Anda di halaman 1dari 1

KARMINA

Karmina sebenarnya adalah pantun. Yaitu pantun yang jumlah baris lebih padat.
Pantun karmina hanya terdiri dari dua baris. Satu sampiran dan satu isi. Lain halnya
dengan pantun yang terdiri atas empat baris. Dua sampiran dan dua isi. Karmina
mempunyai pola aa. Jadi, baris pertama dan baris yang kedua harus mempunyai rima
yang sama atau bunyi akhir yang sama.
Karmina biasanya berisi nasihat yang jenaka, atau hanya sekadar ejekan atau
sindiran halus. Karmina hanya dipakai untuk lelucon atau sekedar hiburan di waktu
senggang.
Karmina juga merupakan warisan dari budaya Melayu, hanya saja karmina lebih
sering digunakan dalam budaya betawi. Terutama dalam bentuk teater rakyat, yaitu
lenong betawi. Namun, orang betawi itu sendiri menyebut itu pantun, padahal kosakata
yang mereka gunakan lebih sederhana.
Hal ini mereka namakan pantun, padahal unsure pantun itu harus mempunyai dua
sampiran dan dua isi. Mungkin karena orang Indonesia itu malas berkosakata dan mau
yang instant maka hal itu dinamakan pantun. Atau mungkin juga istilah karmina sendiri
tidak sepopuler pantun itu sendiri sehingga orang yang menyebut pantun singkat
(karmina) itu disebut dengan pantun.
Karmina dikenal masyarakat melayu seperti halnya mereka mengenal pantun.
Hanya pantun lebih popular karena istilah pantun lebih sering digunakan dalam
percakapan sehari-hari sedangkan karmina tidak. Inilah yang membuat istilah karmina
tidak begitu dikenal banyak orang.
Karmina biasa digunakan untuk membuat pantun anak-anak. Karena anak-anak
mempunyai jumlah kosakata yang terbatas maka pantun yang tepat buat mereka adalah
karmina.
Karmina memiliki ciri-ciri:
Memiliki satu baris sampiran dan satu isi.
Bersajak aa..
Semua baris diawali huruf kapital.
Berisi nasihat atau sindiran yang halus.
Contoh karmina:
Sudah gaharu cendana pula
Sudah tahu masih bertanya pula
Dahulu parang, sekarang besi
Dahulu sayang sekarang benci
Bunga mawar, bunga melati
Apakah dengar, kekasih hati

Anda mungkin juga menyukai