Anda di halaman 1dari 29

Biografi Abu Bakar Ash Shiddiq

Radhiallahuanhu
Penulis: Syaikh Abdurrahman bin Abdillah As Suhaim hafizhahullah Nama
Nama beliau -menurut pendapat yang shahih- adalah Abdullah bin Utsman
bin Amir bin Amr bin Kaab bin Saad bin
By Yulian Purnama 21 March 2012
62 29666 38

Penulis: Syaikh Abdurrahman bin Abdillah As Suhaim hafizhahullah


Nama
Nama beliau -menurut pendapat yang shahih- adalah Abdullah bin Utsman bin Amir bin
Amr bin Kaab bin Saad bin Taiym bin Murrah bin Kaab bin Luay Al Qurasyi At Taimi.
Kun-yah
Beliau memiliki kun-yah: Abu Bakar
Laqb (Julukan)
Beliau dijuluki dengan Atiq ( )dan Ash Shiddiq ()(.
Sebagian ulama berpendapat bahwa alasan beliau dijuluki Atiq karena beliau tampan.
Sebagian mengatakan karena beliau berwajah cerah. Pendapat lain mengatakan karena beliau

selalu terdepan dalam kebaikan. Sebagian juga mengatakan bahwa ibu beliau awalnya tidak
kunjung hamil, ketika ia hamil maka ibunya berdoa,


Ya Allah, jika anak ini engkau bebaskan dari maut, maka hadiahkanlah kepadaku
Dan ada beberapa pendapat lain.
Sedangkan julukan Ash Shiddiq didapatkan karena beliau membenarkan kabar dari Nabi
Shallallahualaihi Wasallam dengan kepercayaan yang sangat tinggi. Sebagaimana ketika
pagi hari setelah malam Isra Miraj, orang-orang kafir berkata kepadanya: Teman kamu itu
(Muhammad) mengaku-ngaku telah pergi ke Baitul Maqdis dalam semalam. Beliau
menjawab:


Jika ia berkata demikian, maka itu benar
Allah Taala pun menyebut beliau sebagai Ash Shiddiq:




Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan yang membenarkannya, mereka
itulah orang-orang yang bertakwa (QS. Az Zumar: 33)
Tafsiran para ulama tentang ayat ini, yang dimaksud orang yang datang membawa
kebenaran (
) adalah Nabi Muhammad Shallallahualaihi Wasallam dan yang
dimaksud orang yang membenarkannya (
) adalah Abu Bakar Radhiallahuanhu.
Beliau juga dijuluki Ash Shiddiq karena beliau adalah lelaki pertama yang membenarkan dan
beriman kepada Nabi Muhammad Shallallahualaihi Wasallam. Nabi Shallallahualaihi
Wasallam telah menamai beliau dengan Ash Shiddiq sebagaimana diriwayatkan dalam
Shahih Bukhari:


( :
Dari Anas bin Malik Radhiallahuanhu bahwa Nabi Shallallahualaihi Wasallam menaiki
gunung Uhud bersama Abu Bakar, Umar dan Utsman. Gunung Uhud pun berguncang. Nabi
lalu bersabda: Diamlah Uhud, di atasmu ada Nabi, Ash Shiddiq (yaitu Abu Bakr) dan dua
orang Syuhada (Umar dan Utsman)
Kelahiran
Beliau dilahirkan 2 tahun 6 bulan setelah tahun gajah.
Ciri Fisik

Beliau berkulit putih, bertubuh kurus, berambut lebat, tampak kurus wajahnya, dahinya
muncul, dan ia sering memakai hinaa dan katm.
Jasa-jasa

Jasanya yang paling besar adalah masuknya ia ke dalam Islam paling pertama.

Hijrahnya beliau bersama Nabi Shallallahualaihi Wasallam

Ketegaran beliau ketika hari wafatnya Nabi Shallallahualaihi Wasallam

Sebelum terjadi hijrah, beliau telah membebaskan 70 orang yang disiksa orang kafir
karena alasan bertauhid kepada Allah. Di antara mereka adalah Bilal bin Rabbaah,
Amir bin Fahirah, Zunairah, Al Hindiyyah dan anaknya, budaknya Bani Muammal,
Ummu Ubais

Salah satu jasanya yang terbesar ialah ketika menjadi khalifah beliau memerangi
orang-orang murtad

Abu Bakar adalah lelaki yang lemah lembut, namun dalam hal memerangi orang yang
murtad, beliau memiliki pendirian yang kokoh. Bahkan lebih tegas dan keras daripada Umar
bin Khattab yang terkenal akan keras dan tegasnya beliau dalam pembelaan terhadap Allah.
Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan hadits Abu Hurairah Radhiallahuanhu:

( :
( :
:
(
( : .

Ketika Nabi Shallallahualaihi Wasallam wafat, dan Abu Bakar menggantikannya, banyak
orang yang kafir dari bangsa Arab. Umar berkata: Wahai Abu Bakar, bisa-bisanya engkau
memerangi manusia padahal Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam bersabda, aku
diperintah untuk memerangi manusia sampai mereka mengucapkan Laa ilaaha illallah,
barangsiapa yang mengucapkannya telah haram darah dan jiwanya, kecuali dengan hak
(jalan yang benar). Adapun hisabnya diserahkan kepada Allah? Abu Bakar berkata: Demi
Allah akan kuperangi orang yang membedakan antara shalat dengan zakat. Karena zakat
adalah hak Allah atas harta. Demi Allah jika ada orang yang enggan membayar zakat di
masaku, padahal mereka menunaikannya di masa Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam,
akan ku perangi dia. Umar berkata: Demi Allah, setelah itu tidaklah aku melihat kecuali
Allah telah melapangkan dadanya untuk memerangi orang-orang tersebut, dan aku yakin ia
di atas kebenaran
Begitu tegas dan kerasnya sikap beliau sampai-sampai para ulama berkata:

( (

Allah menolong Islam melalui Abu Bakar di hari ketika banyak orang murtad, dan melalui
Ahmad (bin Hambal) di hari ketika terjadi fitnah (khalqul Quran)
Abu Bakar pun memerangi orang-orang yang murtad dan orang-orang yang enggan
membayar zakat ketika itu

Musailamah Al Kadzab dibunuh di masa pemerintahan beliau

Beliau mengerahkan pasukan untuk menaklukan Syam, sebagaimana keinginan


Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam. Dan akhirnya Syam pun di taklukan,
demikian juga Iraq.

Di masa pemerintahan beliau, Al Quran dikumpulkan. Beliau memerintahkan Zaid


bin Tsabit untuk mengumpulkannya.

Abu Bakar adalah orang yang bijaksana. Ketika ia tidak ridha dengan dilepaskannya
Khalid bin Walid, ia berkata:

( (
Demi Allah, aku tidak akan menghunus pedang yang Allah tujukan kepada musuhnya
sampai Allah yang menghunusnya (HR. Ahmad dan lainnya)
Ketika masa pemerintahan beliau, terjadi peperangan. Beliau pun bertekad untuk pergi sendiri
memimpin perang, namun Ali bin Abi Thalib memegang tali kekangnya dan berkata: Mau
kemana engkau wahai khalifah? Akan kukatakan kepadamu perkataan Rasulullah
Shallallahualaihi Wasallam ketika perang Uhud:

( (.
Simpanlah pedangmu dan janganlah bersedih atas keadaan kami. Kembalilah ke Madinah.
Demi Allah, jika keadaan kami membuatmu sedih Islam tidak akan tegak selamanya. Lalu
Abu Bakar Radhiallahuanhu pun kembali dan mengutus pasukan.

Beliau juga sangat mengetahui nasab-nasab bangsa arab

Keutamaan
Tidak ada lelaki yang memiliki keutaman sebanyak keutamaan Abu Bakar Radhiallahuanhu
1. Abu Bakar Ash Shiddiq adalah manusia terbaik setelah Nabi Muhammad
Shallallahualaihi Wasallam dari golongan umat beliau
Ibnu Umar Radhiallahuanhu berkata:

Kami pernah memilih orang terbaik di masa Nabi Shallallahualaihi Wasallam. Kami pun
memilih Abu Bakar, setelah itu Umar bin Khattab, lalu Utsman bin Affan Radhiallahuanhu
(HR. Bukhari)
Dari Abu Darda Radhiallahuanhu, ia berkata:


: . :
( ( : (
: :
( : (

: : :

Aku pernah duduk di sebelah Nabi Shallallahualaihi Wasallam. Tiba-tiba datanglah Abu
Bakar menghadap Nabi Shallallahualaihi Wasallam sambil menjinjing ujung pakaiannya
hingga terlihat lututnya. Nabi Shallallahualaihi Wasallam berkata: Sesungguhnya teman
kalian ini sedang gundah. Lalu Abu Bakar berkata, Wahai Rasulullah, antara aku dan Ibnul
Khattab terjadi perselisihan, aku pun segera mendatanginya untuk meminta maaf, kumohon
padanya agar memaafkan aku namun dia enggan memaafkanku, karena itu aku datang
menghadapmu sekarang. Nabi Shallallahualaihi Wasallam lalu berkata: Semoga Allah
mengampunimu wahai Abu Bakar. Sebanyak tiga kali, tak lama setelah itu Umar menyesal
atas perbuatannya, dan mendatangi rumah Abu Bakar sambil bertanya, Apakah di dalam ada
Abu Bakar? Namun keluarganya menjawab, tidak. Umar segera mendatangi Rasulullah
Shallallahualaihi Wasallam. Sementara wajah Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam
terlihat memerah karena marah, hingga Abu Bakar merasa kasihan kepada Umar dan
memohon sambil duduk di atas kedua lututnya, Wahai Rasulullah Demi Allah sebenarnya
akulah yang bersalah, sebanyak dua kali. Maka Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam
bersabda, Sesungguhnya ketika aku diutus Allah kepada kalian, ketika itu kalian
mengatakan, Engkau pendusta wahai Muhammad, Sementara Abu Bakar berkata,
Engkau benar wahai Muhammad. Setelah itu dia membelaku dengan seluruh jiwa dan
hartanya. Lalu apakah kalian tidak jera menyakiti sahabatku? sebanyak dua kali. Setelah itu
Abu Bakar tidak pernah disakiti (HR. Bukhari)
Beliau juga orang yang paling pertama beriman kepada Rasulullah Shallallahualaihi
Wasallam, menemani Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam dan membenarkan
perkataannya. Hal ini terus berlanjut selama Rasulullah tinggal di Mekkah, walaupun banyak
gangguan yang datang. Abu Bakar juga menemani Rasulullah ketika hijrah.
2. Abu Bakar Ash Shiddiq adalah orang yang menemani Nabi Muhammad
Shallallahualaihi Wasallam di gua ketika dikejar kaum Quraisy
Allah Taala berfirman,



(
Salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata
kepada temannya: Janganlah kamu bersedih, sesungguhnya Allah beserta kita (QS. At
Taubah: 40)

As Suhaili berkata: Perhatikanlah baik-baik di sini Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam


berkata janganlah kamu bersedih namun tidak berkata janganlah kamu takut karena ketika
itu rasa sedih Abu Bakar terhadap keselamatan Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam
sangat mendalam sampai-sampai rasa takutnya terkalahkan.
Dalam Shahih Bukhari dan Muslim, dari hadits Anas bin Malik Radhiallahuanhu, Abu
Bakar berkata kepadanya:

( :
( : .
Ketika berada di dalam gua, aku melihat kaki orang-orang musyrik berada dekat dengan
kepala kami. Aku pun berkata kepada Rasulullah: Wahai Rasulullah, kalau di antara mereka
ada yang melihat kakinya, mereka akan melihat kita di bawah kaki mereka. Rasulullah
berkata: Wahai Abu Bakar, engkau tidak tahu bahwa bersama kita berdua yang ketiga
adalah Allah
Ketika hendak memasuki gua pun, Abu Bakar masuk terlebih dahulu untuk memastikan tidak
ada hal yang dapat membahayakan Nabi Shallallahualaihi Wasallam. Juga ketika dalam
perjalanan hijrah, Abu Bakar terkadang berjalan di depan Nabi Shallallahualaihi Wasallam,
terkadang di belakangnya, terkadang di kanannya, terkadang di kirinya.
Oleh karena itu ketika masa pemerintahan Umar bin Khattab Radhiallahuanhu ada sebagian
orang yang menganggap Umar lebih utama dari Abu Bakar, maka Umar Radhiallahuanhu
pun berkata:


( ((
(: ( ( :
( : . ((
: (
: ( :
: . (
Demi Allah, satu malamnya Abu Bakar lebih baik dari satu malamnya keluarga Umar, satu
harinya Abu Bakar masih lebih baik dari seharinya keluarga Umar. Abu Bakar bersama
Rasulullah pergi ke dalam gua. Ketika berjalan, dia terkadang berada di depan Rasulullah
dan terkadang di belakangnya. Sampai-sampai Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam
heran dan berkata: Wahai Abu Bakar mengapa engkau berjalan terkadang di depan dan
terkadang di belakang?. Abu Bakar berkata: Ya Rasulullah, ketika saya sadar kita sedang
dikejar, saya berjalan di belakang. Ketika saya sadar bahwa kita sedang mengintai, maka
saya berjalan di depan. Rasulullah lalu berkata: Wahai Abu Bakar, kalau ada sesuatu yang
aku suka engkau saja yang melakukannya tanpa aku? Abu Bakar berkata: Demi Allah,
tidak ada yang lebih tepat melainkan hal itu aku saja yang melakukan tanpa dirimu. Ketika
mereka berdua sampai di gua, Abu Bakar berkata: Ya Rasulullah aku akan berada di
tempatmu sampai memasuki gua. Kemudian mereka masuk, Abu Bakar berkata: Turunlah
wahai Rasulullah. Kemudian mereka turun. Umar berkata: Demi Allah, satu malamnya Abu

Bakar lebih baik dari satu malamnya keluarga Umar (HR. Al Hakim, Al Baihaqi dalam
Dalail An Nubuwwah)
3. Ketika kaum muslimin hendak berhijrah, Abu Bakar Ash Shiddiq menyumbangkan
seluruh hartanya. (Dalilnya disebutkan pada poin 8, pent.)
4. Abu Bakar Ash Shiddiq adalah khalifah pertama
Dan kita diperintahkan oleh Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam untuk meneladani
khulafa ar rasyidin, sebagaimana sabda beliau:

( (
Hendaknya kalian berpegang teguh pada sunnahku dan sunnah khulafa ar rasyidin
setelahku. Gigitlah dengan gigi geraham kalian (HR. Ahmad, At Tirmidzi dan lainnya.
Hadits ini shahih dengan seluruh jalannya)
5. Abu Bakar Ash Shiddiq dipilih sebagai khalifah berdasarkan nash
Ketika Nabi Shallallahualaihi Wasallam sakit keras, beliau memerintahkan Abu Bakar untuk
menjadi imam shalat berjamaah. Dalam Shahihain, dari Aisyah Radhiallahuanha ia
berkata:

: (

[ ( ( ( : ] (: .

: : . : .
( !
Ketika Nabi Shallallahualaihi Wasallam sakit menjelang wafat, Bilal datang meminta idzin
untuk memulai shalat. Rasulullah bersabda: Perintahkan Abu Bakar untuk menjadi imam
dan shalatlah. Aisyah berkata: Abu Bakar itu orang yang terlalu lembut, kalau ia
mengimami shalat, ia mudah menangis. Jika ia menggantikan posisimu, ia akan mudah
menangis sehingga sulit menyelesaikan bacaan Quran. Nabi tetap berkata: Perintahkan
Abu Bakar untuk menjadi imam dan shalatlah. Aisyah lalu berkata hal yang sama,
Rasulullah pun mengatakan hal yang sama lagi, sampai ketiga atau keempat kalinya
Rasulullah berkata: Sesungguhnya kalian itu (wanita) seperti para wanita pada kisah Yusuf,
perintahkan Abu Bakar untuk menjadi imam dan shalatlah
Oleh karena itu Umar bin Khattab Radhiallahuanhu berkata:

(
Apakah kalian tidak ridha kepada Abu Bakar dalam masalah dunia, padahal Rasulullah
Shallallahualaihi Wasallam telah ridha kepadanya dalam masalah agama?
Juga diriwayatkan dari Aisyah Radhiallahuanha, ia berkata:

:
( : ( (

: ( ( :
(
Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam berkata kepadaku ketika beliau sakit, panggilah
Abu Bakar dan saudaramu agar aku dapat menulis surat. Karena aku khawatir akan ada
orang yang berkeinginan lain (dalam masalah khilafah) sehingga ia berkata: Aku lebih
berhak. Padahal Allah dan kaum muminin menginginkan Abu Bakar (yang menjadi
khalifah). Kemudian datang seorang perempuan kepada Nabi Shallallahualaihi Wasallam
mengatakan sesuatu, lalu Nabi memerintahkan sesuatu kepadanya. Apa pendapatmu wahai
Rasulullah kalau aku tidak menemuimu? Nabi menjawab: Kalau kau tidak menemuiku, Abu
Bakar akan datang (HR. Bukhari-Muslim)
6. Umat Muhammad diperintahkan untuk meneladani Abu Bakar Ash Shiddiq
Nabi Shallallahualaihi Wasallam bersabda,

(
Ikutilah jalan orang-orang sepeninggalku yaitu Abu Bakar dan Umar (HR. Ahmad,
Tirmidzi, Ibnu Maajah, hadits ini shahih)
7. Abu Bakar Ash Shiddiq adalah salah seorang mufti di masa Nabi Muhammad
Oleh karena itu Nabi Shallallahualaihi Wasallam menugasi beliau sebagai Amirul Hajj pada
haji sebelum haji Wada. Diriwayatkan Al Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah
Radhiallahuanhu:

(
( ( ( : ( (
Abu Bakar Ash Shiddiq mengutusku untuk dalam sebuah ibadah haji yang terjadi sebelum
haji Wada, dimana beliau ditugaskan oleh Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam untuk
menjadi Amirul Hajj. Ia mengutusku untuk mengumumkan kepada sekelompok orang di hari
raya idul adha bahwa tidak boleh berhaji setelah tahunnya orang musyrik dan tidak boleh
ber-thawaf di kabah dengan telanjang
Abu Bakar juga sebagai pemegang bendera Nabi Shallallahualaihi Wasallam ketika perang
Tabuk.
8. Abu Bakar Ash Shiddiq menginfaqkan seluruh hartanya ketika Rasulullah
Shallallahualaihi Wasallam menganjurkan sedekah
Umar bin Khattab Radhiallahuanhu berkata:


:
: : : . (
! : ( :
:

Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam memerintahkan kami untuk bersedekah, maka kami


pun melaksanakannya. Umar berkata: Semoga hari ini aku bisa mengalahkan Abu Bakar.
Aku pun membawa setengah dari seluruh hartaku. Sampai Rasulullah Shallallahualaihi
Wasallam bertanya: Wahai Umar, apa yang kau sisakan untuk keluargamu?. Kujawab:
Semisal dengan ini. Lalu Abu Bakar datang membawa seluruh hartanya. Rasulullah
Shallallahualaihi Wasallam lalu bertanya: Wahai Abu Bakar, apa yang kau sisakan untuk
keluargamu?. Abu Bakar menjawab: Ku tinggalkan bagi mereka, Allah dan Rasul-Nya.
Umar berkata: Demi Allah, aku tidak akan bisa mengalahkan Abu Bakar selamanya (HR.
Tirmidzi)
9. Abu Bakar Ash Shiddiq adalah orang yang paling dicintai Nabi Muhammad
Shallallahualaihi Wasallam
Amr bin Al Ash Radhiallahuanhu bertanya kepada Nabi Shallallahualahi Wasallam:

: : : . :
Siapa orang yang kau cintai?. Rasulullah menjawab: Aisyah. Aku bertanya lagi: Kalau
laki-laki?. Beliau menjawab: Ayahnya Aisyah (yaitu Abu Bakar) (HR. Muslim)
10. Abu Bakar Ash Shiddiq adalah khalil bagi Nabi Muhammad Shallallahualaihi
Wasallam
Imam Al Bukhari dan Muslim meriwayatkan hadits dari Abu Said Al Khudri
Radhiallahuanhu, ia berkata:

:
( : .
.
:

(
Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam berkhutbah kepada manusia, beliau berkata:
Sesungguhnya Allah Taala memilih hamba di antara dunia dan apa yang ada di dalamnya.
Namun hamba tersebut hanya dapat memilih apa yang Allah tentukan. Lalu Abu Bakar
menangis. Kami pun heran dengan tangisan beliau itu, hanya karena Rasulullah
mengabarkan tentang hamba pilihan. Padahal Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam lah
orangnya, dan Abu Bakar lebih paham dari kami. Lalu Rasulullah Shallallahualaihi
Wasallam bersabda: Sesungguhnya orang yang sangat besar jasanya padaku dalam
kedekatan dan kerelaan mengeluarkan harta, ialah Abu Bakar. Andai saja aku diperbolehkan
mengangkat seorang kekasihku selain Rabbku pastilah aku akan memilih Abu Bakar, namun
cukuplah persaudaraan se-Islam dan kecintaan karenanya. Maka jangan ditinggalkan pintu
kecil di masjid selain pintu Abu Bakar saja
11. Allah Taala mensucikan Abu Bakar Ash Shiddiq
Allah Taala berfirman:

*
* ( ( *

* (
Dan kelak akan dijauhkan orang yang paling takwa dari neraka itu, Yang menafkahkan
hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkannya, Padahal tidak ada seorang pun
memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya, Tetapi (dia memberikan itu
semata-mata) karena mencari keridaan Tuhannya Yang Maha Tinggi. Dan kelak dia benarbenar mendapat kepuasan (QS. Al Lail: 17-21)
Ayat ini turun berkenaan dengan Abu Bakar Ash Shiddiq. Selain itu beliau juga termasuk as
sabiquunal awwalun, dan Allah Taala berfirman:

(



(


(
Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang
muhajirin dan Ansar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah rida
kepada mereka dan mereka pun rida kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka
surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selamalamanya. Itulah kemenangan yang besar. (QS. At Taubah: 100)
12. Nabi Shallallahualaihi Wasallam memberi tazkiyah kepada Abu Bakar
Ketika Abu Bakar bertanya kepada Nabi Shallallahualaihi Wasallam:

( : . ( (
:
Barangsiapa yang membiarkan kainnya terjulur karena sombong, tidak akan dilihat oleh
Allah pada hari kiamat. Abu Bakar berkata: Sesungguhnya salah satu sisi sarungku melorot
kecuali jika aku ikat dengan baik. Rasulullah lalu berkata: Engkau tidak melakukannya
karena sombong (HR. Bukhari dalam Fadhail Abu Bakar Radhiallahuanhu)
13. Abu Bakar Ash Shiddiq didoakan oleh Nabi untuk memasuki semua pintu surga

( :

. (
( ( ( :
( :
Orang memberikan menyumbangkan dua harta di jalan Allah, maka ia akan dipanggil oleh
salah satu dari pintu surga: Wahai hamba Allah, kemarilah untuk menuju kenikmatan.
Jika ia berasal dari golongan orang-orang yang suka mendirikan shalat, ia akan dipanggil
dari pintu shalat, yang berasal dari kalangan mujahid, maka akan dipanggil dari pintu jihad,
jika ia berasal dari golongan yang gemar bersedekah akan dipanggil dari pintu sedekah
(HR. Al Bukhari Muslim)

14. Abu Bakar Ash Shiddiq melakukan banyak perbuatan agung dalam sehari
Imam Muslim meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah, bahwa Nabi Shallallahualaihi
Wasallam bersabda:

: : . :
: . : : . :
: . : (

Siapa yang hari ini berpuasa? Abu Bakar menjawab: Saya
Siapa yang hari ini ikut mengantar jenazah? Abu Bakar menjawab: Saya
Siapa yang hari ini memberi makan orang miskin? Abu Bakar menjawab: Saya
Siapa yang hari ini menjenguk orang sakit? Abu Bakar menjawab: Saya
Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam lalu bersabda: Tidaklah semua ini dilakukan oleh
seseorang kecuali dia akan masuk surga
15. Orang musyrik mensifati Abu Bakar Ash Shiddiq sebagaimana Khadijah mensifati
Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam
Mereka berkata tentang Abu Bakar:

( (
(
( (
Apakah kalian mengusir orang yang suka bekerja untuk mereka yang tidak berpunya,
menyambung silaturahim, menanggung orang-orang yang lemah, menjamu tamu dan selalu
menolong di jalan kebenaran? (HR. Bukhari)
16. Ali Radhiallahuanhu mengenal keutamaan Abu Bakar Ash Shiddiq
Muhammad bin Al Hanafiyyah berkata, aku bertanya kepada ayahku, yaitu Ali bin Abi
Thalib:

: : . :
: : (
Manusia mana yang terbaik sepeninggal Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam? Ali
menjawab: Abu Bakar. Aku berkata: Kemudian siapa lagi?. Ali berkata: Lalu Umar. Aku
lalu khawatir yang selanjutnya adalah Utsman, maka aku berkata: Selanjutnya engkau?.
Ali berkata: Aku ini hanyalah orang muslim biasa (HR. Bukhari)
Sikap Zuhud
Abu Bakar Ash Shiddiq Radhiallahuanhu meninggal tanpa meninggalkan sepeserpun
dirham atau dinar. Diriwayatkan dari Al Hasan bin Ali Radhiallahuanhu:

( :
(

( :
Ketika Al Hasan sedang bersama Abu Bakar Radhiallahuanhu, Abu Bakar berkata, wahai
Aisyah tolong perhatikan unta perahan yang biasa kita ambil susunya, dan mangkuk besar
yang sering kita pakai untuk tempat penerangan, dan kain beludru yang biasa kita pakai.
Sesungguhnya kita mengambil manfaat dari itu semua saat aku mengurusi urusan kaum
muslimin. Jika aku mati, kembalikanlah semuanya kepada Umar. Maka ketika Abu Bakar
wafat, Aisyah mengirim semua itu kepada Umar Radhiallahuanhu. Umar pun berkata:
Semoga Allah meridhaimu wahai Abu Bakar, sungguh lelah orang yang datang setelahmu
Sikap Wara
Abu Bakar Ash Shiddiq Radhiallahuanhu adalah orang yang wara dan zuhud terhadap
dunia sampai-sampai ketika ia menjadi khalifah, ia pun tetap pergi bekerja mencari nafkah.
Umar bin Khattab pun Radhiallahuanhu melarangnya dan menganjurkan ia untuk
mengambil upah dari baitul maal, menimbang betapa beratnya tugas seorang khalifah.
Dikisahkan pula dari Aisyah Radhiallahuanha, ia berkata:

( ( (
: : :
(
.
Abu Bakar Ash Shiddiq memiliki budak laki-laki yang senantiasa mengeluarkan kharraj
(setoran untuk majikan) padanya. Abu Bakar biasa makan dari kharraj itu. Pada suatu hari
ia datang dengan sesuatu, yang akhirnya Abu Bakar makan darinya. Tiba-tiba sang budak
berkata: Apakah anda tahu dari mana makanan ini?. Abu Bakar bertanya : Dari mana?
Ia menjawab : Dulu pada masa jahiliyah aku pernah menjadi dukun yang menyembuhkan
orang. Padahal bukannya aku pandai berdukun, namun aku hanya menipunya. Lalu si pasien
itu menemuiku dan memberi imbalan buatku. Nah, yang anda makan saat ini adalah hasil
dari upah itu. Akhirnya Abu Bakar memasukkan tangannya ke dalam mulutnya hingga
keluarlah semua yang ia makan (HR. Bukhari)
Wafat beliau
Beliau wafat pada hari Senin di bulan Jumadil Awwal tahun 13 H ketika beliau berusia 63
tahun.
Semoga Allah meridhainya dan mengumpulkan kita bersamanya di surga kelak.

[Diterjemahkan dari http://www.saaid.net/Doat/assuhaim/126.htm dengan beberapa


peringkasan, takhrij dan tash-hih hadits dari penulis]


Penerjemah: Yulian Purnama
Artikel Muslim.Or.Id

Sumber: http://muslim.or.id/8725-biografi-abu-bakar-ash-shiddiq.html

Meneladani Abu Bakar ash-Shiddiq


Radhiallahu Anhu
admin August 10, 2014
11 23 36.9k 38

Abu Bakar ash-Shiddiq adalah sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang paling
utama bahkan ia adalah manusia paling mulia setelah para nabi dan rasul. Abu Bakar
memeluk Islam tatkala orang-orang masih mengingkari Nabi.

Ammar bin Yasir radhiallahu anhu mengatakan, (Di awal Islam) Aku melihat Nabi
shallallahu alaihi wa sallam hanya bersama lima orang budak, dua orang wanita, dan Abu
Bakar ash-Shiddiq radhiallahu anhum ajmain. (Riwayat Bukhari).
Sebagaimana telah masyhur, laqob ash-shiddiq disematkan padanya karena ia selalu
membenarkan apa yang datang dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Sebagaimana pada
pagi hari setelah kejadian isra miraj orang-orang kafir berkata kepadanya, Temanmu
(Muhammad) mengaku-ngaku telah pergi ke Baitul Maqdis dalam semalam. Abu Bakar
menjawab, Jika ia berkata demikian, maka itu benar.
Keutamaan Abu Bakar
Pertama, dijamin masuk surga dan memasuki semua pintu yang ada di sana, padahal saat itu
beliau masih menjejakkan kaki di muka bumi. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
bersabda, Orang yang menyumbangkan dua harta di jalan Allah, maka ia akan dipanggil
oleh salah satu dari pintu surga: Wahai hamba Allah, kemarilah untuk menuju kenikmatan.
Jika ia berasal dari golongan orang-orang yang suka mendirikan shalat, ia akan dipanggil dari
pintu shalat, yang berasal dari kalangan mujahid, maka akan dipanggil dari pintu jihad, jika ia
berasal dari golongan yang gemar bersedekah akan dipanggil dari pintu sedekah, mereka
yang berpuasa akan dipanggila dari pintu puasa, yaitu pintu Rayyan. Lantas Abu Bakar
bertanya; Jika seseorang (yang masuk surga) dipanggil dari salah satu pintu, itu adalah
sebuah kepastian. Apakah mungkin ada orang akan dipanggil dari semua pintu tersebut wahai
Rasulullah?. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menjawab, Benar, dan aku berharap
kamu termasuk diantara mereka, wahai Abu Bakar. (HR. al-Bukhari & Muslim).
Kedua, Abu Bakar adalah laki-laki yang paling dicintai oleh Rasulu shallallahu alaihi wa
sallam. Amr bin Al Ash radhiallahuanhu bertanya kepada Nabi shallallahualahi wa sallam,
Siapa orang yang kau cintai?. Rasulullah menjawab: Aisyah. Aku bertanya lagi: Kalau
laki-laki?. Beliau menjawab: Ayahnya Aisyah (yaitu Abu Bakar) (HR. Muslim).

Ketiga, Allah mempersaksikan bahwa Abu Bakar adalah orang yang ikhlas dalam
mengamalkan ajaran Islam. Allah Taala berfirman,
.
. ( (.

( .

Dan kelak akan dijauhkan orang yang paling takwa dari neraka itu, Yang menafkahkan
hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkannya, Padahal tidak ada seorang pun
memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya, Tetapi (dia memberikan itu
semata-mata) karena mencari keridaan Tuhannya Yang Maha Tinggi. Dan kelak dia benarbenar mendapat kepuasan (QS. Al Lail: 17-21)
Para ulama, di antaranya Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sadi ketika menafsirkan ayat
ini beliau berkata, sebab turun ayat ini adalah berkaitan dengan Abu Bakar ash-Shiddiq
(Tafsir as-Sadi, Hal: 886).
Keempat, orang-orang musyrik menyifati Abu Bakar sebagaimana Khadijah menyifati
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Abu Bakar adalah salah seorang sahabat yang
diperintahkan Rasulullah untuk berhijrah ke negeri Habasyah. Meskipun Abu Bakar lebih
senang berada di sisi Rasulullah, namun Rasulullah mengkhawatirkan keselematan Abu
Bakar karena kabilahnya termasuk kabilah yang lemah, tidak mampu melindunginya dari
ancaman orang-orang kafir Quraisy.
Dalam perjalanan menuju Habasyah, saat sampai di suatu wilayah yang bernama Barku alGhumad, Abu Bakar berjumpa dengan seseorang yang dikenal dengan Ibnu Dughnah yang
kemudian menanyakan perihal tentangnya. Lalu Ibnu Dughnah mengajaka Abu Bakar
kembali ke Mekah dan ia berkata kepada kafir Quraisy, Apakah kalian mengusir orang yang
suka menghilangkan beban orang-orang miskin, menyambung silaturahim, menanggung
orang-orang yang lemah, menjamu tamu, dan selalu menolong di jalan kebenaran? (Riwayat
Bukhari)
Sifat yang sama seperti sifat yang dikatakan Ummul Mukminin Khadijah tatkala
menenangkan Rasulullah tatkala pertama kali menerima wahyu.
Oleh karena itu, tidak heran sampai-sampai Umar bin al-Khattab menyifati keimanan Abu
Bakar dengan permisalan yang sangat luar biasa. Umar mengatakan, Seandainya ditimbang
iman Abu Bakar dengan iman seluruh penduduk bumi, niscaya lebih berat iman Abu Bakar.
(as-Sunnah, Jilid 1 hal. 378).
Meneladani Abu Bakar
Pertama, meneladani kecintaannya kepada Rasulullah.
Diriwayatkan dari Aisyah radhiallahu anha, ia menceritakan, setiap harinya Rasulullah
selalu datang ke rumah Abu Bakar di waktu pagi atau di sore hari. namun pada hari dimana
Rasulullah diizinkan untuk berhijrah, beliau datang tidak pada waktu biasanya. Abu Bakar
yang melihat kedatangan Rasulullah berkata, Tidaklah Rasulullah datang di waktu (luar
kebiasaan) seperti ini, pasti karena ada urusan yang sangat penting. Saat tiba di rumah Abu
Bakar, Rasulullah bersabda, Aku telah diizinkan untuk berhijrah. Kemudian Abu Bakar
menanggapi, Apakah Anda ingin agar aku menemanimu wahai Rasulullah? Rasulullah
menjawab, Iya, temani aku. Abu Bakar pun menangis.

Kemudian Aisyah mengatakan, Demi Allah! Sebelum hari ini, aku tidak pernah sekalipun
melihat seseorang menagis karena berbahagia. Aku melihat Abu Bakar menangis pada hari
itu.
Abu Bakar kemudian berkata, Wahai Nabi Allah, ini adalah kedua kudaku yang telah aku
persiapkan untuk hari ini. Atsar ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari.
Subhanallah! Abu Bakar menangis bahagia karena bisa hijrah bersama Rasulullah. Padahal
hijrah dari Mekah ke Madinah kala itu benar-benar membuat nyawa terancam, meninggalkan
harta, meninggalkan keluarga; anak dan istri yang ia cintai, tapi cinta Abu Bakar kepada
Rasulullah membuatnya lebih mengutamakan Rasulullah daripada harta, anak, istri, bahkan
dirinya sendiri.
Kedua, menangis saat membaca Alquran.
Abu Bakar adalah seorang laki-laki yang amat lembut hatinya sehingga tatkala membaca
Alquran, matanya senantiasa berurai air mata. Tatkala Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam sakit menjelang wafatnya, beliau memerintahkan Abu Bakar agar mengimami kaum
muslimin. Lalu Aisyah mengomentari hal itu, Sesungguhnya Abu Bakar adalah seorang
yang sangat lembut, apabila ia membaca Alquran, ia tak mampu menahan tangisnya. Aisyah
khawatir kalau hal itu mengganggu para jamaah. Namun Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam tetap memerintahkan agar Abu Bakar mengimami kaum muslimin.
Karena bacaan Alqurannya pula, orang-orang kafir Quraisy mengeluh kepada Ibnu Dhughnah
orang yang menjamin Abu Bakar- agar ia meminta Abu Bakar membaca Alquran di dalam
rumahnya saja, tidak di halaman rumah, apalagi di tempat-tempat umum. Mereka khawatir
istri-istri dan anak-anak mereka terpengaruh dengan lantunan ayat suci yang dibaca oleh Abu
Bakar.
Ketiga, berhati-hati terhadap harta yang haram atau syubhat.
Dikisahkan pula dari Aisyah radhiallahuanha, ia berkata:
Abu Bakar ash-Shiddiq memiliki budak laki-laki yang senantiasa mengeluarkan kharraj
(setoran untuk majikan) padanya. Abu Bakar biasa makan dari kharraj itu. Pada suatu hari ia
datang dengan sesuatu, yang akhirnya Abu Bakar makan darinya. Tiba-tiba sang budak
berkata, Apakah Anda tahu dari mana makanan ini?. Abu Bakar bertanya, Dari mana? Ia
menjawab, Dulu pada masa jahiliyah aku pernah menjadi dukun yang menyembuhkan
orang. Padahal bukannya aku pandai berdukun, namun aku hanya menipunya. Lalu si pasien
itu menemuiku dan memberi imbalan buatku. Yang Anda makan saat ini adalah hasil dari
upah itu. Akhirnya Abu Bakar memasukkan tangannya ke dalam mulutnya hingga keluarlah
semua yang ia makan. (HR. Bukhari).
Kami tutup tulisan ini dengan sebuah hadits dari Anas bin Malik. Ada seseorang yang
bertanya pada Nabi shallallahu alaihi wa sallam, Kapan terjadi hari kiamat, wahai
Rasulullah?Beliau shallallahu alaihi wa sallam berkata, Apa yang telah engkau
persiapkan untuk menghadapinya?Orang tersebut menjawab, Aku tidaklah mempersiapkan
untuk menghadapi hari tersebut dengan banyak shalat, banyak puasa dan banyak sedekah.
Tetapi yang aku persiapkan adalah cinta Allah dan Rasul-Nya.Beliau shallallahu alaihi wa
sallam berkata,


(Kalau begitu) engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai. (HR. Bukhari dan
Muslim).
Dalam riwayat lain, Anas mengatakan, Kami tidaklah pernah merasa gembira sebagaimana
rasa gembira kami ketika mendengar sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam: Anta maa
man ahbabta (Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai).Anas pun
mengatakan, Kalau begitu aku mencintai Nabi shallallahu alaihi wa sallam, Abu Bakar,
dan Umar. Aku berharap bisa bersama dengan mereka karena kecintaanku pada mereka,
walaupun aku tidak bisa beramal seperti amalan mereka. (HR. Bukhari).
Oleh Nurfitri Hadi (@nfhadi07)
Artikel www.KisahMuslim.com

Read more https://kisahmuslim.com/4515-meneladani-abu-bakar-ash-shiddiq-radhiallahuanhu.html

ssalammualaikum

Warahmatullahi

Wabarakatuh.

Abu Bakar R.A. adalah orang terbaik kedua setelah Nabi Muhammad S.A.W. Pengabdian dan
pengorbanannya untuk Islam tidak tertandingi, bahkan Rasulullah S.A.W. bersabda jika
keimanan seluruh penduduk dunia ditempatkan dalam satu sisi timbangan, dan keimanan Abu
Bakar ditempatkan di sisi lainnya, maka keimanan Abu Bakar akan mengalahkan beratnya
keimanan seluruh penduduk dunia. Hanya satu amal baik Abu Bakar R.A. dapat mengalahkan
SEMUA AMAL BAIK Umar bin Khatab al Faruq R.A., meskipun kita tahu Umar al Faruq
R.A.
bukanlah
orang
biasa.
Dalam hadist Tabarani diriwayatkan bahwa Rasulullah S.A.W. bersabda kepada Umar R.A.:
"Nabi Muhammad S.A.W. bersabda kepadaku pada suatu ketika, Wahai Umar, Jibril A.S.
telah datang kepadaku. Dan aku bertanya kepada Jibril: Wahai Jibril, ceritakan padaku
keutamaan Umar R.A. di surga. Jibril A.S. berkata kepadaku Ya Rasulullah S.A.W., jika aku
terus-menerus menceritakan keutamaan Umar kepadamu selama 950 tahun, keutamaan Umar
tidak akan habis diceritakan. Dan ingatlah bahwa amal baik umar hanyalah satu amal baik
dari amal-amal baik Abu Bakar R.A.

Abu Bakar R.A. merupakan orang kedua setelah Nabi Muhammad S.A.W.

Bukankah dia yang beriman kepada Allah setelah Nabi Muhammad S.A.W.?

Bukankah Abu Bakar R.A. adalah orang yang tetap teguh ketika berhijrah setelah
Rasulullah S.A.W.?

Bukankah Abu Bakar R.A. adalah orang yang paling teguh setelah Rasulullah S.A.W.
di dalam gua Jabal Thawr ketika Rasulullah dan dirinya dikejar-kejar orang-orang
kafir?

Bukankah Abu Bakar R.A. adalah orang kedua yang paling beriman kepada
perjalanan Miraj setelah Nabi Muhammad S.A.W.?

Bukankah Abu Bakar R.A. adalah pemimpin umat Muslim yang kedua setelah Nabi
Muhammad S.A.W.?

Bukankah Abu Bakar R.A. adalah orang kedua yang wafat setelah Nabi Muhammad
S.A.W.?

Bukankah Abu Bakar R.A. yang kedua disebutkan di dalam Al-Quran setelah
Rasulullah S.A.W.?

Bukankah dia lahir setelah Nabi Muhammad S.A.W. yang lahir di hari Senin,
sementara dia lahir di hari Selasa? Nabi Muhammad S.A.W. lahir pada tanggal 12
Rabiul Awwal dan Abu Bakar R.A. lahir pada tanggal 13 Rabiul Awwal.

Begitu juga komitmen, pengabdian, dan pengorbanan Abu Bakar R.A. adalah yang
paling besar kedua setelah Nabi Muhammad S.A.W.

Dan ketika seseorang membaca kitab hadist atau buku-buku tentang Abu Bakar R.A., kita
dapat mengetahui bahwa Nabi Muhammad S.A.W. dipilih oleh Allah S.W.T., begitu juga Abu
Bakar R.A. dipilih oleh Allah S.W.T., dia dipilih untuk mengabdi dan berkorban untuk Islam,
dia dipilih untuk membela Nabi Muhammad S.A.W. di sepanjang waktu,
Qadhi Abul Hassan Ahmad ibn Muhammad az Zubaidi menulis dalam kitabnya, bahwasanya
Abu Hurairah R.A. berkata Kaum Muhajirin dan Anshar berkumpul di sekeliling Nabi
Muhammad S.A.W., dan Abu Bakar R.A. bersumpah demi nyawa Rasulullah S.A.W. Ya
Rasulullah S.A.W., tidak pernah aku bersujud di hadapan berhala, bahkan di masa jahiliyah
sekalipun.
Karena mendengar ini, Umar marah dan membalas perkataannya Wahai Abu Bakar, kau
mengatakan hal ini dan bersumpah demi hidup Rasulullah S.A.W. bahwa kau tidak pernah
bersujud di hadapan berhala, tapi aku pernah melihatmu berjalan ke tempat penyembahan
berhala
di
masa-masa
jahiliyah.
Abu Bakar R.A. berkata Ya Umar, itu tidak seperti yang kau kira. Ayahku, Abu Quhafa
membawaku. Dia menuntun tanganku dan membawaku ke salah satu tempat penyembahan
berhala. Kemudian dia memberitahuku berhala itu adalah tuhanmu. Bersujudlah kepadanya.
Ayahku meninggalkanku disana seorang diri. Aku mendekati berhala itu dan meminta
makanan, minuman, dan pakaian. Dan ketika berhala itu tidak menjawab, aku mengambil
sebuah batu dan melemparnya ke berhala itu. Ketika ayahku melihat apa yang telah
kulakukan, dia marah dan menamparku, kemudian ayahku membawaku kepada ibuku dan
menceritakan
kejadian
ini
dengan
tujuan
agar
ibuku
memarahiku.

Tapi ternyata ibuku malah memelukku dan berkata Ya Abu Quhafa, jangan berkata buruk
kepada anakku, karena ketika dia lahir, aku menerima sambutan kepada anak ini. Sebuah
suara yang tanpa pemilik terdengar Wahai wanita hamba Allah, selamat karena kelahiran
anakmu, yang bernama Shiddiq di langit, yang merupakan seorang sahabat dari
Muhammad
S.A.W.
Juga Abu Bakar R.A. pernah berkata: Sebelum Nabi Muhammad S.A.W. menerima wahyu
kenabian, aku bepergian ke Yaman. Dan aku menemui seorang ahli kitab. Ketika ahli kitab ini
melihatku, dia berkata Tampaknya kau berasal dari Haram. Aku berkata Ya, aku dari
Haram. Kemudian ahli kitab itu berkata Tampaknya kau berasal dari suku Quraisy? Aku
berkata Ya. Kemudian dia berkata Tampaknya kau berasal dari klan Taym? Aku berkata
Ya.
Abu Bakar berkata Mengejutkan karena setelah dia mengatakan demikian, dia berkata
Hanya satu tanda yang belum kulihat. Aku bertanya padanya tanda apa itu? Dia berkata
tunjukkan perutmu. Aku menolak dan bertanya Kau harus memberitahuku dulu, kenapa
aku harus menunjukkan perutku? Kemudian dia berkata padaku aku membaca di dalam
kitab suci, bahwa seorang nabi akan diutus di Haram, dan dua orang akan bersama nabi ini
dan menolongnya di sepanjang waktu. Yang satu adalah anak muda, dan yang kedua adalah
orangtua paruh baya. Dan untuk orang yang paruh baya, tubuhnya kurus dan punya kulit yang
sangat putih. Dia punya tanda di atas perutnya, dia juga punya tanda di paha kirinya. Aku
telah melihat semua tanda yang tersembunyi. Tunjukkan aku perutmu. Aku menunjukkan
perutku dan melihat ada tanda di atas perutku. Dia bersumpah demi Tuhan dari Kabah aku
bersumpah demi Tuhan dari Kabah bahwa kaulah orangnya yang telah disebutkan dalam
kitab suci kami. Kemudian dia memberiku nasihat yang baik. Dan setelah menyelesaikan
pekerjaanku, aku meninggalkan Yaman dan berjalan menuju Makkah Tul Mukarramah, dan
aku
menunggu
kedatangan
nabi
terakhir
ini.
Dan ketika dia tahu bahwa nabi terakhir ini tidak lain tidak bukan adalah teman masa
kecilnya, yaitu Muhammad bin Abdullah S.A.W. yang telah menerima wahyu dari Allah,
maka tanpa keraguan sedikit pun, Abu Bakar R.A. langsung beriman dan mengucapkan
kalimat
La
ilaha
ilallah
muhammadar
rasulullah.
Keimanan yang begitu besar sampai-sampai pada suatu ketika Jibril A.S. turun dari langit dan
berkata kepada Nabi Muhammad S.A.W. Ya Muhammad S.A.W., Allah menyampaikan
salamnya padamu, dan Allah berfirman padamu katakan kepada putra Abu Quhafa bahwa
Allah
S.W.T.
meridhoinya.
Seperti yang disabdakan Nabi Muhammad S.A.W. Setiap orang yang kuundang ke dalam
Islam akan mempunyai keraguan atau paling tidak mempunyai pertanyaan tentangku atau
Islam. Abu Bakar adalah satu-satunya orang yang tidak bertanya apapun ketika aku
mengundangnya, tidak ada keraguan sedikitpun, dia beriman dan mengucapkan kalimat La
ilaha
ilallah
muhammadar
rasulullah.
Dan karena hal ini, dia diberikan gelar Shiddiq (yang paling jujur dan paling saleh), karena
dia tidak pernah sekalipun meragukan sabda Rasulullah S.A.W. sampai-sampai diriwayatkan
bahwa Nabi Muhammad S.A.W. baru saja menggerakkan bibirnya, dan sebelum Nabi
Muhammad S.A.W. mengucapkan apa yang ingin disabdakannya, Abu Bakar R.A. langsung
berkata
Nabi
Muhammad
S.A.W.
telah
berbicara
benar.

Sampai-sampai ketika Nabi Muhammad S.A.W. pergi ber Miraj, dalam satu malam Nabi
Muhammad S.A.W. pergi dari Makkah Tul Mukarramah, Masjidil Haram, ke Masjidil Aqsa
di Yerussalem, dan dari sana dia naik ke langit, dan kembali. Ketika dia S.A.W. menceritakan
kisah ini kepada orang-orang kafir (penyembah berhala), mereka mencemooh dan tidak
percaya dengan kata-kata Nabi Muhammad S.A.W., sampai-sampai orang yang imannya
lemah keluar dari Islam dan tidak mau percaya kepada Nabi Muhammad S.A.W. Dan orangorang kafir tahu bahwa Nabi Muhammad S.A.W. mendapatkan dukungan penuh dari Abu
Bakar R.A. dan dialah satu-satunya yang membela Nabi Muhammad S.A.W. di sepanjang
waktu. Jadi mereka datang dan menceritakan kisah ini kepada Abu Bakar R.A. Ya Abu
Bakar, apakah kau tahu apa yang dikatakan temanmu? Dia berkata dalam satu malam dia
berjalan dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsa di Yerussalem, dan dia kembali
dalam
satu
malam.
Abu Bakar R.A. menjawab Jika temanku berkata demikian, maka dia telah berkata benar.
Wahai orang-orang kafir, kalian telah datang kepada Abu Bakar hari ini, Demi Allah, aku
mempercayainya dalam hal-hal yang jauh lebih besar daripada ini! Aku mempercayai wahyu
yang datang kepadanya setiap pagi dan sore dari langit, dan kalian pikir kalian bisa
menjauhkanku dari Islam karena dia menceritakan kisah ini? Jika dia telah berkata demikian,
maka
dia
telah
bicara
jujur.
Inilah mengapa dia disebut Shiddiq. Dia memeluk Islam tanpa takut dengan bencana yang
akan menimpanya dan semua masalah yang akan dia hadapi. Karena keimanannya yang
begitu besar, tidak ada rasa takut di dalam hatinya. Hal ini terbukti ketika dia mendatangi
Nabi Muhammad S.A.W. dan berkata Ya Rasulullah S.A.W., kita harus berdakwah terangterangan.
Nabi Muhammad S.A.W. menjelaskan Ya Abu Bakar, bukan sekarang waktunya. Jumlah
umat Muslim masih sangat sedikit di Mekkah. Biarlah kita jadi kuat dahulu, barulah kita
menyampaikan
pesan
Allah
secara
terang-terangan.
Abu Bakar R.A. terus memaksa sampai akhirnya Nabi Muhammad S.A.W. memberikan izin,
padahal baru ada 39 Muslim yang ada di muka bumi waktu itu. Kemudian Abu Bakar R.A.
pergi ke Masjidil Haram, di hadapan orang-orang kafir dan pemimpin mereka, dia
menyampaikan
dakwahnya
secara
terang-terangan.
Ketika dia baru mulai berdakwah, orang-orang kafir menerjangnya dan memukulinya,
menendangnya, menginjak-injaknya. Abu Bakar menerima begitu banyak pukulan sampaisampai di dalam hadist dikatakan Abu Bakar R.A. bersimbah darah dari ujung kepala hingga
ujung jari.Mereka memukulinya sampai dia pingsan dan setiap orang yang ada di Masjidil
Haram merasa bahwa Abu Bakar tidak mungkin bertahan hidup setelah penyerangan ini,
sampai-sampai anggota klan-nya datang dan membawanya, dan mereka berseru di Masjidil
Haram bahwa jika Abu Bakar meninggal, maka klannya akan membunuh Utbah bin Rabiah
karena
telah
mendalangi
penyerangan
ini.
Abu Bakar R.A. tidak sadarkan diri. Keluarganya berusaha membuatnya sadar namun dia
tetap tak sadarkan diri. Di sepanjang hari sampai sore hampir berakhir, dia tetap tak sadarkan
diri. Dan akhirnya ketika dia siuman, hadist mencatat bahwa kata-kata pertamanya adalah
Wahai keluargaku, katakan bagaimana keadaan Nabi Muhammad S.A.W.?
Anggota keluarganya dan anggota klannya mendiskusikan hal ini... Sepanjang hari Abu

Bakar berada dalam keadaan sekarat, dia dipukuli dengan begitu beringas, semua ini terjadi
karena rasa cintanya kepada Muhammad bin Abdullah S.A.W. Dia baru siuman dan masih
lemah, tapi satu-satunya orang yang dia pikirkan adalah Muhammad S.A.W. Dia terusmenerus bertanya Wahai ibu, katakan padaku bagaimana keadaan Rasulullah S.A.W.?
Ketika ibunya memberitahunya Aku tidak tahu bagaimana keadaan sahabatmu.
Dia berkata Pergilah ke Ummi Jamil (saudara Umar) yang juga telah masuk Islam, pergilah
kepadanya dan tanyakan padanya, dia telah masuk Islam secara sembunyi-sembunyi. Ketika
ibunya pergi kepada Ummi Jamil, dia berkata Aku tidak tahu apa yang kau bicarakan, aku
tidak kenal siapa itu Abu Bakar, dan aku tidak kenal dengan Muhammad bin Abdullah.
Meski berkata begitu, dia datang untuk melihat keadaan Abu Bakar R.A., dan ketika dia
melihatnya dalam keadaan sekarat, dia tidak dapat menyembunyikan keimanannya, dia mulai
menjerit dan menangis, dan Abu Bakar berkata Ya Ummi Jamil, kau telah melihat
Rasulullah S.A.W., katakan padaku bagaimana keadaan Rasulullah? Ketika dia diberitahu
bahwa Rasulullah S.A.W. baik-baik saja dan sedang berada di Darul Arqa, dia tidak tenang
dan bersumpah Demi Allah, aku tidak akan makan dan minum sampai aku melihat wajah
Rasulullah S.A.W., sampai aku melihat bahwa Nabi Muhammad S.A.W. baik-baik saja dan
berada di tempat yang aman. Ibunya khawatir karena Abu Bakar R.A. tidak mau makan dan
minum, dan ibunya tahu bahwa tidak mungkin dia membatalkan sumpahnya karena dia telah
menyebut
nama
Allah.
Karena Abu Bakar R.A. masih lemah dan jalan terlihat aman, maka ibunya membawanya ke
tempat Rasulullah S.A.W. Dan ketika dia melihat wajah Rasulullah S.A.W. yang dirahmati,
dia merasa tenang. Dia mendekap Nabi Muhammad S.A.W. dan menangis sedalamdalamnya, sehingga Nabi Muhammad S.A.W. juga ikut menangis. dan semua sahabat dan
para Muslim lemah yang ada disana juga ikut menangis. Kemudian dia bertanya Ya
Rasulullah S.A.W., ini adalah ibuku, dia selalu merawatku dengan baik, kau adalah orang
yang dirahmati. Ya Rasulullah, undanglah dia ke dalam Islam dan berdoalah kepada Allah
S.W.T. agar mengabulkan do'amu dan menyelamatkan ibuku dari api neraka. Nabi
Muhammad S.A.W. mengangkat tangannya dan kemudian ibunya Abu Bakar R.A.
mengucapkan
kalimat
La
ilaha
ilallah
muhammadar
rasulullah.
Karena keberaniannya, Ali R.A. berkata Hanya satu jam bersama Abu Bakar lebih baik
daripada seluruh bumi yang dipenuhi orang-orang beriman seperti orang-orang beriman pada
masa Firaun. Hari ini ada milyaran umat Muslim. Kemudian terjadi peristiwa 9/11 dan kita
mulai kehilangan identitas kita. Tiba-tiba umat Islam yang kuat menjadi lemah, mereka
mencukur jenggotnya, mereka melepaskan identitas muslimnya. Padahal pada masa itu belum
ada milyaran Muslim, baru ada 39 Muslim di muka bumi ketika Abu Bakar R.A. menyatakan
keimanannya secara terbuka dan berdakwah/menyampaikan pesan Allah di antara orangorang
kafir.
Segalanya dia korbankan untuk Islam, dia mengorbankan kekayaannya untuk Islam, dia
mengorbankan anak dan istrinya untuk Islam, bahkan dia tidak menyisakan apa-apa
untuknya,
dia
menyumbangkan
semuanya
untuk
Islam.
Dalam hadist Imam Abu Daud, Imam Tirmidzi, dan Imam Hakim, derajat hadist ini hasan
sahih. Umar R.A. meriwayatkan bahwa pada suatu ketika ada perkumpulan di masjid
bersama Nabi Muhammad S.A.W. Nabi Muhammad S.A.W. meminta kepada para sahabat
R.A. untuk bersedekah di jalan Allah S.W.T. Nabi Muhammad S.A.W. butuh dana untuk

mempersiapkan para Mujahidin dan mengirim mereka untuk melawan orang-orang kafir di
Tabuk. Tabuk berjarak sekitar 700 km dari Madinah. Umar R.A. berkata Aku begitu bahagia
ketika Nabi Muhammad S.A.W. mengumumkan ini karena pada waktu itu aku mempunyai
kekayaan. Dan aku berpikir bahwa hari inilah kesempatanku untuk mengalahkan Abu Bakar
dalam berbuat kebaikan. Aku akan mengalahkan Abu Bakar karena dia tidak punya harta
benda yang banyak, sehingga aku dapat menyumbang lebih banyak di jalan Allah S.W.T.
Kemudian aku pulang ke rumah dan menceritakan hal ini kepada istriku. Dan segala yang
kami punya, aku membaginya dengan takaran yang sama. Aku meninggalkan setengah
hartaku untuk keluargaku, kemudian setengahnya lagi kupikul dengan bahuku ke masjid.
Ketika Nabi Muhammad S.A.W. melihatku membawa harta benda di bahuku, dia bertanya:
Ya Umar, apa yang kau bawakan untukku dan apa yang kau tinggalkan untuk keluargamu?
Aku menjawab Ya Rasulullah S.A.W., aku telah meninggalkan sesuatu untuk mereka.
Rasulullah S.A.W. bertanya Ya Umar, apa yang kau tinggalkan? Aku menjawab Ya
Rasulullah S.A.W., aku membagi segala yang kupunya dalam dua bagian. Aku meninggalkan
setengah untuk keluargaku, dan aku memberikan setengahnya lagi untuk Allah dan rasul-Nya
S.A.W. Kemudian datanglah Abu Bakar dan dia membawa harta bendanya di bahunya. Aku
tersenyum dan berkata dalam hati, Hari ini aku dapat mengalahkan Abu Bakar R.A. dalam
melakukan kebaikan dan bersedekah di jalan Allah S.W.T. Ketika Rasulullah S.A.W.
melihat Abu Bakar R.A. membawa hartanya, Rasulullah S.A.W. bertanya Ya Abu Bakar, apa
yang kau bawakan untukku dan apa yang kau tinggalkan untuk keluargamu?
Abu Bakar R.A. menjawab Ya Rasulullah S.A.W., segala hal yang dimiliki tangan ini telah
kubawakan untukmu dan aku meninggalkan Allah dan rasul-Nya untuk keluargaku. Allah
yang akan menjaga keluargaku. Segala harta yang dimilikinya dia korbankan untuk Islam.
Ketika Abu Bakar R.A. masuk Islam, dia mempunyai 40.000 dinar. Pada saat memeluk Islam
hingga berhijrah, dia telah membelanjakan 35.000 dinar, bukan untuk dirinya, namun untuk
Islam dan Nabi Muhammad S.A.W. Apa yang terjadi dengan 5.000 dinar sisanya?
Dengarkanlah
putrinya
(Asma
binti
Abu
Bakar)
meriwayatkan.
Datanglah waktunya berhijrah, ayah kami pergi dengan Nabi Muhammad S.A.W. dan 5.000
dinar yang dia punya dibawanya dengan Nabi Muhammad S.A.W. Kakek kami, Abu Quhafa
datang. Dia seorang buta dan dia bertanya Wahai cucuku, kurasa dia telah pergi dan dia telah
mengambil semua yang dia miliki. Kujawab "Kakek, dia tidak melakukan ini dan
meninggalkan cukup banyak harta. Kakekku buta. Aku mengambil beberapa batu dan aku
menaruhnya di tempat dimana biasanya ayahku menyimpan koinnya. Aku mengambil
sepotong kain dan untuk membungkus bebatuan itu. Kemudian aku memegang tangan
ayahku dan membuatnya menyentuh kain itu, kemudian aku berkata: lihatlah dia
meningggalkan cukup banyak (harta) untuk kita. Aku bersumpah demi Allah, ayah kami
tidak meninggalkan apapun untuk anaknya, yang aku lakukan hanyalah menghibur kakek
kami
sehingga
dia
berpikir
ayah
kami
meninggalkan
sisa
hartanya.
Ketika berkenaan dengan Islam, semuanya dia disumbangkan. Dalam hadist Ibnu Umar, Nabi
Muhammad S.A.W. sedang duduk-duduk dan ada Abu Bakar di sampingnya. Abu Bakar
mengenakan sebuah pakaian yang dia ikatkan dengan dua buah batang kayu. Jibril A.S. turun
dari langit dan menyampaikan salam dari Allah kepada Nabi Muhammad S.A.W., kemudian
dia bertanya Ya Rasulullah S.A.W., kenapa aku melihat Abu Bakar mengenakan sebuah
pakaian
yang
diikatkan
dengan
dua
buah
batang
kayu?

Nabi Muhammad S.A.W. memberitahu Jibril Ya Jibril, semua yang dimiliki orang ini telah
dibelanjakan untukku dan Islam sehingga sekarang dia tak punya apa-apa, dan itulah
mengapa
kau
melihatnya
dalam
kondisi
seperti
ini.
Jibril A.S. berkata Ya Muhammad S.A.W., sampaikanlah salam dari Allah kepada orang ini,
dan sampaikan padanya bahwa Tuhanmu berfirman: Wahai Abu Bakar, katakanlah, apakah
kau merasa senang kepada Tuhanmu dalam kemiskinan ini, atau apakah kau tidak senang dan
kecewa
kepada
Tuhanmu?
Nabi S.A.W. menyampaikan pesan dan salam dari Allah kepada Abu Bakar R.A. Kemudian
dia bertanya kepadanya Wahai Abu Bakar, apakah kau merasa senang kepada Allah dengan
kemiskinan
ini,
atau
apakah
kau
tidak
senang
kepada
Allah?
Air mata Abu Bakar mulai mengalir dan dia menjawab Ya Rasulullah, apakah Abu Bakar
marah kepada Tuhannya? Karena Abu Bakar tidak pernah marah kepada Tuhannya. Abu
Bakar merasa senang dengan Allah, Abu Bakar merasa senang dengan Allah, Abu Bakar
merasa
senang
dengan
Allah
dalam
kemiskinan
ini.
Dia tidak membiarkan siapapun mencela Islam, bahkan anggota keluarganya sendiri.
Diriwayatkan bahwa ketika Abu Quhafa (ayah Abu Bakar) masih dalam keadaan kafir, dia
mencela Nabi Muhammad S.A.W. Abu Bakar R.A. tidak dapat menoleransi hal ini dan dia
menampar ayahnya. Ketika Nabi Muhammad S.A.W. diceritakan tentang kejadian ini dan dia
memanggil Abu Bakar dan menanyakan tentang hal ini, inilah jawabannya:
Ya Rasulullah S.A.W., pada waktu itu jiwaku sedang tidak bersamaku, andaikan jiwaku ada
bersamaku, Ya Rasulullah S.A.W., maka aku akan MEMBUNUH ayahku karena mencelamu
dengan
kata-kata
yang
tidak
pantas.
Dalam hadist yang dicatat oleh Ibn Abi Syaibah, anaknya, Abdurrahman bin Abu Bakar,
mengingatkannya tentang suatu kejadian dalam perang Uhud. Anaknya berkata Ya ayah, aku
melihatmu dalam perang Uhud ketika kau berdiri bersama orang-orang beriman, dan aku
berharap dapat dengan mudah membunuhmu, tapi ketika aku berpikir dan mengingat bahwa
kau
adalah
ayahku,
maka
aku
menjauh.
Abu Bakar R.A. menjawab Wahai putraku, itulah dirimu, tapi inilah diriku. Andaikan aku
melihatmu pada hari itu, maka aku tidak akan berpaling dan aku tak akan berpikir bahwa kau
adalah anakku, karena pada saat itu kau dalam keadaan kafir dan kau berpihak pada orangorang kafir, dan kau menjadi rintangan bagi din yang dibawa oleh Muhammad S.A.W., maka
aku
akan
memisahkan
kepalamu
dari
tubuhmu
dan
membunuhmu.
Pada masa 6 tahun setelah berhijrah, orang-orang munafik menyebarkan gosip dan tuduhan
palsu kepada ibunda kita, Aisyah R.A., mereka berkata bahwa Aisyah telah menodai kesucian
dan kesalehannya. Nabi Muhammad S.A.W. begitu mencintai Aisyah R.A. Dan karena cinta
yang dimiliki Nabi Muhammad S.A.W. kepada Aisyah R.A., di sangat bersedih karena
mendengar tuduhan ini. Dan yang membuatnya lebih sulit adalah tidak ada wahyu dari Allah
yang meluruskan tuduhan ini. Jadi hal ini menjadi begitu sulit bagi Aisyah R.A. dan Nabi
Muhammad S.A.W. Bayangkanlah bagaimana kesulitan yang diderita oleh Aisyah R.A. pada
waktu itu. Karena tuduhan palsu ini, Aisyah R.A. tidak menerima perhatian dan cinta yang
biasanya diberikan oleh Nabi Muhammad S.A.W. karena pada saat itu dia begitu sedih.

Dan biasanya, ketika seorang wanita sedang dalam kesukaran dan dia mempunyai masalah,
seorang wanita yang telah bersuami selalu kembali ke rumah ayah dan ibunya. Ibunda kita
Aisyah R.A. meminta izin kepada Nabi Muhammad S.A.W. untuk pulang ke rumah ayahnya
(Abu Bakar R.A.) dan ibunya. Rasulullah S.A.W. memberinya izin sehingga pulanglah
Aisyah R.A. ke rumah orangtuanya. Mereka hidup dalam rumah dua tingkat. Ibunya ada di
bawah
sedangkan
Abu
Bakar
R.A.
ada
di
lantai
atas.
Ketika ibunya melihat Aisyah R.A. pulang ke rumah pada waktu yang tidak biasanya, ibunya
khawatir dan dia bertanya:Wahai Aisyah, apakah semuanya baik-baik saja? Kenapa kau
pulang? Aisyah menceritakan kejadiannya dan seakan-akan ibunya telah ditimpa oleh
gunung, tapi dia tetap kuat dan teguh, dia menasihati anaknya untuk memberinya kekuatan
Wahai
Aisyah,
tidak
ada
yang
perlu
dikhawatirkan.
Ketika seorang wanita begitu dicintai oleh suaminya, apalagi seperti cintanya Rasulullah
S.A.W. kepada Aisyah R.A., maka orang-orang kadang bicara buruk untuk menjatuhkan
wanita itu di mata suaminya. Aisyah R.A. tidak merasa beban ini begitu berat. Karena begitu
sedih, dia berteriak dan menangis. Ketika Abu Bakar R.A. mendengar jeritan putrinya, dia
bergegas
ke
bawah.
Ketika Abu Bakar mengetahui persoalannya, air mata mulai membasahi pipinya, kemudian
dia berkata kepada putrinya Kau akan pergi ke rumahmu sendiri. Pulanglah ke rumah, maka
kami
juga
akan
mengikutimu.
Aisyah R.A. kembali ke rumah dan mereka mengikutinya. Aisyah R.A. jatuh sakit karena
peristiwa ini. Karena begitu sedih dia menjadi demam dan dia berbaring di pangkuan ibunya.
Setelah Ashar datanglah Nabi Muhammad S.A.W. dan dia bertanya kepada Aisyah R.A.
tentang gosip dan tuduhan yang telah tersebar. Disana ada Abu Bakar R.A. dan Ummi
Rumman
R.A.
(ayah
dan
ibu
Aisyah
R.A.)
Nabi Muhammad S.A.W. bertanya dan Aisyah mendekat kepada ibu dan ayahnya, dia
berpikir bahwa disini dia akan dibela ibu dan ayahnya, dia berkata Ya ayah, jawablah
mewakili diriku. Kau yang membesarkanku, aku telah tinggal bersamamu selama bertahuntahun, kau tahu kesalehan dan kesucianku. Wakililah diriku dan jawablah pertanyaan Nabi
Muhammad
S.A.W.
Ketika tuduhan seperti ini ditujukan kepada putri mereka, orangtua mana yang tidak akan
membela putrinya? Ditambah Aisyah R.A. bukanlah wanita biasa, kesalehan dan kesuciannya
terkenal ke seluruh penjuru Arab. Tidak pernah ada noda yang datang pada dirinya dan tibatiba tersebarlah tuduhan palsu ini. Tentu orangtua manapun di dunia akan membela putrinya
dalam situasi seperti ini. Tapi Abu Bakar dan Ummi Rumman tidak seperti kita, mereka
adalah orang-orang dengan keimanan yang luar biasa dan mereka begitu mencintai
Rasulullah S.A.W. Di satu sisi mereka dapat melihat putri mereka sedang bersedih, dan di sisi
lainnya mereka tahu yang dialami Rasulullah S.A.W. Dan mereka lebih menyayangi Nabi
Muhammad S.A.W. daripada 1.000 Aisyah sekalipun, sehingga mereka berkata Ya Aisyah,
kami tidak bisa mengatakan apa-apa tentang hal ini... Inilah cinta yang Abu Bakar miliki
untuk Nabi Muhammad S.A.W. Abu Bakar R.A. lebih mencintai Nabi Muhammad S.A.W.
daripada
putrinya
sendiri.
Umar R.A. meriwayatkan Hanya satu hari bersama Abu Bakar lebih baik daripada Umar dan
keluarga Umar, dan hanya satu malam bersama Abu Bakar lebih baik daripada Umar dan

keluarga Umar. Dan malam yang dia maksud disini adalah malam ketika Abu Bakar
berhijrah bersama Nabi Muhammad S.A.W. Umar berkata Abu Bakar R.A. pergi bersama
Rasulullah S.A.W. pada saat berhijrah. Terkadang dia berjalan di depan, dan tiba-tiba dia
berbalik dan berjalan di belakang Nabi Muhammad S.A.W. Karena melihat ini, Nabi
Muhammad S.A.W. bertanya kepada Abu Bakar Ya Abu Bakar, ada apa, kenapa kau berjalan
di depan kemudian kau tiba-tiba berlari ke belakang dan berjalan di belakang. Dia
menjelaskan Ya Rasulullah S.A.W., tiba-tiba aku mengingat bahwa akan ada orang-orang
yang mengejarmu, jadi untuk melindungimu, maka aku bergegas ke belakang. Tiba-tiba aku
mengingat bahwa sebagian orang-orang kafir mungkin telah ada di depan dan bersembunyi,
maka aku bergegas ke depan untuk melindungimu misalnya ada orang yang ingin
menyerangmu.
Akhirnya mereka sampai di gua dan Abu Bakar R.A. berkata kepada Rasulullah S.A.W. Ya
Rasulullah, tunggu disini. Abu Bakar memasukinya duluan dan dia membersihkan gua itu.
Kemudian dia menutup semua lubang yang dapat dilihatnya, barulah dia meminta Nabi
Muhammad S.A.W. untuk memasukinya dan meminta Nabi Muhammad S.A.W. untuk
istirahat. Kemudian Nabi Muhammad S.A.W. beristirahat dengan menempatkan kepalanya di
pangkuan
Abu
Bakar
R.A.
Dalam hadist Imam Thabarani yang diriwayatkan Asma R.A., dia telah menutup semua
lubang kecuali satu lubang. Dia menyadari bahwa mungkin terdapat binatang berbahaya di
dalam lubang itu dan dia khawatir binatang itu akan keluar dan menggigit Nabi Muhammad
S.A.W. ketika Nabi Muhammad S.A.W. sedang beristirahat, maka dia memasukkan tumitnya
ke
dalam
lubang
itu
untuk
menutupnya.
Tapi lubang itu ternyata adalah rumah bagi ular berbisa, dan ketika dia menempatkan
tumitnya disana, ular itu menggigitnya. Bayangkanlah betapa luar biasa rasa sakitnya ketika
Abu Bakar R.A. dipatuk oleh seekor ular. Abu Bakar pasrah dan dapat menerima jika
memang dia harus mati karena dipatuk ular itu, namun dia tidak dapat menerima jika dia
meringis dan bergerak untuk menahan rasa sakit itu, karena hal itu membuat Nabi
Muhammad S.A.W. terbangun dari tidurnya. Dengan begitu dia tetap diam dan menahan rasa
sakitnya. Tiba-tiba air matanya terjatuh mengenai wajah Rasulullah S.A.W., sehingga
Rasulullah S.A.W. pun terbangun dan menyadari tentang apa yang terjadi. Kemudian
Rasulullah S.A.W. mengoleskan ludahnya pada luka Abu Bakar R.A. sehingga bisa ular itu
tidak
berpengaruh
apa-apa
pada
dirinya.
Dalam riwayat lainnya disebutkan bahwa ketika orang-orang kafir ada di sekitar gua itu, Nabi
Muhammad S.A.W. pada saat itu sedang shalat, air mata mulai menetes dari mata Abu Bakar.
Ketika Nabi Muhammad S.A.W. selesai shalat, Abu Bakar R.A. berkata Ya Rasulullah
S.A.W., biar kukorbankan orangtuaku, aku tidak menangis untuk diriku sendiri atau merasa
takut bahwa aku akan terbunuh hari ini. Ya Rasulullah S.A.W. aku menangis karena mungkin
saja kau berada dalam masalah sedangkan aku ada disini, dan Abu Bakar tidak dapat
menoleransi Rasulullah S.A.W. berada dalam masalah sedangkan dia ada disana.
Dan karena kecintaannya kepada Islam dan Rasulullah S.A.W. sehingga dia bisa tetap kuat
dan teguh ketika para sahabat-sahabat lainnya sudah berputus asa. Jika kalian membaca buku
hadist, kalian akan menyadari bahwa Abu Bakar R.A. begitu penyayang, hatinya lembut,
ketika Nabi Muhammad S.A.W. berada di saat-saat terakhirnya, para sahabat datang dan
berkata Ya Rasulullah, sekarang waktunya shalat. Nabi Muhammad S.A.W. bersabda
Katakan kepada Abu Bakar bahwa dia yang akan mengimami shalatnya.

Apa yang dikatakan Aisyah R.A. pada saat itu? Aisyah R.A. menjelaskan Ya Rasulullah
S.A.W., biarlah Umar yang mengimami shalatnya. Abu Bakar sangat penyayang dan hatinya
lembut, dia sering menangis ketika shalat, dan jika dia menangis maka para jamaah tidak
akan dapat mendengar bacaannya, maka lebih baik jika kau menyuruh Umar.
Dalam hadist lainnya ketika Nabi Muhammad S.A.W. meninggal, dia memberikan
berdakwah. Dia menyebutkan "tahun lalu aku mendengar Rasulullah bersabda..." dia baru
saja mengatakan kata-kata ini dan dia tidak dapat mengontrol dirinya, air matanya mengalir.
Ketika mulai tenang dia kembali berkata Tahun lalu aku mendengar Rasulullah bersabda...
dan
lagi-lagi
dia
kehilangan
kontrol
dan
air
matanya
mengalir.
Dan camkan ini dalam pikiran, bagaimana Abu Bakar R.A. dapat tetap kuat dan teguh, dan
karena keteguhannya, maka agama Islam yang dibawa Rasulullah S.A.W. dapat tetap kuat
seperti yang seharusnya. Hal ini tidak dapat kita pahami, dan kesukaran yang dialaminya
begitu besar sampai-sampai ibunda kita meriwayatkan: Ketika Nabi Muhammad S.A.W.
wafat, ayahku mengalami kesukaran dan permasalahan yang luar biasa, andaikan masalah itu
jatuh ke atas gunung yang besar, maka gunung itu akan hancur dan berubah menjadi debu.
Ketika Nabi Muhammad S.A.W. wafat, menurut kalian bagaimana perasaan para sahabat?
Ketika Nabi Muhammad S.A.W. wafat, apa yang mereka alami? Ketika anggota keluarga kita
wafat, apa yang kita rasakan? Betapa sedihnya kita pada saat orang terdekat kita meninggal,
menurut kalian bagaimana perasaan para sahabat ketika Nabi Muhammad S.A.W. wafat?
Karena ini bukanlah wafatnya seorang manusia biasa, ini adalah wafatnya makhluk terbaik
ciptaan Allah. Bahkan para sahabat tidak tahan berpisah dengannya bahkan sedetik pun,
seseorang yang lebih mereka cintai daripada diri mereka, keluarga, anak-anak mereka, dan
segalanya.
Seorang sahabat pernah berkata Ya Rasulullah S.A.W., ayahku berpihak pada musuh, dia
mencelamu, aku tidak dapat menoleransi ini, sehingga aku memenggal kepalanya dari
tubuhnya.
Sahabat kedua datang pada waktu berjihad dengan membawa anaknya dalam balutan kain,
Ya Rasulullah, aku tahu dia adalah putraku, dia tidak dapat berperang, aku tahu dia tidak
dapat berjihad, aku tahu dia tidak dapat memegang pedang, tapi ya Rasulullah, ambillah
putraku ini dan gunakan dia sebagai tameng, kapanpun orang-orang kafir datang dari kanan,
maka gunakan dia sebagai tameng, kapanpun orang-orang kafir datang dari kiri, maka
gunakan
dia
sebagai
tameng.
Sahabat ketiga datang dan dia berdiri melindungi Rasulullah S.A.W. ketika orang-orang kafir
menyerang Rasulullah S.A.W., sahabat ini yang menahan panah dan tebasan pedang dengan
dadanya.
Sahabat keempat datang dan berkata Ya Rasulullah S.A.W. kau lebih kusayangi daripada
jiwaku, kau lebih kusayangi daripada keluarga dan anak-anakku, ketika aku berada di rumah
dan memikirkanmu, maka aku menjadi gelisah sampai aku datang dan melihatmu, aku tahu
suatu hari kau akan wafat, dan aku juga akan wafat. Ketika kau wafat, karena derajatmu yang
mulia, maka kau akan bersama para anbiyya. Ya Rasulullah, apa yang akan terjadi dengan
diriku, karena ketika aku masuk surga maka aku tidak akan bisa melihatmu. Ya Rasulullah,
hanya
karena
memikirkan
perpisahan
ini
membuatku
begitu
sedih.

Ketika Rasulullah S.A.W. meludah, mereka akan berlomba-lomba ke tanah bekasnya dan
mereka
akan
membasuhkan
tanah
itu
ke
tubuh
dan wajah mereka.
Seperti yang diriwayatkan bahwa tidak pernah ada seorang budak yang begitu setia pada
tuannya, bagaikan setianya para sahabat kepada Nabi Muhammad S.A.W. Dan camkan ini,
bagaimana menurut kalian yang dirasakan para sahabat ketika Nabi Muhammad S.A.W.
wafat?
Inilah mengapa ketika kita membaca kitab hadist dan sirah, kita tahu bahwa sampai-sampai
Ustman R.A. tidak bergerak, dia tidak sadar apa yang terjadi ketika Rasulullah S.A.W. wafat,
Ali R.A. jatuh pingsan, seorang sahabat yang merupakan orang Badui menengadahkan
tangannya dan berdoa Ya Allah, mata ini sehingga aku bisa melihat rasul-Mu yang
dirahmati, telinga ini sehingga aku bisa mendengar suaranya yang dirahmati, tapi sekarang
dia tak ada lagi, jadi apa gunanya mata dan telinga ini? Doanya dikabulkan sehingga sejak
saat
itu
dia
menjadi
buta.
Seorang sahabat berkata Andai saja kita tidak perlu melihat hari ini, anda saja kita telah
wafat
sebelum
hari
ini.
Inilah situasi umumnya bagi umat Muslim. Sekarang lihatlah situasinya untuk Abu Bakar
R.A. Ketika ini terjadi, hati para sahabat hancur, mereka sangat bersedih dan berputus asa.
Abu Bakar datang. Ini hari terakhir kehidupan Rasulullah S.A.W. Nabi Muhammad S.A.W.
menyuruhnya untuk mengimami shalat. Dia mengimami orang-orang beriman dalam shalat.
Kemudian dia datang dan meminta izin kepada Nabi Muhammad S.A.W. Dia pergi pulang ke
rumahnya sebentar untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Kemudian ketika dia kembali,
dia mendengar kabar bahwa Nabi Muhammad S.A.W. telah wafat. Air matanya mengalir dan
kata-kata yang meluncur dari bibirnya adalah Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun (kita adalah
milik
Allah
dan
kepada
Allah
kita
akan
kembali).
Dia bergegas dan akhirnya tersadar bahwa berita ini telah membuat para sahabat hancur
sampai-sampai sahabat terkuat, yaitu Umar bin Khatab R.A., dia berdiri dengan
menggenggam sebuah pedang di tangannya dan berkatacPara kafir berkata bahwa Nabi
Muhammad S.A.W. telah wafat, Demi Allah dia belum meninggal. Dia belum kembali
menemui Tuhannya. Demi Allah, jika siapapun mengatakan bahwa Nabi Muhammad telah
meninggal,
maka
aku
akan
memenggal
kepala
mereka.
Jika bahkan Umar R.A. hancur, maka menurut kalian bagaimana perasaan para sahabat yang
memiliki hati lembut dan sahabat-sahabat yang lemah? Jika dalam situasi seperti ini Abu
Bakar hancur, maka dapat dimaklumi karena dia orang yang paling dicintai Nabi Muhammad
S.A.W.
Ketika Nabi Muhammad S.A.W. ditanya Siapa orang yang paling kau cintai? Jawabannya
adalah Aku paling mencintai Abu Bakar.

Dia paling mencintai Nabi Muhammad S.A.W.

Dialah orang yang bersama Nabi Muhammad S.A.W. sejak masa kecil.

Dialah orang pertama yang beriman kepada Nabi Muhammad S.A.W.

Dialah satu-satunya yang menerima dan beriman ketika orang-orang mencelanya.

Dialah satu-satunya orang yang rumahnya selalu dikunjungi Nabi Muhammad S.A.W.
setiap pagi dan sore.

Dialah orang yang sering dimintai pendapat oleh Nabi Muhammad S.A.W.

Dialah orang yang paling sering bersama Nabi Muhammad S.A.W. dalam setiap
momen,

Dia bersama Nabi Muhammad dalam perang Uhud, Badar, Khandaq, dan perangperang lainnya.

Jadi dalam situasi seperti ini, jika Abu Bakar R.A. hancur maka dapat dimaklumi. Tapi
lihatlah bagaimana Abu Bakar R.A. Dia datang dan meminta izin kepada istri Rasulullah
(Aisyah R.A.). Dia memasuki rumahnya dan Nabi Muhammad S.A.W. berbaring di sudut
ruangan dengan diselubungi kafan. Dia datang dan membuka kafannya, dia berlutut dan
mencium wajah Nabi Muhammad S.A.W. yang dirahmati dan air matanya mengalir.
Kemudian dia berkata Umar bin Khatab salah. Nabi Muhammad S.A.W. telah meninggalkan
dunia,
dia
telah
meninggal.
Ya
Rasulullah,
Allah
merahmatimu.
Ketika melihat situasi yang sulit menimpa para sahabat dan umat Muslim, dia pergi dan
menuju masjid untuk berceramah dan menguatkan umat Muslim, menasihati mereka, dan
menyemangati
mereka
kembali.
Dia berkata Wahai sahabat-sahabatku, Nabi Muhammad S.A.W. telah memberitahu kalian
bahwa dia akan pergi meninggalkan dunia ini. Allah telah berfirman pada kalian ketika Nabi
Muhammad S.A.W. masih hidup. Allah juga telah berfirman bahwa kalian juga akan mati.
Bukankah Allah S.W.T. telah berfirman: Segalanya akan merasakan akhir, hanya Tuhanmu
yang tetap hidup. Setiap yang bernyawa akan merasakan kematian. Wahai orang-orang yang
menyembah Allah. Allah Yang Maha Kuasa tetap hidup dan tak pernah mati. Rasulullah
S.A.W. sudah wafat, takutlah kepada Allah Yang Maha Kuasa dan berpegang teguhlah kepada
Islam.
Baru setelah ceramah inilah para sahabat R.A. mulai bisa mengatasi kesedihan mereka,
bahkan ketika Abu Bakar membacakan ayat-ayat Al-Quran, Umar R.A. berkata Seakanakan
ayat
Al-Qur'an
ini
belum
diwahyukan
sebelum
ini.
Saya akan mengakhiri tulisan ini dengan sebuah doa. Saya berdoa kepada Allah S.W.T.
semoga Dia memberikan kita taufiq untuk mencintai Islam, untuk mencintai Nabi
Muhammad S.A.W., untuk mencintai Allah S.W.T., untuk mencintai para salafush sholihin,
mengikuti jalan para salaf, semoga kita selalu semangat untuk berkorban, berkomitmen, dan
mengabdikan diri kepada Islam seperti yang mereka lakukan. Aamiin.

Anda mungkin juga menyukai