksiannya dan nilai-nilainya, yaitu kesaksian dan nilai-nilai yang
menggariskan bagi kehidupan suatu tujuan ideal dan makna rohaniah yang dalam,
bebas dari kontradiksi ruang dan waktu
51. Parsudi Suparlan
Kebudayaan didefinisikan sebagai keseluruhan pengetahuan manusia sebagai
makhluk sosial yang digunakannya untuk memahami dan menginterprestasikan
lingkungan dan pengalamanya, serta menjadi landasan bagi tingkah-lakunya
52. Wallace
Kebudayaan adalah perilaku yang memiliki kemungkinan tertinggi dalam suatu
masyarakat.
53. Lorenz K
Jenis tradisi di mana simbol diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya
dengan pembelajaran sosial
54. Kamus Ilmu Sosial
Kebudayaan adalah Totalitas perilaku yang dipelajari diturunkan dari satu generasi ke
generasi berikutnya
55. J. Lewis
Kebudayaan adalah Semua yang diturunkan secara sosial dalam suatu masyarakat
56. M. Harris
Kebudayaan adalah sebuah cara hidup
57. Geza Roheim

Mengatakan bahwa Kebudayaan itu senantiasa berkaitan dengan latar belakang masa
kanak-kanak seseorang yang terlambat dan berfungsi sebagai keamanan diri.
Mekanisme kebudayaan manusia serupa Jaringan-jaringan yang maha besar dari
percobaan-percobaan yang kurang lebih berhasil untuk melindungi kemanusiaan dari
kehilangan sesuatu.60. White (1862) mengartikan kebudayaan sebagai tingkah laku
yang dipelajari
58. Ibnu khaldun
Kebudayaan adalah kondisi-kondisi kehidupan yang melebihi dari apa yang
diperlukan
59. Ensiklopedi Nasional Indonesia (1990)
Kebudayaan adalah himpunan keseluruhan dari semua cara manusia berpikir,
berperasaan, dan berbuat, serta segala sesuatu yang dimiliki manusia sebagai anggota
masayarakat, yang dapat dipelajari, dan dialihkan dari suatu generasi ke generasi
berikutnya.
60. Ensiklopedi Indonesia (1982)
Kebudayaan merupakan istilah untuk menunjukkan segala hasil karya manusia yang
berkaitan erat dengan pengungkapan bentuk..
61. Larry A. Samovar & Richard E. Porter
Kebudayaan dapat berarti simpanan akumulatif dari pengetahuan, pengalaman,
kepercayaan, nilai, sikap, makna, hirarki, agama, pilihan waktu, peranan, relasi ruang,
konsep yang luas, dan objek material atau kepemilikan yang dimiliki dan
dipertahankan oleh sekelompok orang atau suatu generasi.
62. Levo Henriksso
Kebudayaan meliputi semua aspek kehidupan kita setiap hari, terutama pandangan
hidup apapun bentuknya baik itu mitos maupun sistem nilai dalam masyarakat.
63. Rene Char
Kebudayaan adalah warisan kita yang diturunkan tanpa surat wasiat..
64. Fizee (1982)
Memberi batasan pengertian dan cakupan kebudayaan sebagai berikut: Kebudayaan
dapat bererti: (1) Tingkat kecerdasan akal yang setinggi-tingginya yang dihasilkan
dalam suatu tempoh sejarah bangsa di puncak perkembangannya; (2) Hasil yang
dicapai sesuatu bangsa dalam lapangan kesusastraan, falsafah, ilmu pengetahuan dan
kesenian; (3) Dalam pembicaraan politik, kebudayaan diberi erti sebagai way of life
sesuatu bangsa, terutama dalam hubungannya dengan adat istiadat, upacara
keagamaan, penggunaan bahasa dan kebiasaan hidup masyarakat.
65. Wikipedia
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari
banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa,
perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya,
merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung
menganggapnya diwariskan secara genetis.
66. Kamus Besar Bahasa Indonesia
Budaya diartikan sebagai pikiran, akal budi atau adat-istiadat. Secara tata bahasa,
pengertian kebudayaan diturunkan dari kata budaya yang cenderung menunjuk pada
pola pikir manusia

67. Edward T. Hall


Kebudayaan adalah komunikasi dan komunikasi adalah kebudayaan
68. Iris Varner & Linda Beamer
Kebudayaan adalah sebagai pandangan yang koheren tentang sesuatu yang dipelajari,
yang dibagi, atau yang dipertukarkan oleh sekelompok orang
69. Gudkunts & Kim
Kebudayaan adalah sistem pengetahuan yang dipertukarkan oleh sejumlah orang
dalam sebuah kelompok yang besar
70. Roos
Kebudayaan merupakan sistem gaya hidup dan merupakan faktor utama bagi
pembentukan gaya hidup
71. IGNAS Kleden
Kebudayaan adalah nasib dan baru kemudian kita menanggungnya sebagai tugas
72. Geertz
Kebudayaan adalah yang mengitari kita, yang menyerbu setiap aspek kehidupan.
Budaya serentak konkret dan tersebar, dalam dan dangkal
73. Karl Marx
Kebudayaan adalah teori anti kebudayaan
74. Lehman, Himstreet, dan Batty
Budaya diartikan sebagai sekumpulan pengalaman hidup yang ada dalam masyarakat
mereka sendiri. Pengalaman hidup masyarakat tentu saja sangatlah banyak dan
variatif, termasuk di dalamnya bagaimana perilaku dan keyakinan atau kepercayaan
masyarakat itu sendiri
75. Bovee dan Thill
Budaya adalah system sharing atas simbol - simbol, kepercayaan, sikap, nilai-nilai,
harapan, dan norma-norma untuk berperilaku
76. Mitchell
Budaya merupakan seperangkat nilai-nilai inti, kepercayaan, standar , pengetahuan,
moral hukum, dan perilaku yang disampaikan oleh individu - individu dan masyarakat,
yang menentukan bagaimana seseorang bertindak, berperasaan, dan memandang
dirinya serta orang lain
77. White (1862)
Mengartikan kebudayaan sebagai tingkah laku yang dipelajari
78. A.L Kroeber
Kebudayaan sebagai suatu sistem dari gagasan serta konsep-konsep wujudnya sebagai
rangkaian tindakan serta aktivitas manusia yang berpola
79. Mofstede
Kebudayaan diartikan sebagai pemrograman kolektif atas pikiran yang membedakan
anggota-anggota suatu kategori orang dari kategori lainnya.
80. Oardt. Hll
Kebudayaan adalah komunikasi dan komunikasi adalah kebudayaan
81. Murphy dan Hildebrandt
Budaya diartikan sebagai tipikal karakteristik perilaku dalam suatu kelompok.
82. Clydee Kluckhohn
Kebudayaan sebagai suatu sistem darigagasan serta konsep-konsep wujudnya sebagai
rangkaian tindakan serta aktivitas manusia berpola
83. J.J Hoenigman

The ideal form of culture is the culture that shaped a collection of ideas,values, norms,
rules, and so the abstract nature; not tangible or touched
84. Matthew Arnold Harga
Culture is properly described as the love of perfection; it is a study of perfection
85. C. Klluckhohn (1949: 35)
Kebudayaan sebagai total dari cara hidup suatu bangsa, warisan sosial yang diperoleh
individu dari grupnya
86. V. H. Deryvendak
Kebudayaan adalah kumpulan dari cetusan jiwa manusia sebagai yang beraneka ragam
berlaku dalam suatu masyarakat tertentu
87. David Popenoe
Kebudayaan adalah sebagai sistem nilai dan makna yang diterima secara bersama oleh
masyarakat atau kelompok masyarakat, termasuk pengejawantahan nilai-nilai dan
makna tersebut secara material
88. KBBI
Budaya berarti sebuah pemikiran, adat istiadat atau akal budi. Secara tata bahasa, arti
dari kebudayaan diturunkan dari kata budaya dimana cenderung menunjuk kepada cara
berpikir manusia
89. Levi Strauss (1972)
Melihat kebudayaan dengan sudut pandang structuralism. Structuralism adalah sudut
pandang melihat kebudayaan dengan memeriksa struktur-struktur yang ada di dalam
kebudayaan berikut perulangan-perulangan yang muncul didalam kebudayaan.
90. Lucman (1979)
Melalui Hari Poerwanto dikatakan bahwa melihat kebudayaan deengan sudut pandang
ethnometodology. Kebudayaan dilihat melalui kacamata ilmu suku bangsa.

Jenis-jenis Seni Keagamaan (Sakral dan Profan)


Seni bersifat Sakral :
1. Tidak pernah diupah/disewa, dipertunjukkan hanya dalam hubungan pelaksanaan
upacara keagamaan.
2. Berfungsi sebagai pelaksana atau Pemuput karya.
3. Pelakunya membawa atau menggunakan alat-alat perlengkapan upacara yang khas.
Seni bersifat Profan :
1. Biasanya diupah/disewa, baik dalam hubungan dengan upacara keagamaan atau tidak.
2. Umunnya untuk hiburan tetapi kadang-kadang dipertunjukkan pada waktu karya bisa
juga berfungsi sebagai seni bebali.
3. Tidak mesti mempergunakan perlengkapan upacara, kecuali bila berfungsi sebagai
seni Bebali.

Sehubungan dengan pelaksanaan Panca Yajna, adapun jenis-jenis seni yang dapat
mengiringinya, antara lain :
1.
2.
3.
4.
5.

Seni Tari
Seni Tabuh
Seni Suara
Seni Bangunan
Seni Lukisan

Seni Tari
Seni Tari dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu :
Tari Wali adalah jenis tari yang berfungsi untuk mengikuti proses pelaksanaan
upacara keagamaan. Jenis tari yang bersifat sakral atau tari wali, antara lain :
a. Tari Rejang
Adalah simbol Widyadari dan Widyadara yang menuntun Bhatara turun kedunia, yang
dilakukan pada waktu melasti atau turun ke paselang. Tari ini dipentaskan pada waktu
upacara Dewa Yadnya. Jenis Tari Rejang yaitu Rejang Dewa, Rejang Renteng, Rejang
Oyodpadi.
1. Rejang Dewa
Adalah salah satu jenis tarian Rejang yang dibawakan oleh sekelompok penari wanita.
Di beberapa tempat, terian ini hanya boleh ditarikan oleh para remaja. Dimana setiap orang

penari menari dengan membawa semacam boneka dari janur sebagai lambang Dewa-dewi
yang diikatkan di sekitar pinggang penari.
Versi lain daripada Rejang Dewa yaitu tarian Rejang yang dibawakan oleh sekelompok
penari putri dengan memakai busana putih kuning, setiap orang memakai selendang, dan
mengenakan hiasan kepala yang terbuat dari janur dengan dihiasi bunga berwarna-warni.
Pada akhir tariannya, para penari bergerak melingkar sambil memegang selendang penari
yang ada didepannya.

2. Rejang Renteng
Adalah salah satu jenis Tari Rejang yang ditaikan oleh sekelompok penari-penari
wanita. Dimana para penarinya bergerak secara beriring-iringan secara seragam. Keunilan
dari tari Rejang ini terlihat dari penarinya, dimana para penari diikat kedalam suatu untaian
atau rangkaian yang disebut renteng dengan seutas benang yang pada umumnya berwarna
putih.
Tari Rejang Renteng memiliki ciri yang khusus, yaitu jempana sebagai linggih Ida
Bhatara dituntun dengan benang panjang yang diikatkanpada pinggang si penari.

b. Tari Pendet
Adalah tarian yang melambangkan persembahan kepada Dewa, dimana para
penarinya membawa alat-alat upacara yang akan dipersembahkan kepada Bhatara.
Biasanya kebanyakan tarian pendet digunakan untuk acara penyambutan tamu.

c. Tari Baris
Adalah suatu tarian yang melambangkan kepahlawanan, dimana tarian ini
dilaksanakan pada upacara meprani, upacara makincang-kincang atau mabiasa.
Senjata yang dibawa penari Baris adalah tombak, tamiyang, atau perisai, cabang kayu
dabdab, yang semua ini mengagungkan suatu kepahlawanan. Jenis tari Baris yaitu
sebagai berikut : Baris Katekjago, Baris Gede, Baris Tunggal dll.
1. Baris Tunggal
Adalah tarian yang merupakan juga tari kepahlawanan, mempertunjukkan jiwa keprajuritan
dan juga dalam memainkan senjata dalam perang, sebuah tarian kedewasaan jasmani,
gerakan-gerakan menunjukkan kewibawaan seorang prajurit dalam setiap langkahnya yang
tegap dan berwibawa.

2. Baris Gede
Adalah tarian yang salah satu bagian pelengkap dari upacara keagamaan. Tari Baris Gede
biasanya dipentaskan selama ada upacara dan ditarikan oleh 10 orang penari atau lebih
dengan mengenakan pakaian prajurit perang dan membawa senjata berupa tombak, cakra,
pedang, dan tameng, yang menari dalam satu barisan lalu melakonkan perang tanding.

3. Baris Katekjago
Adalah baris yang
membawa senjata tombak
poleng (tombak yang tangkainya berwarna hitam dan putih) dan berbusana loreng hitam putih
ditarikan dalam upacara Pitra Yadnya (Ngaben). Umumnya ada di daerah Badung dan Kodya
Denpasar. Sedang tarian Baris sejenis di Buleleng disebut Baris Bedug dan di Gianyar disebut
Baris Poleng.

d. Tari Sanghyang

Adalah tarian yang fungsinya sebagai penolak bala atau malapetaka. Para penari padan
waktu menari kemasukan kekuatan gaib, sehingga mereka berani menari diatas bara api
dan tidak terbakar. Ada beberapa tari Sanghyang yaitu, Sanghyang Dedari, Sanghyang
Jaran, Sanghyang Memedi, dll.
1. Tari Sanghyang Jaran
Adalah tarian yang dimainkan oleh dua orang laki-laki sambil menunggang kuda-kudaan
yang terbuat dari rotan dan atau kayu dengan ekor yang terbuat dari pucuk daun kelapa. Di
Bali utara, penari sanghyang jaran sambil menunggang kuda-kudaan juga mengenakan
topeng dan diiringi dengan kecak. Sedangkan, di Desa Unggasan, Kuta, Kabupaeten Badung,
Tari sanghyang jaran ditarikan secara berkala (lima hari sekali) pada bulan November sampai
dengan Maret, dimana pada bulan-bulan tersebut diperkirakan wabah penyakit sedang
berkecamuk. Selain itu, sanghyang jaran juga sering ditarikan sebagai kaul setelah sembuh
dari suatu penyakit. Bentuk tari sanghyang jaran yang meniru gerakan kuda, hampir mirip
tarian kuda lumping atau kuda kepang yang ada di Jawa.

2. Tari Sanghyang Dedari


Adalah tarian yang dibawakan oleh satu atau dua orang gadis kecil. Sebelum mereka mulai
menari, diadakan upacara pedudusan (pengasapan) yang diiringi dengan nyanyian atau kecak
dengan musik gending pelebongan, hingga mereka menjadi trance. Dalam keadaan tidak
sadar itu, penari Sanghang diarak memakai peralatan yang lazimnya disebut joli (tandu). Di
Desa Pesangkan, Karangasem, penari sanghyang menari di atas sepotong bambu yang
dipikul, sedang di Kabupaten Bangli penari sanghyang menari di atas pundak seorang lakilaki. Jenis tari Sanghyang seperti ini juga dikenal dengan nama tari Sanghyang Dewa.

Tari Bebali yaitu suatu tarian yang pementasannya sebagai penunjang jalannya
upacara keagamaan. Sifat tarian ini sebagai pengiring, yakni mengringi upacara
yadnya yang sedang berlangsung. Tarian Bebali salah satu contohnya yaitu tari
Topeng Sidhakarya.
Tari Topeng Sidakarya
Dalam masyarakat Bali, Topeng Sidhakarya seakan-akan disamakan dengan Topeng Pajegan.
Pengertian itu terjadi bahwa Topeng Pajegan itu dilakoni oleh hanya seorang penari (pragina),
dengan memainkan sejumlah karakter topeng. Tetapi kenyataannya dewasa ini tidak
selamanya nopeng sidhakarya itu diperankan tokoh-tokohnya hanya oleh seorang pelaku.
Sering dua atau lebih penari topeng, menarikan pada bagian lakonnya, hanya pada hadirnya
topeng sidhakarya, dilakukan oleh seorang diantara mereka itu.
Sejarah Topeng Sidakarya
Brahmana Keling
Pada jaman dahulu di suatu daerah yang bernama Keling ada seorang pendeta yang
sangat termashyur karena pandangannya tentang kebenaran yang utama yang mempunyai
Ilmu Kelepasan Jiwa. Ia disebut sebagai Brahmana Keling karena beliau berasal dari
sebuah daerah yang bernama Keling di Jawa Timur. Beliau juga mendirikan pesraman atau
pertapaan di lereng Gunung Bromo. Brahmana Keling adalah putra dari Danghyang
Kayumanis, cucu dari Empu Candra, kumpi dari Mpu Bahula dan cicit dari Mpu Beradah.

Tetapi sampai saat ini belum ada yang tahu nama beliau yang sebenarnya, karena beliau
berasal dari daerah Keling maka beliau dipanggil dengan sebutan Brahmana Keling.
Perjalanan-perjalanan Brahmana Keling
Dalam buku Babad Sidakarya karangan I Nyoman Kantun, S.H MM dan Drs. I Ketut
Yadnya terbitan PT Upada Sastra pada tahun 2003, diceritakan bahwa Brahmana Keling
melakukan perjalanan ke Madura, Bali, dan terakhir menuju Badanda Negara atau Sidakarya
sekarang. Berikut ini adalah riwayat perjalanan beliau.
Perjalanan Brahmana Keling ke Madura
Konon kerajaan Madura pernah lalai untuk menunaikan Saji Pepajegan yang
merupakan upacara tarian persembahan kepada para leluhur. Karena raja pada waktu itu
kurang yakin terhadap akibat yang ditimbulkan apabila upacara tidak dilaksanakan, dan juga
rakyat Madura kurang memperhatikan serta melupakan tradisi warisan dari generasi
sebelumnya, akhirnya terjadi kekacauan di Kerajaan Madura. Mendengar peristiwa itu,
Brahmana Keling lalu pergi ke Madura. Sesampainya beliau di Madura, Raja menjamunya
selayaknya menjamu seorang Brahmana. Saat itu, beliau banyak memberikan nasihat-nasihat
terutama untuk Sang Raja agar upacara yang Saji Pepajegan dilaksanakan dengan baik demi
kesejahteraan rakyat. Awalnya Raja tidak percaya terhadap nasihat-nasihat yang diberikan
oleh Brahmana Keling kepadanya, tetapi Brahmana Keling tidak putus asa begitu saja karena
beliau tahu bahwa Sang Raja selalu dihantui oleh rasa bimbang. Supaya Sang Raja merasa
yakin, akhirnya Brahmana Keling memperlihatkan dan menunjukkan kekuatan batinnya
dengan cara pohon pisang yang sudah layu dan kering beliau hidupkan lagi sehingga menjadi
hijau dan subur kembali, benang yang semula berwarna hitam dalam sekejap beliau rubah
menjadi berwarna putih, dan hal-hal aneh lainnya yang Brahmana Keling tunjukkan pada
Raja agar Sang Raja percaya padanya.
Akhirnya Sang Raja terperangah dan terpesona melihat keajaiban yang Brahmana
Keling tunjukkan. Sejak saat itu, Sang Raja sangat taat menjalankan petunjuk-petunjuk yang
diberikan oleh Brahmana Keling, beliau juga ditunjuk untuk memimpin upacara di Madura.
Setalah itu, upacara-upacara seperti tari saji pajegan berlangsung dengan lancar dan sukses.
Keadaan kerajaan kembali aman dan tenteram. Oleh karena itu di Madura beliau dijuluki
sebagai Brahmana Wasaka yang kira-kira berasal dari kata Wacika yang berarti ucapan atau
perkataan dan Satya yang berarti kesatria atau kebenaran. Secara umum Brahmana Wasaka
berarti apa yang beliau ucapkan selalu dapat dibuktikan kebenarannya (sidhi ngucap sidhi
mandi). Beliau selanjutnya kembali ke Jawa Timur.
Perjalanan Brahmana Keling ke Bali
Sekembalinya beliau ke Jawa, dengan perjalanan yang cukup panjang dan
melelahkan, sampailah beliau disebuah Desa bernama Desa Muncar. Disini beliau beristirahat
sejenak sambil menikmati keindahan panorama selat Bali. Tiba-tiba muncul ayahnya
(Danghyang Kayumanis) yang bercerita panjang lebar tentang keberadaannya di Nusa Bali.
Ayah beliau juga bercerita tentang kerajaan Gelgel yang dipimpin oleh Dalem Wturenggong

dan didampingi oleh Dang Hyang Nirartha sebagai penasehat dalam bidang keagamaan
(kerohanian) yang akan melaksanakan upacara Eka Dasa Rudra di Pura Besakih. Setelah
pertemuan Dang Hyang Kayumanis dan Brahmana Keling, sang ayah melanjutkan perjalanan
ke Pesraman di Jawa Timur (daerah keling) sedangkan sang anak melakukan perjalanan ke
pulau Bali menuju kerajaan Gelgel.
Tak ada yang tahu tentang bagaimana perjalanan Brahmana Keling ke Bali.
Sesampainya beliau di Gelgel, Kerajaan sedang dalam kondisi sepi dan beliau disapa oleh
beberapa pemuka masyarakat yang ada di Kerajaan. Beliau tiba dalam kondidi lesu, lusuh,
dengan pakaian yang kumal dan kotor. Ketika beliau ditanya tentang tujuan beliau ke Gelgel,
beliau menjawab bahwa beliau ingin menemui saudaranya yaitu Sang Prabu Dalem
Waturenggong dan Dang Hyang Nirartha. Karena orang yang ingin ditemui oleh Brahmana
Keling tidak ada di Kerajaan, maka beliau dipersilahkan oleh pemuka masyarakat yang
menyapa beliau untuk menuju ke Pura Besakih sebab mereka sedang mempersiapkan segala
sesuatau untuk melaksanakan upacara Eka Dasa Rudra. Sesampainya beliau di pelataran Pura
Besakih, beliau disapa oleh masyarakat yang sedang ngayah dan ditanyakan maksud
kedatangan beliau. Brahmana Keling menjawab bahwa beliau ingin bertemu saudara beliau
yaitu Dalem Waturenggong dan Dang Hyang Nirartha.masyarakat tadi tidak percaya terhadap
jawaban Brahmana Keling yang mengaku-ngaku sebagai saudara dengan Dalem
junjungannya, bahkan masyarakat ini tersinggung karena menurutnya tidak mungkin Dalem
junjungannya memiliki saudara yang penampilannya seperti pengemis. Tetapi Brahmana
Keling tetap bersikeras dan beliau berhasil masuk ke dalam pura. Akhirnya mungkin karena
kelelahan, Brahmana Keling langsung menuju ke pelinggih Surya Chandra dan duduk
beristirahat untuk melepas penatnya.
Tak berselang berapa lama, datanglah Sang Prabu Dalem Waturenggong, begitu beliau
menoleh ke atas Pelinggih Surya Chandra alangkah terkejutnya beliau. Karena murkanya
beliau langsung memanggil prajurit untuk menanyakan siapa gerangan orang yang telah
berani duduk diatas pelinggih Surya Chandra. Prajurit menjawab bahwa orang itu (Brahmana
Keling) memang dari tadi memaksa untuk masuk dan beliau mengaku sebagai saudara Sang
Prabu dan Dang Hyang Nirartha. Tetapi tidak ada yang tahu mengapa tiba-tiba orang itu
sudah ada diatas pelinggih Surya Chandra. Bertambah murkalah Sang Prabu setelah
mendengarkan apa yang disampaikan oleh prajurit tersebut. Sang Prabu lalu memerintahkan
rakyat dan semua pengayah untuk mengusir orang yang disangka gila tersebut. Karena saking
mulianya hati sang Brahmana, beliau tidak melawan sedikitpun saat diusir oleh rakyat dan
pengayah karena Sang Prabu sudah tidak mengakui beliau sebagai saudra alagi. Sebelum
Brahmana Keling meninggalkan Besakih, beliau mengucapkan kutukan yang berbunyi :

Wastu tata astu karya yang dilaksanakan di Pura Besakih


ini tan Sidakarya (tidak suskses), bunga kekringan, rakyat
kegeringan (diserang wabah penyakit), sarwa gumatat
gumitit (binatang kecil/hama) membuat kehancuran
(ngerebeda) diseluruh jagat (bumi) Bali.

Begitulah ucapan yang keluar dari mulut Brahmana Keling yang bagaikan suara petir
di langit yang verah. Semua masyarakat menyaksikan dengan mulut menganga, terpaku tak
berkutik sedikitpun. Lalu Brahmana Keling meninggalkan Besakih menuju Barat Daya.
Perjalanan Brahmana Keling ke Badanda Negara (Sidakarya Sekarang)
Singkat cerita sampailah Brahmana Keling di Badanda Negara yaitu di Desa
Sidakarya sekarang. Badanda Negara berasal dari kata Bdanda yang berarti Padanda atau
pandan (pohon berduri) dan Negara yang berarti Wilayah, maka Badanda Negara bwerarti
Pandan Negara atau suatu wilayah dimana banyak tumbuh pohon pandan dan sejenisnya. Di
pesisir selatan kerajaan Badung banyak ditumbuhi dengan pohon pandan, jeruju, serta bakau,
oleh karena itu daerah pesisir ini lumrah disebut dengan Badanda Negara atau Pandan
Negara. Disana beliau membuat pesanggrahan/pesraman sebagaimana layaknya seorang
Brahman.
Situasi Kerajaan Gelgel dan Seluruh Jagat Bali
Sepeninggal Brahmana Keling dari Pura Besakih, tidak berapa ahri suasana jagat Bali
terutama kerajaan Gelgel dan sekitarnya berangsur-angsur menampakkan situasi yang tidak
mengenakkan. Seperti ucapan Sang Brahmana Keling dalam kutukannya, semua pohonpohon yang berguna bagi pelaksanaan karya Eka Dasa Rudra di Besakih seperti kelapa,
pisang, padi, sayuran, dan sebagainya semua layu. Buah-buahan berguguran, wabah dan
hama seperti ulat,tikus, dan laiin-lain semakin banyak dan ganas menyerang tanamantanaman petani. Bumi seketika menjadi kering kerontang, wabah penyakit (gerubug)
menyerang penduduk. Terjadi pertengkaran antar pengayah yang disebabkan oleh hal-hal
yang sepele, hingga keadaaan menjadi kacau balau. Oleh karena itu, pelaksanaan karya urung
dilaksanakan, karena sudah tidak memungkinkan untuk diteruskan. Melihat kenyataan seperti
itu, Dang Hyang Nirartha diperintahkan oleh Dalem Waturenggong melakukan upacara
pembasmian, bahkan dengan dilakukannya tapa semedi oleh Dang Hyang Nirartha seakanakan tidak mempan, bhkan terkesan masalah semakin menjadi-jadi. Semua keadaan serba
menyedihkan. Akhirnya Ida Dalem sendiri yang turun tangan. Pada suatau malam Dalem
Waturenggong mengadakan Tapa Semadi di Pura Besakih. Beliau mendapatkan pewisik dari
Ida Betara yang berstana di Pura Besakih, bahwa Dalem Waturenggong telah berdosa karena
mengusir saudaranya sendiri secara hina dan hanya Brahmana Kelinglah yang dapat
mengembalikan keadaan seperti sedia kala.
Setelah mendapatkan petunjuk berupa pawisik, esok harinya Dalem Waturenggong
langsung memanggil perdana menterinya yaitu Arya Kepakisan (Gusti Agung Petandakan)
serta memanggil patih lainnya seperti Arya Pengalasan, Arya Ularan, dan lainnya termasuk
para pumggawa untuk mengadakan sidang. Dalam sidang tanpa agenda tersebut, diputuskan
agar menjemput Brahmana Keling yang pernah diusir sebelumnya secepatnya karena hanya
beliau yang dapat mengembalikan keadaan seperti sedia kala. Dikatakan juga bahwa beliau
(Brahmana Keling) sedang berada di Badanda Negara yaitu dipesisir selatan Kabupaten
Badung. Pada waktu itu yang menjadi Anglurah (Raja) di Badanda Negara (Badung) adalah I
Gusti Tegeh Kori dari Dinasti Tegeh Kori.

Singkat cerita berangkatlah rombongan yang ditugaskan untuk menjemput Brahmana


Keling ke Badanda Negara. Pertama-tama mereka menuju Kerajaan Tegeh Kori untuk
meminta petunjuk lebih lanjut. Akhirnya mereka diarahkan untuk menuju Pandan Negara
(Pesisir Selatan Kerajaan Badung yang menjadi Sidakarya sekarang). Sesampainya
rombongan di Pandan-Negara, beretemulah mereka dengan Brahmana Keling. Mereka
langsung menghaturkan sembah sujud mohon ampun sekaligus menceritakan tentang maksud
kedatangan mereka menghadap beliau. Sesuai dengan perintah Dalem Waturenggong,
Brahmana Keling diminta untuk bersedia datang kehadapan Dalem Waturengong sesegera
amungkin. Sesudah mereka bercerita, Brahmana Keling mempersilahkan mereka untuk
kembali ke Kerajaan Gelgel lebih dulu, Brahmana Keling akan menyusul kemudian.
Pengembalian Kutukan Brahmana Keling
Tidak ada yang tahu bagaimana cara Brahmana Keling pergi ke Pura Besakih
sehingga beliau sudah sampai sebelum rombongan penjemputnya yang dipersilahkan oleh
beliau untuk berangkat lebih dahulu. Setibanya Brahmana Keling di Pura Besakih, dan beliau
diperlakukan dengan sangat sopan, ramah, dan hormat. Dalam percakapan Brahmana Keling
dengan Dalem Waturenggong, yang juga disaksikan oleh Dang Hyang Nirartha, dikatakan
bahwa apabila Brahmana Keling mampu mengembalikan keaadaan jagat Bali seperti sedia
kala, Dalem Waturenggong berjanji untuk bersedia mengakui memang benar bahwa
Brahmana Keling adalah saudara dari Dalem Waturenggong. Mendengar perkataan Dalem
Waturenggong, dengan senang hati Brahmana Keling menyanggupinya, lalu beliau heing
sejenak tanpa sarana dan sesajen sedikitpun. Beliau mengucapkan mantra-mantra dan dengan
kekuatan batin yang luar biasa terjadi keaneh-anehan antara lain :
Ayam yang sebelumnya berwarna selain putih dikatakan berwarna putih oleh
beliau, seketika ayam tersebut berubah menjadi putih.
Pohon kelapa yang kering, layu tanpa buah seketika berubah menjadi subur, hijau
dan berbuah sangat lebat, begitu juga pohon pisang yang sudah layu dihidupkan
kembali dan berbuah lebat.
Hama tikus, wereng, walang sangit, ulat dan sebagainya lenyap seketika.
Masyarakat yang diserang wabah penyakit seketika menjadi sehat.
Apa yang diucapkan oleh Brahmana Keling betul-betul terbukti sehingga Ida Dalem
Waturenggong dan Dang Hyang Nirartha serta hadirin yang menyaksikan terheran-heran dan
terpesona karena terjadi hal-hal aneh yang menakjubkan. Akhirnya sesuai janjinya, Dalem
Waturenggong mengakui Brahmana Keling adalah saudaranya sendiri.
Penganugrahan Gelar Dalem Sidakarya
Setelah keadaan dikembalikan seperti sediakala oleh Brahmana Keling, maka Karya
Eka Dasa Rudra yang dilaksanakan pada Purnamaning Sasih Kedasa tahun Saka 1437
atau tahun 1515 masehi yaitu pada abad ke-16 lancar dan sukses. Pada pelaksanaan karya
Eka Dasa Rudra tersebut sekaligus dipimpin oleh Dang Hyang Nirartha dan Brahmana
Keling, karena sebelumnya Bali pernah dilanda kegeringan maka dalam Karya Eka Dasa

Rudra tersebut juga dilaksanakan Upacara Nangluk Merana. Berkat jasa Brahmana Keling
yang mampu nebciptakan kesejahteraan alam lingkungan yang lebih baik dari tahun ke tahun,
hasil alam yang melimpah sebagai sarana dan prasarana karya sehingga karya dapat
dilaksanakan dengan suskses atau berhasil (Sidakarya) sesuai dengan harapan Dalem
Waturenggong, maka Brahmana Keling dianugrahi gelar Dalem. Mulai saat itu Brahmana
Keling mabiseka Dalem Sidakarya. Lalu diadakan upacara pediksan sebagaimana
mestinya.
Saking gembiranya Ida Dalem Waturenggong karena ucapan Eka Dasa Rudra berjalan
lancar dan berhasil (Sidakarya) maka selain dianugrahkan gelar Dalem Sidakarya atas nasihat
Dang Hyang Nirartha, Dalem Waturenggong bersabda yang isinya kurang lebih sebagai
berikut : Mulai saat ini dan selanjutnya bagi setiap umat Hindu diseluruh jagat yang
melaksanakan upacara wajib nunas tirta Penyida Karya yang bertempat di Pesraman Dalem
Sidakarya supaya upacara yang dilakukan menjadi Sidakarya (berhasil), yang terletak di
pesisir selatan Kerajaan Badung (Sidakarya sekarang). Pada setiap upakara atau sarana
upacaradisebarkan ssarana serba Sidakarya seperti sayut Sidakarya untuk di banten atau
sesajen, tipat sidakarya untuk makanan kesejahteraan, Tari Topeng Sidakarua untuk wali
(keselarasan). Dan orang yang mengadakan upacra wajib nunas Catur Bija dan Panca Taru
Sidakarya.
Catur Bija yang dimaksud antara lain beras, ketan, beras merah, dan injin (ketan
hitam). Kesemuanya itu secara umum digunakan untuk penginih-inih karya dan
pengingsahan karya, sebagai ajengan catur dalam kegiatan Yadnya. Jatu ini sebelum
dipergunakan ditaruh di penetegan beras. Panca Taru yang dimaksud adalah cempaka, sandat
yang digunakan sebagai simbolis jatu untuk wewangunan suci. Yang biasa digunakan adalah
serpihannya (tampalan) untuk jatu api pasepan. Selain dua kayu tadi, ada juga Kayu Naga
Sari yang digunakan sebagai pelengkap tetandingan banten, dadap yang digunakan untuk
penuntun tirta, berisi benang tukel, andel-andel, dan uang kepeng, kelapa (kloping, danyuh,
pang, busung atau janur) yang digunakan untuk memasak didapur, pengeseng sekah, dan
pengeseng penimpungan. Janur atau busung digunakan untuk semua jejahitan. Beberapa
kayu sekarang susah didapat, maka apapun yang diterima dari pura dapat digunakan sebagai
jatu Panca Taru dari Sidakarya.
Sebagai penghormatan dan kenangan dari peristiwa diatas, selanjutnya dari ketiga
tokoh penting dalam pemerintahan Dalem Waturenggong yaitu Dalem Waturenggong sendiri,
Dang Hyang Nirartha, dan Dalem Sidakarya, akhirnya Dalem Waturenggong memerintahkan
Pasek Akeluddadah untuk pertama kalinya membuat tapel atau topengyang menggambarkan
Sang Tiga Sakti atau ketiga tokoh yang berperan penting dalam pemerintahan Dalem
Waturenggong. Menurut orang yang menulis buku ini, Akeluddadah berasal dari dua kata
yaitu Akelud yang berarti penyucian atau pembersihan (pemarisudha) dan Dadah yang berarti
air atau air suci (tirta). Jadi Akeluddadah berarti tirta pemarisudha atau penyucian segala
bentuk mala atau kotoran yang disimbolkan dengan topeng yang dipentaskan sebagai tarian
sakral pada sebuah pelaksanaan Upacara Yadnya. Karena I Pasek ini berjasa dalam membuat
topeng Akeluddadah, maka beliau disebut dengan Pasek Akeluddadah. Namun topeng yang
dibuat oleh Pasek Akeluddadah belum diketahui keberadaannya.

Demi kesempurnaan upacara Yadnya, sebagai penutup rangkaian upacara dipentaskan


Tari Topeng Sidakarya yang dalam pentasnya dapat dibawakan dengan seorang diri
(memajeg) atau ditarikan oleh lebih dari satu orang tergantung keadaan. Dalam Tari Topeng
Sidakarya, tokoh penting yang ditampilkan adalah Tokoh Dang Hyang Nirartha sebagai
Pendeta, Dalem Waturenggong sebagai Penguasa/Raja dan Dalem Sidakarya yang disebut
sebagai Sang Tiga Sakti. Adapun ciri-ciri dari Topeng Sidakarya adalah berwarna putih,
bermata sipit, giginya agak maju (jongos), bewajah setengah manusia setengah demanik,
berambut sebahu, memakai kerudung yang dirajah, dan penarinya biasanya membawa
bokoran berisi canang sari, dupa, beras kuning, sekar ura, dan sebagainya sebagai simbol
kedermawanan.
Penari topeng Sidakarya lalu menari dangkrak-dingkrik dan dilanjutkan dengan
menangkap penonton yang masih anak-anak lalu diberikan uang kepeng yang artinya kurang
lebih sebagai perwujudan mengobati orang sakit serta memberikan kesejahteraan pada orang
lain. Ini juga merupakan simbolis siklus kehidupan yaitu lahir, kecil, muda, tua, mati. Setelah
itu penari mengucapkan (nguncarang) mantra yang isinya :

Dadia punang ikang kalan nira, mijil Dalem Sidakarya,


kadi gelap dumereping randu raja menala, gumeter ikang
pretiwi apah teja bayu akasa, lintang tranggana ketekeng
surya senjana metu aku saking Mutering Jagat Sudha
butha kala liak, desti teluh trangjana pada nembah tanwani
teken aku, apan aku mawak pemarisudha jagat.
Sakuwehing mala, lara, roga, wigena pada geseng. Ong,
Sang, Bang, Tang, Ang, Ing, Nang, Mang, Sing, Wang,
Yang.

Setelah nguncarang mantra tersebut dilanjutkan dengan menaburkan beras kuning


yang menyimbulkan pemberian laba kepada para Butha Kala supaya tidak mengganggu
ketentraman hidup manusia, serta menebarkan kesejahteraan pada umat manusia sehingga
terwujud rahayuning jagat. Serta dibarengi dengan penebaran sekar ura yang merupakan
simbol medana-dana (bersedekah). Dengan selesainya pementasan Topeng Sidakarya maka
tuntaslah segala rangkaian pelaksanaan upacara Yadnya yang disebut Sidakarya

Tari Balih-balihan adalah seni tari yang diciptakan berdasarkan tuntunan budhi
luhur. Jenis tarian ini termasuk seni tari yang berfungsi sebagai hiburan. Jenis tari ini
antara lain : Tari Kecak, Janger, Legong Keraton, Sendratari, Joged, dan lainnya.
a. Tari Kecak
Adalah pertunjukan seni khas Bali yang diciptakan tahun 1930-an, dimainkan oleh puluhan
laki-laki yang duduk berbaris melingkar dan dengan irama tertentu menyerukan kata "cak"
dan mengangkat kedua lengannya. Para penari yang duduk melingkar mengenakan kain
kotak-kotak seperti papan catur melingkari pinggang mereka.Tarian ini menggambarkan
kisah Ramayana saat barisan kera membantu Rama melawan Rahwana. Lagu Tari Kecak
diambil dari ritual tarian sanghyang yaitu tradisi tarian yang penarinya akan berada pada
kondisi tidak sadar, melakukan komunikasi dengan Tuhan atau roh para para leluhur dan
kemudian menyampaikan harapan-harapannya kepada masyarakat.

b. Tari Joged
Adalah suatu tarian pergaulan (social dance) yang sangat popular dan sangat digemari oleh
masyarakat bali hingga saat ini.tarian ini tergolong tarihbalih-balihan (secular dance) yang
pementasanya pada musim-musim panen,Hari Raya.serta hari-hari yang bersenang-senang
lainya.pementasan tarian joged ini biasanya di lakukan di sebuah kalangan yang berbentuk
arena dan suansan pertunjukannya sangat meriah serta bergairah terutama pada saat
dimulainya paibing-ibingan.Tarian joged mempunyai banyak macam yaitu diantaranya:
Joged Bumbung,Joged Pingitan,Joged Gebyog,Joged Pudengan dan Joged Gandrung.Apabila
di beberapa daerah di Bali terdapat jenis joged lain dari pada yang disebutkan disini maka
kelainan dari pada joged itu hanyalah terdapat pada sebutan saja.ciri khas pada tarian joged
ini adalah adanya paibing-ibingan yaitu bagian menari bersama antara penari dengan
penonton.lain dari pada itu perlengkapan kipas boleh di katakan tidak pernah di lupakan pada
tarian ini.

c. Tari Janger
Adalah salah satu tari Bali yang diciptakan pada tahun 1930-an dan merupakan salah satu
dari yang terpopuler. Janger adalah tari pergaulan anak remaja Bali. Ditarikan oleh 10 hingga
16 orang penari secara berpasangan, yaitu kelompok putri yang dinamakan janger dan
kelompok putra yang dinamakan kecak. Mereka menari sambil menyanyikan Lagu Janger
secara bersahut-sahutan.Gerakan Janger sederhana namun ceria dan bersemangat. Musik
yang menjadi latar belakang tari adalah Gamelan Batel atau Tetamburan dan gender wayang.

Seni Tabuh

Dewa Yajnya
a. Slonding
Adalah gamelan yang terbuat dari besi berlaras pelog tujuh nada sangat disakralkan oleh
masyarakat desa Tengenan Pegringsigan dan Bongaya (Kabupaten Karangasem).

b. Saron
Adalah saron barung (tampak depan, dengan tabuh kayu) dan saron panerus (dibelakang,
dengan tabuh tanduk) Saron atau yang biasanya disebut juga ricik, adalah salah satu
instrumen gamelan yang termasuk keluarga balungan.

c. Gong Gede
Adalah gamelan yang bersuara agung dipakai untuk memainkan tabuh-tabuh lelambatan
klasik yang cenderung formal namun tetap dinamis, dimainkan untuk mengiringi upacara

besar di pura-pura (Dewa Yajna), termasuk mengiringi tari upacara seperti Baris, Topeng,
Rejang, Pendet dan laim-lain. Gong Gede berlaras pelog lima nada

d. Gambuh
Adalah gamelan yang dalam lontar Aji Gurnita disebut sebagai gamelan Meladperana.
Gamelan Pegambuhan berlaras pelog, tepatnya pelog saih pitu(tujuh nada). Tabuh-tabuh yang
dimainkan memakai lima patetan/tetakep, yaitu : Selisir, Baro, Tembung, Sunaren, dan
Lebang.
e. Gender Wayang
Adalah barungan alit yang merupsakan gamelan pewayangan (wayang kulit dan wayang
wong) dengan instrumen pokoknya terdiri dari empat tungguh gender berlaras slendro lima
nada. Gender wayang ini juga dipakai untuk mengiringi upacara manusa yajna (potong gigi)
dan Pitra Yajna (ngaben).

Bhuta Yajna
a. Balaganjur
Adalah pengiring prosesi yang paling umum dikenal di Bali. Balaganjur yang tergolong
barungan madya ini dibentuk oleh instrumen-instrumen seperti 6 sampai 12 pasang cengceng

kopyak, 2 buah kendang cedugan(lanang dan wadon), 1 buah kajar, 1 buah kempli, dan dua
buah gong besar, 1 buah kempur, 1 buah pemade.

Rsi Yajna
a. Gong Kebyar
Adalah sebuah barungan baru. Sesuai dengan nama yang diberikan kepada barungan ini
(Kebyar yang bermakna cepat, tiba-tiba, dan keras) gamelan ini menghasilkan musik-musik
keras dan dinamis. Gong kebyar diperkirakan muncul di Singaraja pada tahub 1915 di desa
Jagaraga (Buleleng) yang juga memulai tradisi tari Kebyar. Gong kebyar berlaras pelog lima
nada.

Manusa Yajna
a. Semara Pegulingan
Gamelan yang dalam lontar Catur Muni-Muni disebut dengan gamelan Semara Aturu.
Masyarakat Bali mengenal dua macam Semara Pegulingan di Bali yang berlaras pelog tujuh
nada dan yang berlaras lima nada.

b. Gender Wayang
Adalah barungan alit yang merupsakan gamelan pewayangan (wayang kulit dan wayang
wong) dengan instrumen pokoknya terdiri dari empat tungguh gender berlaras slendro lima
nada. Gender wayang ini juga dipakai untuk mengiringi upacara manusa yajna (potong gigi)
dan Pitra Yajna (ngaben).

Pitra Yajna
a. Angklung
Adalah gamelan berlaras slendro, di Bali selatan gamelan ini hanya mempergunakan empat
nada sedangkan di Bali utara mempergunakan lima nada. Berdasarkan konteks penggunaan
gamelan ini, serta materi tabuh yang dibawakan, angklung dapat dibedakan menjadi tabuh
angklung klasik/tradisional yang dimainkan untuk mengiringi upacara (tanpa tari-tarian) dan
angklung kebyar yang dimainkan utuk mengiringi pagelaran tari maupun drama. Di kalanga
masyarakat luas gamelan ini dikenal sebagai pengiring upacara-upacara Pitra Yajna (ngaben).

b. Gambang
Adalah salah satu jenis gamelan langka dan sakral, termasuk barungan alit yang dimainkan
hanya untuk mengiringi upacara keagamaan (Hindu-Bali). Gamelan gambang berlaras pelog
tujuh nada, dibentuk oleh enam buah instrumen berbilah. Gambar gamelan gambang terdapat
pada relief candi Penataran Jawa Timur (abad XV) dan istilah gambang disebut-sebut dalam
cerita Malat dari zaman Majapahit akhir. Daerah yang dipandang sebagai desanya gambang
di Bali antara lain : Tengenan, Bebandem (Karangasem), Singapadu, Perangsada, Saba,
Blahbatu (Gianyar), Kesiut (Tabanan), Kerobokan, Sempidi (Badung).

c. Balaganjur
Adalah pengiring prosesi yang paling umum dikenal di Bali. Balaganjur yang tergolong
barungan madya ini dibentuk oleh instrumen-instrumen seperti 6 sampai 12 pasang cengceng
kopyak, 2 buah kendang cedugan(lanang dan wadon), 1 buah kajar, 1 buah kempli, dan dua
buah gong besar, 1 buah kempur, 1 buah pemade.

Seni Suara
Dewa Yajna
Wargasari

: Ida ratu sakeng luhur


Kahula nunas lugrane
Mangda sampun titiang tandruh
Mengayat bhatara mangkin
Titiang ngaturang pejati
Banten suci lan daksina
Sami sampun puput
Pretingkahing saji

Bhuta Yajna
Jerum

: Tengeh anamun turida


Salimur tas kasalimur
Pakerti abayeng dangu
Tumuwuh anadi wong
Rasa tan kadi age man
Manmanire misreng kidung
Tan anutin pupuh basa
Dina ewa de sang wiku

Manusa Yajna
Tantri

: Aswa memurihang bukti


Arya gila parnyakteng suci
Campur sarnya jnana putuseng
Sarwa budhi yan ring siwa
Suda sri danta padan ipune
Ringring ayu pantan rwa
Sang hredi tri aksara
Lemah ongkara tri kona
Ri wekasing tuduh

Rsi Yajna
Bramara Ngisep Sari : Om Om sembah i katunan
Dumadak juwa keaksi
Munggwing pangebhaktin titiang
Diastu langkung tuna sami
Pakirang artha wibhawa
Nista solah kalawan wuwus
Miwah banget hina budhi
Pitra Yajna
Girisa

: Janggitan ya bhuta petak


Maring purwa desa nira
Umanis panca warania
Hyang iswara dewatania
Penek swetha iwak petak
Iwak ayame maolah
Menawi ana katunan
Den agung sih ksamakna

Seni Bangunan
1. Padmasana
Adalah Padmasana berasal dari kata padma dan asana. Padma berarti bunga
teratai. Asana berarti tempat duduk. Dengan demikian padmasana adalah
tempat duduk dari bunga teratai. Dalam pandangan umat Hindu, padmasana
diartikan sebagai simbolis dari alam semesta sebagai istananya Sang Hyang
Widhi Wasa yang dibangun dalam bentuk bangunan yang menjulang tinggi.

2. Meru
Adalah Candi sebagai tempat suci untuk memuliakan Tuhan dengan prabhawanya mengalami
perkembangan dan perubahan menjadi Meru. Sampai saat ini, perkembangan bentuk
bangunan itu masih dapat kita lihat di Bali. Meru memiliki atap bertingkat-tingkat dari
tingkat satu, tiga, lima, tujuh, Sembilan, sebelas. Meru masih tetap mencerminkan pembagian
Tri Loka sebagaimana yang terdapat pada bentuk candi. Meru merupakan simbol atau
lambang andhabhuana atau alam semesta. Tingkatan atapnya melambangkan lapisan alam
besar dan alam kecil (makrokosmos dan mikrokosmos). Meru adalah lambang alam semesta
sebagai tempat bersemayam Sang Hyang Widhi Wasa beserta manifestasi-Nya. Meru adalah
lambang gunung Maha Meru.

3. Rong Tiga
Adalah Bentuk bangunan Rong Tiga pada umumnya sama dengan bangunan gedong yakni
empat persegi panjang. Bangunan ini terdiri dari tiga bagian yaitu bagian dasar dibuat dari
batu padas, disusun sesuai dengan bentuk bangunan. Bagian badan, letaknya agak ke atas,
terbuat dari kayu dengan tiga ruangan menghadap kedepan. Bagian atas terbuat dari
konstruksi kayu dengan atap alang-alang ijuk dan bisa juga genteng. Rong Tiga merupakan
salah satu bagian bangunan merajan (tempat pemujaan keluarga). Fungsi rong tiga adalah
tempat untuk memuja Hyang Widhi dalam manifestasinya sebagai Tri Murti dan Roh Leluhur
yang sudah disucikan.

4. Tugu Karang
Adalah bentuk bangunan tugu hampir sama dengan bangunan prasada cuma ukurannya lebih
kecil dan fungsinya juga berbeda. Fungsi Tugu adalah untuk tempat bersemayamnya para
Bhuta agar tidak mengganggu aktifitas manusia pada saat malaksanakan upacara suci.
Bangunan tugu di letakkan di halaman luar Pura. Tidak seperti bangunan Padmasana, Gedong
dan Meru yang terletak pada bagian halaman utama Pura.

5. Candi Bentar
Adalah Candi berasal dari kata Candika Grha artinya Rumah Durga. Dan pengertian ini
akhirnya candi dijadikan tempat pemujaan untuk Dewi Durga. Di India candi merupakan

sarana pemujaan, dan merupakan simbol gunung Mahameru sebagai tempat para Dewa.
Maka itu, candi merupakan tempat pemujaan kepada dewa.

Seni Lukisan (Modre)


1. Kemulan
Mantra ngastawayang yang di gunakan dalam pelinggih Kemulan adalah Kramaning Sembah
seperti yang sudah kita ketahui.
Mantra :
Om Brahma Wisnu Iswara Dewam
Jiwatmanam Trilokanam
Sarwa Jagat Prastistanam
Sudha Klesa Winasanam
Om Guru Paduka Ya Nama

2. Surya
Mantra ngastawayang yang di gunakan dalam Pelinggih Surya adalah Kramaning
Sembah seperti yang sudah kita ketahui. Karena dalam Pelinggih Surya merupakan stana dari
Sang Hyang Siwa Raditya, maka dalam kramaning sembah sudah terdapat mantra untuk
memuja Sang Hyang Siwa Raditya, yaitu
Ngastawa Ida Sang Hyang Siwa Raditya
Sarana : Sekar mawarna putih

Mantra :
Om Adityasya Paranjyotih
Rakta Tejo Namo Stute
Sweta Pangkaja Madhyastam
Bhaskara Ya Namah Swaha

3. Taksu Agung
Mantra ngastawayang yang di gunakan dalam Pelinggih Taksu Agung adalah Kramaning
Sembah seperti yang sudah kita ketahui. Untuk Mantra khusu di Pelinggih Taksu Agung,
karena Pelinggih Taksu Agung merupakan Pelinggih sebagai simbolis untuk memohon
kekuatan dan panugrahan untuk melakukan sesuatu tindakan atau pekerjaan, maka Mantra
yang digunakan untuk ngastawayang adalah Mantra ngastawayang nglungsur Panugrahan :
Sarana : Kawangen utawi sekar mewarna-warni
Mantra :
Om Anugraha Manoharam
Dewa Data Nugrahakam
Arcanam Sarwa Pujanam
Namah Sarwa Nugrahakam
Om Dewa Dewi Maha Sidhi
Yadnyangga Nirmalatmaka
Laksi Sidhisca Dhirgayuh
Niwignam Suka Wrdhitah

4. Menjangan Seluang
Mantra ngastawayang yang di gunakan dalam Pelinggih Manjangan Saluang adalah
Kramaning Sembah seperti yang sudah kita ketahui.
Mantra khusus untuk Pelinggih Menjangan Seluang adalah
Mantra :
Om Im Iswara pratisthajnyana Lila ya namah swaha.
Artinya :
Ya Hyang Widhi hamba sujud kepada Im (Iswara), ekspresi bentuk ilmu pengetahuan
swaha (Suandra, Himpunan Ulap-ulap Pelinggih:31)

5. Piyasan
Mantra ngastawayang yang di gunakan dalam Pelinggih Piyasan adalah Kramaning
Sembah seperti yang sudah kita ketahui.
Mantra :
Om Om dewa pratistha ya namah.
Artinya :
Ya Hyang Widhi, hamba sujud pada Hyang Widhi, hadirnya para dewa/bhatara-bhatara
(Suandra, Himpunan Ulap-ulap Pelinggih: 28-29)

6. Candi Bentar
Mantra ngastawayang yang di gunakan dalam Candi Bentar tidak ada, karena Candi
Bentar tidak termasuk ke dalam Pelinggih persembahan melainkan sebagai pelengkap dalam
suatu merajan besar.

Anda mungkin juga menyukai