Anda di halaman 1dari 16

Treatment Malam Puncak Gugur Gunung 2016 Suluk Wijaya

WANGSIT MATARAM
Gugur Gunung 2016

Ide dasar
Satu-satunya kerajaan yang masih berdiri dan memiliki otoritas dalam mengatur masyarakat sekitarnya adalah Ngayogyakarta
Hadiningrat. Sriwijaya memang memiliki pertahanan maritim yang kuat, Majapahit memang punya wilayah yang konon mencapai dataran
Kamboja, Thailand dan sebagian Filipina. Tapi nasib mereka sama, sama-sama murca. Kedaulatan Mataram mantap berdiri ketika suksesi oleh
Sutawijaya dengan Pangeran Benawa terhadap Arya Pengiri yang menjadi penguasa Pajang saat itu berhasil dilaksanakan. Namun usaha-usaha
suksesi yang dilakukan Sutawijaya tersebut tidak akan berhasil dilancarkan bila tanpa nasihat Ki Pamenahan, Ki Juru Martani dan Sunan
Kalijaga.
Mitos, jangka, dan siasat politis sangat mewarnai perjalanan sejarah Mataram Islam. Sampai saat ini masih lekat dipercaya masyarakat
tentang cerita mengenai air kelapa wasiat ghaib milik Ki Ageng Giring yang tak sengaja diminum Ki Pamenahan, pernikahan antara
Panembahan Senapati (Sutawijaya) dengan Kanjeng Ratu Kidul, usaha menagih alas Mentaok oleh Ki Pamenahan pada Sultan Hadiwijaya yang
dibantu oleh Sunan Kalijaga. Kemudian wasiat ramalan dari Sunan Giri Prapen kepada Sultan Hadiwijaya yang pernah mengatakan bahwa akan
ada penguasa baru dari Mataram yang akan menguasai seluruh Jawa, hingga pada akhirnya janji untuk memberikan alas Mentaok kepada Ki
Pamenahan terkesan tarik ulur karena rasa takut terhadap jangka yang dimaksudkan Sunan Giri Prapen. Tentu tak akan terlupa pula mengenai
siasat cerdik Ki Juru Martani ketika menghadapi kesaktian Arya Penangsang. Sekaligus taktik penaklukan yang dilakukan Panembahan Senapati
terhadap Ki Ageng Mangir Wanabaya masih jelas terbayang dalam ingatan sejarah bangsa.
Mataram berdiri atas dasar wahyu widayat, membicarakan tentang kelahirannya tapi belum pernah ada jangka yang mengatakan tentang
kehancuran Mataram. Sejarah berdirinya Mataram tentu seakan ingin berpesan kepada generasi penerus bahwa spirit tentang kedaulatan
Mataram harus tetap terjaga. Meskipun akhirnya pecah menjadi Yogyakarta dan Surakarta tapi tetap saja bingkai sejarah awal berdiri mereka
adalah Mataram. Spirit tentang memperjuangkan hak, spirit tentang menghargai alam makro dan mikro, spirit tentang kehidupan yang dapat
berjalan selaras meskipun didalam masyarakat yang majemuk. Yogyakarta sebagai penerus Mataram harus tetap teringat oleh masyarakatnya,
semangatnya harus ditularkan tidak hanya untuk masyarakat asli Yogyakarta, tapi masyarakat dari luar Yogya perlu kiranya tahu perjuangannya.
1|WANGSIT MATARAM

Treatment Malam Puncak Gugur Gunung 2016 Suluk Wijaya


Konsep Pertunjukan
Wangsit Mataram mengadopsi hierarki pertunjukan Jathilan, Gambyong dan Kethoprak. Kethoprak on the spot
Bentuk Pertunjukan
Pada sisi bentuk pertunjukannya, Wangsit Mataram akan berbentuk kolosal dengan iringan musik live.
Isi Cerita
Sumber utama yang digunakan dalam Wangsit Mataram adalah Babad Tanah Jawi dan Babad Alas Mentaok. Dengan sumber sampingan
berupa cerita rakyat, mitos dan legenda.
Spectacle
Pada pertunjukan Wangsit Mataram nanti Kamasutra akan berkoordinasi dengan UKM Berkuda, karena dalam prakteknya akan ada
sebuah scene yang melibatkan kuda. Sedangkan pada pembukaan awal akan dihadirkan tarian gambyong masal. Juga pada pertengahan akan
dihadirkan suatu bentuk pertunjukan silat dan debus.
Tujuan
Menghadirkan kembali awal berdirinya Mataram Islam sebagai usaha untuk tetap menjaga ingatan masyarakat Yogyakarta dan Indonesia
umumnya tentang eksistensi Mataram Islam. Sekaligus diharapkan bisa menjadi sebuah bentuk refleksi spirit, semangat dan jiwa dari Mataram
Islam agar diteruskan oleh para generasi selanjutnya, sehingga sikap-sikap hedon, materialistis dan kapitalis yang diimpor dari luar negeri dapat
disaring.

2|WANGSIT MATARAM

Treatment Malam Puncak Gugur Gunung 2016 Suluk Wijaya


BABAK 1
Menaklukkan Arya Penangsang
Setting

: Tepi sungai Bengawan Sore


Sore hari

Musik

: Tegang
Trenyuh

Pemain

: Ki Pamenahan

Arya Penangsang menunggang Gagak Rimang

Ki Juru Martani

Arya Mataram

Ki Penjawi

Sunan Kudus

Danang Sutawijaya

Prajurit Jipang 20 orang

Pasukan Pajang 30 orang

3|WANGSIT MATARAM

Treatment Malam Puncak Gugur Gunung 2016 Suluk Wijaya


No
In/Out
Suasana
1. Pasukan Pajang in Tegang
dari kiri
panggung
Pasukan Jipang in
dari kanan
panggung
2.

3.

D. Sutawijaya &
Ki Pamenahan
mendatangi Ki
Juru Martani dan
Ki Penjawi

Sunyi

Arya Penangsang
masuk dari kanan
panggung
menaiki kuda

Tegang Trenyuh

Adegan
Pertarungan antara dua pasukan

Inti Dialog

Pertama pasukan prajurit tangan kosong, Pajang


kalah

Salah seorang prajurit Pajang menghina


Jipang

Kedua pasukan prajurit pedang, Jipang kalah

Salah seorang prajurit Pajang menantang


pasukan Jipang

Ki Juru Martani menyampaikan tentang siasat


mengalahkan Arya Penangsang

Ki Juru Martani :
Arya Penangsang kuwi gampang
kesumet geni. Danang, kowe sing bakal
ngadhepi Arya Penangsang. Mengko aku
karo ramamu sing manas-manasi
kupinge Arya Penangsang.
Arya Penangsang :
Aku ra usah nganggo Kyai Setan Kober
yen musuhku jebul kowe Danang
Sutawijaya.

Ki Penjawi berjaga melihat situasi diiringi 5 orang


pasukan Pajang
Arya Penangsang merasa terhina dengan tantangan
Sutawijaya. Tapi setengah hati meladeni Danang
Sutawijaya. Saat bertarung, Sutawijaya berhasil
melukai perut Arya Penangsang dengan tombak
plered, tapi Arya Penangsang masih hidup, dan
enggan mengeluarkan Keris Kyai Setan Kobernya.

D. Sutawijaya :
Kula suwun, panjenengan mboten
Ki Juru Martani dan Ki Ageng Pamenahan meneriaki nggadah pemanggih dhumateng kula
Arya Penangsang, bahwa dirinya pengecut dan tak
menawi kula menika tiyang ingkang
berani mengeluarkan keris Kyai Setan kober
gampang dipateni !
Arya Penangsang marah, ia mencabut kerisnya,
namun sayang, keris itu malah menyerang dirinya
sendiri. Hingga akhirnya Penangsang tewas di
pangkuan Danang Sutawijaya.

4|WANGSIT MATARAM

Ki Juru Martani :
Yen kowe ora ngetokake Kyai Setan
Kober, kowe bakal lebur musuh
keponakanku kuwi Penangsang !

Ket.
Pasukan jipang
lari karena
kalah. Salah satu
prajurit Jipang
kupingnya diiris
oleh Sutawijaya,
tanda tantang
duel

Treatment Malam Puncak Gugur Gunung 2016 Suluk Wijaya


4.

Danang
Sutawijaya, Ki
Penjawi, Ki Juru
Mertani, Ki
Ageng
Pamenahan dan
seluruh pasukan
Pajang out ke kiri
panggung

Trenyuh

Danang Sutawijaya merasa tak bersikap ksatria saat


bertarung dengan Arya Penangsang.

Danang Sutawijaya :
Kangmas Arya Penangsang menika
taksih sederek kula rama ! Nanging
nalika kula adu kasekten kaliyan kang
Arya Penangsang kula malah mboten
adil !

Ki Penjawi dan Ki Juru Mertani menyadarkan


Danang Sutawijaya.

Ki Penjawi :
Nakmas Sutawijaya, aja kok lebokke
urusan bab ati ana ing sajroning laku
mbela marang negara !

Ki Ageng Pamenahan menenangkan anaknya dan


mengajak seluruh pasukan pergi meninggalkan
padang peperangan dan menagih janji Sultan
Hadiwijaya yang akan memberikan alas Mentaok

Ki Juru Mertani :
Danang Sutawijaya, kowe kuwi sing
bakal nggenggem wong Jawa, mula
ilangana welasmu nalika ngadhepi
mungsuh-mungsuhmu !
Ki Ageng Pamenahan :
Wis, saiki ayo padha bali menyang
Pajang, lapor marang Kanjeng Sultan
Hadiwijaya. Le, wis cukup anggonmu
sedhih. Ayo bali.
Danang Sutawijaya :
Lajeng pripun kaliyan mayit Kang Arya
Penangsang ?
Ki Ageng Pamenahan :
Aluwung becik ben dirumat karo wong
Jipang. Ayo bali !

5|WANGSIT MATARAM

Treatment Malam Puncak Gugur Gunung 2016 Suluk Wijaya


5.

Sunan Kudus,
Arya Mataram
dan Pasukan
Jipang masuk dari
kanan panggung

Trenyuh
(Tembang
Macapat
Pangkur
dilantunkan)

Sunan Kudus memegangi kepala Arya Penangsang,


murid kesayangannya. Arya Mataram hanya berdiri
terpaku tertimpa kesedihan. Pasukan Jipang
menunduk dan berlutut di depan jasad Arya
Penangsang.

Lantunan
laillahaillah
diucapkan oleh
para pasukan
Jipang dipimpin
Sunan Kudus

Arya Mataram memerintahkan prajurit untuk


mengangkat jasad kakaknya, Arya Penangsang.
Sunan Kudus menutup muka Arya Penangsang
dengan sorbannya, lalu mengomando para pasukan
Jipang untuk mengucap kalimat tauhid, mengiringi
kematian junjungan Jipang.

Arya Mataram :
Tak suwun kowe kabeh, para pinarjurit
Jipang ngangkat pepundhenmu iki,
Kangmas Arya Penangsang !
Pasukan Jipang (serentak) :
Sendika dhawuh kanjeng !!!
Sunan Kudus :
Wis dadi pepesten Gusti. Adipati Jipang
Panolan, Arya Penangsang, dadi
kembange swarga. La illa ha illallah !

6|WANGSIT MATARAM

Sunan Kudus,
Arya Mataram
berada didepan
pasukan Jipang
yang
mengangkat
jasad Arya
Mataram ke kiri
panggung.

Treatment Malam Puncak Gugur Gunung 2016 Suluk Wijaya


BABAK 2
Ki Juru Mertani mengaturkan siasat untuk menagih Alas Mentaok pada Sultan Hadiwijaya
Setting

: Kediaman Ki Juru Mertani


Pagi hari

Musik

: Tenang

Pemain

: Ki Ageng Pamenahan
Danang Sutawijaya
Ki Ageng Pamenahan

No
In/Out
Suasana
1. Ki Ageng
Tenang
Pamenahan dan
Danang
Sutawijaya masuk
dari kanan
panggung,
bertamu ke rumah
Ki Juru Mertani
2. Ki Ageng
Tenang
Pamenahan dan
Danang
Sutawijaya pamit,
keluar ke kanan
panggung

7|WANGSIT MATARAM

Adegan
Ki Ageng Pamenahan menyampaikan maksud
kedatangannya yang meminta nasehat untuk
menagih Alas Mentaok pada Sultan Hadiwijaya

Inti Dialog
Ki Juru Mertani memberi saran agar Ki
Ageng Pamenahan meminta bantuan
Sunan Kalijaga, sebab Sunan Kalijaga
sendiri merupakan guru dari Sultan
Hadiwijaya saat bernama Jaka Tingkir

Ki Ageng Pamenahan berterimakasih pada Ki Juru


Mertani. Ki Juru Mertani memberi tahu bahwa Alas
Mentaok masih belum tersentuh oleh Demak
maupun Pajang, karena disana ada salah satu
keturunan Majapahit yang masih berkuasa. Sekaligus
terdapat berbagai makhluk halus yang menghuni dan
dipimpin oleh Kanjeng Ratu Kidul.

Danang Sutawijaya berjanji akan


menaklukkan keturunan Majapahit
tersebut dan berdamai dengan Kanjeng
Ratu Kidul.

Ket.

Treatment Malam Puncak Gugur Gunung 2016 Suluk Wijaya


BABAK 3
Sultan Hadiwijaya pasrah terhadap kehendak Tuhan
Setting

: Pendapa Pajang

Musik

: Tenang

Pemain

: Sultan Hadiwijaya
Sunan Kalijaga
Ki Penjawi

No
In/Out
1. Sultan
Hadiwijaya
berdiskusi dengan
Sunan Kalijaga
dan Ki Penjawi

Suasana
Agung

Adegan
Sultan Hadiwijaya takut pada ramalan Sunan Giri
Prapen tentang kehancuran Pajang karena Mataram
Ki Penjawi berusaha memberikan solusi jalan tengan
supaya Pajang dan Mataram bisa akur.
Sunan Kalijaga bersikap bijak

Inti Dialog
Ki Penjawi :
Kepareng kula matur Kanjeng Sultan
Hadiwijaya. Menawi Alas Mentaok
mboten sios dipun paringaken
dhumateng Ki Ageng Pamenahan mboten
punapa-punapa, amergi taksih kathah
lamahipun Pajang ingkang saged
diparingaken.
Sultan Hadiwijaya :
Ki Penjawi, kula mboten saged cidra
marang sabda kula piyambek.
Tumindhak mekaten saged ngasoraken
derajat kula minangka Ratu.
Saestunipun Ki, kula taksih anggadah
rasa jirih, bilih punapa ingkang dipun
wasiataken kaliyan Sunan Giri Prapen

8|WANGSIT MATARAM

Ket.

Treatment Malam Puncak Gugur Gunung 2016 Suluk Wijaya


dhumateng kula bab Mataram menika
kadadosan tenanan. Nanging kula
sampun ngucap marang Ki Ageng
Pamenahan menawi kula saguh
maringaken Alas Mentaok. Kula
bingung, menawi Sunan Kalijaga
nggadah pirsa piyambak, kula suwun.
Sunan Kalijaga :
Matur sembah nuwun Sultan sampun
maringi kula wekdal damel matur.
Ingkang dados pemanggih Sultan menika
leres, Sultan menika Ratu ingkang kedah
netepi sekabehaning pangucap. Mula
kula suwun Sultan ikhlas maringaken
Alas Mentaok. Menawi ingkang dados
pangucap Sunan Giri kedadosan tenan
menika sampun salah satunggalipun
pepesten Hyang Gusti Allah.
Panjenengan pirsa piyambak, ana ing
Alas Mentaok wonten turunan
Majapahit, lelembut ingkang dipun Ratu
kaliyan Kanjeng Ratu Kidul. Ki Ageng
Pamenahan saha Danang Sutawijaya
bakal kangelan, Kanjeng Sultan.
Sultan Hadiwijaya :
Mila saking pemanggih sedaya kala
wau, kula milih bakal ngekekake Alas
Mentaok !

9|WANGSIT MATARAM

Treatment Malam Puncak Gugur Gunung 2016 Suluk Wijaya


BABAK 4
Danang Sutawijaya bersekutu dengan Kanjeng Ratu Kidul
Setting

: Hutan seberang laut Selatan


Malam hari

Musik

: Humor
Mencekam
Mistis

Pemain

: Danang Sutawijaya

Ajudan Kanjeng Ratu Kidul 4

Kanjeng Ratu Kidul

Jin Jalumampang

Macan 4 orang

Pasukan jin lelembut 10 orang

Kera 4 orang

Sunan Kalijaga

No
In/Out
Suasana
1. Macan 4 orang
Mencekam
dan kera 4 orang
sedang bertengkar
di jalanan hutan
2. 5 orang pasukan
Humor
jin lelembut
menengahi

Adegan
Macan dan kera bertengkar.

Lima pasukan jin lelembut memberi wejangan agar


sesama hewan hutan tidak bertengkar
Kera menyetujui, tapi tidak dengan macan karena
macan sedang lapar

10 | W A N G S I T M A T A R A M

Inti Dialog

Masukkan isu-isu yang sedang hits untuk


dibahas

Ket.

Treatment Malam Puncak Gugur Gunung 2016 Suluk Wijaya


3.

4.

Danang
Sutawijaya
berjalan di
setapak jalan
hutan
Danang
Sutawijaya
sampai di tengah
panggung, berdiri
bersilang dada

Mendadak
tegang

Saat Danang Sutawijaya lewat para lelembut dan


hewan terkena hawa panas.

Tegang

Lelembut berlari untuk melapor pada rajanya, Jin


Jalumampang.
Macan dan kera menyerang Danang Sutawijaya
bersamaan, dalam pertarungan karena kalah cerdik.
Para hewan kalah.
Ganti para lelembut yang bertarung dengan Danang
Sutawijaya, awalnya lima orang lalu bertambah
menjadi sepuluh jin lelembut bertarung melawan
Danang Sutawijaya.

Macan (Bersama) :
Sapa kowe ?! Marai panas wae, wis ra
doyan urip kowe kok mancik ana ing
Alas Mentaok.
Lelembut :
Sapa sejatine kowe ?!
D. Sutawijaya
Aku Danang Sutawijaya sing bakal
manggon ana ing Alas Mentaok !

5.

Jin Jalumampang Mencekam


masuk dari tengah
penonton

Danang Sutawijaya sempat ragu saat akan melawan


Jin Jalumampang, namun keduanya akhirnya
bertarung. Sayang, Danang Sutawijaya dikalahkan

6.

Seluruh hewan
dan lelembut
keluar panggung
ke segala arah.
Sunan Kalijaga
masuk dari kiri
panggung

Mencekam

Danang Sutawijaya tergeletak pingsan ditinggalkan

Mencekan

Sunan Kalijaga membangunkan Danang Sutawijaya.


Danang Sutawijaya sungkem pada Sunan Kalijaga

Sunan keluar
kebelakang
panggung

Mencekam

Asap gunsmoke memenuhi panggung, Sunan


Kalijaga menghilang. Danang Sutawijaya
mendatangi sebuah batu besar untuk bertapa.

7.

8.

11 | W A N G S I T M A T A R A M

Jin Jalumampang :
Bocah kaya kowe arep manggon ana
ing Alas Mentaok ?! hahaha, ngimpimu
dhuwure kebangeten !!

Sunan Kalijaga :
Tirakato ana ing sisih segara Kidul.
Laku tapa, nggo ketemu Kanjeng Ratu
Kidul. Wallahualam.

Treatment Malam Puncak Gugur Gunung 2016 Suluk Wijaya


BABAK 5
Danang Sutawijaya memadu cinta dengan Kanjeng Ratu Kidul
Setting

: Samping laut
Senja hari

Musik

: Romantis
Damai

Pemain

: Danang Sutawijaya
Kanjeng Ratu Kidul
Ajudan Ratu Kidul 4 orang

No
In/Out
1. Ratu Kidul
menunggang
kuda, masuk dari
kiri panggung
diiringi para
ajudannya

Suasana
Mencekam

Adegan
Ratu Kidul menghampiri Danang Sutawijaya,
membangunkannya.
Danang Sutawijaya membuka mata dan merasa
langsung jatuh cinta pada Kanjeng Ratu Kidul.

Inti Dialog
Danang Sutawijaya :
Sembah kula dhumateng Kanjeng
Ratu.
Kanjeng Ratu :
Anggonmu tapa nganti ngudak segara,
angin gedhe ana ngendi-ngendi,
keratonku nganti obah. Apa karepmu
Danang Sutawijaya ?
Danang Sutawijaya :
Ratu sampun pirsa nama kula ? Kula
badhe nyuwun pitulunganipun Gusti
Allah lumantar saking Kanjeng Ratu.

12 | W A N G S I T M A T A R A M

Ket.

Treatment Malam Puncak Gugur Gunung 2016 Suluk Wijaya


2.

Ratu Kidul
memerintahkan
para ajudannya
kembali

Romantis
(Tembang
asmarandhana)

Danang Sutawijaya berdiri berhadapan dengan


Kanjeng Ratu

Kanjeng Ratu :
Kowe sing bakal dadi junjungane para
janma Jawa. Tak bantu apa sing dadi
kekarepanmu, nanging aku ana sarate.
Danang Sutawijaya :
Menawi angsal ngertos, punapa
Kanjeng Ratu saratipun ?
Kanjeng Ratu :
Dadia garwaku, lan anak-anakmu sing
dadi ratu penerusmu uga dadi garwaku.
Danang Sutawijaya :
Menawi mekaten, kula saguh Kanjeng
Ratu.
Kanjeng Ratu :
Yen ngana, melua aku. Palagan apa
wae sing kok lakoni, pasukanku bakal
ngewangi kowe. !
Danang Sutawijaya :
Matursembah nuwun Kanjeng Ratu !

3.

Danang
Sutawijaya dan
Kanjeng Ratu
keluar

Romantis

13 | W A N G S I T M A T A R A M

Sebelum keluar, Danang Sutawijaya dan Kanjeng


Ratu bermesraan diatas kuda. Mereka berdua saling
bergenggaman tangan, saling mencintai dan
mengasihi. Lalu mereka melakukan setubuh dengan
penggambaran yang dibantu tari-tarian rakyat yang
sedang gandrung dan dilakukan oleh pasukan
lelembut

Treatment Malam Puncak Gugur Gunung 2016 Suluk Wijaya


BABAK 6
Pertempuran antara Danang Sutawijaya dengan
Setting

: Pelataran candi Prambanan


Sore hari

Musik

: Mencekam
Tegang

Pemain

: Sultan Hadiwijaya

Ki Ageng Pamenahan

Arya Mataram

Ki Juru Martani

Pangeran Benawa

Danang Sutawijaya

Ki Penjawi

Jin Jalumampang

Arya Pangiri

Pasukan lelembut 10 orang

Pasukan Pajang 20 orang

Pasukan Mataram 15 orang

14 | W A N G S I T M A T A R A M

Treatment Malam Puncak Gugur Gunung 2016 Suluk Wijaya


No
In/Out
1. Pihak Pajang
masuk dari kiri
panggung dan
diam bersiap.

Suasana
Mencekam

Adegan
Sultan Hadiwijaya memerintahkan pasukan untuk
berhenti. Terjadi perseteruan di pihak Pajang, antara
Ki Penjawi, Arya Pangiri dan Pangeran Benawa.

Inti Dialog
Arya Pangiri :
Mesthinipun Alas Mentaok mboten sah
diparingaken kakang.
Arya Mataram :
Leres dimas Arya Pangiri. Menawi
mboten diparingaken, kula kaliyan
sederek prajurit mboten perlu ngelakoni
palagan.
Ki Penjawi :
Ingkang sampun kedadosan dipun
adepi mawon, mboten sae benten-benten
pemanggih nalika badhe perang !
Sultan Hadiwijaya :
Ora sah grunengan. Pada dedunga
marang Kuwasa, muga diparingi
keslametan !

2.

3.

Pihak Mataram
(non jin dan
lelembut)
berderap masuk
menyerang
Pajang

Para lelembut

Tegang

Sultan Hadiwijaya, Ki Penjawi dan Arya Pangiri


yang berkuda, segera menyerang. Berhadapan
dengan Danang Sutawijaya, Ki Ageng Pamenahan
dan Ki Juru Martani.
Para pasukan bertarung dengan koreografi silat.

Tegang
mencekam

15 | W A N G S I T M A T A R A M

Pasukan Mataram kalah jumlah dan terdesak. Ki Juru


Martani meminta Danang Sutawijaya memanggil
bala bantuan lelembut.
Jin Jalumampang berkuda memimpin pasukan
lelembut, membantu pasukan Mataram.

Ket.

Treatment Malam Puncak Gugur Gunung 2016 Suluk Wijaya


4.

Pasukan Pajang
keluar kembali.

Mencekam,
tegang

Karena menghadapi jin, pasukan Pajang ciut nyali.


Lima orang lelembut menyemburkan api
Lima orang lelembut menghabisi pasukan Pajang
yang tak sempat melarikan diri
Sultan Hadiwijaya terluka karena serangan Jin
Jalumampang.
Ki Penjawi mengalahkan Ki Ageng Pamenahan
Ki Juru Mertani melukai Arya Pangiri dan Pangeran
Benawa
Danang Sutawijaya terluka karena serangan Arya
Mataram.

5.

Pajang akhirnya
keluar panggung
semua.

Sukacita

Linghing fade
out
Musik fade out

TAMAT
16 | W A N G S I T M A T A R A M

Pajang semakin terdesak, Sultan Hadiwijaya


memerintahkan untuk mundur.
Pasukan Mataram bersuka cita merayakan
kemenangannya, dan serempak semuanya tableu

Anda mungkin juga menyukai