Anda di halaman 1dari 26

Saya bangga karena bisa PKL di PJB :

1. Bangga karena bisa dalam organisasi salah satu perusahaan


terbesar yang ada di Indonesia

PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB) sejak berdiri tahun 1995 senantiasa mengabdikan


diri untuk bangsa dan negara Indonesia, serta mendorong perkembangan perekonomian
nasional dengan menyediakan energi listrik yang bermutu tinggi, andal dan ramah
lingkungan. Dengan visi menjadi perusahaan pembangkit tenaga listrik Indonesia yang
terkemuka dengan standar kelas dunia, PJB tiada henti berbenah dan melakukan inovasi
dengan

tetap

berpegang

pada

kaidah

tata

pengelolaan

baik (Good Corporate

perusahaan

yang

Governance/GCG). Berkat

dukungan shareholders dan stakeholders, PJB tumbuh dan berkembang dengan berbagai
bidang usaha, tanpa meninggalkan tanggung jawab sosial perusahaan demi terwujudnya
kemandirian masyarakat dan kelestarian lingkungan hidup.
Awalnya PJB hanya menjalankan bisnis membangkitkan energi listrik dari enam Unit
Pembangkitan (UP) yang dimiliki, yaitu : UP Gresik (2.219 MW), UP Paiton (800 MW), UP
Muara Karang (908 MW), UP Muara Tawar (920 MW), UP Cirata (1.008 MW) dan UP
Brantas (281 MW). Kini PJB terus melakukan pengembangan usaha secara berkelanjutan
dengan menggeluti bisnis yang berkaitan dengan pembangkit tenaga listrik. Kegiatan
pengembangan usaha tersebut meliputi: penambahan pembangkit baru, perluasan pasar
jasa O&M dan jasa implementasi manajemen aset pembangkit, pembangunan pembangkit
baru serta penyedia material cadang pembangkit FTP-1 se Indonesia

2. Bangga karena bisa membantu secara engineering untuk keperluan


pasokan listrik 1 negara
Preventive Maintenance Motor Soot Blower di Boiler Unit 2

Troubleshooting Soot Blower

Motor Fails To Start Alarm


Cek power motor, overload kontaktor, mekanik soot blower.
Elapsed Time Alarm
Cek kondisi soot blower, limit switch retrack( reverse ).

Boiler Header Pressure Low Alarm

Cek Steam Supply soot blower sisi boiler.

Air Heater Pressure Low Alarm


Cek Steam Supply soot blower sisi air heater.

Thermal Drain Failure Alarm


Cek kondisi selenoide drain valve soot blower.
Pengecekan Rutin Soot Blower

Level oil Gear Box


Yakinkan pada kondisi normal level.

Kebocoran Gland Packing


Yakinkan tidak ada kebocoran pada gland packing.

Kondisi Soot Blower


Yakinkan soot blower sudah pada posisi keluar atau retrack dengan
benar.

Cek Kondisi Power Supply


Yakinkan kondisi power supply sudah siap.
Yang saya lakukan di soot blower:
1. Materi Pekerjaan

: Pemeliharaan rutin dan penggantian kabel pada


motor

2. Jenis Pekerjaan :

Mengganti skun kabel yang rusak

3. Alat-alat

- tang

- kunci inggris
- kunci pas
- avo meter
4. Bahan

- skun

- mur dan baut


5. Langkah-langkah : 1. Melepas

kabel

R,S,T

pada

motor

kemudian

mengganti skun yang lama dengan yang baru.


2.

Membersihkan komponen pada soot blower.

3.

Memgukur tahanan yang ada pada komponen.

6. eselamatan Kerja dan kesehatan kerja langkah-langkah pengamanan


terhadap
bahaya listrik :

1. Memakai helm safety


2. Memakai safety shoes
3. Memakai ear plug
4. Memakai masker
5. Memakai googles
6. Memakai sarung tangan

Maintenance Panel Soot Blower

1.

Materi pekerjaan

Perawatan panel

2.

Gangguan

Tegangan turun

3.

Jenis pekerjaan

Memeriksa sambungan CB, MCB dan


membersihkannya

4.

Pembongkaran

- Membuka tutup panel


- Memeriksa, menguji semua sambungan kelistrikan
- Memeriksa dan menguji menggunakan AVO meter

5.

Pemeriksaan

Isi panel kotor penuh debu dan saklar-saklar penuh


kerak

6.

Perbaikan

- Dibersihkan dengan kuas


- CB, MCB permukaan diratakan hingga bersih
- Menguji sambungan kokoh mekanis dan elektrolis

7.

Pemasangan

- Menguji sambungan dengn AVO meter


- Munguji kontak-kontak saklar dengan AVO meter

8.

Hasil

Rugi tegangan berkurang

Perawatan Panel Switch Gear


Frekwensi pemeliharaan yang dianjurkan akan tergantung pada kondisi lingkungan dan operasi, sehingga tidak ada
ketentuan hokum yang tetap dapat mengatur semua penerapan. Inspeksi tahunan yang menyeluruh pada switchgear
assembly, termasuk elemen withdrawable pada saat tiga tahun pertama setelah operasi, yang merupakan anjuran
minimum jika tidak ada criteria lain yang diketahui. Frekwensi inspeksi dapat bertambah atau berkurang tergantung
pada observasi dan pengalaman. Hal yang baik adalah mengikuti rekomendasi pabrikan untuk melaksanakan
inspeksi dan pemeliharaan sampai kita bisa menentukan sendiri.
Faktor berikut ini yang akan mempengaruhi keputusan kapan untuk inspeksi:
1). Skedul shutdown (turn around).
2). Emergency Shutdown
3). Kondisi tidak normal atau tidak biasa.
4). Terjadi gangguan pada penyulang atau bus.
5). Kondisi atmosfir yang ekstrim seperti: panas, dingin, heavy cold, rain, snow high wind, fog, smog, salt spray, high
humidity, perubahan temperatur yang tidak biasa dan lain-lain.
6). Persyaratan dan jadwal pemeliharaan.
Inspeksi sebagian mungkin saja dilakukan jika bagian lain tidak diperbolehkan untuk tidak beroperasi.

Yang saya lakukan di switch Gear

1.

Materi pekerjaan

Megger Switch Gear

2.

Gangguan

3.

Jenis pekerjaan

Memeriksa Tahanan pada panel Switch Gear

4.

Pembongkaran

Membuka tutup panel Switch Gear

5.

Pemeriksaan

Memeriksa sambungan Antar fasa dengan Ground

6.

Perbaikan

7.

Pemasangan

8.

Hasil

Tahanan dinyatakan dalam keadaan baik

Korektif Pada Ship Unloader (SU)


1.

Materi Pekerjaan

penggantian motor pada ship unloader (SU)

2.

Jenis Pekerjaan

: penggantian motor spliter

3.

Alat-alat

- tang
- kunci inggris
- kunci pas
- avo meter

4.

Bahan

- mur dan baut

5.

Langkah-langkah

1. Melepas kabel R,S,T pada motor


2. memasang motor yang baru pada spliter
3. Memgukur tahanan dan arus yang ada pada motor

6.

Keselamatan

Kerja

dan

kesehatan

pengamanan terhadap bahaya Listrik :


safety

kerja

langkah-langkah

1. Memakai helm

2. Memakai safety shoes


3. Memakai ear pluck
Korektif Pada Motor Di Auxiliry Colling Water Pump
1.

Materi Pekerjaan

Penggantian pada motor di ACWP 01 pada unit 1

2.

Jenis Pekerjaan

Korektif/penggantian

3.

Alat-alat

- tang
- kunci inggris
- kunci pas

4.

Bahan

- Mur dan Baut

5.

Langkah-langkah

1. Melepas kabel R,S,T pada motor kemudian melepas


Body motor
2. Mengganti motor yang rusak/mengalami gangguan.

6.

Keselamatan

Kerja

dan

kesehatan

kerja

langkah-langkah

terhadap
bahaya Listrik : 1. Memakai helm safety
2. Memakai safety shoes
3. Memakai masker
4. Memakai googles
5. Memakai sarung tangan
4. Memakai masker
5. Memakai googles
6. Memakai sarung tangan

pengamanan

Preventive Pada Mill dan Economizer


1.

Materi Pekerjaan

membersihkan mill dan economizer pada boiler

2.

Jenis Pekerjaan

membersihkan sisa batu bara

3.

Alat-alat

- kompresor

4.

Bahan

5.

Langkah-langkah

1. Melepas filter pada mill


2. Membersihkan filter menggunakan kompresor
3. Memasang kembali filter pada mill

6.

Keselamatan Kerja dan Kesehatan kerja langkah-langkah pengamanan


terhadap bahaya Listrik :

1. Memakai helm safety

2. Memakai safety shoes


3. Memakai ear pluck
4. Memakai masker
5. Memakai googles
6. Memakai sarung tangan

Preventive Pada Ash Handling


1.

Materi Pekerjaan

Membersihkan ash handling

2.

Jenis Pekerjaan

Membersihkan debu pada ash handling

3.

Alat-alat

- pompa air

4.

Bahan

5.

Langkah-langkah

Menyemprot air pada ash handling supaya


debunya hilang

6.

Keselamatan Kerja dan kesehatan kerja langkah-langkah pengamanan


terhadap bahaya Listrik :

1. Memakai helm safety

2. Memakai safety shoes


3. Memakai ear pluck
4. Memakai masker

5. Memakai googles
6. Memakai sarung tangan

3. Bangga karena perusahaan PJB adalah perusahaan terpenting untuk


kemajuan masyarakat Indonesia
Peningkatan kebutuhan energi listrik di Indonesia ke depan merupakan peluang bisnis yang perlu
dioptimalkan oleh PJB. Dengan kekuatannya sebagai perusahaan pembangkit yang telah
menerapkan beberapa kaidah pengelolaan pembangkit dengan praktek terbaik dunia, PT PJB siap
berkontribusi untuk meningkatkan kedaulatan kelistrikan nusantara. Pembangunan dan
pengembangan beberapa pembangkit tengah disiapkan PJB sebagai sumbangan bagi peningkatan
elektrifikasi di Indonesia. Beberapa proyek yang tengah digarap PJB diantaranya PLTU Jawa 7
berkapasitas 2x1000 MW yang dibangun menggunakan teknologi Ultra Super Critical. PLTGU
Sumbagut 3,4 berkapasitas 2x250 MW yang dibangun bersama Nebras Power, saat ini memasuki
thap Feasibility Study. Selain itu PLTU Cilacap 600 MW saat ini sudah COD dengan waktu yang
lebih cepat dari yang dijadwalkan. Rencananya PLTU Cilacap juga akan ekspansi lagi dengan
kapasitas 1000 MW.

Selain mengembangkan pembangkit berbahan bakar energi primer, PT PJB juga mengembangkan
pembangkit energi terbarukan (renewable energy). Kebijakan tersebut sesuai dengan visi PJB tahun
2018 untuk menjadi perusahaan pembangkit terdepan dengan standar kelas dunia (Growth dan
Sustanaibility) dimana pengembangan energi terbarukan menjadi salah satu strategi penting untuk
masa depan perusahaan. Beberapa proyek energi terbarukan yang tengah digarap diantaranya
PLTA Batang Toru (510MW), pengembangan PLTBiogass rumput laut yang saat ini masih proses
kajian kelayakan oleh pihak Universitas Diponegoro, PLTS Cirata dengan kapasitas 1MW dan
sampai saat ini beroperasi dengan sangat baik, dan beberapa proyek PLTBiomassa yang saat ini
dalam tahap pengembangan.

Selain mengembangkan dan membangun pembangkit, PJB juga menangkap peluang bisnis di
bidang operasi dan maintenance (O&M). PJB yang pada awalnya hanya berfokus pada bisnis
produksi listrik, dalam perkembangan bisnisnya saat ini telah menjelma sebagai perusahaan yang
lebih luas lagi lini bisnisnya. Tak hanya melakukan O&M bagi pembangkit miliknya sendiri namun
juga melakukan layanan bagi pihak luar. Layanan terhadap pihak luar seperti PLN dan swasta
dilakukan melalui anak perusahaan PT PJB, yaitu PT PJB Services (PJBS) . Kiprah PT JBS cukup
diakui di Indonesia. Tahun 2015 lalu PT PJBS dinobatkan sebagai The Best OM company. PT PJBS

saat ini juga menjadi O&M Operator di beberapa Independent Power Producer (IPP), seperti PLTA
Asahan 2x90 MW dan PLTU Banjarsari 2x110 MW serta memberikan jasa overhaul di beberapa
pembangkit milik IPP.

PT PJB terus berupaya untuk berpartisipasi dalam program diversifikasi sumber energi
menggunakan energi terbarukan. PJB menghadirkan energi terbarukan melalui rencana investasi
pembangkit dengan energi terbarukan pada pembangkit baru dan peningkatan kapasitas pada
pembangkit lama. Perkembangan PJB dalam pengembangan energi alternatif adalah sebagai
berikut:
1. Pembangunan PLTMG Bawean
Pembangunan PLTMG Bawean ini dimaksudkan untuk membantu masyarakat Bawean agar dapat
menikmati aliran listrik. PLTMG yang dibangun dengan bahan bakar gas (CNG) itu akan memiliki
kapasitas energi listrik sebanyak 3 MegaWatt (MW).
1. Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) on grid 1 MW Cirata
Pembangunan dan Pengoperasian PLTS merupakan upaya pengembangan pembangkit yang
dilakukan Perusahaan dengan menggunakan energi terbarukan serta sebagai bentuk kontribusi
Perusahaan dalam program pemerintah untuk bisa memenuhi 25% renewable energi termasuk
PLTS di 2025. PLTS ini dibangun diatas lahan seluas 1 hektar yang memiliki kapasitas 1 MegaWatt
(MW). PLTS ini merupakan PLTS skala besar pertama yang dibangun di Pulau Jawa. Selain itu,
tujuan dari PJB dalam mengembangkan PLTS Cirata adalah sebagai research centre untuk
melakukan kajian/penelitian seputar PLTS.
1. Pembangunan CNG MuaraTawar
Storage CNG UP Muara Tawar memanfaatkan pasokan gas dari PGN melalui pipa SSWJ II (South
Sumatra West Java II) dan Pertamina EP yang tidak terserap saat pembangkit beroperasi di luar
beban puncak karena pola pembebanan Sistem Jawa Bali. Storage CNG UP Muara Tawar dengan
kapasitas 20 MMSCF akan memberi tambahan daya saat beban puncak sebesar 400 MW selama 9
jam yang tadinya menggunakan BBM menjadi gas, dengan total pasokan gas harian tetap 180
BBTUD. Secara keseluruhan setelah diperhitungkan dengan harga gas dan biaya kompresi, maka
penghematan yang didapat sebesar Rp1,187 triliun per tahun. Selain itu akan tercipta lingkungan
yang lebih baik dengan mengurangi emisi SO2 sebesar 350 ton per tahun. CNG merupakan gas
alam yang dimampatkan dalam tangki bertekanan tinggi dengan tekanan rata-rata 200-250 bar.
Spesifikasi gas: methane= 95%- 97%, Gross Heating Value= 8.000-10.658 Kcal/M3 (900-1200
BTU/SCF), Water Content= 0,16028 gr/m3 (10 Lbs/MMSCF), Temperature= 300C - 380C (850F 1000F), CO2= Max 5%, dan SG= 0,550,85.

1. Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) dari Rumput Laut dan Pembangkit
Listrik Tenaga (PLT) Gelombang Laut.
PJB bekerja sama dengan Universitas Diponegoro (UNDIP) mempelajari upaya pembangunan dan
pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) dari rumput laut dan Pembangkit Listrik
Tenaga (PLT) Gelombang Laut. Hal ini menjadi perhatian Perusahaan karena Indonesia merupakan
salah satu negara yang kaya akan rumput laut. Nantinya, dengan terealisasi pengembangan
pembangkit ini, PJB dapat memberikan manfaat besar karena dapat menerangi pulau-pulau yang
sulit terjamah dengan PLTU serta dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui budidaya
rumput laut.

4. bisa memperoleh ilmu yang banyak selama PKL di PT. PJB


yang saya dapatkan dari pkl ada bagaimana cara perawatan dan perbaikan dengan
benar serta proses pembangkitannya itu bagaimana

Preventive Maintenance
Preventive maintenance adalah suatu pengamatan secara sistematik disertai analisis
teknis-ekonomis untuk menjamin berfungsinya suatu peralatan produksi dan
memperpanjang umur peralatan yang bersangkutan. Tujuan preventive maintenance
adalah untuk dapat mencapai suatu tingkat pemeliharaan terhadap semua peralatan
produksi agar diperoleh suatu kualitas produk yang optimum. Adapun kegiatan
Preventive Maintenance meliputi:

1.
Inspeksi (inspection), adalah kegiatan pemeliharaan periodik untuk memeriksa
kondisi komponen peralatan peralatan produksi dan area sekitar peralatan produksi.
Lihat, rasa, dengar, adalah kegiatan pemeliharaan untuk memeriksa kondisi peralatan
melalui penglihatan, perasaan dan pendengaran.
2.
Pemeliharaan berjalan (running maintenance), adalah kegiatan pemeliharaan
yang dilaksanakan tanpa mengehentikan kerja peralatan.
3.
Penggantian komponen kecil (small repair), adalah kegiatan pemeliharaan yang
berupa penggantian komponen kecil.
4.
Pemeliharaan berhenti (shutdown maintenance), adalah pemeliharaan yang
dapat dilakukan hanya pada saat peralatan produksi berhenti.

Dengan memanfaatkan prosedur maintenance yang baik, dimana terjadi koordinasi


yang baik antara bagian produksi dan maintenance maka akan diperoleh:

Kuantitas Stop peralatan produksi dapat dikurangi (down time peralatan produksi
diperkecil)

Biaya perbaikan yang mahal dapat dikurangi


Interupsi terhadap jadwal yang telah direncanakan waktu produksi maupun
pemeliharaan dapat dihilangkan atau dikurangi.

Salah satu dari tujuan Preventive Maintenance adalah untuk menemukan suatu tingkat
keadaan yang menunjukan gejala kerusakan sebelum alat-alat tersebut mengalami
kerusakan fatal. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan membuat perencanaan dan
penjadwalan kegiatan maintenance dengan interupsi sekecil mungkin terhadap proses
produksi.
Pada dasarnya tidak cukup hanya dengan membuat perencanaan penjadwalan
(scheduled maintenance) yang matang akan tetapi perlu diperhatikan usaha-usaha
untuk memusatkan perhatian pada unit-unit peralatan produksi yang dianggap rawan
dan kritis. Suatu kualifikasi terhadap unit yang rawan didasarkan pada:
1.
Kerusakan pada unit tersebut dapat membahayakan kesehatan atau
keselamatan kerja.
2.

Kerusakan dapat mempengaruhi jalannya proses produksi dan kualitas produk.

3.

Kerusakan dapat menyebabkan proses produksi terhenti.

4.

Modal yang tertanam pada unit tersebut dinilai cukup tinggi.

Untuk memelihara atau memeriksa seluruh unit secara ketat dan teratur hanya sekedar
menghilangkan kemungkinan kerusakan pada peralatan produksi adalah suatu usaha
yang tidak praktis karena memerlukan manusia-manusia dengan persyaratan tinggi dan
biaya yang tidak sedikit. Akibat bentuk dan saat terjadinya gangguan sangat sulit untuk
diperkirakan secara dini, maka pemeliharaan perlu dilakukan secara teratur dan
periodik dari waktu ke waktu terhadap semua unit instalasi. Untuk melakukan hal
tersebut maka dibutuhkan usaha-usaha pemeliharaan yang antara lain meliputi :
1.

Pemeliharaan rutin

2.

Pemeliharaan (sifatnya perbaikan) kecil/medium

3.

Bongkar seluruhnya (overhaul)

Pemeliharaan rutin adalah usaha pemeliharaan terhadap unit-unit instalasi yang


dilakukan secara rutin dan periodik dengan interval waktu pelaksanaan yang tetap dan
singkat.
Jenis pekerjaan yang termasuk dalam pemeliharaan rutin pada dasarnya adalah
usaha pemeliharaan yang dilakukan tanpa melelui proses pembongkaran. Bentuk
pekerjaan dalam pemeliharaan rutin antara lain adalah:

Inspeksi rutin adalah merupakan peninjauan secara visual terhadap kondisi fisik
komponen dari unit instalasi peralatan produksi. Pekerjaan ini biasanya dilakukan
secara rutin setiap satu hari sampai satu minggu sekali, tergantung kebutuhan.

Pengetesan rutin, merupakan usaha untuk mengatur atau memantau kondisi


kerja suatu komponen sacara rutin agar komponen dapat diusahakan untuk beroperasi
pada kondisi normal.

Kegiatan-kegiatan yang umum dilakukan dalam pemeliharaan rutin misalnya :

Memeriksa fungsi dari mekanisme komponen

Memeriksa dan menyetel (adjustment)

Membersihkan

Mengencangkan bagian-bagian yang kendur

Pemeliharaan kecil/medium adalah usaha perbaikan-perbaikan ringan terhadap gejala


gangguan yang berhasil terdeteksi selama pemeriksaan rutin. Perbaikan ringan sangat
penting peranannya dalam mencapai tingkat keberhasilan proses pemeliharaan yang
dilakukan terhadap suatu komponen unit instalasi.
Kegiatan Overhaul pada mesin biasanya dilakukan secara periodik dan sangat teratur
serta mempunyai konsentrasi dan perhatian yang lebih dibanding pemeriksaan rutin
dan pemeliharaan kecil. Pada kegiatan ini dilakukan pembongkaran mesin untuk
mengecek kondisi komponen mesin secara menyeluruh dimana dimaksudkan untuk

mengetahui kemungkinan kerusakan yang terjadi pada mesin yang tidak dapat
diketahui hanya dengan pemeriksaan rutin. Contoh kegiatan seperti ini misalnya pada
penggantian batu tahan api di tanur/kiln pabrik semen.
Disamping dilakukan pemeliharaan dengan perencanaan dan penjadwalan yang
matang, didalam preventive maintenance dikenal pula kegiatan yang sering disebut
dengan pemeliharaan prediktif (predictive maintenance) yang dapat diartikan sebagai
strategi pemeliharaan dimana pelaksanaannya didasarkan pada kondisi peralatan
produksi itu sendiri
Mengingat tingkat kepastian 100% tidak pernah ada maka orang lebih suka
menggunakan istilah prediksi atau perkiraan untuk memastikan pendapatnya. Dalam
menduga-duga inipun pada dasarnya dibutuhkan dukungan data dan pengetahuan
yang cukup mendalam tentang perilaku dari peralatan produksi yang diamati.
Beberapa contoh dukungan pengetahuan yang diperlukan untuk mengantisipasi
keadaan ini antara lain :

Penguasaan prinsip kerja alat yang bersangkutan.

Penguasaan karakteristik alat.

Pengalaman pengoperasian alat yang sama di masa lalu baik oleh diri sendiri
maupun orang lain.

Penguasaan dan pengambilan data yang tepat.

Penguasaan pengolahan data.

Kemampuan mengkorelasikan antara satu kejadian dengan kejadian lain dalam


kaitannya dengan bidang maintenance.

Berwawasan luas dalam bidang peralatan produksi kaitannya dengan kemajuan


teknologi.

Seperti telah diketahui, preventive maintenance berfungsi menangani langsung hal-hal


yang bersifat mencegah terjadinya kerusakan pada fasilitasfasilitas yang dilakukan
dengan jalan memeriksa alat/fasilitas secara teratur dan berkala serta memperbaiki
kerusakan kecil yang dijumpai selama pemeriksaan. Bagaimanapun baiknya kondisi
suatu peralatan produksi yang telah direncanakan, keausan dan kerusakan selama
pemakaian pada umumnya masih dapat terjadi, namun demikian laju keausan dan
kerusakan ini masih dapat diperkirakan besarnya bila peralatan produksi/alat dipakai

dalam kondisi normal.


Khususnya dalam bidang peralatan listrik dan elektronika sering diperingatkan bahwa
kerusakan-kerusakan komponen listrik adalah bahaya yang selalu mangancam
sehingga tidak ada alat/instrument yang dapat memeriksa dan mengukur terhadap
kerusakan komponen secara detail. Yang umum dilakukan dalam praktek, contohnya
adalah mengganti semua bola lampu listrik dalam waktu tertentu, jadi tidak
menggantinya satu persatu setelah bola lampu tersebut padam. Hal yang sama juga
pada dilakukan pada menggantian bearing pada peralatan produksi.
Contoh diatas adalah contoh kasus dari pendekatan predictive maintenance. Predictive
maintenance juga merupakan suatu teknik yang banyak dipakai dalam cara produksi
berantai dimana bila ada gangguan darurat sedikit saja pada sistem produksi tersebut
akan mengakibatkan kerugian yang cukup besar. Seperti misalnya sistem produksi
dengan sistem inline process, apabila proses produksi tersebut terhenti karena
kerusakan yang terjadi pada inline process tersebut maka dapat dibayangkan
kegagalan produksi yang terjadi.

Jadi Predictive maintenance adalah merupakan bentuk baru dari Planned Maintenance
dimana penggantian komponen/suku cadang dilakukan lebih awal dari waktu terjadinya
kerusakan. Untuk membantu melaksanakan predictive maintenance terdapat suatu
diagram analisa predictive yang sering digunakan yang mengacu pada kondisi
peralatan produksi besangkutan. Diagram analisa ini sering dikenal dengan instilah
Bath Tube Curve karena grafik yang dihasilkan yang menyerupai bak mandi.
Pada diagram analisa tersebut dibagi menjadi 3 phase lifetime dari suatu peralatan
produksi. Phase I atau sering juga disebut dengan early failure karena pada phase ini
peralatan produksi dalam kondisi running in/masih baru (penyesuaian) dan pertama kali
dioperasikan maka permukaan kerja (working surface) dari peralatan produksi masih
kasar. Pada kondisi ini terdapat proses penghalusan permukaan tersebut karena

terjadinya kontak kerja permukaan. Setelah melewati phase ini, karena permukaan
bidang kerja sudah halus maka tingkat kontak kerja permukaan juga sudah menurun
karena permukaan kerja peralatan produksi sudah pada kondisi stabil. Phase II ini
dikenal sebagai useful life-period. Pada periode inilah yang akan menentukan umur
peralatan produksi sebenarnya. Karena permukaan bidang kerja mempunyai lapisan
kekerasan dengan ketebalan yang terbatas maka bila lapisan keras ini sudah habis
terkikis maka laju keausan/kerusakan akan meningkat kembali. Hal ini akan
berlangsung selama phase III yang dikenal sebagai periode keausan cepat (wearing out
period).
Pada contoh kasus penggantian bearing peralatan produksi, dengan mengacu pada
diagram analisa predictive tersebut maka penggantian sebaiknya dilakukan sebelum
phase III atau menjelang phase II berakhir dengan demikian kondisi bearing tidak
sampai rusak parah sehingga kerusakan pada peralatan produksi yang fatal akibat
hancurnya bearing dapat dihindari dan tidak merambat pada komponen yang lain
sehingga terhentinya proses produksi yang lama dapat dicegah.
Dalam predictive maintenance terdapat beberapa metode dalam mamantau atau
monitoring kondisi dari suatu peralatan produksi, antara lain :
1.
Monitoring minyak pelumas Dengan cara mengambil sample oli dari peralatan
produksi untuk mengecek kekentalannya atau melihat kuantitas oli yang masih
tersimpan di tangki oli sesuai dengan anjuran dari manual book mesin merupakan caracara untuk monitoring minyak pelumas.
2.
Monitoring Visual Metode ini menggunakan panca indera yang meliputi lihat,
rasa, dengar guna mengetahui kondisi mesin. Untuk lebih akurat bisanya digunakan
alat Bantu.
3.
Monitoring kinerja Merupakan teknik monitoring kondisi peralatan produksi
dengan cara memeriksa dan mengukur parameter kinerja dan kemudian dibandingkan
dengan standarnya.
4.
Monitoring Geometris Diharapkan penyimpangan geometris yang terjadi pada
peralatan produksi dapat diketahui dan kemudian dilakukan kegiatan meliputi
pengukuran leveling dan pengukuran posisi (alignment).
5.
Monitoring getaran Monitoring ini memeriksa dan mengukur letak getaran secara
rutin dan terus menerus sehingga getaran yang akan mengakibatkan kerusakan
peralatan produksi lebih lanjut dapat dicegah.

Historical record pada Preventive maintenance

Pencatatan riwayat peralatan produksi yang dirawat perlu dilakukan untuk memantau
perkembangan dan kondisi peralatan produksi dari waktu ke waktu. Adapun tujuan
pencatatan riwayat peralatan produksi secara umum adalah :
1.
Preventive maintenance dengan historical record yang baik akan menghasilkan
kerja yang lebih efektif karena kondisi peralatan produksi dapat termonitor.
2.
Bila menggunakan metode inspeksi dengan program-program yang ketat akan
mengasilkan hasil yang baik dengan biaya relative cukup murah dibandingkan dengan
nilai perbaikan dari sebuah kerusakan yang terjadi.
3.
Siklus Overhaul peralatan produksi dapat diprakirakan dengan baik bila data
historical record diperoleh dengan lengkap.
4.
Usaha untuk memperpanjang siklus overhaul akan berhasil bila data dari
historical record lebih ketat.
5.
Makin akurat penentuan diagnosis kerusakan pada peralatan produksi maka
biaya preventive maintenance semakin ekonomik.

Saya akan menjelaskan kepada orang awam apa itu PJB:


1. Pertama saya akan menjelaskan kenapa terbentuknya PT. PJB
Unit Pembangkitan Paiton terbentuk berdasarkan surat keputusan direksi PLN
No.030K/023/DIR/1993, tanggal 15 Maret 1992 merupakan unit kerja yang
dikelola

oleh

PT.

PLN

(Persero)

Pembangkitan

dan

Penyaluran

Jawa

Bagian Timur dan Bali (PLN KJT dan BALI) Sektor Paiton. Restrukturisasi di PT.
PLN pada tahun 1995 mengubah PT. PLN menjadi PT. PLN Pembangkitan
Tenaga Listrik Jawa-Bali I dan PT. PLN Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa-Bali II.
Kemudian pada tahun 1997 Sektor Paiton namanya menjadi PT. PLN
Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa-Bali II Unit Pembangkitan Paiton (UP
Paiton).
Berdasarkan

surat

keputusan

direksi

No.039K/023/DIR/1998

pemisahan fungsi pemeliharaan dan fungsi operasi

tentang

PT. PLN Pembangkitan

Tenaga Listrik Jawa-Bali II Unit Pembangkitan Paiton. Organisasi UP. Paiton


sejak tanggal 3 Juni 1999 mengalami perubahan mengikuti perkembangan
organisasi di PT. PLN. PJB II yang fleksibel dan dinamis sehingga mampu
menghadapi dan menyesuaikan situasi

bisnis yang selalu berubah.

Perubahan yang mendasar dari Unit Pembangkitan adalah dipisahkan fungsi


operasi dan fungsi pemeliharaan, sehingga Unit Pembangkitan menjadi
organisasi yang Lean and Clean, dan hanya mengoperasikan pembangkitan
untuk menghasilkan GWh.
Dengan perkembangan organisasi dan kebijaksanaan manajemen,
maka sejak tanggal 3 Oktober 2000, PT. PLN Pembangkitan Tenaga Listrik
Jawa-Bali II berubah menjadi PT. PLN Pembangkitan Jawa-Bali (PT. PJB) dengan
unit

Pembangkitan

Paiton

sebagai

satu

unit

pembangkitan

utama.

Pembangkitan PLTU tersebut diawali dengan pembangunan 2 unit (unit 1 dan


unit 2) dalam rangka pelaksanaan pembangunan unit-unit pembangkitan
tersebut, pemerintah menetapkan dalam Surat Keputusan Presiden Nomor 35
tahun 1957 untuk Pelaksanaan Pengawasan dan Koordinasi Pembangunan
PLTU Unit Pembangkitan Paiton. Sesuai dengan program yang dirancang oleh
pemerintah

dalam

rangka

penghematan

bahan

bakar

minyak

dan

deversifikasi sumber energi, maka PLTU Paiton telah didesain untuk


menggunakan batubara sebagai bahan bakar utamanya. Total kapasitas unit
1 dan unit 2 sebesar 2x400 MW atau sama dengan 800 MW, yang telah
beroperasi sejak tahun 1993/1994 untuk tahap 1.

2. Kemudian peran PT. PJB kepada PLN


Bisa membangkitkan listrik sesuai permintaan PLN sehingga PLN bisa
mendistribusikan kepada masyarakat yang ada di negara Indonesia
Jika tidak ada PT.PJB PLN akan kuwalahan dalam penyediaan listrik di negara
indonesia karena hanya bergantung pada pembangkit swasta dan itu jumlah
hanya sedikit jadi bisa dibayangkan jika PT.PJB tidak ada maka negara
Indonesia akan terjadi pemadaman disebagian besar wilayah indonesia
bahkan bisa separuh wilyah indonesia padam.
3. Manfaat yang diberikan kepada Negara
Mampu membangkitkan listrik di indonesia, berikut perusahaan PT.PJB yang
ada di indonesia :

PLTU Indramayu (3 x 330 MW)

PLTU Rembang (2 x 315 MW)

PLTU Pacitan (2 x 315 MW)

PLTU Paiton Baru (1 x 660 MW)

PLTU Tanjung Awar-awar (2 x 350 MW)

4. Menunjukkan organisasi PT. PJB, bahwa PT. PJB adalah salah satu
perusahaan terbesar yang ada di Indonesia
Dalam menjalankan kegiatan pengoperasian dan pemeliharaan PT.PJB UP
Paiton, terdapat struktur organisasi yang menjalankan kegiatan tersebut.
Dapat digambarkan dalam bentuk orchart dibawah :
Manajer
Manajer Enjiring
Enjiring
&
Quality
& Quality
Assurance
Assurance
SPV
Senior
SPV Senior
System
System
Owner
Owner
SPV
Senior
SPV Senior
Technology
Technology
Owner
Owner
SPV Senior
Senior
SPV
Teknologi
Teknologi &
&
Informasi
Informasi
SPV
Senior
SPV Senior
Manajemen
Manajemen
Mutu,
Mutu,
Resiko
&
Resiko &
Kepatuhan
Kepatuhan

General
General Manager
Manager UP
UP
Paiton
Paiton
Manajer
Manajer
Manajer
Manajer
Operasi
Pemeliharaan
Operasi
Pemeliharaan
SPV
SPV
SPV Senior
Senior
SPV
Rendal
Senior
Rendal
Senior
Pemelihar
Rendal
Pemelihar
Rendal
SPV
SPV
SPVaan
Senior
aan
Operasi
SPV
Senior
Operasi
Senior
Senior
Outage
Outage
Produksi
Produksi
Manageme
Manageme
PLTU
SPV
Senior
PLTU 1-2
1-2
SPV nt
Senior
nt
(A,
B,
C,
Har
Mesin
SPV
(A,SPV
B, C,
Har Mesin
D)
1,
Boiler,
Senior
D)
1, Boiler,
Senior
Turbin
&
Bahan
Turbin &
Bahan
Bakar
&
SPV
Senior
AAB
Bakar &
SPVAAB
Senior
Niaga
Har
Mesin
SPV
Niaga
Har Mesin
SPV
2,
Sistem
Senior
2, Sistem
Senior
BB
Abu
Kimia
&
BB &
&
Abu
Kimia &
SPV
Senior
SPV Senior
Lab
Lab
Har
Kontrol
Har Kontrol
&
&
Instrumen
Instrumen
SPV
Senior
SPV Senior
Har
Listrik
Har Listrik

Manajer
Manajer
Logistik
Logistik
SPV
SPV
Senior
Senior
Inventori
Inventori
Kontrol
&
Kontrol &
SPV
SPV
Kataloger
Kataloger
Senior
Senior
Pengada
Pengada
SPV
SPV
an
an
Senior
Senior
Administr
Administr
asi
asi
Gudang
Gudang

Manajer
Manajer
Keuangan &
Keuangan
&
Administrasi
Administrasi
SPV
SPV
Senior
Senior
SDM
SDM
SPV
SPV
Senior
Senior
Umum
Umum
SPV
SPV
Senior
Senior
Keuangan
Keuangan

SPV
Senior
SPV Senior
Sarana
Sarana
SPV Senior
Senior
SPV
Lingkunga
Lingkunga
n
n
SPV Senior
SPV
Senior
K3
K3

Manajer Operasi
Merencanakan, memonitor dan mengevaluasi program di bidang operasi dan pengendalian
bahan bakar yang mencakup penentuan dan penilaian kualitas ( efektifitas dan efisiensi )
pelaksanaan pengendalian operasi UP Paiton serta mengmupulkan data dan mengevaluasi
pelaksanaan bidang operasi dan bahan bakar.
-

Supervisor Senior Perencanaan dan Pengendalian Operasi

Membantu manajer dalam merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan kegiatan


operasi pada unit 1 dan 2 serta menentukan tindakan teknis yang diperlukan dalam
pelaksanaan program kerja.
-

Supervisor Senior Produksi PLTU 1-2 (A,B,C,D)


Membantu manajer dalam menyusun rencana anggaran bidang pengendalian operasi dan
menjabarkan rencana tersebut dalam fungsi produksi, melaksanakan dan mengendalikan
agar dicapai proses tenaga listrik yang efektif dan efisien sesuai rencana operasi.

Supervisor Senior Bahan Bakar dan Niaga


Membantu manajer dalam menyusun rencana anggaran penyediaan dan perniagaan bahan
bakar yang dibutuhkan dalam proses produksi litrik di UP Paiton.

Supervisor Senior Kimia dan Laboratorium


Membantu manajer dalam merencanakan anggaran bidang kimia dan menjabarkan
rencana tersebut dalam fungsi kimia teknik dan laboratorium sesuai dengan standar yang
berlaku agar sasaran tercapai.

Manajer Pemeliharaan
Merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan kegiatan bidang pengendalian dan
pemeliharaan agar selalu siap beroperasi setiap saat sehingga mampu mendukung upaya
pencapaian sasaran Unit Pembangkitan Paiton sesuai dengan kontrak kinerja yang ditetapkan
direksi.
-

Supervisor Perencanaan, Pengendalian dan Pemeliharaan


Melakukan koordinasi atas pelaksanaan kegiatan perencanaan, pengendalian dan
pemeliharaan secara prediktif, preventif, korektif dan emergency di Unit Pembangkitan
Paiton untuk mendukung pengoperasian Unit secara optimal dalam mencapai sasaran Unit
Pembangkit sesuai dengan kontrak kinerja yang ditetapkan direksi.

Supervisor Senior Outage Management


Melakukan perencanaan dan koordinasi atas pelaksanaan shutdown Unit 1 maupun 2 Unit
Pembangkitan Paiton untuk mendukung pengoperasian unit secara optimal dalam
mencapai sasaran Unit Pembangkit sesuai dengan kontrak kinerja yang ditetapkan direksi.

Supervisor Pemeliharaan Mesin 1 (Boiler, Turbin dan Alat-alat bantu)


Membantu Manager dalam pelaksanaan dan pemeliharaan harian pada bidang mekanis
Unit 1 dan Unit 2 Unit Pembangkitan Paiton untuk mendukung pengoperasian unit secara
optimal.

Supervisor Senior Pemeliharaan Mesin 2 ( Sistem Bahan Bakar dan Abu)


Membantu Manager dalam pelaksanaan dan pemeliharaan harian pada sistem bahan bakar
dan abu baik Unit 1 dan Unit 2 Unit Pembangkitan Paiton untuk mendukung
pengoperasianunit secara optimal.

Supervisor Senior Pemeliharaan Kontrol dan Instrumen


Membantu Manager dalam pelaksanaan dan pemeliharaan harian pada kontrol dan
instrument baik di Unit 1 maupun Unit 2 Unit Pembangkitan Paiton untuk mendukung
pengoperasian unit secara optimal.

Supervisor Senior Pemeliharaan Listrik


Membantu Manager dalam pelaksanaan dan pemeliharaan harian pada sistem kelistrikan
baik Unit 1 dan Unit 2 Unit Pembangkitan Paiton untuk membantu pengoperasian unit
secara optimal.

Supervisor Senior Sarana


Membantu manajer dalam menyusun rencana dan anggaran dalam bidang sarana dan
prasarana dan menjabarkan rencana tersebut ke dalam fungsi sarana dan prasarana serta
melaksanakan dan mengendalikan kegiatan inventarisasi dan pemeliharaan sarana non
instalasi secara terorganisir dengan efektif dan efisien.

Supervisor Senior Lingkungan


Membantu manajer dalam menyusun rencana anggaran bidang lingkungan

serta

menjabarkan fungsi tersebut ke fungsi tata letak, perawatan, kelestarian lingkungan di


lingkup kerja UP Paiton sesuai dengan standar nasional dan internasional yang berlaku.
-

Supervisor Senior K3

Membantu manajer dalam menyusun rencana anggaran bidang lingkungan

serta

menjabarkan fungsi tersebut ke fungsi kesehatan karyawan, keselamatan kerja di lingkup


kerja UP Paiton sesuai dengan standar nasional dan internasional yang berlaku.

Manajer Logistik
Merencanakan, menentukan, dan menyediakan kebutuhan barang yang diperlukan untuk
menunjang kelancaran proses produksi listrik secara kontinyu di UP Paiton.
-

Supervisor Senior Inventori Kontrol dan Kataloger


Membantu Manager dalam menyusun rencana dan anggaran bidang pengendalian,
pemeliharaan dan menjabarkan rencana tersebut ke dalam fungsi inventori control dan
cataloger, melaksanakan dan mengendalikan agar dicapai tingkat inventori yang optimal.

Supervisor Senior Pengadaan dan Kontrak Bisnis


Membantu manajer dalam menyusun rencana dan anggaran dalam bidang pengadaan dan
kontrak bisnis serta melaksanakan dan mengendalikan kegiatan pengadaan dan kontrak
bisnis secara terorganisir dengan efektif dan efisien.

Supervisor Senior Administrasi Gudang


Membantu manajer dalam menyusun rencana dan anggaran dalam bidang pergudangan
serta menjabarkan rencana tersebut ke dalam fungsi administrasi pergudangan serta
pelaksanaan dan pengendalian kegiatan administrasi gudang dengan efektif dan efisien.

Manajer Keuangan dan Administrasi


Menjabarkan rencana tahunan UP Paiton, termasuk didalamnya adalah rencana setiap bidang
UP Paiton ked lam rencana anggaran tahunan UP Paiton. Mengendalikan kegiatan
pengelolaan keuangan dan mengawasi pelaksanaannya untuk mendukung upaya pencapaian
sasaran dan tujuan UP Paiton dengan efektif dan efisien sesuai kontrak kerja yang ditetapkan
direksi. Merencanakan, memonitor, mengevaluasi program administrasi kepegawaian pada
seluruh jenjang jabatan untuk menciptakan sistem SDM yang rapid an tertib dan rapi sesuai
dengan kebijakan yang ditetapkan perusahaan.
-

Supervisor Senior SDM

Membantu manajer dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan kegiatan


dalam bidang SDM yang mencakup sistem dan organisasi bidang SDM serta
menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan, penyediaan fasilitas kerja, pembinaan mutu
terpadu untuk mencapai tujuan perusahaan.
-

Supervisor Senior Umum


Membantu manajer dalam merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan kegiatan
bidang umum untuk mendukung upaya pencapaian sasaran yang telah direncanakan UP
Paiton.Menyusun rencana dan anggaran bidang umum, menjabarkan rencana tersebut
dalam fungsi sekretariat dan humas serta melaksanakan hubungan dengan masyarakat
secara efektif dan efisien.

Supervisor Senior Keuangan


Membantu manajer dalam menyusun rencana dan anggaran bidang pengendalian
keuangan serta menjabarkan rencana tersebut dalam fungsi akuntansi, mencatat secara
sitematis segala transaksi yang mempengaruhi harta dan kewajiban perusahaan sehingga
dapat diketahui laba dan rugi perusahaan.

5. Proses pembangkitannya

Pertama-tama air demin ini berada disebuah tempat bernama Hotwell.


Dari Hotwell, air mengalir menuju Condensate Pump untuk kemudian dipompakan
menuju LP Heater (Low Pressure Heater) yang pungsinya untuk menghangatkan tahap
pertama. Lokasi hotwell dan condensate pump terletak di lantai paling dasar dari
pembangkit atau biasa disebut Ground Floor. Selanjutnya air mengalir masuk
keDeaerator.
Di dearator air akan mengalami proses pelepasan ion-ion mineral yang masih tersisa di
air dan tidak diperlukan seperti Oksigen dan lainnya. Bisa pula dikatakan deaerator
memiliki pungsi untuk menghilangkan buble/balon yang biasa terdapat pada permukaan
air. Agar proses pelepasan ini berlangsung sempurna, suhu air harus memenuhi suhu yang
disyaratkan. Oleh karena itulah selama perjalanan menuju Dearator, air mengalamai
beberapa proses pemanasan oleh peralatan yang disebut LP Heater. Letak dearator berada
di lantai atas (tetapi bukan yang paling atas). Sebagai ilustrasi di PLTU Muara Karang
unit 4, dearator terletak di lantai 5 dari 7 lantai yang ada.

Dari dearator, air turun kembali ke Ground Floor. Sesampainya di Ground Floor, air
langsung dipompakan oleh Boiler Feed Pump/BFP (Pompa air pengisi) menuju Boiler
atau tempat memasak air. Bisa dibayangkan Boiler ini seperti drum, tetapi drum
berukuran raksasa. Air yang dipompakan ini adalah air yang bertekanan tinggi, karena itu
syarat agar uap yang dihasilkan juga bertekanan tinggi. Karena itulah konstruksi PLTU
membuat dearator berada di lantai atas dan BFP berada di lantai dasar. Karena dengan
meluncurnya air dari ketinggian membuat air menjadi bertekanan tinggi.
Sebelum masuk ke Boiler untuk direbus, lagi-lagi air mengalami beberapa proses
pemanasan di HP Heater (High Pressure Heater). Setelah itu barulah air masuk boiler
yang letaknya berada dilantai atas.
Didalam Boiler inilah terjadi proses memasak air untuk menghasilkan uap. Proses ini
memerlukan api yang pada umumnya menggunakan batubara sebagai bahan dasar
pembakaran dengan dibantu oleh udara dari FD Fan (Force Draft Fan) dan pelumas yang
berasal dari Fuel Oil tank.
Bahan bakar dipompakan kedalam boiler melalui Fuel oil Pump. Bahan bakar PLTU
bermacam-macam. Ada yang menggunakan minyak, minyak dan gas atau istilahnya dual
firing dan batubara.
Sedangkan udara diproduksi oleh Force Draft Fan (FD Fan). FD Fan mengambil udara
luar untuk membantu proses pembakaran di boiler. Dalam perjalananya menuju boiler,
udara tersebut dinaikkan suhunya oleh air heater (pemanas udara) agar proses
pembakaran bisa terjadi di boiler.
Kembali ke siklus air. Setelah terjadi pembakaran, air mulai berubah wujud menjadi uap.
Namun uap hasil pembakaran ini belum layak untuk memutar turbin, karena masih
berupa uap jenuh atau uap yang masih mengandung kadar air. Kadar air ini berbahaya
bagi turbin, karena dengan putaran hingga 3000 rpm, setitik air sanggup untuk membuat
sudu-sudu turbin menjadi terkikis.
Untuk menghilangkan kadar air itu, uap jenuh tersebut di keringkan di super heater
sehingga uap yang dihasilkan menjadi uap kering. Uap kering ini yang digunakan untuk
memutar turbin.
Ketika Turbin berhasil berputar berputar maka secara otomastis generator akan berputar,
karena antara turbin dan generator berada pada satu poros. Generator inilah yang
menghasilkan energi listrik.
Pada generator terdapat medan magnet raksasa. Perputaran generator menghasilkan beda
potensial pada magnet tersebut. Beda potensial inilah cikal bakal energi listrik.
Energi listrik itu dikirimkan ke trafo untuk dirubah tegangannya dan kemudian disalurkan
melalui saluran transmisi PLN.

Uap kering yang digunakan untuk memutar turbin akan turun kembali ke lantai dasar.
Uap tersebut mengalami proses kondensasi didalam kondensor sehingga pada akhirnya
berubah wujud kembali menjadi air dan masuk kedalam hotwell.
6. Menjelaskan pentingnya PT. PJB dalam kehidupan masyarakat
Tahun 2016 tema yang diangkat oleh manajemen adalah The Year of Human Capital, SDM dirasa
penting dalam perkembangan bisnis, dan PJB juga memaknai bahwa Sumber Daya Manusia adalah
aset paling penting sehingga berbagai upaya dilakukan untuk mengembangkan SDM yang telah
ada, seperti:
1. Pembuatan kurikulum pembelajaran PJB Academy yang memenuhi kebutuhan strategic
business dan penanaman corporate culture
2. Optimalisasi budaya knowledge sharing dan inovasi sebagai bagian budaya pembelajaran
bagi insan PJB contoh : karya inovasi internal PJB, Knowledge Sharing Forum,Peer Group
Discussion (PGD), Community of Practice (CoP)
3. Pembekalan leadership melalui penugasan pada jabatan diatasnya (job enrichment, job
enlargement, Pelatihan)
4. Rekrutmen experienced
5. Penyiapan kader ekspertise (bidang kontrol instrumen, mekanik turbin, listrik
6. Upaya percepatan peningkatan kompetensi bidang operasi dengan melakukan program shift
5
7. Melakukan sertifikasi bidang Operation, Maintenance and Engineering dan non Operation,
Maintenance and Engineering bertaraf international
8. Melakukan kerjasama program OJT dengan perusahaan bertaraf international (OJT MHPS)
9. Melakukan pelatihan untuk pengetahuan teknologi baru (Ultra Super Critical Boiler)
10. Peningkatan Leadership & Global Talent,
11. Penguatan Budaya Organisasi Berwawasan Bisnis, Optimaliasasi PJB Academy dan
penguatan KM dalam peningkatan kompetensi SDM & Minimalisir Gap Generasi.

**Keseriusan PJB dalam mengurus SDM nya terbukti dengan penghargaan yang diperoleh dari
Indonesia Human Capital Award 2016 akhir Maret lalu.

Tidak tanggung-tanggung, PJB berhasil memborong 3 penghargaan sekaligus yaitu: 1 st The Best
Human Capital (kategori Anak Perusahaan BUMN/BUMN&Affiliation), The Best 10 Human Capital
of the Year 2016 (kategori 10 Besar Human Capital), The Big 5 The Best Human Capital Director
(Kategori HC Director-Leadership).

PJB sebagai perusahaan berskala nasional, dengan nilai aset yang cukup besar, secara otomatis
juga berkontribusi terhadap lingkungan sosial sekitar dan untuk mempertahankan kinerja dan
mencapai target-target perusahaan PJB menyadari bahwa SDM yang berkualitas merupakan kunci,
untuk itu PJB terus menerus mengembangkan tenaga kerjanya dalam bidang teknik dan manajerial.
PJB juga sadar bahwa lingkungan sekitar unit pembangkit merupakan hal penting yang perlu
menjadi perhatian. PJB berkomitmen untuk mampu memberikan kebaikan atau dampak positif
terhadap lingkungan sosial sekitarnya. Hal tersebut diimplementasikan melalui program CSR
Akademi Komunitas (AK), PJB juga mendukung peningkatan pendidikan dan keterampilan
masyarakat di sekitar lokasi pembangkit. Akademi Komunikasi (AK) PJB merupakan bentuk CSR di
bidang pendidikan untuk warga di sekitar unit, bekerjasama dengan PENS-ITS, dimana program
tersebut memberikan beasiswa D-1 bagi lulusan SMA/SMK yang berasal dari golongan kurang
mampu.

Anda mungkin juga menyukai