PERCOBAAN 4
ELEKTROFORESIS PROTEIN ENZIM
E. Elektroforesis SDS-PAGE
Dibersihkan plat kaca dengan aquades dan etanol (70 %)
Setting kaca dan spacer seperti manual vertical elektroforesis yang tersedia
Disiapkan SDS-PAGE linear slab gel dengan konsentrasi stracking gel (3 %) dan
resolving/separating gel (12,5%) dengan mengikuti tabel berikut:
Komponen
Acry-Bisacr (30-0,8%)
Tris H,Cl 1 M (pH 6,8 )
Tris H,Cl 1 M (pH 8,8 )
10 SDS (segar)
10 SDS (segar)
TEMED
Aquades
Stacking gel
3%
450 l
380 l
30 l
30 l
5 l
2,11 l
Revolving gel
12,5 %
3,125 ml
2,75 ml
75 l
75 l
6,25 l
1,505 l
Catatan :
Gunakan sarung tangan dan hati-hati dengan akrilamide
Jangan menambah amonium pesulfat serta TEMED sebelum siap menuangkan campuran
akrilamide kedalam plat kaca yang telah disiapkan sebagai bahan. Bahan tersebut berfungsi
sebagai katalitis polimerase akrilamide.
Dituangkan separating gel dan sisakan kira-kira 3 cm dari sisi plat berkaca bagian atas.
Setelah terjadi polimerisasi separating sel, tuangkan keatasnya stracking gel dan pasang sisir
plastik pada stracking gel sebagai pembentuk sumur sampel.
Disiapkan sampel protein yang akan dimasukkan kedalam sumur dengan cara sbb:
a. Untuk sampel dengan kode PS, PSG, dan PSE ambil masing masing-masing sampel
sebanyak 50 l, kemudian tambahkan 450 l buffer sampel dan 25 l merkatoetanol kesetiap tabung tersebut.
b. Untuk sampel dengan kode PM, PEG, dan PEE ambil masing-masing sampel
sebanyak 50 l , kemudian tambahkan 900 l buffer sampel dan 25 l merkatoetanol kesetiap tabung tersebut.
c. Tutup tabung microsentrifuse dan vorteks
d. Masukkan kedalam waterbath dalam kondisi mendidih selama 5 menit
e. Sentrifuse dengan kecepatan 14.000 rpm selama 3 menit
Elektroforesis dijalankan pada voltage 120 mV selama 3 jam, diikuti pewarnaan gel
menggunakan coomassie blue
Gel direndam dalam larutan staining (destraining 150 ml, coomassie blue 0,2 gr) selama 24
jam (digoyang pelan, kemudian dicuci dengan larutan destaining (50 % Methanol, 10% asam
asetat glasial, 40% H20) beberapa kali dengan digoyang pelan hingga warna biru hilang.
Pita yang terbentuk pada profil protein dianalisis secara kuantitatif dengan metode
pengklusteran. Data profil protein masing-masing strain dikonversikan menjadi + dan
berdasarkan ada tidaknya pita pada posisi disepanjang aliran protein.
Data tersebut kemudian disajika dalam bentuk matriks n x t (n = jumlah tipe pita, t = jumlah
isolat atau strain acuan yang dianalisa). Data ini yang kemudian dianalisa menggunakan
program MVSP versi 3,1 (Kovach 1990) untuk menentukan similaritas diantara isolat-isolat
dengan mengunakan koefisien SSM (Simpe Matching Coeficient) dan algoritma UPGMA (
Unweigthed Pair Group Method wih Aritmatic Averages) (Sneath & Sokai, 1973) dan
hasilnya disajikan dalam betuk dendogram.