Anda di halaman 1dari 8

PERAWATAN DAN PERBAIKAN MESIN LISTRIK

SOP Perawatan Motor Induksi 1 Phasa

Dosen Pengampu :

Ony Asrarul Qudsi, S.T., M.T.

Disusun oleh :

Alifirstyoga Benarrizki

1303181043

2 D3 Elektro Industri B

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA


2020
Perawatan motor listrik merupakan salah satu hal yang paling penting untuk
meningkatkan realibility / keandalan proses produksi dalam suatu industri. Dalam berbagai
kegiatan industri yang tentunya penuh dengan proses - proses yang ada, motor listrik merupakan
salah satu equipment atau peralatan yang banyak digunakan untuk menunjang berbagai proses
tersebut. Biasanya motor listrik digunakan sebagai pemutar pompa, blower, atau
juga compressor. Dalam industri manufacture seperti industri semen, industri pupuk, industri
baja, dan lain - lain, motor listrik / motor induksi menjadi penggerak utamanya. Motor listrik
digunakan karena memang sangat mudah untuk digunakan dan dikombinasikan dengan
peralatan lainnya. Namun dibalik kemudahan keguanaannya itu motor listrik juga memerlukan
peralatan agar tetap dapat dijalankan dengan baik dan memiliki ketahanan yang lama. Motor
listrik mempunyai karakteristik masing - masing yang khas, tentunya sesuai pabrikan masing -
masing.

Jenis – Jenis Perawatan :

1. Perawatan yang direncanakan (Planned Maintenance)


2. Perawatan yang tidak direncanakan (Unplanned Maintenance)
Skala Pembagian Jenis Perawatan

Bentuk-bentuk Perawatan :

 Perawatan Preventif (Preventive Maintenance)

Adalah pekerjaan perawatan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan, atau cara
perawatan yang direncanakan untuk pencegahan (preventif). Ruang lingkup pekerjaan preventif
termasuk: inspeksi, perbaikan kecil, pelumasan dan penyetelan, sehingga peralatan atau mesin-
mesin selama beroperasi terhindar dari kerusakan.

 Perawatan Korektif

Adalah pekerjaan perawatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi
fasilitas/peralatan sehingga mencapai standar yang dapat diterima. Dalam perbaikan dapat
dilakukan peningkatan-peningkatan sedemikian rupa, seperti melakukan perubahan atau
modifikasi rancangan agar peralatan menjadi lebih baik.

 Perawatan Berjalan

Dimana pekerjaan perawatan dilakukan ketika fasilitas atau peralatan dalam keadaan bekerja.
Perawatan berjalan diterapkan pada peralatan-peralatan yang harus beroperasi terus dalam
melayani proses produksi.

 Perawatan Prediktif

Perawatan prediktif ini dilakukan untuk mengetahui terjadinya perubahan atau kelainan dalam
kondisi fisik maupun fungsi dari sistem peralatan. Biasanya perawatan prediktif dilakukan
dengan bantuan panca indra atau alat-alat monitor yang canggih.

 Perawatan setelah terjadi kerusakan (Breakdown Maintenance)

Pekerjaan perawatan dilakukan setelah terjadi kerusakan pada peralatan, dan untuk
memperbaikinya harus disiapkan suku cadang, material, alat-alat dan tenaga kerjanya.

 Perawatan Darurat (Emergency Maintenance)

Adalah pekerjaan perbaikan yang harus segera dilakukan karena terjadi kemacetan atau
kerusakan yang tidak terduga.

Disamping jenis-jenis perawatan yang telah disebutkan diatas, terdapat juga beberapa jenis
pekerjaan lain yang bisa dianggap merupakan jenis pekerjaan perawatan seperti :

1. Perawatan dengan cara penggantian (Replacement instead of maintenance)


Perawatan dilakukan dengan cara mengganti peralatan tanpa dilakukan perawatan,
karena harga peralatan pengganti lebih murah bila dibandingkan dengan biaya
perawatannya. Atau alasan lainnya adalah apabila perkembangan teknologi sangat cepat,
peralatan tidak dirancang untuk waktu yang lama, atau banyak komponen rusak tidak
memungkinkan lagi diperbaiki.

2. Penggantian yang direncanakan (Planned Replacement)

Dengan telah ditentukan waktu mengganti peralatan dengan peralatan yang baru, berarti
industri tidak memerlukan waktu lama untuk melakukan perawatan, kecuali untuk
melakukan perawatan dasar yang ringan seperti pelumasan dan penyetelan. Ketika
peralatan telah menurun kondisinya langsung diganti dengan yang baru. Cara
penggantian ini mempunyai keuntungan antara lain, pabrik selalu memiliki peralatan
yang baru dan siap pakai.

Perawatan dan Perbaikan Motor Listrik :

Tujuan Perawatan dan Perbaikan Motor Listrik adalah agar peralatan mencapai umur maksimum
daripada mengganti dengan yang baru. Berikut adalah macammacam perawatan dan perbaikan
pada motor listrik :

1. Current Check

Ketika motor dalam keadaan berjalan kita dapat me monitor keadaan motor dengan
melakukan pengecekan atas arus listrik yang bekerja pada motor. Pastikan arus listrik
yang bekerja pada motor masih dibawah arus maksimal yang tertera pada nameplate
motor, atau juga kita dapat melakukan perhitungan: I max = P / V . cos phi . 1.7
Jika arus kerja motor masih dibawah arus max yang tertera pada nameplate atau hasil
perhitungan maka motor masih dalam keadaan baik.

2. Insulation Resistance Check

Jika motor dalam keadaan mati ( standby) kita dapat melakukakan pengecekan berapa
tahanan isolasi yang ada pada motor sekarang dengan menggunakan insulation tester
atau lebih dikenal dengan megger. Ukur tahanan isolasi tiap phasa terhadap ground jika
tahanan isolasinya lebih dari 5 Mega Ohm artinya motor dalam keadaan baik karena jika
lebih kecil dari 1 mega Ohm artinya keadaan lilitan terhadap ground lembab dan bisa
mengakibatkan short ciruit Ketika motor dijalankan.
3. Temperature Check

Pada nameplate motor selalu tertera insulation class yang menerangkan tentang
ketahanan isolasi motor terhadap suhu kerja. Pengecekan ini bisa kita lakukan dengan
visual check atau akan lebih akurat jika kita menggunakan temperature gun. Pengecekan
suhu ini dilakukan untuk memastikan agar motor tidak mengalami overheating saat
dijalankan.

4. Repairation

Lalu langkah apa yang dapat kita lakukan jika terjadi kerusakan terhadap motor artinya
motor tersebut mati total dan tidak dapat dijalankan. Pada dasarnya sesuai dengan prinsip
kerja motor bahwa gerakan pada motor dihasilkan dari induksi elektromagnetik yang
terjadi sehingga jika tidak terjadi putaran hal pertama yang perku kita periksa adalah
apakah lilitan pada motor yang menghasilkan induksi elektromagnetik itu dalam kondisi
baik atau tidak.

Strategi Perawatan :

Pemilihan program perawatan akan mempengaruhi kelangsungan produktivitas produksi


pabrik. Perlu dipertimbangkan secara cermat mengenai bentuk perawatan yang akan digunakan
terutama berkaitan dengan kebutuhan produksi, waktu, biaya, keterandalan tenaga perawatan
dan kondisi peralatan yang dikerjakan. Dalam menentukan strategi perawatan, kesulitan yang
sering dihadapi antara lain :

 Tenaga kerja yang terampil


 Ahli teknik yang berpengalaman
 Instrumentasi yang cukup mendukung
 Kerja sama yang baik di antara bagian perawatan
 Umur peralatan mesin produksi

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan strategi perawatan :

 Tingkat kapasitas pemakaian mesin

 Kesiapan suku cadang

 Kemampuan bagian perawatan untuk cepat


 Situasi pasar, kesiapan dana dan lain – lain

Peningkatan perawatan :

Hampir semua inti motor dibuat dari baja silikon atau baja gulung dingin yang
dihilangkan karbonnya, sifat-sifat listriknya tidak berubah dengan usia. Walau begitu,
perawatan yang buruk dapat memperburuk efisiensi motor karena umur motor dan
operasi yang tidak handal. Sebagai contoh, pelumasan yang tidak benar dapat menyebabkan
meningkatnya gesekan pada motor dan penggerak transmisi peralatan. Kehilangan
resistansi pada motor, yang meningkat dengan kenaikan suhu. Kondisi ambien dapat juga
memiliki pengaruh yang merusak pada kinerja motor. Sebagai contoh, suhu ekstrim, kadar
debu yang tinggi, atmosfir yang korosif, dan kelembaban dapat merusak sifat-sifat bahan
isolasi; tekanan mekanis karena siklus pembebanan dapat mengakibatkan kesalahan
penggabungan. Perawatan yang tepat diperlukan untuk menjaga kinerja motor. Sebuah
daftar periksa praktek perawatan yang baik akan meliputi sebagai berikut :

1. Pemeriksaan motor secara teratur untuk pemakaian bearings dan rumahnya (untuk
mengurangi kehilangan karena gesekan) dan untuk kotoran/debu pada saluran
ventilasi motor (untuk menjamin pendinginan motor)

2. Pemeriksaan kondisi beban untuk meyakinkan bahwa motor tidak kelebihan atau
kekurangan beban. Perubahan pada beban motor dari pengujian terakhir
mengindikasikan suatu perubahan pada beban yang digerakkan, penyebabnya yang
harus diketahui.

3. Pemberian pelumas secara teratur. Fihak pembuat biasanya memberi


rekomendasi untuk cara dan waktu pelumasan motor. Pelumasan yang tidak cukup
dapat menimbulkan masalah, seperti yang telah diterangkan diatas. Pelumasan
yang berlebihan dapat juga menimbulkan masalah, misalnya minyak atau
gemuk yang berlebihan dari bearing motor dapat masuk ke motor dan
menjenuhkan bahan isolasi motor, menyebabkan kegagalan dini atau
mengakibatkan resiko kebakaran.

4. Pemeriksaan secara berkala untuk sambungan motor yang benar dan


peralatan yang digerakkan. Sambungan yang tidak benar dapat
mengakibatkan sumbu as dan bearings lebih cepat aus, mengakibatkan
kerusakan terhadap motor dan peralatan yang digerakkan.
5. Dipastikan bahwa kawat pemasok dan ukuran kotak terminal dan
pemasangannya benar. Sambungan-sambungan pada motor dan starter harus
diperiksa untuk meyakinkan kebersihan dan kekencangnya.

6. Penyediaan ventilasi yang cukup dan menjaga agar saluran pendingin motor bersih
untuk membantu penghilangan panas untuk mengurangi kehilangan yang
berlebihan. Umur isolasi pada motor akan lebih lama: untuk setiap kenaikan
suhu operasi motor 10˚C diatas suhu puncak yang direkomendasikan,
waktu pegulungan ulang akan lebih cepat, diperkirakan separuhnya.

PROSEDUR MEMBONGKAR MOTOR LISTRIK :

Sebelum membongkar motor listrik, lakukan terlebih dahulu performance test dalam rangka
pengambilan data-data dalam keadaan operasi maupun keadaan stop.
 Dalam keadaan operasi data-data yang diperlukan adalah :
● Arus start motor, baik berbeban maupun tidak berbeban
● Arus nominal motor, masing-masing fasa
● Putaran (RPM)
 Lakukan koordinasi dengan pihak operator untuk pemasangan tagging baik terhadap
switch untuk start, breaker maupun katup-katup serta melaporkan pihak K3&L untuk
menjamin lingkungan bebas dar bahaya kerja maupun kesehatan kerja
 Selanjutnya motor dapat distop dan bebaskan power suplai ke motor maupun sistem
kontrolnya.
 Tutup katup-katup yang berhubungan kepompa.
 Lepas tutup terminal pada motor, lakukan pengecekan untuk menyakinkan tegangan
sudah tidak ada (terisolir).
 Lepaskan kabel power suplai pada terminal dan beri tanda agar polaritas tidak
tertukar.
 Beri isolasi pada ujung-ujung (bagian terbuka)
 Lakukan pengukuran yaitu :
● Belitan dengan body, tahanan isolasi antar fasa dan tahanan isolasi antara fasa
dengan body maupun fasa dengan netral (bila dilengkapi).
● Cara pengukuran dengan menggunakan megger seperti tsb dibawah

Gambar 3.1 Pengukuran dengan megger

 Lepas kopling atau pulley yang menghubungkan motor ke pompa atau keperalatan
lain, khusus untuk kopling diberi tanda untuk menentukan kedudukan semula
 Lepaskan spi untuk kopling
 Buka baut-baut tutup kipas, lepaskan baut/lock kipas dan lepaskan kipasnya.
 Sebelum melepas motor, baik sisi kipas maupun sisi kopling, beri tanda dengan drip
pada sisi kiri dan kanan.
 Lepaskan baut pengikat antara breaket / cover dengan motor.
 Lepaskan kedua breaket/ cover sisi Drive End ( depan ) dan sisi Non Drive
 End ( belakang )
 Semua komponen motor diletakkan pada tempat yang bersih.

Anda mungkin juga menyukai