Pendahuluan
...
Cara Kerja:
Tahap 2 (Lysis)
1. Campurkan Buffer GP1 atau buffer GPX1 dan RNAse sesegera mungkin (jangan
dicampurkan dahulu bila waktu penggunaan masih lama),
2. Tambahkan 400µl buffer GP1 atau Buffer GPX1 dan 5 µl RNAse A kedalam tube sampel
dan divortex,
3. Diinkubasi pada 60°C selama 10 menit. Selama diinkubasi, dibalikkan tube setiap 5 menit
· Pada waktu yang sama, mulai dipanaskan Buffer elution yang dibutuhkan (200 µl
per sampel) pada 60°C (untuk tahap 5: DNA elution),
4. Tambahkan 100 µl Buffer GP2 dan divortex, lalu diinkubasi pada es selama 3 menit
5. Tempatkan filter column pada collection tube lalu ditransfer ke campuran filter column
6. Sentrifuse selama 1 menit pada 1000 x g kemudian discard filter column
7. Hati -hati memindahkan supernatant dari collection tube ke tube mikrosentrifuse yang baru
Tahap 4 (Wash)
1. Tambahkan 400 µl W1 Buffer ke GD Column, kemudian sentrifuse pada 14-16.000 x g
selama 30 detik
2. Dipindahkan supernatannya dan kemudian ditempatkan pada GD Column kembali pada 2
ml Collection tube
3. Ditambahkan 600 µl Buffer yang sudah dicuci (pastikan ethanol sudah ditambahkan) ke GD
column
4. Sentrifuse pada 14-16.000 x g selama 30 detik
5. Dipindahkan supernatannya dan ditempatkan GD column kembali pada 3 ml collection tube
6. Sentrifuse selama 3 menit pada 14-16.000 x g untuk mengeringkan matriks column
● Pilihan lain dalam tahapan menghilangkan residu pigmen
- Jika terdapat sisa pigment pada kolum, lalu ikuti langkah berikut:
- Ikuti langkah penambahan pencucian buffer, kemudian ditambahkan 400 µl ethanol
murni pada GD column
- Sentrifuse pada 14-16.000 x g selama 30 detik
- Dipindahkan supernatannya dan kemudian tempatkan GD column kembali ke 2 ml
Collection tube
- Sentrifuse selama 3 menit pada 14-16.000 x g untuk mengeringkan matriks kolum
3. Running elektroforesis
-Tempatkan gel pada alat elektroforesis
- Masukkan TAE Buffer 1x sebanyak 400 mL
- Siapkan plastik bening bersih, tempatkan pada meja di depan alat elektroforesis. Rekat
pinggirannya dengan selotip
- Pipet 1 mikroliter loading dye, teteskan di atas plastik
- Pipet 1 mikroliter gel red, teteskan di atas loading dye
- Teteskan 5 mikroliter sampel DNA pada campuran kedua larutan di atas
- Diresuspensi/campur menggunakan mikropipet
Perhatian:
Jangan menyentuh gel/buffer dalain tangki elektrotoresis bila sumber arus sedang menyala.
---------------------------------------------------Elektroforesis----------------------------------------------------------
POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR)
PCR
Polymerase Chain Reaction (PCR) adalah teknik untuk memperbanyak urutan DNA tertentu
secara in vitro dengan cara pemanjangan primer sebagai prekursor menggunakan DNA
polymerase. Metoda PCR pertama kali diperkenalkan oleh Mullis dkk dari Cetus Corporation
(Williams et al., 1988). Penggunaan PCR sangat terbatas sampai pada akhirnya DNA
polymerase yang stabil pada suhu tinggi ditemukan.
Reaksi PCR memerlukan komponen-komponen sebagai berikut:
1. DNA target
2. Primer
3. Enzim DNA Polymerase
4. Deoxynucleoside triphosphates (dNTPs)
5. Bufer reaksi
Reaksi ini dimulai dengan DNA rantai ganda sebagai sumber cetakan (Gambar 2.1). Reaksi
awal berupa reaksi denaturasi (“denaturation”) pada suhu tinggi yang memisahkan DNA rantai
ganda. Dua primer berbeda kemudian menempel pada reaksi yang disebut penempelan primer
(“annealing”). Primer menempel pada daerah ujung 5’ dari masing-masing rantai tunggal
sedemikian rupa sehingga berada pada posisi yang berlawanan. DNA polymerase kemudian
berperan dalam reaksi pemanjangan primer (“extention”) ke arah yang berlawanan. Reaksi
pemanjangan ini memerlukan deoxynucleoside triphosphates (dNTPs) sebagai sumber
nukleotida untuk pemanjangan rantai. Reaksi terjadi dengan penambahan bufer reaksi yang
sesuai dengan DNA polymerase yang digunakan.
Suatu reaksi PCR biasanya terdiri dari beberapa siklus dengan suhu yang berbeda-beda.
Umumnya satu reaksi PCR didahului oleh satu reaksi denaturasi (90-95oC). Reaksi awal
tersebut diikuti oleh beberapa siklus yang terdiri dari reaksi denaturasi, reaksi penempelan
primer (tergantung Tm primer) dan pemanjangan primer (biasanya 72oC) kemudian ditutup
kembali oleh satu reaksi pemanjangan (72oC). Hasil PCR dapat dianalisis lebih lanjut dengan
metoda elektroforesis.
Bahan dan Alat
Bahan
1. Gotag Master Onix for PCR
2. Primer Forward
3. Primer Reverse
4. Template DNA
5. Air deion steril
Alat
1. Thermal Cycler
2. PCR Tube
3. Mikropipet 10 mL
4. Pipet Tip putih
Cara kerja
1. Pembuatan working solution
- Primer = pengenceran 10x, 10 mikroliter primer + 90 mikroliter deion water
- Template DNA = Sampel DNA yang digunakan bergantung pada hasil
pembacaan spektro. Hasil spektro 448.2 mikroliter/mg, sampel DNA 1 mikroliter
2. Pembuatan PCR Mix
- Gotag Master Mix 1x, 12.5 mikroliter
- Primer Forward 1x, 1.25 mikroliter
- Primer Reverse 1x, 1.25 mikroliter
- Template DNA 1-5 mikroliter
- Deion Water tergantung DNA
3. Pengoperasian Thermal Cycle
- Masukkan tabung eppendorf ke dalam mesin PCR. Mulailah reaksi sesuai
dengan siklus yang diinginkan (Denaturasi awal pada suhu 94oC 2 menit, Diikuti
30 siklus: denaturasi selama 15 detik pada suhu 95oC, penempelan primer 30
detik pada 55oC dan pemanjangan primer pada suhu 72oC selama 2 menit; siklus
ini diikuti pemanjangan primer pada suhu 72oC selama 7menit
- Setelah selesai, pindahkan ke freezer pada suhu -20oC
- Dilakukan elektroforesis untuk melihat hasil PCR
Daftar Pustaka
Williams, C., Williamson, R., Coulette, C., Loeffler, F., Smith, J., and Ivinson, A. (1988).
Lancet, i, 102.