Anda di halaman 1dari 9

assalamualaikum warohmatullahi wabarakatuh maka berarti dia telah melalaikan kehormatan dan muru’ahnya.

” (Lihat Tarikh
Al-Khaulafa, 49)
bismillahirah manirahim
Setelah mengikrarkan keislamannya, Abu Bakar Radiyallahu ‘anhu mengajak
"Alhamdulillahi robbil 'aalamiin wa bihii nasta'iinu 'ala sahabat-sahabatnya untuk masuk Islam, sehingga dengan sebab dakwahnya
umuuriddunyaawaddiini wassholaatu wassalaamu 'alaa ashrofil anbiya' banyak para pemuda Makkah yang menyatakan keislamannya. Beliau pun
walmursaliin wa 'alaa alihi wasshokhbihi wan sharo ajma'iin amma ba'du" banyak menginfakkan hartanya di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bahkan
"Segala puji bagi Allah, Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, dan beliau pernah menginfakkan seluruh hartanya hingga sahabat Umar tidak
kepada-Nya kita meminta pertolongan atas segala urusan dunia dan agama. dapat mengalahkannya dalam berinfak. Selain itu, Abu Bakar radiyallahu
Do’a dan keselamatan semoga terlimpahkan kepada Nabi dan Rasul paling ‘anhu memerdekakan para budak dan tidak mengharapkan dari hal itu semua
mulia Nabi Muhammad salallahu alaihi wasallam dan juga atas keluarga dan kecuali wajah Allah Subhanahu wa Ta’ala.
para sahabat, serta kepada yang mengikuti mereka dalam kebenaran sampai
hari kiamat"
Aisyah radiyallahu ‘anha bercerita, “Abu Bakar pernah memerdekakan tujuh
ABU BAKAR AS SIDDIQ RADHIYALLAHU ANHU budak yang telah disiksa di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala, di antara mereka
Beliau adalah Abdullah bin Utsman bin Amir bin Amr bin Ka’ab bin Sa’ad bin adalah Bilal dan Amir bin Fuhairah.” (HR. Al-Hakim dalam Al-Mustadrak,
Taim bin Murrah bin Ka’ab bin Luay bin Ghalib Al-Qurasyi At-Taimy. Nasab 3/321)
beliau bertemu dengan nasabnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pada
kakek keenam yaitu Murrah bin Ka’ab.
Ahlus sunnah wal Jama’ah sepakat bahwa manusia terbaik setelah Rasulullah
beliau sahabat terbaiknya rasulullah dari sebelum menjadi nabi sampDi masa Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah para sahabat dan sebaik-baik sahabat
jahiliah Abu Bakar dikenal sebagai seorang yang jujur, berakhlak mulia, dan adalah Abu Bakar dan Umar atas seluruh para sahabat.” (Kitabul I’tiqad, 192)
mahir dalam berdagang. Hal ini diketahui oleh semua manusia sehingga
beliau sering didatangi para pemuda Quraisy untuk diminta keterangan Di antara hal yang menunjukkan kemuliaan Abu Bakar radiyallahu ‘anhu
tentang ilmu pengetahuan, strategi berdagang, dan sopan santunnya. Selain adalah peristiwa bersejarah yang telah dicatat oleh Alquran dan akan selalu
itu, beliau juga termasuk salah satu dari ahli nasab Quraisy hingga Rasulullah dikenang oleh seluruh kaum muslimin hingga hari kiamat yaitu peristiwa
Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengatakan, besar hijrahnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dari kota Makkah ke
kota Madinah. Orang-orang kafir Quraisy tidak begitu saja membiarkan Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar dari kota Makkah dalam
“Sesungguhnya Abu Bakar adalah seorang Quraisy yang paling mengetahui keadaan aman. Mereka telah menyiapkan pasukan berkuda untuk menyusul
tentang nasab mereka.” (HR. Muslim, 2490) dan membawa kembali Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam baik
hidup atau mati. Begitulah keadaan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam di
Bahkan Abu Bakar tidak pernah meminum Khamer sampaipun di masa tengah beratnya safar panjang di bawah terik matahari, di atas kerikil panas
jahiliah. Tatkala beliau ditanya, beliau menjawab, “Aku adalah orang yang padang pasir yang luas seakan lautan tak bertepi, ditambah lagi di belakang
menjaga kehormatan dan menjaga muru’ah, siapa yang meminum Khamer sana ada serambongan serigala padang pasir dengan bersenjata lengkap
semakin mendekat.
pun menurut manusia. Peristiwa Isra’ dan Mi’raj adalah bukti nyata bahwa
beliau adalah shiddiqul akbar. Tatkala manusia datang beramai-ramai sambil
Namun, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak sendiri. Beliau ditemani mengolok-olok Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam karena ceritanya
oleh Sahabat setianya yang selalu berbagi baik dalam suka dan duka, dialah tersebut, tetapi apa yang diucapkan oleh sahabat Abu Bakar? Beliau justru
Abu Bakar Ash-Shiddiq radiyallahu ‘anhu, manusia pertama yang beriman dan mengatakan, “Apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah
membenarkan kenabian Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Hingga mengatakan hal itu, maka sungguh dia telah benar.”
akhirnya keduanya dapat berlindung di sebuah gua menyelamatkan diri dari
kejaran musuh-musuh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Subhanahu wa Ta’ala
mengabadikan peristiwa besar tersebut di dalam firman-Nya,
Karena itu, tidak berlebihan bila beliau di sebut sebagai Ash-Shiddiq. Bahkan
yang menggelari beliau Ash-Shiddiq adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam sendiri.
“Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Alah
telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Makkah)
mengeluarkannya (dari Makkah) sedang dia salah seorang dari dua orang
ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya, Suatu hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam naik ke Gunung Uhud dan
‘Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita.’ Maka Allah bersama beliau ada Abu Bakar, Umar, dan Utsman. Maka Uhud bergetar,
menurunkan ketenangan-Nya kepada (Muhammad).” (Q.S. At-Taubah, 40) lantas Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memenangkannya seraya
mengatakan,

Anas bin Malik radiyallahu ‘anhu mengatakan, “Sahabat Abu Bakar telah
menceritakan kepadaku, beliau (Abu Bakar) mengatakan, ‘Aku melihat ke “Tenang wahai Uhud, karena di atasmu ada seorang Nabi, Shiddiq dan dua
arah kaki-kaki kaum musyirikin yang berada tepat di atas kami, sedangkan orang Syahid.” (HR. Bukhari, 3472)
kami berada di dalam gua, maka aku katakan kepada Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam, ‘Wahai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, seandainya
salah satu di antara mereka mau melihat ke arah kakinya maka pasti mereka Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
di bawah kaki-kaki mereka. Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
memenangkan beliau seraya mengatakan,
“Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya
mereka itulah orang-orang yang bertaqwa.” (Q.S. Az-Zumar, 33)
“Wahai Abu Bakar, bagaimana menurutmu kalau Allah Subhanahu wa Ta’ala
Mutiara faidah dari kisah Abu Bakar Ash-Shidiq
adalah yang ketiga dari kita berdua.” (HR. Bukhari, 4386 dan Muslim, 2381)

Beliau adalah shiddiqul akbar yaitu seorang yang selalu membenarkan berita
yang dibawa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam semustahil apa
Demikianlah perjalanan hidup manusia terbaik setelah Nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Darinya kita dapat memetik teladan yang sangat
banyak, di antaranya, Sebagaimana telah masyhur, laqob ash-shiddiq disematkan padanya karena ia
selalu membenarkan apa yang datang dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Sebagaimana pada pagi hari setelah kejadian isra mi’raj orang-orang kafir
berkata kepadanya, “Temanmu (Muhammad) mengaku-ngaku telah pergi ke
Seorang muslim hendaklah berhias dengan akhlak yang mulia dan Baitul Maqdis dalam semalam”. Abu Bakar menjawab, “Jika ia berkata
meninggalkan perkara-perkara yang dapat menghilangkan kemuliaan dan demikian, maka itu benar”.
muru’ah-nya.

Anjuran untuk berinfak dan bersedekah di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala.


Harta yang diinfakkan dan disedekahkan oleh seseorang itulah harta yang Keutamaan Abu Bakar
akan bermanfaat baginya.

Merupakan adab dan kewajiban seorang mukmin adalah membenarkan


semua kabar dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena beliau tidak Pertama, dijamin masuk surga dan memasuki semua pintu yang ada di sana,
berbicara melainkan dari wahyu Allah Subhanahu wa Ta’ala. padahal saat itu beliau masih menjejakkan kaki di muka bumi. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Orang yang menyumbangkan dua
Sesama muslim adalah bersaudara, hendaklah mereka saling ta’awun ‘alal harta di jalan Allah, maka ia akan dipanggil oleh salah satu dari pintu surga:
birri wat taqwa (tolong-menolong dalam kebaikan dan takwa), saling “Wahai hamba Allah, kemarilah untuk menuju kenikmatan”. Jika ia berasal
meringankan beban saudaranya sesuai dengan kadar yang ia mampu. dari golongan orang-orang yang suka mendirikan shalat, ia akan dipanggil dari
pintu shalat, yang berasal dari kalangan mujahid, maka akan dipanggil dari
Wara’ dari memakan barang yang haram adalah sifat khusus seorang pintu jihad, jika ia berasal dari golongan yang gemar bersedekah akan
muslim, karena jasad yang tumbuh dari harta yang haram maka nerakalah dipanggil dari pintu sedekah, mereka yang berpuasa akan dipanggila dari
tempat yang pantas untuknya. Hampir-hampir sifat wara’ ini hilang dari diri pintu puasa, yaitu pintu Rayyan. Lantas Abu Bakar bertanya; “Jika seseorang
kaum muslimin kecuali orang-orang yang dirahmati oleh Allah Subhanahu wa (yang masuk surga) dipanggil dari salah satu pintu, itu adalah sebuah
Ta’ala. kepastian. Apakah mungkin ada orang akan dipanggil dari semua pintu
Abu Bakar ash-Shiddiq adalah sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tersebut wahai Rasulullah?”. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
yang paling utama bahkan ia adalah manusia paling mulia setelah para nabi menjawab, “Benar, dan aku berharap kamu termasuk diantara mereka, wahai
dan rasul. Abu Bakar memeluk Islam tatkala orang-orang masih mengingkari Abu Bakar.” (HR. al-Bukhari & Muslim).
Nabi.

Kedua, Abu Bakar adalah laki-laki yang paling dicintai oleh Rasulu shallallahu
Ammar bin Yasir radhiallahu ‘anhu mengatakan, “(Di awal Islam) Aku melihat ‘alaihi wa sallam. ‘Amr bin Al Ash radhiallahu’anhu bertanya kepada Nabi
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam hanya bersama lima orang budak, dua orang shallallahu’alahi wa sallam, “Siapa orang yang kau cintai?. Rasulullah
wanita, dan Abu Bakar ash-Shiddiq radhiallahu ‘anhum ‘ajmain.” (Riwayat menjawab: ‘Aisyah’. Aku bertanya lagi: ‘Kalau laki-laki?’. Beliau menjawab:
Bukhari). ‘Ayahnya Aisyah’ (yaitu Abu Bakar)” (HR. Muslim).
dikenal dengan Ibnu Dughnah yang kemudian menanyakan perihal
tentangnya. Lalu Ibnu Dughnah mengajaka Abu Bakar kembali ke Mekah dan
Ketiga, Allah mempersaksikan bahwa Abu Bakar adalah orang yang ikhlas ia berkata kepada kafir Quraisy, “Apakah kalian mengusir orang yang suka
dalam mengamalkan ajaran Islam. Allah Ta’ala berfirman, menghilangkan beban orang-orang miskin, menyambung silaturahim,
menanggung orang-orang yang lemah, menjamu tamu, dan selalu menolong
di jalan kebenaran?” (Riwayat Bukhari)
. ‫ ِإاَّل اْبِتَغاَء َو ْج ِه َر ِّبِه اَأْلْعَلٰى‬. ‫ َوَم ا َأِلَحٍد ِع ْنَد ُه ِم ْن ِنْع َم ٍة ُتْج َزٰى‬. ‫ اَّلِذ ي ُيْؤ ِتي َم اَلُه َيَتَز َّك ٰى‬.‫َو َس ُيَج َّنُبَها اَأْلْتَقى‬
‫َو َلَسْو َف َيْر َض ٰى‬
Sifat yang sama seperti sifat yang dikatakan Ummul Mukminin Khadijah
tatkala menenangkan Rasulullah tatkala pertama kali menerima wahyu.
“Dan kelak akan dijauhkan orang yang paling takwa dari neraka itu, Yang
menafkahkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkannya, Padahal tidak
ada seorang pun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya, Oleh karena itu, tidak heran sampai-sampai Umar bin al-Khattab menyifati
Tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridaan Tuhannya keimanan Abu Bakar dengan permisalan yang sangat luar biasa. Umar
Yang Maha Tinggi. Dan kelak dia benar-benar mendapat kepuasan” (QS. Al mengatakan, “Seandainya ditimbang iman Abu Bakar dengan iman seluruh
Lail: 17-21) penduduk bumi, niscaya lebih berat iman Abu Bakar.” (as-Sunnah, Jilid 1 hal.
378).

Para ulama, di antaranya Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di ketika


menafsirkan ayat ini beliau berkata, sebab turun ayat ini adalah berkaitan Meneladani Abu Bakar
dengan Abu Bakar ash-Shiddiq (Tafsir as-Sa’di, Hal: 886).

Pertama, meneladani kecintaannya kepada Rasulullah.


Keempat, orang-orang musyrik menyifati Abu Bakar sebagaimana Khadijah
menyifati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Abu Bakar adalah salah
seorang sahabat yang diperintahkan Rasulullah untuk berhijrah ke negeri
Habasyah. Meskipun Abu Bakar lebih senang berada di sisi Rasulullah, namun Diriwayatkan dari Aisyah radhiallahu ‘anha, ia menceritakan, setiap harinya
Rasulullah mengkhawatirkan keselematan Abu Bakar karena kabilahnya Rasulullah selalu datang ke rumah Abu Bakar di waktu pagi atau di sore hari.
termasuk kabilah yang lemah, tidak mampu melindunginya dari ancaman namun pada hari dimana Rasulullah diizinkan untuk berhijrah, beliau datang
orang-orang kafir Quraisy. tidak pada waktu biasanya. Abu Bakar yang melihat kedatangan Rasulullah
berkata, “Tidaklah Rasulullah datang di waktu (luar kebiasaan) seperti ini,
pasti karena ada urusan yang sangat penting”. Saat tiba di rumah Abu Bakar,
Rasulullah bersabda, “Aku telah diizinkan untuk berhijrah”. Kemudian Abu
Dalam perjalanan menuju Habasyah, saat sampai di suatu wilayah yang Bakar menanggapi, “Apakah Anda ingin agar aku menemanimu wahai
bernama Barku al-Ghumad, Abu Bakar berjumpa dengan seseorang yang
Rasulullah?” Rasulullah menjawab, “Iya, temani aku”. Abu Bakar pun
menangis.
Karena bacaan Alqurannya pula, orang-orang kafir Quraisy mengeluh kepada
Ibnu Dhughnah –orang yang menjamin Abu Bakar- agar ia meminta Abu Bakar
membaca Alquran di dalam rumahnya saja, tidak di halaman rumah, apalagi
Kemudian Aisyah mengatakan, “Demi Allah! Sebelum hari ini, aku tidak di tempat-tempat umum. Mereka khawatir istri-istri dan anak-anak mereka
pernah sekalipun melihat seseorang menagis karena berbahagia. Aku melihat terpengaruh dengan lantunan ayat suci yang dibaca oleh Abu Bakar.
Abu Bakar menangis pada hari itu”.
Allah meridhainya dan menjanjikan surga untuknya, radhiallahu ‘anhu.

Abu Bakar kemudian berkata, “Wahai Nabi Allah, ini adalah kedua kudaku
yang telah aku persiapkan untuk hari ini”. Atsar ini diriwayatkan oleh Imam ‫َو الَّساِبُقوَن اَأْلَّو ُلوَن ِم َن اْلُمَهاِج ِريَن َو اَأْلْنَص اِر َو اَّلِذ يَن اَّتَبُعوُهْم ِبِإْح َس اٍن َرِض َي ُهَّللا َع ْنُهْم َو َر ُضوا َع ْنُه َو َأَع َّد‬
Bukhari. ‫َلُهْم َج َّناٍت َتْج ِري َتْح َتَها اَأْلْنَهاُر َخ اِلِد يَن ِفيَها َأَبًداۚ َٰذ ِلَك اْلَفْو ُز اْلَعِظ يُم‬

Subhanallah! Abu Bakar menangis bahagia karena bisa hijrah bersama “Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari
Rasulullah. Padahal hijrah dari Mekah ke Madinah kala itu benar-benar golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka
membuat nyawa terancam, meninggalkan harta, meninggalkan keluarga; dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah
anak dan istri yang ia cintai, tapi cinta Abu Bakar kepada Rasulullah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai
membuatnya lebih mengutamakan Rasulullah daripada harta, anak, istri, di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan
bahkan dirinya sendiri. yang besar.” (QS. At-Taubah: 100)

Kedua, menangis saat membaca Alquran. Kritik tersebut mulai berpengaruh pada jiwa-jiwa yang mudah tertipu, kepada
hati yang lalai, dan kepada pribadi-pribadi yang memiliki hasad kepada
generasi pertama.
Abu Bakar adalah seorang laki-laki yang amat lembut hatinya sehingga tatkala
membaca Alquran, matanya senantiasa berurai air mata. Tatkala Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam sakit menjelang wafatnya, beliau memerintahkan Kali ini kita tidak sedang menceritakan kepribadian Abu Bakar secara utuh,
Abu Bakar agar mengimami kaum muslimin. Lalu Aisyah mengomentari hal karena hal itu sulit diceritakan di tulisan yang singkat ini. Tulisan ini akan
itu, “Sesungguhnya Abu Bakar adalah seorang yang sangat lembut, apabila ia menyuplikkan sebagian teks-teks syariat yang menjelaskan tentang kemuliaan
membaca Alquran, ia tak mampu menahan tangisnya”. Aisyah khawatir kalau Abu Bakar.
hal itu mengganggu para jamaah. Namun Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam tetap memerintahkan agar Abu Bakar mengimami kaum muslimin. Adapun akhlak Abu Bakar, ia adalah seorang yang terkenal dengan kebaikan,
keberanian, sangat kuat pendiriannya, mampu berpikir tenang dalam keadaan
genting sekalipun, penyabar yang memiliki tekad yang kuat, dalam “Salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu
pemahamannya, paling mengerti garis keturunan Arab, orang yang dia berkata kepada temannya: “Janganlah kamu bersedih, sesungguhnya
bertawakal dengan janji-janji Allah, wara’ dan jauh dari kerancuan pemikiran, Allah beserta kita”” (QS. At Taubah: 40)
zuhud, dan lemah lembut. Ia juga tidak pernah melakukan akhlak-akhlak
tercela pada masa jahiliyah, semoga Allah meridhainya. Umar bin Khattab Radhiallahu’anhu berkata:

Orang yang Rasulullah Percaya Untuk Menemaninya Berhijrah ke Madinah


‫ اليوم أسبق أبا بكر إن سبقته‬: ‫ فوافق ذلك ماًال فقلت‬، ‫أمرنا رسول هللا صلى هللا عليه وسلم أن نتصدق‬
، ‫ مثله‬: ‫ ما أبقيت ألهلك ؟ قلت‬: ‫ فقال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬، ‫ فجئت بنصف مالي‬: ‫ قال‬. ‫يوما‬
‫ِإاَّل َتْنُصُروُه َفَقْد َنَص َرُه ُهَّللا ِإْذ َأْخ َرَج ُه اَّلِذ يَن َكَفُروا َثاِنَي اْثَنْيِن ِإْذ ُهَم ا ِفي اْلَغاِر ِإْذ َيُقوُل ِلَص اِح ِبِه اَل َتْح َزْن ِإَّن‬ ‫ أبقيت لهم هللا ورسوله ! قال عمر قلت‬: ‫ يا أبا بكر ما أبقيت ألهلك ؟ فقال‬: ‫وأتى أبو بكر بكل ما عنده فقال‬
‫َهَّللا َم َع َنا‬ ‫ وهللا ال أسبقه إلى شيء أبدا‬:

“Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah “Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam memerintahkan kami untuk
telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) bersedekah, maka kami pun melaksanakannya. Umar berkata: ‘Semoga hari
mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ini aku bisa mengalahkan Abu Bakar’. Aku pun membawa setengah dari
ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: seluruh hartaku. Sampai Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bertanya:
“Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita”. (QS. At- ‘Wahai Umar, apa yang kau sisakan untuk keluargamu?’. Kujawab: ‘Semisal
Taubah: 40) dengan ini’. Lalu Abu Bakar datang membawa seluruh hartanya. Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam lalu bertanya: ‘Wahai Abu Bakar, apa yang kau
Kedudukan Abu Bakar di Sisi Rasulullah sisakan untuk keluargamu?’. Abu Bakar menjawab: ‘Ku tinggalkan bagi
mereka, Allah dan Rasul-Nya’. Umar berkata: ‘Demi Allah, aku tidak akan bisa
mengalahkan Abu Bakar selamanya’” (HR. Tirmidzi)
Dari Amr bin Ash, Rasulullah pernah mengutusku dalam Perang Dzatu as-
Salasil, saat itu aku menemui Rasulullah dan bertanya kepadanya, “Siapakah Allah Ta’ala berfirman:
orang yang paling Anda cintai?” Rasulullah menjawab, “Aisyah.” Kemudian
kutanyakan lagi, “Dari kalangan laki-laki?” Rasulullah menjawab, “Bapaknya
(Abu Bakar).” ‫َو َس ُيَج َّنُبَها اَألْتَقى * اَّلِذ ي ُيْؤ ِتي َم اَلُه َيَتَز َّك ى * َوَم ا َألَح ٍد ِع نَد ُه ِم ن ِّنْع َم ٍة ُتْج َزى * ِإال اْبِتَغاء َو ْج ِه َر ِّبِه اَألْعَلى‬
‫* َو َلَسْو َف َيْر َض ى‬
Allah Ta’ala berfirman,

“Dan kelak akan dijauhkan orang yang paling takwa dari neraka itu, Yang
‫َثاِنَي اْثَنْيِن ِإْذ ُهَم ا ِفي اْلَغاِر ِإْذ َيُقوُل ِلَص اِح ِبِه َال َتْح َز ْن ِإَّن َهّللا َم َع َنا‬ menafkahkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkannya, Padahal tidak
ada seorang pun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya,
Tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridaan Tuhannya
Yang Maha Tinggi. Dan kelak dia benar-benar mendapat kepuasan” (QS. Al alladzii yu/tii maalahu yatazakkaa
Lail: 17-21)
“Yang menginfakkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkan (dirinya)”
Ayat ini turun berkenaan dengan Abu Bakar Ash Shiddiq. Selain itu beliau juga
termasuk as sabiquunal awwalun, dan Allah Ta’ala berfirman: Tafsir Surat Al-Lail Ayat-18

‫َو الَّساِبُقوَن اَألَّو ُلوَن ِم َن اْلُمَهاِج ِريَن َو اَألنَص اِر َو اَّلِذ يَن اَّتَبُعوُهم ِبِإْح َس اٍن َّر ِض َي ُهّللا َع ْنُهْم َو َر ُضوْا َع ْنُه َو َأَع َّد‬ Yaitu dia berinfaq untuk mencari kesucian jiwa bukan untuk riya’ dan sum’ah
(lihat Tafsir Al-Bahghowi 8/448)
‫َلُهْم َج َّناٍت َتْج ِري َتْح َتَها اَألْنَهاُر َخ اِلِد يَن ِفيَها َأَبًدا َذ ِلَك اْلَفْو ُز اْلَعِظ يُم‬

“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara Seluruh ahli tafsir mengatakan bahwa surat ini turun menceritakan tentang
orang-orang muhajirin dan Ansar dan orang-orang yang mengikuti mereka Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu. Bahkan sebagian ulama mengklaim
dengan baik, Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada Allah dan adanya ijma, sebagaimana dinukil oleh Al-Hafizh Ibnu Katsir. Bagaimana
Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di ketika dakwah masih fase Mekkah para budak disiksa seperti Bilal bin Rabah.
dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan Dia disiksa dan dipukul oleh tuannya yaitu Umayyah bih Khalaf bahkan
yang besar.” (QS. At Taubah: 100) dijemur di atas batu yang panas di bawah terik matahari. Nabi hanya bisa
menyuruhnya bersabar. Akhirnya Abu Bakar karena dia kaya, maka dia pun
Wafat beliau membeli Bilal dan budak-budak yang lain.

Beliau wafat pada hari Senin di bulan Jumadil Awwal tahun 13 H ketika beliau Abu Bakar telah membebaskan 6 atau 7 budak yang lemah diantaranya Bilal
berusia 63 tahun. dan ‘Aaamir bin Fuhairoh, dan dia sama sekali tidak mengharapkan
pamrih/balasan dari mereka di kemudian hari (lihat Tafsir At-Thobari 24/480)

Semoga Allah meridhainya dan mengumpulkan kita bersamanya di surga


kelak. Tatkala Abu Bakar membebaskan Bilal dengan membayar mahal kepada
tuannya Umayyah bin Kholaf maka kaum musyrikin berkata, “Abu Bakar
Tafsir Surat Al-Lail Ayat-18 - Bekal Islam melakukan demikian karena punya hutang budi kepada Bilal”. (lihat Tafsir Al-
~2 minutes Baghowi 8/449). Maka turunlah firman Allah membantah mereka pada ayat
sesudahnya.

Berikut ini di antara sedikit dari amalan sahabat Nabi dengan keadaan zaman
18. ‫اَّلِذ ي ُيْؤ ِتي َم اَلُه َيَتَز َّك ٰى‬ mereka yang sulit dan kemampuan finansial mereka yang masih terbatas.
Abu Bakar ash-Shiddiq radhiallahu ‘anhu Ubaidullah bin Utbah memberitakan, ketika terbunuh, Utsman radhiallah
‘anhu masih mempunyai harta yang disimpan penjaga gudangnya, yaitu:
30.500.000 dirham dan 100.000 dinar
Ketika Abu Bakar radhiallah ‘anhu berkeinginan membebaskan Bilal radhiallah
‘anhu dari perbudakan, Umaiyah bin Khalaf mematok harga 9 uqiyah emas.
Dan dengan segera Abu Bakar radhiallah ‘anhu langsung menebusnya. Di zaman Rasul perak memiliki kekuatan beli yang sangat tinggi

595 gram perak = 85 gram emas

1 uqiyah emas = 31,7475 gr emas

285,73 gr x Rp 400.000,00 = Rp 114.291.000,00 100.000 dinar x 4,25 gr = 425.000 gr emas x Rp 400.000,00 = Rp


170.000.000.000,00

30.500.000 dirham x 85/595 = 4.357.143 dinar x 4,25 gr = Rp 18.517.857,8 x


Umar bin al-Khaththab radhiallahu ‘anhu Rp 400.000,00

Rp 18.000.000 x Rp 400.000 = Rp 7.200.000.000.000,00 (Rp 7,2 Triliun)


Di dalam Kitab Jami’ Bayanil Ilmi wa Fadhlih, karangan Ibnu Abdil Barr,
menerangkan bahwa Umar radhiallah ‘anhu telah mewasiatkan 1/3 hartanya
(untuk kepentingan Islam) yang nilainya melebihi nilai 40.000 (dinar atau Abdurrahman bin Auf radhiallahu ‘anhu
dirham), atau totalnya melebihi nilai 120.000 (dinar atau dirham). Jika dengan
nilai sekarang, setara dengan) 510.000 gr emas = Rp 204.000.000.000,00
Ketika menjelang Perang Tabuk, Abdurrahman bin Auf mempelopori dengan
menyumbang dana sebesar 200 Uqiyah Emas.
Utsman bin Affan radhiallahu ‘anhu
1 uqiyah emas = 31,7475 gr emas

200 uqiyah x 31,7475 gr emas = 6.349,5 gr x Rp 400.000,00 = Rp


Saat Perang Tabuk, beliau menyumbang 300 ekor unta, 2.539.800.000,00

300 ekor unta x Rp 12.000.000,00 = Rp 3.600.000.000,00

serta dana sebesar 1.000 Dinar Emas Menjelang wafatnya, beliau mewasiatkan 50.000 dinar untuk infaq fi Sabilillah

1000 dinar x 4,25 gr = 4250 gr x Rp 400.000,00 = Rp 1.700.000.000,00 100.000 dinar x 4,25 gr = 425.000 gr emas x Rp 400.000,00 = Rp
170.000.000.000,00

50.000 dinar = 85.000.000.000,00


Ini baru satu amalan dari sekian banyak sedekah lainnya yang mereka
lakukan, belum lagi amalan selain sedekah. Inilah upaya mereka berniaga
dengan Allah Ta’ala, membeli surga-Nya yang mahal harganya.

BAGAIMANA DENGAN SAYA, DAN ANDA…….?

Subhanaka allahumma wa bihamdika, asyhadu an laa ilaaha illa anta,


astaghfiruka wa atubu ilaik

Assalamualaikum warohmatullahi wabarakatuh

Anda mungkin juga menyukai